Bab 14 Peringatan Nyonya Xia
Seperti dugaan Gu Qingyou, di tempat sepi jalur taman kediaman Jiang, senyum penuh kasih Nyonya Xia tiba-tiba berubah.
Dengan gerakan jijik, Nyonya Xia melepaskan genggaman lengannya dan melototi dingin.
Gu Qingyou tak terganggu, memandang sosok anggun Nyonya Xia dengan wajah tenang.
Nyonya Xia yang sudah lama menahan ketidaksenangan akhirnya bersuara, "Masalah sprei itu, sudah ada yang memberitahuku."
Sprei?
"Gu Qingyou awalnya tak bereaksi. Saat ia tersadar, suara penuh cibir Nyonya Xia sudah kembali menggema di telinganya, 'Kuharap kau pahami, kau hanya pengganti anakku! Jangan berkhayal tentang Jiang Jun!'"
"Aku tak mengerti maksud Nyonya Xia." Jawab Gu Qingyou dengan tenang.
Nyonya Xia segera mengerutkan alis, menyeringai dingin. "Kau tak paham, atau sengaja berpura-pura bodoh?"
Gu Qingyou membisu.
Nyonya Xia menyeringai dingin. "Kalau bukan karena kau sengaja merayu, apa mungkin Jiang Jun sampai... sampai menghajarmu hingga sprei robek?" Ucapnya dengan nada canggung.
Setelah hening sejenak, Gu Qingyou berucap datar. "Percaya atau tidak, aku tak berkhayal tentang Jiang Jun. Masalah sprei itu juga bukan seperti dugaan Nyonya."
Nyonya Xia jelas meragukan, namun tak bisa bertindak kasar mengingat merekalah yang menghubungi Gu Qingyou. Ia menekan emosi dan berkata dingin, "Bagus kalau begitu... Ukir kuat-kuat janjimu. Jika ada pikiran nakal, jangan harap kau dapat 10 juta seperti perjanjian."
Ekspresi Gu Qingyou tetap tenang. Ia tak menjawab.――
Pasangan Direktur Jiang menelepon Jiang Jun menanyakan makan malam bersama mertua. Karena urusan bisnis, Jiang Jun tak bisa pulang. Siang itu, Nyonya Xia dan suami pun meninggalkan Rumah Jiang.
Gu Qingyou juga menggunakan alasan pergi jalan-jalan di sore hari untuk datang ke Jembatan Tepi Sungai di Kota C.
Di bawah jembatan pedestrian yang sepi pada sore hari, Gu Qingyou berdiri di depan pagar pengaman, memandang tenang gedung-gedung pencakar langit di seberang sungai.
Tiba-tiba, seorang perempuan paruh baya berpenampilan modis muncul di belakang Gu Qingyou.
Karena pakaian Gu Qingyou yang mewah, perempuan paruh baya itu tak percaya dengan matanya sendiri. Setelah berlari mendekat, ia menatap Gu Qingyou lama sekali baru bisa berkata terkesima, "Kau... kau jadi kaya raya? Semua yang kau pakai merk ternama, bahkan penampilanmu berubah total?"
Gu Qingyou menoleh, memandang ibunya dengan tenang, "Uangnya sudah diterima?"
Qu Liyuan mengangguk, "Aku sudah pakai uang itu untuk melunasi utang. Tenang, akhir-akhir ini aku tidak akan berjudi lagi..."
Wajah cantik Gu Qingyou yang tertutup kacamata hitam tetap dingin. Setelah menatap Qu Liyuan sekitar beberapa detik, ia berkata datar, "Berjudi atau tidak, ini terakhir kalinya aku memberimu uang."
Qu Liyuan sudah mendengar ancaman ini semalam, mengira itu hanya ucapan emosi. Kini mendengarnya lagi, seluruh tubuhnya kaku seketika. Suaranya gemetar, "Qingyou, maksudmu... maksudmu apa ini? Kau tidak akan peduli lagi pada Ibumu mulai sekarang?"
Gu Qingyou menundukkan kelopak mata, menyapu rasa perih yang tersembunyi di dalamnya. Sejenak kemudian, tak ada lagi emosi di matanya. Dengan tegas dan tenang, dia menatap Ibu, menjawab, "Ya, mulai sekarang aku tak akan lagi membantumu melunasi utang."
Qu Liyuan terpana hingga limbung, tubuhnya mundur beberapa langkah.
Gu Qingyou meluruskan posturnya, tanpa sekalipun melirik Qu Liyuan, berbalik lalu melangkah pergi.
Qu Liyuan berpegangan pada pagar pengaman tepi sungai, gemetar berkata, "Kau tega membiarkan Mama terlantar? Jika kau tak peduli, para rentenir itu akan membunuhku..."
Gu Qingyou tiba-tiba menghentikan langkah, akhirnya merespons, "Tenang, utang rentenirmu yang lalu akan kuselesaikan tepat waktu. Tapi antara kita, tak ada lagi ikatan ibu-anak."
