Bab 9 Bisa minum anggur merah?
Ye Shuo tidak mengantar Gu Qingyou kembali ke Kediaman Jiang, malah mengantarnya ke Grup Jiangshi.
Grup Jiangshi sebagai kelompok nomor satu di Kota C, berada di kawasan paling berkembang di Kota C, gedungnya mencapai 88 lantai.
Gu Qingyou pertama kali datang ke sini, terpana oleh kemegahan Grup Jiangshi sementara berusaha keras menampakkan kefamiliaran, menghadapi karyawan yang menyapanya sepanjang jalan dengan senyuman elegan ala Xia Qingchen.
Tentu dia perlu melakukan ini, mengingat Xia Qingchen pasti sering datang mencari Jiang Jun di masa lalu.
Kantor Jiang Jun berada di lantai paling atas Grup Jiangshi, Ye Shuo membawanya naik lift eksklusif direktur utama.
Begitu masuk lift, Gu Qingyou kehilangan ketenangannya, hatinya mulai tegang.
Saat pintu lift terbuka, Ye Shuo memimpinnya menuju kantor direktur utama.
Sepanjang jalan ini, detak jantung Gu Qingyou selalu lebih cepat dari biasanya.
Jiang Jun tidak berada di kantor, ia sedang rapat. Ye Shuo pun mempersilakan Gu Qingyou duduk menunggu di kantor, lalu sendiri mundur.
Gu Qingyou tidak familiar dengan Jiang Jun. Setelah melihat-lihat kantor direktur utama yang luas miliknya, barulah ia menyadari gaya yang disukai Jiang Jun adalah minimalis.
Kantornya didominasi tiga warna hitam, putih, dan abu-abu dengan sentuhan postmodern. Sama sekali tidak mewah atau rumit, justru mengutamakan kesan rendah hati dan berkelas.
Di kantor terdapat dua sisi jendela kaca: satu dihiasi meja kerja raksasa, satunya lagi menghadap pemandangan seluruh Kota C. Dua dinding lainnya dipenuhi lemari tinggi hingga langit-langit - satu berisi buku-buku, satunya koleksi arak.
Ini menunjukkan Jiang Jun biasa membaca buku, dan arak mungkin juga termasuk hobinya.
Setelah menunggu sekitar belasan menit di sofa tanpa kehadiran Jiang Jun, Gu Qingyou pun berdiri dan mendatangi jendela kaca yang menghadap ke seluruh Kota C.
Dari ketinggian lantai 88, pemandangan kota di bawah seharusnya memukau. Sayangnya, tatapan Gu Qingyou justru tertuju pada bayangannya sendiri yang terpantul di tirai kaca.
Rambut panjang dengan poni udara yang sedang trendi, gaun pink mahal yang mempertegas lekuk tubuhnya, riasan wajah halus nan elegan, anting bernilai puluhan ribu di telinga, sepatu hak tinggi edisi terbaru merek mewah... Seluruh penampilannya memancarkan aura fashionable nan eksklusif.
"Dia yang seperti ini, jika tidak melihat wajahnya, mungkin bahkan Bibi Shu pun tidak akan mengenalinya saat bertemu."
“Eileen, jadwalkan pertemuan dengan Direktur Sheng besok pagi.”
Suara datar dan berat tiba-tiba terdengar, mengembalikan pikirannya yang melayang. Gu Qingyou segera menoleh.
Jiang Jun sedang menandatangani dokumen yang dibawa sekretaris. Setelan jas hitam pekat, tegap dan angkuh, aura dominan memancar dari tubuhnya.
Dibanding malam hari, di siang bolong yang terang ini, fitur wajahnya yang dalam dan tiga dimensi dengan garis rahang tajam terlihat semakin memesona...
Namun detik berikutnya, wajahnya sedikit memerah karena teringat kejadian semalam.
Untung pagi tadi ia bangun lebih awal. Seandainya harus langsung berhadapan dengannya di ranjang, sungguh tak terbayangkan kecanggungan yang akan terjadi.
Jiang Jun telah memperhatikannya. Setelah sekretaris menutup pintu kantor, ia bertanya, “Bisa minum anggur merah?”
Perasaan sesak tiba-tiba menyergap dada Gu Qingyou. Kedua tangan di sisinya meremas-remas kain bajunya, seluruh tubuhnya terasa kikuk, “Bisa... sedikit.”
Jiang Jun kemudian berjalan ke lemari anggur berdinding kaca di kantor, menuangkan anggur untuk mereka berdua.
Setelah menyerahkan gelas, ia menyandar di meja kerja dengan tubuh jenjang. Mata hitamnya yang dalam menatapnya dengan mantap.
“Gu Qingyou menatap bola matanya yang jernih, menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya memuntahkan permintaan maaf, \"Maaf, hari ini aku hampir mempengaruhi perusahaanmu.\"”
