Bab 61 Membelenggu
Gu Qingyou sama sekali tidak percaya pada perkataan Jiang Jun.
"Jika dia benar-benar ingin mengajakku ke bandara menjemput Xia Qingchen, tak perlu dia menyekapku dengan paksa ke dalam mobil."
Alasan dia berpura-pura percaya, pertama untuk melepaskan diri dari belengguannya - dengan cengkeraman kuat di pergelangan tangannya dan perbedaan tenaga pria-wanita, mustahil baginya melepaskan diri. Kedua, untuk membuatnya lengah sehingga bisa mencari kesempatan kabur nanti.
Meski tak tahu kemana dia akan dibawa, jelas sekali dia telah memancing amarahnya di kantor tadi. Seorang licik seperti dia yang ahli merancang skenario, membuatnya diliputi ketakutan.
Benar saja, setelah turun dari jalan layang, mobil tak lagi menuju bandara.
Jantung Gu Qingyou berdebar kencang, tapi dia tetap berpura-pura bodoh, berpura terkejut memandang Jiang Jun, "Bukankah jalan ini bukan ke bandara?"
"Jalan pintas."
Jiang Jun meletakkan satu tangan di jendela, tangan lainnya memegang setir, wajahnya terlihat sangat dingin. Ia hanya menjawab Gu Qingyou dengan dua kata singkat.
"Kalau begitu kau juga tidak perlu ngebut seperti ini. Seharusnya masih ada waktu sebelum Nona Xia turun dari pesawat." Gu Qingyou mengerutkan alis sambil sengaja menambahkan kalimat ini untuk meyakinkan Jiang Jun.
Jiang Jun tidak membalas lagi perkataan Gu Qingyou.
Gu Qingyou berpura-pura tenang menikmati pemandangan di luar jendela mobil, padahal pikirannya berputar cepat untuk menentukan posisi mereka saat ini. Tiba-tiba ia menyadari jalan yang dilalui Jiang Jun persis sama dengan rute yang digunakan Paman Ying saat mengantarnya ke Hotel Hantian sebelumnya.
Jangan-jangan Jiang Jun ingin membawanya ke Hotel Hantian?
Kata "hotel" yang sarat makna itu membuat pipinya memanas sesaat, namun segera ia menyangkal pikiran kotor dalam benaknya.
Seandainya Jiang Jun benar-benar ingin melakukan sesuatu padanya, semalam sudah...
Benar, pria ini bukan tipe seperti itu. Selama ini ia selalu bersikap sebagai orang bijak, kecuali kejadian semalam.
"Sepertinya ini jalan menuju Hotel Hantian?" Gu Qingyou pura-pura bingung bertanya. "Bukankah jalan ke Hotel Hantian tidak terhubung ke bandara?"
"Bandara yang penuh kerumunan orang, apa kau yakin itu tempat yang tepat untuk bertukar identitas dengan Xia Qingchen?"
Gu Qingyou melirik Jiang Jun yang tetap tenang dan acuh. Setiap kata yang keluar dari bibir tipisnya terdengar sempurna.
Tapi... ucapannya memang masuk akal.
Dia hanya memikirkan untuk pergi ke bandara dan menukar status dengan Xia Qingchen, tapi dia lupa bahwa bandara adalah tempat ramai dengan banyak mata, tidak seperti bandara profesional tempat jet pribadi Jiang Jun berhenti sebelumnya yang melarang orang asing masuk. Sedikit keteledoran saja, mungkin mereka akan diperhatikan.
Jadi, apakah ia berencana membuat dia dan Xia Qingchen menukar status di Hotel Hansen?
Memikirkan ini, Gu Qingyou tiba-tiba mulai percaya bahwa Jiang Jun akan membawanya untuk menukar status dengan Xia Qingchen.
Dia tak bisa menemukan alasan Jiang Jun membawanya ke Hotel Hansen, tapi jika untuk pertukaran identitas, memilih hotel yang menjamin privasi tamu seperti ini jelas pilihan terbaik.
Namun meski berpikir demikian, Gu Qingyou tetap menjaga kewaspadaan terhadap Jiang Jun.
……
Mobil berhasil masuk ke Hotel Hansen.
Tanpa diduga kedatangan Jiang Jun, manajer hotel yang gugup sekaligus senang segera membawa mereka ke suite presidensial terbaik agar tak mengecewakannya.
Setelah kejadian kemarin, Gu Qingyou mulai merasa takut pada ranjang. Saat manajer hotel berbicara dengan Jiang Jun, dia pergi ke balkon kamar yang menghadap pemandangan laut.
Harus diakuinya, lingkungan Hotel Hansen memang indah.
Langit yang tak berawan sepuluh ribu li, aliran air laut yang biru tenang, pasir putih halus... Segalanya seolah diam, namun ombak yang menepuk lembut, pasangan yang berjalan di pantai, camar yang terbang di permukaan laut, membuat gambar sunyi ini memiliki jiwa, memberikan perasaan nyaman terpisah dari dunia.
Namun, Gu Qingyou saat ini tak punya mood untuk mengagumi pemandangan memesona ini. Dia harus memastikan apakah Jiang Jun benar membawanya ke sini untuk bertukar identitas dengan Xia Qingchen.
Bagaimana cara mengujinya?
Gu Qingyou memicingkan mata sambil berpikir, tak menyadari bahwa Jiang Jun di belakangnya telah berpesan pada manajer hotel——dari hari ini sampai besok dia tak ingin ada yang mengganggu mereka. Kemudian manajer hotel secepat kilat mundur dari kamar.
Gu Qingyou baru tersadar ketika mendengar gemerincing pintu kamar tertutup. Saat memutar tubuh, bayangan tegap Jiang Jun sudah mendekatinya.
Gu Qingyou menatapnya. Meski ekspresinya tenang, hatinya sedikit panik.
Pikirannya sama sekali tak bisa dibaca. Perasaan selalu tak bisa menebak isi hatinya ini membuat jantungnya berdegup kencang setiap kali melihat tatapan dalamnya.
Jiang Jun dengan tangan di saku celana, tetap dengan sikap dingin dan angkuh, matanya yang gelap menatapnya dalam-dalam. "Aku sudah menyuruh manajer hotel pergi. Dari sekarang sampai besok pagi, selain pelayan makanan, tak akan ada yang mengganggu kita."
Gu Qingyou sejenak mengira dirinya salah dengar, membeku sejenak, "Kau... apa maksudmu ini?"
Tanpa perlu Gu Qingyou berspekulasi, juga tak perlu ia menguji, tatapan Jiang Jun mengunci wajahnya yang tiba-tiba memucat, suaranya berat seperti batu jatuh ke air dalam, "Sudah kukatakan, tak kuduga kau akan menolakku."
"Direktur Jiang." Alis indah Gu Qingyou berkerut. "Transaksi antara kita sudah berakhir, keinginanmu tak ada hubungannya denganku."
"Berakhir, begitu?" Jiang Jun memandangnya dengan dingin. "Menurutku, hubungan kita baru saja dimulai."
Gu Qingyou terkejut.
Ketajaman tersembunyi di balik mata hitam Jiang Jun yang tak terukur, "Duniaku bukan tempat yang bisa kau datangi dan tinggalkan sesukamu."
Udara tiba-tiba terasa pengap, seolah angin laut pun lenyap, Gu Qingyou melotot dingin padanya, menarik napas pendek sebelum berkata datar, "Katakan, apa sebenarnya yang kau dapat dengan menahanku di sini?"
"Mengapa kau bertanya begitu?"
“Selain apa yang bisa kau dapatkan dengan aku tetap di sisimu, aku tak menemukan alasan lain mengapa kau mempertahankanku.” Rasa getir yang tak terduga menyumbat tenggorokan Gu Qingyou, membuat suaranya terdengar serak. “Kuduga kau ingin memperoleh cinta yang tak kau dapat dari Xia Qingchen? Sebenarnya Xia Qingchen sama sekali tak mencintaimu, bukan? Jika dia mencintaimu, tak mungkin selama bertahun-tahun bersama tak pernah memperhatikan pola makanmu. Selain itu, meski kalian berpacaran bertahun-tahun, sangat jarang terlihat keharmonisan kalian di depan publik. Kalian lebih sering terpisah jarak - kau di Kota C, sementara Xia Qingchen syuting di berbagai penjuru. Pernikahan kalian juga begitu sederhana hingga hanya dihadiri keluarga dekat... Jadi, kau benar-benar menjadikanku pengganti Xia Qingchen, ya?”
Saat masih di perusahaan sebelumnya, dia sudah memahami semua ini.
Hanya alasan inilah yang bisa menjelaskan mengapa Jiang Jun begitu tegas mempertahankannya.
Sebenarnya dia tak berniat mengatakan semua ini, tapi sikap terlalu percaya diri dan yakin akan kemenangannya tadi membuatnya merasa terhina, mendorongnya untuk melawan balik tanpa bisa dikendalikan.
