Tianlong tak lagi berbicara, hanya berdiri dari sudut pandang pengamat menyaksikan seluruh rencana ini.
Bahkan Tianlong yang berpikir lebih dalam seperti ini, setelah melihat seluruh aksi, hanya bisa menghela napas pelan sambil bergumam "menakjubkan".
Sejak 「Catur Cangjie」 dimulai, rencana telah sepenuhnya dijalankan.
Naga Bumi sebagai mata rantai pertama seluruh rencana, harus sengaja 「mati」 di dalam 「Catur Cangjie」. Setelah kematiannya, sihir yang bernama 「Pemblokiran」 menghilang, orang-orang yang hampir gila mulai perlahan pulih ingatannya.
Pada saat yang sama, di luar lokasi 「Catur Cangjie」, sebuah tim mulai membongkar Lonceng Besar dan layar. Pasukan yang terpecah-pecah ini bernama 「Jidao」.
Langkah ini tidak hanya membuat 「sihir」 semua orang menjadi lebih kuat, tetapi juga menambah banyak orang gila, sementara yang pulih ingatannya semakin bertambah.
Sedangkan untuk bisa menembus Qinglong, harus diatur pasukan terpercaya untuk menghilangkan 「Makhluk Suci」. Pasukan yang rela membakar diri ini bernama 「Kucing」.
Rencana kedua tim sama-sama memiliki celah kecil, celah-celah ini ditambal oleh tim cadangan, pasukan yang bagaikan ngengat terbang menuju api ini bernama「Surga Firdaus」.
Lalu, semua orang membangunkan「Penduduk asli」、menduduki koridor、membebaskan「semut」、membunuh「tingkat langit」、menyelam ke「depan mobil」, berbagai hal yang「tidak mungkin」terselesaikan hampir berjalan mulus berkat persatuan yang bulat.
Selanjutnya adalah menembus「Qinglong」.
Qi Xia dalam rencana kali ini bahkan secara delusional memerintahkan seorang「Bencana Air」untuk menyeberangi seluruh koridor mencapai「depan mobil」, dikirim ke ruangan Qinglong, dan melalui sugesti jangka panjang membuat「Bencana Air」bertekad bulat mengabdi pada Qinglong.
Dengan begitu, Qinglong bahkan belum memasuki fase akhir, sudah mulai goyah kepercayaan、sihir kacau-balau、hati manusia terpecah-belah、'nasib' merosot.
Dalam legenda, Makhluk Suci Qinglong bertahta di Timur, satu jurus「Bencana Air Dialihkan ke Timur」telah mempersiapkan jalan menuju kekalahan bagi sang naga.
Tianlong saat ini tak bisa menahan diri untuk berpikir, bagaimana jika dirinya berada dalam perangkap seperti ini... Bagaimana cara menjamin agar tidak kalah?
Satu-satunya metode memecahkan mungkin adalah mengetahui rencana lebih dulu, lalu membunuh semua orang yang terlibat.
Bagaimanapun, setiap mata rantai dalam rencana ini relatif independen. Tak peduli siapa yang 「mati」, bagian yang tersisa tetap berjalan teratur. Dalam rencana yang terlihat rapi ini, banyak orang bahkan tidak mengenal rekan setim mereka sendiri.
Hal ini menyebabkan meskipun orang yang mati akan memperlambat perkembangan tugas sampai batas tertentu, tak peduli seberapa , mereka tetap memiliki harapan menjadi pemenang.
Dipikir-pikir, baik membunuh pemimpin 「Jidao」, pemimpin 「Kucing」, pemimpin 「Surga Firdaus」, ataupun membunuh Qi Xia sendiri, pasti akan ada yang mengisi rencana ini.
Jadi untuk menghentikan kerusakan menyeluruh ini, harus sebisa mungkin membunuh semua orang.
Tapi meski logikanya begitu……seluruh rencana ini bahkan bisa menutupi 「membaca pikiran」 Tianlong dan 「Dewi Pendengaran」 Anjing Langit, kok bisa mudah diketahui orang?
Dalam mimpi, semakin akhir rencana ini, Tianlong semakin merasa situasi tidak beres.
Kali ini pemberontakan seolah berbeda dengan pemberontakan yang baru saja dialami.
Karena Tianlong sebagian besar waktu berada dalam keadaan tertidur lelap, dia tidak begitu jelas perbedaan lainnya, satu-satunya perasaan nyata adalah tidak ada bagian tentang 「pohon」 dalam aksi kali ini.
Dalam mimpi, dua 「Tian Xingjian」 mengeluarkan semua jurus mematikan, satu orang bertanggung jawab untuk menyerang Qinglong, satu orang menyerang Tianlong yang duduk di takhta.
Meski Qinglong ingin Tianlong 「mati」, tapi karena tidak bisa membuka 「Bunga Kembar」, terpaksa melindungi Tianlong. Namun di bawah koordinasi brilian dua lawan, Qinglong yang membawa titik lemah besar terus terdesak mundur, akhirnya dipojokkan ke sudut mati.
Sejak saat ini, situasi mulai perlahan melampaui perkiraan Tianlong yang hanya menjadi penonton.
Kedua orang tersebut secara tidak sengaja berhasil melukai 「Perampas Hati」 yang terletak di jantung Qinglong.
Situasi kemudian berubah drastis. Tanpa cara untuk mengontrol lawan, hanya dalam beberapa ronde pertarungan, seluruh bola mata dalam organ-organ dalam Qinglong telah hancur. Menghadapi daya rusak besar「Tian Xingjian」, kecepatan perbaikan diri sama sekali tidak cukup untuk menjaga「nyawa」Qinglong.
Sementara itu, Tianlong di atas singgasana mulai mengeluarkan darah dari sudut mulutnya saat Qinglong hampir「mati」.「Bunga Kembar」mereka yang merasakan satu pihak hampir tewas mulai「berlaku」.
Dua「Tian Xingjian」tahu tak boleh buang waktu. Mereka harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membasmi kedua Naga sekaligus. Dengan menguras semua「nyawa」dan mengumpulkan seluruh kekuatan, mereka meningkatkan cara menyerang ke Qinglong.
Saat Qinglong hampir tewas, Tianlong akhirnya membuka matanya. Tapi「Kehidupan」nya「」telah sampai di ujung.
Setelah meninjau situasi saat ini dengan cepat, Tianlong tahu sudah tidak mungkin lagi untuk mengubah keadaan, lalu menggunakan seluruh sisa 「kepercayaan」nya untuk mengaktifkan 「Pemisahan」 terkuat sepanjang sejarah. Atas nama 「Dewa」, dia memimpin seluruh penghuni 「Taoyuan」 untuk ikut mati bersamanya.
Dia tidak hanya 「memisahkan」 seluruh 「kereta api」, tapi juga 「memisahkan」 setiap karakter yang aktif di 「kereta api」 dan 「Taoyuan」. Dia tahu begitu dirinya tewas, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah melarang siapapun untuk 「kabur」. Karena dirinya belum benar-benar menjadi 「Dewa」, maka rencana 「Proyek Taoyuan」 kali ini sama sekali tidak boleh terbongkar.
Maka 「peserta」, 「Makhluk Suci」, 「tingkat langit」, 「tingkat bumi」, 「level dalang」, 「orang gila」, 「semut」—tujuh jenis identitas manusia semuanya berubah menjadi bubuk dalam malapetaka ini. Bahkan Tianlong dan Qinglong pun tewas dalam pemberontakan ini.
Awalnya dikira bahwa 「Pemisahan」 terbesar kali ini akan membuat seluruh「Taoyuan」termasuk「kereta api」menjadi「Tak Ada yang Selamat」, bahkan Xu Liunian yang sempat menjadi「peserta」pun sudah mati. Tapi Tianlong saat itu tidak menyangka bahwa「Pemisahan」skala besar ini akan melupakan dua orang.
Keduanya, karena kebetulan kosmik, persis tidak termasuk dalam tujuh identitas yang disebutkan di atas.
Pertama adalah Bai Hu, pemuda sebatang kara yang diusir dari jajaran「Makhluk Suci」, berkeliaran sepanjang hari di sekitar Lonceng Besar「Taoyuan」.
Kedua adalah Qi Xia yang telah melepaskan diri dari kategori「peserta」, terjebak di antara manusia dan semi-dewa.
Tapi saat ini, perhatian Tianlong sebagai pengamat sama sekali tidak tertuju pada dua penyintas ini, hanya merenungkan kembali kejanggalan lain.
“Apa yang... terjadi?” gumam Tianlong, “Domba Putih... Kalian berhasil membunuhku?”
「Bersabarlah.」Suara Qi Xia menggema dari kehamparaan, 「Keabadian... baru saja dimulai.」
Tianlong tak lagi bicara, hanya mengikuti ingatan Qi Xia dalam mimpi itu maju terus.
Karena saat itu 「Qi Xia」 berada di dalam 「kereta api」, ketika Tianlong melakukan 「Pemisahan」 pada seluruh 「kereta api」, dia langsung terjatuh ke dalam kegelapan tak bertepi di bawah kakinya.
Kegelapan tak bertepi kali ini memiliki perbedaan besar dengan sebelumnya, tidak ada cahaya sama sekali di sekeliling.
Saat itu Qi Xia tidak tahu bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang bertahan hidup di 「Taoyuan」 selain Bai Hu.
Dia berjuang dalam gelap gulita sambil terus terjatuh.
Dia tidak mengerti sebenarnya jatuh ke mana, hanya tahu bahwa dirinya terus-menerus terjerumus ke dalam kegelapan tak bertepi.
Setelah terjatuh entah berapa lama, barulah Qi Xia mulai mencoba mengontrol pikirannya. Dia meyakinkan diri bahwa di sini tidak perlu terjatuh, cukup mengambang saja.
Tapi tingkat kesulitan langkah ini memang cukup tinggi, mengingat Qi Xia terjatuh tanpa persiapan saat 「kereta api」 runtuh. Memberi tahu alam bawah sadar bahwa tidak perlu terjatuh dalam kondisi prasyarat seperti ini, bagi siapapun bukanlah perkara mudah.
Setelah mengalami kegagalan berkali-kali, setelah perlahan terbiasa dengan rasa terjatuh, Qi Xia akhirnya berhasil mengontrol alam bawah sadarnya dan membuat dirinya perlahan stabil.
Tapi selain bisa membuat posturnya stabil, dia sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa.
Dia tak pernah menyangka setelah mengalahkan Tianlong, pemandangan yang menunggunya akan seperti ini.
Tak ada arah, tak ada suara, tak ada cahaya, bahkan tak ada waktu dan ruangan.
Jadi sekarang ini menang…… atau kalah? Bagaimana keadaan orang lain sebenarnya?
Adakah yang berhasil melarikan diri dari「kereta api」? Adakah yang kembali berkuasa di「Taoyuan」?
Dari saat ini, 「keabadian」 yang hanya miliknya resmi dimulai.
