Bab 54: Ia Menahannya di Sampingnya
"Apa? Vila itu sudah atas namaku?" Gu Qingyou tak memahami maksud Jiang Jun, wajahnya memancarkan keterkejutan. "Apakah Pak Jiang punya rencana baru?"
Gu Qingyou mengira terjadi perubahan tak terduga dalam transaksi mereka.
Jiang Jun terus menatapnya lama, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Kebingungan Gu Qingyou semakin menjadi. Angin laut menerbangkan rambut hitamnya, memperlihatkan seluruh wajah mungilnya yang putih dan sempurna.
Barulah Jiang Jun membuka mulut dengan suara datar, "Kaki Xia Qingcheng sudah mulai membaik. Aku yakin tak lama lagi kalian bisa bertukar identitas kembali."
Mendengar itu, Gu Qingyou tersenyum gembira. "Benarkah?"
Alis Jiang Jun tampak sedikit berkerut. Bola mata hitamnya yang sudah gelap, kini seolah menjadi semakin dalam.
Gu Qingyou secara alami tidak memperhatikan perubahan halus pada wajah Jiang Jun, tenggelam dalam sukacitanya sendiri, berkata dengan gembira, "Kalau begitu tolong Direktur Jiang segera atur agar saya dan istri Anda bisa menukar status kembali."
Jiang Jun mengubah tatapannya menjadi pandangan mengkaji, mata hitamnya yang sipit memanjang menyempit membentuk garis.
Tidak mendengar jawaban Jiang Jun, Gu Qingyou mengerutkan kening, bertanya lembut, "Ada masalah? Tidak bisa diatur secepatnya?" Melihat ekspresi tidak senang yang terlihat pada wajah Jiang Jun, keningnya semakin berkerut. "Apakah Direktur Jiang menyalahkan saya karena tidak membawa hasil ideal yang diharapkan?"
Gu Qingyou sekarang berbicara dengan Jiang Jun secara sangat sopan, seolah lebih asing daripada sebelumnya.
Jiang Jun masih tetap tidak menjawab.
Gu Qingyou menunjukkan sedikit penyesalan. "Saya juga menyesalkan hasil seperti ini, tapi saya telah memenuhi transaksi antara saya dengan Direktur Jiang, tidak ada yang saya langgar sama sekali."
Jiang Jun dengan dingin melewati Gu Qingyou, kaki panjangnya berdiri di depan pagar pengaman balkon, wajah tampannya tanpa ekspresi, bibirnya bergerak perlahan, "Vila dibeli atas nama Anda untuk memudahkan saya mengunjungi Anda di Prancis selama proses perceraian saya dengan Xia Qingchen."
Kalimat Jiang Jun ini membawa informasi yang lebih kompleks, membuat Gu Qingyou tertegun. "Maaf, saya tidak mengerti maksud Direktur Jiang..."
Apakah tadi dia berkata akan bercerai dengan Xia Qingchen?
Pasti pendengarannya salah.
Jiang Jun menatap Gu Qingyou, tatapannya sangat dalam bagai kolam di bawah air terjun yang tak terlihat dasarnya. "Dalam waktu dekat saya akan bercerai dengan Xia Qingchen, dan saat itu tiba, saya harap kau masih berada di sisi saya."
Kali ini Gu Qingyou jelas-jelas mendengar perkataan Jiang Jun. Matanya terbelalak penuh kekagetan, kilatan keraguan berkedip di bola matanya.
Sorot mata hitam pekat Jiang Jun semakin mengerucut, tak lepas mengamatinya. "Apakah kau bersedia?"
Gu Qingyou mencubit pangkuannya sendiri. Ia mengira ini mungkin mimpinya, namun rasa sakit di kaki membuktikan sebaliknya.
"Tidak... Tuan Jiang, kita hanya hubungan transaksi, kita..." Pikirannya kacau balau, ucapannya menjadi tak keruan.
Suara Jiang Jun tetap tenang seperti biasa. "Kau tak perlu memberi jawaban sekarang. Saya beri waktu satu minggu untuk pertimbangan."
Gu Qingyou tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia mendekati Jiang Jun, wajah mungilnya berkerut. "Tuan... Apakah ini lelucon?"
Jiang Jun menatap dalam ke matanya yang penuh kebingungan, serius berkata: "Saya tidak pernah bercanda."
Gu Qingyou membeku. Tenggorokannya tiba-tiba terasa terhalangi sesuatu, membuatnya tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Jiang Jun baru saat ini mengeluarkan kedua tangan yang selama ini terselip di saku, menopang pinggangnya. Aroma parfum lembutnya merasuk ke dalam napas hidungnya. Matanya yang gelap menatap dalam ke arahnya, "Perasaanku padamu sangat baik, dan perasaanmu padaku juga tidak buruk. Menurutku kita sangat cocok……"
Usai berkata, Jiang Jun menggenggam dagu cantik Gu Qingyou, memandanginya dengan penuh kagum. Lalu memiringkan kepala, menunduk, mengecup bibir merahnya yang menggoda seperti dipengaruhi mantra Gu.
Gu Qingyou terpaku membeku di tempat, hingga Jiang Jun perlahan melepaskan bibirnya. Baru saat itu ia tersadar, agak grogi, sementara bekas kehangatan membara masih tersisa di bibirnya.
Jiang Jun memandangi pipinya yang seketika memerah, tatapan mata hitamnya yang dalam semakin membara. Tiba-tiba, ia mengangkat dagunya, hendak kembali merebut kelembutan yang dirindukannya. Namun kali ini, Gu Qingyou tepat waktu memalingkan wajah, tangan gemetaran mencengkeram erat bahan pakaian mewah di tubuhnya.
Jiang Jun tidak memaksa, melepaskan genggaman dari dagunya. Namun tak disangka, Gu Qingyou memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan diri, mundur ke posisi sekitar satu meter darinya.
Gu Qingyou belum pernah merasakan kegelisahan seperti ini, bahkan kemampuan menyusun kata-kata menjadi sangat buruk. "Aku... aku hanya mengira Direktur Jiang sedang... bercanda... Maaf... Tubuhku tiba-tiba agak tidak nyaman, sepertinya aku tidak bisa menemani Anda makan malam."
Setelah mengucapkan kalimat ini, wajah Gu Qingyou memucat, seakan melarikan diri dengan tergesa-gesa.
Namun suara Jiang Jun mengalun perlahan dari belakangnya: "Jika mulai sekarang kau sudah menghindariku, sebelum kaki Xia Qingcheng pulih sepenuhnya, apa kau yakin masih bisa terus memperlakukan aku sebagai suamimu?"
Tubuh Gu Qingyou kaku seketika, langkahnya terhenti di tempat.
Jiang Jun menyesuaikan posisi dengan sikap tenang, sorot mata gelapnya yang penuh keyakinan menyiratkan minat, berkata dengan nada tak terbantahkan: "Ayo makan. Setelah itu kita jalan-jalan di pantai. Jarang-jarang aku punya waktu luang."
Gu Qingyou sangat paham bahwa sebelum transaksi ini berakhir, dia tak boleh mengucapkan satu pun kata "tidak" pada Jiang Jun. Tubuhnya membeku di tempat, namun kedua tangannya mencengkram erat kain premium pada pakaiannya.
……
Jiang Jun memesan seluruh restoran terbuka di lantai paling atas hotel.
Selama makan, karena Gu Qingyou terus menundukkan kepala sementara Jiang Jun memahami betul kondisi hatinya saat ini, tak ada percakapan sama sekali di antara mereka.
Barulah setelah makan siang usai, mereka berjalan bersama di tepi pantai.
Cuaca musim gugur yang sejuk, mentari tengah hari menyapu angin laut yang segar, desiran angin pantai perlahan menyentuh pipi, menciptakan rasa nyaman dan damai.
Jiang Jun melepas mantel jasnya, mengenakan kemeja putih bersih. Penampilannya yang tegap dan tampan menarik lirikan beberapa gadis lajang di pantai, namun sama sekali tak dia hiraukan.
Gu Qingyou bergulat dalam relung hatinya lama, akhirnya memecah kesunyian, "Kau... kau benar-benar memutuskan untuk bercerai dengan Xia Qingchen?"
Keraguan masih menggelayut di hatinya.
Ia begitu mencintai Xia Qingchen, mengapa tiba-tiba mengambil keputusan seperti ini.
Jiang Jun menatapnya dengan kebiasaan, memeluk pinggangnya, mengungkapkan dengan tenang, "Kupikir sudah saatnya mengakhiri."
Tatapan Gu Qingyou bertemu mata gelapnya yang dalam bak kolam. Wajahnya terlihat semakin tampan dengan kemeja putih yang kontras. "Tapi melepas seseorang, itu sulit, bukan?"
"Seharusnya begitu, tapi jika ada orang yang membuat hatimu berdebar muncul, segalanya akan mudah, bukan?" Jiang Jun membalas dengan tatapan penuh makna.
Tubuh Gu Qingyou sedikit kaku.
Jiang Jun tersenyum tipis, terus memeluknya berjalan di hamparan pasir putih pantai romantis.
Gu Qingyou tetap terperangkap dalam kebingungan yang panjang.
