Bab 82 Kejam
Sorot mata Jiang Jun yang dalam berubah gelap. "Hubungan suami-istri?"
"Putriku takut orang tuamu tidak menyukainya, makanya meminta Gu Qingyou menggantikannya... Tapi urusan anak ini, pada akhirnya putriku tidak bisa menerima."
Jiang Jun mengangkat alis. "Tuan Xia mungkin keliru. Aku dan putri Anda memang pernah membahas pernikahan, tapi kami bukan suami-istri. Selama ini, kami hanya saling bekerja sama."
Xia Dongcheng mendekati Jiang Jun, melotot. "Apa katamu?"
Jiang Jun memandang Xia Dongcheng dengan tenang. "Untuk detailnya, saya rasa Tuan Xia lebih baik bertanya langsung pada putri Anda sendiri." Kemudian, kilau dingin muncul di mata hitamnya yang tenang. "Sekarang tolong beri tahu, nyawa ganti nyawa ini, nyawa siapa dari keluarga Xia yang akan Tuan gunakan untuk menebus anakku yang tak bersalah ini?"
Kebengisan Jiang Jun mustahil dibayangkan tanpa menyaksikan langsung.
Di balik penampilannya yang anggun, tersembunyi bahaya maut yang tak terdeteksi. Saat kau menyadari bahayanya, semuanya sudah terlambat.
Ye Shuo mengulurkan sebuah pistol kepada Xia Dongcheng saat itu.
Xia Dongcheng tertegun sejenak, lalu tubuhnya mundur beberapa langkah, wajahnya langsung pucat tak berdarah.
Ye Shuo yang mengarahkan gagang pistol ke arah Xia Dongsheng bersuara dingin, "Direktur Xia, Direktur Jiang memberi Anda hak memilih. Menurut Anda, apakah Anda tak mau mempertahankan nyawa sendiri, atau nyawa istri dan anak? Direktur Jiang hanya meminta satu nyawa."
Xia Dongsheng berbalik ingin melarikan diri.
Tak disangka, seluruh kapal pesiar dipenuhi bodyguard Direktur Jiang yang berseragam setelan jas hitam, membuat Xia Dongsheng tak bisa bergerak setapak pun.
Jiang Jun dengan santai mengambil pancing, kembali menangkap seekor ikan. Dengan kesabaran ekstra, ia melepaskan ikan dari kail pancingnya, seolah semua kejadian di geladak kapal sama sekali tak ada hubungannya dengannya.
Di ujung lain kapal, Nyonya Xia tanpa sengaja menangkap pemandangan di sisi ini. Seketika ia menarik tangan anak perempuannya, Xia Qingchen yang sedang menikmati keindahan laut. Karena gerakan mendadak ibunya, gadis itu menoleh ke ayahnya. Detik berikutnya, kening Xia Qingchen berkerut ketat saat ia berlari menghampiri ayahnya yang sedang dibelenggu dua bodyguard setelan hitam.
Melihat hal ini, Nyonya Xia segera menyusul.
Sayangnya, sebelum sempat mendekati Xia Dongsheng, keduanya sudah dihadang bodyguard.
Xia Qingchen yang tak paham situasi mendorong bodyguard sambil berteriak, "Jiang Jun! Ada apa? Kenapa kau tangkap ayahku?!"
Nyonya Xia juga berusaha menghentikan bodyguard yang menghalangi jalan mereka ke Xia Dongsheng, bertanya bingung, "Ada apa, Dongsheng?... Terjadi apa sebenarnya?"
Xia Dong Sheng dibelenggu oleh dua bodyguard hingga tak bisa bergerak, wajahnya pucat pasi, mengatupkan gigi menanyai putrinya, "Qingcheng, katakan jujur pada Ayah, apakah kau dan Jiang Jun tidak menikah?"
Xia Qingcheng jelas tidak menyangka ayahnya akan tiba-tiba menanyakan hal ini, seluruh tubuhnya membeku seketika.
Nyonya Xia sedang bingung mengapa suaminya bertanya demikian, tiba-tiba melihat putrinya membeku, ia menghentikan gerakan mendorong bodyguard, alisnya berkerut, "Qingcheng..."
"Ayah, maksud Ayah apa, mana mungkin aku dan Jiang Jun tidak menikah..." Xia Qingcheng cepat-cepat bereaksi, memaksakan senyum di wajah yang kaku. "Bukannya waktu itu aku sudah menunjukkan surat nikah pada Ayah dan Ibu?"
"Kau masih berani berbohong di depan kami!" Urat-urat di dahi Xia Dong Sheng menonjol, amarahnya memuncak. "Kau sampai berani menipu aku dan ibumu dalam urusan sebesar ini!"
"Ayah..." Xia Qingcheng biasanya bukan orang yang mudah panik atau kehilangan kendali, namun kali ini karena teriakan ayahnya, ia membeku di tempat, wajah cantiknya kehilangan warna segarnya.
Nyonya Xia menggenggam tangan putrinya, mendesak, "Apa yang dikatakan ayahmu benar? Qingcheng... Apa benar kau dan Jiang Jun tidak menikah?"
"Aku..."
Untuk pertama kalinya Xia Qingcheng kebingungan di depan orang tua, matanya memandang Jiang Jun minta tolong, namun Jiang Jun saat itu sedang memasang umpan di kail pancing, seolah orang asing yang tidak terlibat.
“Kau anak durhaka!” Xia Dong Sheng menggigil seluruh tubuhnya, sayang ia tak bisa bergerak saat ini.
Nyonya Xia menatap anaknya dengan tak percaya, "Qingcheng…"
Detik ini, Xia Qingchen tiba-tiba mendorong bodyguard di depannya, menerjang ke arah Jiang Jun.
Ye Shuo mencoba menghentikan Xia Qingchen, tapi ditembus dengan tenaga penuh hingga hanya bisa menahan pergelangan tangannya.
Xia Qingchen merintih kesakitan sambil bergulat. "Lepaskan, lepaskan aku…"
Jiang Jun memberi isyarat, barulah Ye Shuo melepasinya.
Xia Qingchen kini tak lagi rapi seperti semula, rambutnya berantakan tertiup angin laut yang membuatnya terlihat terpuruk.
Matanya yang perih menatap Jiang Jun yang masih tenang di kursi, suara seraknya menuntut, "Mengapa kau beri tahu orangtuaku?"
Jiang Jun menyungging senyum ambigu. "Kau marah sampai segininya?"
"Jiang Jun…" Xia Qingchen akhirnya memilih tak mau berkonfrontasi. Dia berjongkok, menggenggam erat lengan Jiang Jun di kursi malasnya. Sorot mata indahnya dipenuhi kepedihan yang menyayat hati. "Bukankah kita sudah sepakat menikah setelah urusanmu selesai?"
"Benar."
"Lalu kenapa…" Suaranya gemetar. "Kenapa kau bocorkan kebenaran pada orangtuaku? Kau tahu mereka tak sadar kita belum menikah… Ini melanggar kesepakatan awal kita."
“Kalau begitu tolong kau ingat kembali bagaimana awalnya kita bekerja sama.”
Xia Qingchen menarik hidungnya yang perih, buru-buru berkata, “Selama kita bekerja sama, semua urusan tunduk padamu. Setelah urusanmu selesai, kau akan memenuhi janji untuk menikahiku.”
“Jawabanmu sangat lengkap, tapi... kau sudah melakukannya?” Jiang Jun menyipitkan matanya sedikit, sorot matanya seolah dipenuhi senyuman, namun menyimpan kedinginan yang menyeramkan. “Kau melukai nyawa kecil tak bersalah tanpa izinku.
Wajah Xia Qingchen pucat pasi, “Jiang Jun...”
Sorot mata gelap Jiang Jun yang berbahaya menatapnya tajam, “Aku baru saja memberitahu ayahmu sebuah kisah. Sekarang kau bisa memintanya untuk menceritakan kembali kisah itu padamu. Dengan begitu kau akan tahu sikapku dalam menangani masalah ini.”
Xia Qingchen menggelengkan kepala, genggaman tangannya pada Jiang Jun perlahan melepas, lalu seluruh tubuhnya terjatuh duduk di geladak kapal.
Nyonya Xia berlari menghampiri dan membantu Xia Qingchen berdiri. Karena tidak mendengar percakapan mereka, ia bertanya dengan suara bergetar, “Sebenarnya apa yang terjadi?”
Tatapan Xia Qingchen tak pernah lepas dari Jiang Jun. Meski pandangannya mulai memudar, dia tetap menatapnya. Air mata mengaburkan bola matanya. Dengan suara parau, dia berkata, "Aku tak pernah berniat membuat Gu Qingyou memberimu anak. Aku hanya ingin mencari pengganti untuk menenangkan orang tuamu. Karena aku tahu mereka tak menyukaiku. Jika aku kehilangan fungsi reproduksi, mereka pasti semakin tak mungkin menerimaku... Aku sudah bermusyawarah dengan Gu Qingyou, tapi dia tak mau. Dia bersikeras ingin melahirkan..."
Jiang Jun menarik kembali tatapan. Wajah tampannya kembali pada ketidakacuhan aslinya. Dengan dingin dia memerintahkan Ye Shuo, "Bawa Nona Xia dan Nyonya Xia ke sisi Direktur Xia. Laporkan padaku akhirnya siapa yang bertanggung jawab atas urusan ini."
