Bahkan Tianlong pun tidak menyangka, tindakan nekat dan gila Qi Xia yang mengambil risiko besar ini ternyata mendapatkan pengakuan.
Ruang ini secara resmi memiliki sebuah dunia, yang terhubung dengan ruang hampa.
“Bercanda apa ini……” Tianlong mengangkat kepala, berteriak ke arah hamparan bintang kecil di langit, “Bahkan ini bisa dianggap sebagai sebuah dunia? Apa kalian tidak membuka mata dan melihat dengan baik? Si 「pencipta」 ini telah menipu kalian! Semua orang di sini kecuali dia adalah palsu!!”
Tapi kali ini timbangan langit tidak berpihak pada Tianlong. 「Detik berikutnya」, lebih banyak bintang bermunculan di langit.
Tak terhitung 「pintu」 menyala saat ini, membentuk galaksi luas bagai sungai bintang.
Bintang-bintang itu berkedip dari ribuan li jauhnya, memandang dari atas dunia baru yang utuh ini.
Melihat ini, Tianlong tak bisa menahan senyum pahit.
Sungguh mengerikan sang Dewa Penipuan?
Dengan membawa dua juta orang tanpa wajah, dia bahkan berhasil menipu hukum Langit dan Bumi.
Qi Xia juga pada saat ini menundukkan kepala, mengulurkan tangan dan merobek 「tanah」 di bawah kakinya, lalu menatap ke dalam.
Di bawah tanah masih dapat melihat bintang-bintang.
Dunia yang diciptakannya sendiri telah dikepung oleh 「pintu」.
Sebuah 「Penipuan Dewa」 telah berhasil diselesaikan hingga saat ini.
“Domba Putih... Bagaimana caramu membalikkan waktu?” Tianlong bertanya dengan suara parau dan sorot mata yang tua, “Meski kamu adalah 「Pencipta」, kamu hanya memiliki 「Kehidupan Abadi」, tapi bagaimana mungkin 「waktu」 bisa dikontrol?”
「Tianlong, dalam 「Taoyuan」 yang kamu kuasai, dalang adalah waktu. Jika aku bisa mengontrol dalang, maka aku bisa mengontrol waktu.」
“Kamu...” Tianlong semakin bingung, ia tidak merasa senang dengan kemunculan kembali suara Qi Xia, malah semakin penasaran, “Domba Putih... Kenapa? Padahal di saat seperti ini kamu bisa pergi ke mana saja... tapi malah kembali ke 「Taoyuan」 untuk membalikkan waktu?”
「Karena aku sudah berjanji pada mereka.」 Jawab Qi Xia dari dalam kehampaan, 「Aku akan membebaskan semua orang di Tanah Akhir, bukan hanya diriku sendiri.」
Tianlong saat ini merasakan ketidakberdayaan yang mendalam, seakan-akan baru menyadari segalanya.
Qi Xia menemukan jalan kabur dalam 「keabadian」 ini, tapi alih-alih melarikan diri ke ruang lain, malah kembali ke 「Taoyuan」.
Dia bertekad mengulang semua peristiwa yang pernah terjadi. Untuk satu kesempatan ini, dia rela membuat seluruh dunia.
Sekarang...?
Menurut penjelasannya, saat ini dia sudah berhasil.
Semua yang dijanjikannya telah ditepati, tidak ada satu pun yang ditipunya.
Tapi bagaimana caranya?
Bukan... Masalahnya bukan di sini. Masalahnya Tianlong tahu「keabadian」ini akhirnya akan mengarah pada kekalahannya sendiri, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Dia hanya bisa menatap waktu yang berlalu detik demi detik, akhirnya mengarah pada akhir yang menyedihkan.
「Tianlong, naga yang begitu kerdil?」 Qi Xia kembali bertanya pelan, 「Pernahkah kau sedetik pun memikirkan jalan depan untuk semua makhluk?」
“Aku...”
「Pernahkah kau sedetik pun merasakan penderitaan keabadian?」
“Aku...”
「Kamu dan Qinglong tidak ada bedanya, kalian menikmati kengerian dan persembahan orang lain tapi sama sekali tidak memberi imbalan. Ini membuktikan kalian「」tidak layak menjadi Dewa.」
Saat Qi Xia berbicara, ribuan bintang di langit kembali memancarkan cahaya menyilaukan.
Tianlong menatap dunia daging dan darah yang tak berujung ini, memandang galaksi bercahaya di angkasa, mendengar suara Qi Xia dari kehampaan, seluruh sosoknya mulai gemetar halus.
Perasaan ini benar-benar aneh.
Dia merasa seperti ditekan oleh kekuatan besar yang tak terkira.
Seperti tekanan dari「Dewa Ilahi」.
Pihak lawan memiliki「Dewa Ilahi」yang berkali-kali lipat lebih kuat darinya.
Perasaan seperti ini hanya pernah dialaminya saat berhadapan dengan「tuan」dulu.
Baru sekarang Tianlong menyadari dia sama sekali tidak mungkin menang. Antara dirinya dan Qi Xia dalam「keabadian」ini telah terbentang perbedaan sebesar jurang.
Selanjutnya, Qi Xia mulai memanggil 「pintu」 yang diinginkannya di tengah hamparan bintang-bintang. Dia mengejar sebuah 「pintu」 yang didambakan, tapi ini tetap merupakan taruhan besar.
Dia harus meyakini alam bawah sadarnya bahwa yang diinginkan bukanlah 「kabur」, melainkan kembali ke 「Tanah Akhir」.
Hanya dengan membawa kerinduan terkuat akan 「Tanah Akhir」 dan niat membunuh terkuat terhadap Tianlong, barulah dia bisa berhasil memanggil 「pintu」 yang menuju ke 「Taoyuan」.
Tanpa kejadian tak terduga, Qi Xia kembali mengalami kegagalan berkali-kali.
Tapi waktu sama sekali tak bernilai baginya, dia mulai menjelajahi keabadian dalam ketakterhinggaan.
Meski tubuhnya sudah dipenuhi Dewa Ilahi, tak ada cara apapun untuk membuat hatinya merindukan 「Tanah Akhir」.
Tempat itu dipenuhi 『pembantaian』, 「kebohongan」, dan putus asa. Langit di sana lebih merah darah dibanding sini, baunya busuk dahsyat.
Setiap orang yang ingin diselamatkannya punya dosa, dia harus menghadapi tak terhitung monster dengan tubuh daging dan darah.
Mengapa harus merindukan dunia seperti ini?
Dia hanya secara mekanis dan mati rasa memanggil setiap 「pintu」 ke hadapan ruangannya sendiri, menggantikan 「pintu」 ruangannya sendiri.
Setiap kali 「pintu」 ini dibuka, pemandangan yang benar-benar baru muncul: ada pegunungan sungai danau yang asli, dunia berwarna-warni dengan lalu lintas ramai, tapi dia menghancurkan setiap 「pintu」 yang salah.
Mungkin seperti yang pernah dia katakan, jika sudah mengetahui jalan menuju kemenangan, tidak perlu mencari jalan pintas saat ini.
Semuanya untuk kembali ke 「Taoyuan」, dia perlu membuka pintu dan menyaksikan akhir.
Akhirnya di suatu 「hari」 dalam 「keabadian」, Qi Xia membuka pintu ruangan di depannya dan menemukan kehampaan di luar.
Kehampaan yang familiar, yang tak memiliki apa-apa.
Ini adalah 「Stasiun Ketiga」.
Qi Xia menatap kehampaan ini lama sekali, mata yang seperti genangan air mati perlahan menyala dengan cahaya, dia menemukan ide.
Kali ini dia termenung lebih lama dari sebelumnya, ekspresinya lebih menakjubkan dibanding sebelumnya.
“Aku mengerti……” dia bergumam pada diri sendiri, “Aku akhirnya mengerti… Alasan aku tidak bisa memanggil「akhir」adalah karena aku sama sekali tidak tahu cara untuk menang, tapi sekarang aku tahu…”
“Mengerti…?” Tianlong juga berusaha keras mempertahankan kesadarannya, dengan raut wajah lesu memandang Qi Xia.
Ini adalah perasaan yang benar-benar rumit, dia merasa akhirnya ada harapan untuk melarikan diri dari「keabadian」ini, tapi「metode」ini justru untuk membuatnya kalah total.
Jadi apakah seharusnya dirinya ikut berharap bersama Qi Xia pada rencana ini?
Mengapa hanya dengan melihat「pemberontakan」di hari terakhir, dia langsung merasa rencana ini begitu menakjubkan?
Jika dilihat dari awal「keabadian」, rencana ini tidak bisa disebut menakjubkan, melainkan「megah」.
Mungkin kekalahannya pantas, ada yang sengaja membuat sebuah dunia dalam keabadian hanya untuk membunuhnya.
Sekali lagi di luar perkiraan Tianlong, Qi Xia ternyata tidak melangkah masuk ke「stasiun ketiga」di hadapannya.
Dia hanya meninggalkan 「pintu」 ini di rumahnya sendiri, menjaganya dengan baik, lalu mulai memanggil kembali 「akhir」.
Seperti yang dia katakan, dia benar-benar menemukan metode 「kemenangan」.
Saat ini dia bisa tanpa ragu memanggil sebuah 「pintu」 yang mengarah ke 「akhir」.
Waktu yang dihabiskan dalam proses ini, baik Qi Xia maupun Tianlong di dalam 「keabadian」 merasa bisa diabaikan.
Setelah 「pintu」 itu terbuka, ternyata adalah 「Bank Surgawi」.
Ini berasal dari taruhan besar lintas antara Qi Xia dan Domba Putih.
「Pintu」 dwi-arah 「Bank Surgawi」, satu sisi menuju 「kereta api」, sisi lain menuju 「Taoyuan」.
「Pintu」 ini dibuat langsung oleh Domba Putih di bawah pengawasan Qinglong dan Tianlong, dengan menggunakan 「keterampilan」 dari 「Penyimpanan Energi」 Kera Emas.
「Pintu」 kecil yang tak mencolok ini, kini memainkan peran penting.
Qi Xia mencerna sejenak, berbalik mengambil pintu yang menuju ke 「Stasiun Ketiga」, lalu secara resmi memulai kembali perjalanannya menuju 「Tanah Akhir」.
