Bab 29: Pakai Pakaian Satu per Satu
Sepasang mata besar seperti buah anggur hitam menatapnya dengan gugup. Gu Qingyou merasakan seluruh otot tubuhnya menegang hingga puncak, napasnya semakin berat, dada mulai berombak tak teratur.
Jiang Jun menatapnya dalam-dalam, seolah mengagumi setiap ekspresi mikro tegang yang menarik di wajahnya, atau seperti menunggu dengan sabar sampai dia rileks. Setelah lama terdiam, suara rendahnya yang sudah parau kembali berbunyi, "Aku ada waktu siang ini. Kita akan tinggal sebentar di sini, lalu pergi makan bersama!"
Bola mata Gu Qingyou membulat lebar.
Arti dari "diam sejenak" adalah?
Tiba-tiba, Jiang Jun mengangkat Gu Qingyou dari pangkuannya.
Tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara, Gu Qingyou kaget. Secara insting ia merangkul leher Jiang Jun, akhirnya memahami makna "diam sejenak" yang dimaksud pria itu melalui sikap perampokan arogan nan familier ini.
Seketika pipinya memerah membara, dengan gemetar ia menatap sorot mata panas yang merendah darinya. Napasnya tersengal-sengal, ia berbisik lemah, "Di sini... di sini tidak pantas, kan?"
Dalam kontrak transaksi mereka tercantum jelas: Kapan pun dan di mana pun, selama ia menginginkan, dirinya harus sepenuhnya bekerja sama.
Karena itu, meski saat ini ia tak mau, dirinya tak punya hak untuk menolak.
Tapi...
Benarkah ia akan melakukannya di kantor?
Bagaimana jika sekretarisnya mengetuk pintu?
Jiang Jun sepertinya telah membongkar semua pikiran dalam benak Gu Qingyou. Sudut bibir indahnya sedikit terangkat saat berkata serius, "Tenang, saat kau datang, Ai Lin tahu tak boleh mengganggu kita."
Gu Qingyou: "..."
Dengan mudah Jiang Jun menggendongnya, langkah tak terhenti melewati pintu kaca yang terbuka otomatis, menuju area istirahat sementara di dalam.
……
Dalam hal ini Jiang Jun menyukai kendali mutlak...
Tapi pria ini bukan tipe kasar. Kecuali malam kedua mereka bersama, ia selalu sabar menunggunya beradaptasi, menunggu kening yang mengerutnya rileks, baru kemudian mulai bergerak...
Tentu saja, setelah itu dirinya harus mengikuti ritmenya.
Saat ini pun tak terkecuali. Ia menunggunya sepenuhnya beradaptasi sebelum mulai bergerak.
Setelah menghilangkan ketegangan, kebingungan, dan ketidaknyamanan pertama kali mengalami hubungan intim sebelumnya, dia akhirnya dalam kenikmatan yang semakin dalam dan tak terbendung ini, untuk pertama kalinya mencapai puncak klimaks bersamanya...
……
Setelah gairah mereda, Gu Qingyou yang terlalu lelah memilih berbaring lebih lama di ranjang.
Jiang Jun duduk di tepi ranjang yang telah rapi berpakaian. Melihatnya terlalu lelah untuk bangun, ia membungkuk dan menopang tubuh dengan tangan kanan di sisi kiri tubuhnya, fokus mengamati dengan senyum tipis memikat di bibir, "Mau makan atau tunggu tidur dulu?"
Gu Qingyou teringat bagaimana hari ini dirinya terbawa arus kenikmatan di bawah bimbingannya, bahkan merasakan puncak kepuasan. Malu, ia buru-buru menarik selimut menutupi tubuh sambil menghalangi tatapan puasnya, bergumam lirih, "Aku segera bangun... kau keluar dulu, aku ganti baju."
Jiang Jun tak bisa menahan tawa lepas melihatnya menggenggam erat selimut dengan wajah menggemaskan.
Tiba-tiba dering ponsel Jiang Jun berbunyi.
Bangkit dari tepi ranjang, ia mengeluarkan ponsel dari saku setelan jas, melirik layar sebelum mengangkat telepon.
Dari percakapan yang terdengar, Gu Qingyou mengetahui penelpon adalah wartawan. Bukan wartawan biasa yang bisa membuat Jiang Jun menerima telepon.
Dengan halus Jiang Jun menolak wawancara tentang kehidupan suami-istri mereka, "Istriku tidak terbiasa kembali ke sorotan kamera. Aku menghargai keputusannya..."
Gu Qingyou perlahan menarik selimut ke bawah saat mendengar suara berat dan berkarisma Jiang Jun menyebutkan tiga karakter "Nyonya-ku".
Saat itu, Jiang Jun telah keluar dari pintu kaca otomatis ruang istirahat. Siluetnya yang tampan luar biasa, satu tangan santai di saku celana, tegak menjulang di depan jendela kaca.
Ini pertama kali Gu Qingyou mendengar Jiang Jun memanggil Xia Qingchen seperti itu, dengan keakraban dan kemesraan dalam nada bicaranya.
Entah mengapa, Gu Qingyou yang awalnya ingin bermalas-malasan di ranjang segera mengambil pakaian dari lantai kayu dan mengenakannya satu per satu.
