“Menang……” Qin Dingdong terdiam sejenak, “Tidak ada seorang pun yang bisa menjamin pemberontakan kita kali ini benar-benar akan menang… Chen Junnan, jangan terus tinggal di sini, buru-buru cari sebuah 「pintu」 untuk turun. Jika situasi berubah, ingat untuk menyimpan kemampuanmu. 「Ingatan」mu mungkin bisa memimpin pemberontakan berikutnya……”
“Apa maksud omongan ini, bangsat?” Chen Junnan tertegun setelah mendengarnya, “Noona Musim Dingin… Sebenarnya dengan mentalitas apa kamu menjalankan tugas ini?”
“Aku… Ceritanya panjang…” Qin Dingdong mengulurkan tangan dan mencengkeram Chen Junnan dengan kuat, ekspresinya sangat rumit, “Chen Junnan… Dengarkan, Wei Yang tidak percaya Qi Xia akhirnya akan memimpin kita kabur… Aku juga tidak percaya.”
“Apa…?” Chen Junnan terhenti, buru-buru memotong, “Noona, katakan sendiri, kamu lebih percaya penipu tua itu atau Lao Qi?”
“Aku sulit mempercayai salah satu dari mereka berdua.” Qin Dingdong berbisik, lalu melangkah maju mendekati telinga Chen Junnan dan bergetar pelan, “Chen Junnan, Wei Yang menduga Qi Xia ingin mengemudikan 「kereta api」 untuk kabur... Tapi tidakkah kamu merasa ini aneh...”
“A-Aneh di mana?” Chen Junnan bertanya dengan ragu.
“Tugas Wei Yang memang aneh.” Qin Dingdong membuka mulut, “Dari dulu dia sudah menerima tugas ini, selitus menyusup ke dalam 「Penduduk asli」, juga memimpin mereka untuk merusak semua 「pintu」 di 「kereta api」. Sekarang dia menyerah, jadi aku yang mengambil alih tugas ini.”
“Hah……?”
Chen Junnan terdiam sejenak, sepertinya mengerti dari mana kebingungan Qin Dingdong berasal.
“Chen Junnan... Trik licikmu jauh lebih banyak dariku. Katakan, jika kita menghancurkan semua 「pintu」, meski 「kereta api」 sampai di stasiun berikutnya... Bagaimana kita bisa pergi?”
Pertanyaan Qin Dingdong membuat Chen Junnan terbungkam sejenak.
“Yang terperangkap「mati」bukan hanya semua「shio」……” Sorot mata Qin Dingdong mulai redup, “Tapi juga semua「peserta」yang ikut dalam pemberontakan ini. Setelah segalanya mereda, tak satu pun dari kita bisa pergi.”
“Noona, noona…… Jangan-jangan kau terlalu parno?” Chen Junnan membuka mulut, “Lao Qi kan dulu bilang……”
“Chen Junnan…… Kau tak boleh terlalu percaya pada Qi Xia, harus lebih banyak mikirin diri sendiri.” Qin Dingdong berkata, “Meski kedengarannya seperti provokasi, tapi rencana ini benar-benar ada kejanggalan yang kontradiktif…… Aku tak percaya orang secerdas dia akan membuat rencana yang kontradiktif.”
Chen Junnan terdiam sejenak setelah mendengar, lalu menemukan kejanggalan lagi: “Tapi noona, kau sekarang sedang merusak「pintu」…… Kalau memang tak percaya, mengapa harus sampai sejauh ini?”
“Aku punya alasan sendiri.” Qin Dingdong membuka mulut, “Aku ingin mencari tahu siapa diriku sebenarnya, juga ingin membantu Wei Yang untuk terakhir kalinya. Meski aku sangat kesal padanya, tapi dari beberapa sisi dia bisa dibilang menyelamatkanku. Jadi aku harus datang ke「kereta api」untuk menyelesaikan urusannya. Hanya dengan berada di dekat inti tempat ini, aku mungkin bisa menemukan rahasia tentang diriku sendiri.”
Chen Junnan mencerna perkataan itu sejenak, lalu berkata: “Noona, aku tidak tahu cara meyakinkanmu. Dulu aku juga pernah mencurigai Lao Qi, tapi pengalaman berkali-kali membuktikan dia benar.”
“Tapi dia mendekatimu dengan tujuan.” Qin Dingdong melanjutkan, “Begitu seseorang mendekatimu dengan tujuan, kamu tidak boleh percaya omongannya. Bagaimanapun, setiap kata yang diucapkan dan setiap hal yang dilakukan semata untuk mencapai tujuannya sendiri. Kamu bukan idiot, logika ini lebih kamu pahami daripadaku.”
Chen Junnan terdiam lama, kemudian berkata: "Noona, 「tujuan」 Lao Qi sudah melampaui keegoisan dalam arti duniawi. Artinya, jika dia benar-benar memiliki 「tujuan」 apapun, aku sama sekali tidak perlu khawatir bahwa 「tujuan」 itu akan membahayakanku. 「Tujuan」 ini tidak akan memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri maupun kerugian bagiku. Karena hal yang ingin dilakukannya berada di luar pemahamanku, semacam koordinasi yang lebih makro dan melampaui sifat manusia. Ini tidak perlu, dan tidak seharusnya kucampuri."
Qin Dingdong menatap mata Chen Junnan cukup lama setelah mendengar itu, akhirnya menghela napas dan berkata: "Baik... Chen Junnan, meski aku tak bisa memahami 「tujuan」-nya, bagaimana pendapatmu tentang masalah 「pintu」 ini? Dia tidak meninggalkan 「jalan hidup」 bagi semua 「peserta」, bagaimana kamu menjelaskan hal ini?"
“Satu-satunya jawabanku adalah aku percaya pada Lao Qi.” Chen Junnan membuka mulut, “Karena 「merusak pintu」 memang bagian dari rencananya, maka aku akan membantunya menyelesaikan rencana ini. Sebelumnya aku sempat khawatir jangan-jangan ini malah bikin ribut, sekarang kehadiranmu membuatku semakin yakin dengan ide ini.”
“Kamu... Baiklah, kamu ya kamu, aku ya aku. Entah kamu percaya padanya atau tidak, aku tetap meninggalkan jalan keluar untuk Semuanya...” Qin Dingdong berkata, “Aku tidak berniat benar-benar menghancurkan semua 「pintu」 ini, jadi kita mulai merusak dari ruangan 「area wawancara」, tapi menyisakan semua 「area kerja」...”
Pesannya belum selesai, Qin Dingdong terdiam karena menemukan semua 「pintu」 di sekitar sini seolah telah dihancurkan.
“Kamu... Chen Junnan...” Qin Dingdong perlahan membelalakkan mata, “Kau menghancurkan 「pintu」 di 「area kerja」?!”
“Betul.” Chen Junnan membalas, “Laozi tidak mikir panjang, asal merasa bisa membantu Lao Qi, langsung saja dicoba.”
Qin Dingdong merasa dirinya seolah memasuki situasi Sulit untuk Mundur atau Maju, sementara tidak tahu harus berbuat apa.
Melihat kedua orang itu menyelesaikan percakapan, Kim Wonhoon datang bersama Banteng Tanah sambil bertanya pelan, "Kak, noona, apakah kalian sudah selesai berkomplot?"
Ucapan Kim Wonhoon membuat Qin Dingdong mengedipkan mata sinis, ia menoleh: "Kamu terlihat polos, kenapa bicaramu begitu norak? Bagaimana cara menghitung sudah selesai berkomplot?"
"Hah?" Kim Wonhoon tak paham maksud kalimat ini.
Banteng Tanah juga tertawa gelak, hanya bisa menggeleng: "Belajar bahasa Han dari siapa kamu ini?"
"Aku belajar dari..." Kim Wonhoon mengulurkan jari, belum sempat menunjuk Chen Junnan, sudah dirangkul bahunya oleh Chen Junnan yang berlari mendekat.
"Wah! Xiao Jin! Kemampuan bahasa Hanmu masih perlu diasah!" Chen Junnan tertawa lalu menatap Banteng Tanah, "Noona, perkenalkan, ini..."
“Aku bertemu di jalan orang asing.” Qin Dingdong menghela napas, 「Qi Xia tidak hanya memberikan kejelasan tugas ini kepada Wei Yang, tapi juga kepada Banteng Tanah ini. Dia ingin menghancurkan semua 「pintu」 secara menyeluruh, bahkan mengira kekuatan orang biasa saja belum cukup, perlu campur tangan 「tingkat bumi」. Itulah alasan mengapa aku begitu bersemangat.」
“Seorang 「tingkat bumi」 yang khusus bertugas menghancurkan 「pintu」……?” Chen Junnan memandang Banteng Tanah di hadapannya.
Posturnya ramping tapi berotot, setelan jas pendek yang dipotong rapi memantulkan bayangan otot perut yang samar.
「Senang bertemu.」 Banteng Tanah membuka mulut, 「Entah kalian punya masalah apa dengan rencana kali ini, aku harus menuruti tanpa syarat. Untuk bisa mengulur waktu bagi diriku sendiri, aku bahkan mengkhianati semua 「tingkat bumi」 yang ikut aktivitas kali ini, membuat mereka menunda-nunda 「tingkat langit」 untukku. Jadi aku tidak bisa diganggu.」
“Kamu sendirian mengkhianati semua 「tingkat bumi」 yang memberontak?” Chen Junnan merasa Banteng Tanah ini juga termasuk pejuang sejati.
