Bab 31 Pantas saja dia begitu 'gencar'

　　　　Bab 31 Pantas saja dia begitu 'gencar' 　　　　"Bersiap menikah lima tahun lalu?" Alis tipis Gu Qingyou berkerut, "Jadi, hubungan CEO Jiang dengan Nona Xia sudah lebih dari lima tahun?" 　　　　Tampaknya hubungan Jiang Jun dan Xia Qingchen juga melalui berbagai rintangan, hanya orang luar yang mengira hubungan mereka selalu stabil dan harmonis. 　　　　Paman Ying mengangguk, "Kami semua tahu CEO Jiang sudah punya pacar sejak kuliah di Stanford, hanya saat itu kami tidak tahu pacarnya adalah Nona Xia. Hingga lima tahun lalu saat mereka pulang ke Tiongkok bersama... Karena media domestik pertama kali memotret CEO Jiang bersama Nona Xia di bandara, orang mengira hubungan mereka baru lima tahun, padahal sebenarnya lebih dari itu." 　　　　Sorot mata Gu Qingyou yang suram terlihat bingung sejenak. 　　　　Cinta yang terjalin sejak masa kuliah, perasaan mereka dipercaya sudah sekitar sepuluh tahun. 　　　　Pantas saja Xia Qingchen begitu yakin pada transaksi Jiang Jun dengannya - karena sama sekali tidak khawatir Jiang Jun akan beralih hati, yang dikhawatirkannya hanyalah niat tersembunyi sang gadis. 　　　　Namun perasaan Jiang Jun pada Xia Qingchen memang layak untuk diiri. 　　　　Tampaknya Jiang Jun berusaha keras "bersama" dengannya juga berharap Xia Qingchen dapat segera kembali ke sisinya. 　　　　Pada detik ini, ponsel Gu Qingyou berdering, memutus alur pikirannya yang tenggelam dalam lamunan. 　　　　Mungkin ini telepon dari Jiang Jun yang menanyakan keberadaannya, Gu Qingyou buru-buru mengeluarkan ponsel dari tasnya. 　　　　Namun, yang terpampang di layar justru tiga karakter "Sheng Jingchuan". 　　　　Semalam setelah mendengar percakapan Jiang Jun dengan Ye Shuo, dia terus khawatir tentang Sheng Jingchuan. Tapi dia tidak bisa memberi tahu Sheng Jingchuan. Setelah berpikir panjang, pagi ini dalam perjalanan ke Hotel Yuandu, dia mengirim SMS ke Sheng Jingchuan: —— Kak Sheng, ini Qingyou. Hari ini ada waktu luang? Aku ingin traktirmu minum kopi. 　　　　Sebenarnya, mereka sudah lama tidak berhubungan. 　　　　Suatu kali Bibi Shu tiba-tiba sakit di jalan, mobil Sheng Jingchuan kebetulan lewat dan berhenti di dekat kakinya, membantu mengantar Bibi Shu ke rumah sakit. 　　　　Karena sangat berterima kasih, dia meminta nomor telepon Sheng Jingchuan, berharap bisa membalas budi di kemudian hari. Tak disangka Sheng Jingchuan tidak sombong, hanya memintanya mentraktir secangkir kopi sebagai ucapan terima kasih. Begitulah, mereka pun menjadi teman. 　　　　Tentu saja, karena Sheng Jingchuan sangat sibuk, komunikasi mereka jarang jadi tidak bisa dibilang teman dekat. 　　　　Mengirim SMS seperti ini tiba-tiba memang terasa gegabah, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dia ingin mengetahui kabar Sheng Jingchuan sekarang. 　　　　Dia ingat nada perintah Jiang Jun semalam kepada Ye Shuo untuk bertindak tidak menguntungkan Sheng Jingchuan, sungguh menggigilkan. 　　　　Jika Sheng Jingchuan membalas bisa menemuinya minum kopi, berarti ia baik-baik saja. Jika tak bisa datang... 　　　　Gu Qingyou menahan napas, cepat mengangkat telepon, "Halo, Kak Sheng..." 　　　　"Kau ganti ponsel?" Suara rendah yang hangat Sheng Jingchuan terdengar dari seberang. 　　　　"Oh, iya..." Setelah melakukan transaksi dengan Jiang Jun, nomor ponsel yang digunakannya adalah milik Xia Qingchen. 　　　　"Maaf Qingyou, baru sekali ini kau berinisiatif mengajakku minum kopi, tapi hari ini aku ada urusan tak bisa memenuhi undangan..." 　　　　"Urusan?" Bola mata Gu Qingyou terbelalak. Akhirnya kekhawatirannya menjadi kenyataan? 　　　　"Ya, beberapa hari ini ada hal yang harus kuselesaikan. Nanti setelah beres akan kuajak kau." 　　　　"Itu... bukan masalah serius kan?" Karena khawatir, Gu Qingyou terpaksa bertanya samar. 　　　　"Agak rumit, tapi akan terselesaikan... Tunggu kabarku." 　　　　Menangkap kegelisahan terselip di balik suara tenangnya, Gu Qingyou sadar masalah ini berat. Tapi ia tak bisa memaksa, hanya mengangguk, "Baik."