Bab 137 Menghindari Pertemuan
Selama lebih dari tiga tahun ini, ini pertama kali Gu Qingyou mendengar si kecil menyebutkan ayah kandungnya.
Bukan karena anaknya terlalu pintar sehingga tahu ini topik tabu, melainkan si kecil sebelumnya belum mengerti. Setiap kali topik ini nyaris tersentuh, dia bisa mengalihkan percakapan. Tapi kini si kecil sudah besar... Hari ini ia akhirnya secara resmi menanyakan hal ini.
Gu Qingyou berjongkok menyamai tinggi anaknya, memegang bahu kecil yang tegap itu dengan lembut. Senyum penuh kasih merekah di wajahnya. “Mumu punya Ayah, hanya saja Ayah dan Mama sudah pisah. Jadi Mumu dirawat Mama.”
“Lalu kenapa Ayah dan Mama pisah?” Si kecil semakin penasaran bertanya.
"Mumu, lihatlah, tetangga kita Betti juga tinggal bersama mamanya. Jadi tidak aneh kalau Ayah dan Mama berpisah... Karena dua manusia yang hidup bersama pasti punya banyak masalah, seperti Mumu dan Kras juga kadang bertengkar." Gu Qingyou dengan penuh kesabaran menjelaskan pada si kecil, khawatir ada penjelasan yang kurang jelas hingga membuat anak ini merasa dirinya berbeda di relung hati.
"Tapi aku ingin punya ayah seperti Ayahnya Kras. Dia bisa memperbaiki pipa air, mengganti lampu neon, juga mengajari Kras main pesawat remote control... Dia bisa segalanya." Gumam si kecil dengan nada kecewa.
Gu Qingyou segera mengangkat si kecil dalam pelukan, terkecil tipis, "Selain mengajarimu main pesawat remote, Mama juga bisa segalanya... Mama bisa memperbaiki pipa air, mengganti lampu neon, juga masak makanan enak untukmu... Mama lebih hebat dari Ayahnya Kros!"
Si kecil spontan merangkul leher Gu Qingyou, bergumam lagi, "Kalau begitu, apakah Mama lebih hebat dari Ayahku?"
"Ini..."
Tiba-tiba Gu Qingyou bingung bagaimana menjawab.
Si kecil tak sabar mendesak, "Mama, aku menunggu jawabanmu!"
"Ini..." Gu Qingyou merenung sejenak sebelum menemukan solusi. "Ayah Mumu memang tidak bisa memperbaiki pipa air, juga tak bisa mengganti lampu neon. Mama sangat yakin."
"Waktunya mana mungkin dihabiskan untuk menangani urusan ribet ini! Kariernya sedang di puncak, mungkin lebih sibuk dari dulu!"
Si bocah langsung paham. "Jadi Ayah tidak sebagus Mama ya?"
"Mama tidak bilang begitu…"
Si bocah hendak bertanya lagi, baru sadar dirinya sudah digendong Mama ke halaman belakang rumah. Tiba-tiba seluruh lapangan rumput berpendar, pita warna-warni di antara rumah dan pohon dihiasi lampu berbentuk bintang. Pita itu dipenuhi gambar kartun lucu dan balon. Di meja persegi terpajang kue bertingkat tiga dengan bentuk kartun, sementara bawah meja penuh hadiah berbagai warna...
"Waaah!!!"
Si bocah terkesiap, lalu meluncur dari pelukan Gu Qingyou sambil tertawa girang.
Saat itu, dari segala penjuru datang sekelompok anak-anak...
Si bocah belum sempat bereaksi, seluruh tubuhnya sudah dikepung oleh semua anak tetangga.
Mereka semua menyanyikan "Selamat Ulang Tahun" versi Inggris sambil memberi selamat...
Si bocah merasa seperti dalam mimpi. Ia memandang Mama dengan tak percaya, seolah ingin memastikan ini situasi nyata.
Gu Qingyou mengacungkan jempol ke si bocah. Sambil meyakinkannya bahwa ini nyata, dia memberi isyarat bahwa si bocah adalah yang terhebat.
Si bocah langsung larut dalam permainan dengan riang gembira.
……
Hari ini bisa dibilang hari paling membahagiakan bagi sang Sayang sepanjang tahun ini, ia benar-benar bermain hingga lepas kendali... Jadi baru tiga babak pesta berlalu, sebelum dia sempat menggendongnya ke kamar mandi, si Sayang sudah tertidur lelap di bahunya.
Bibi Shu masuk ke kamar, melihat Gu Qingyou dengan lembut meletakkan si Sayang di ranjang, bertanya pelan, "Tidak mau memandikannya?"
Gu Qingyou tersenyum tipis, "Masih bagaimana lagi? Ia tertidur pulas seperti babi kecil..."
Bibi Shu mendekati tepi ranjang, memandangi wajah tidur si Sayang yang menggemaskan, berkata lega, "Hantu kecil ini akhirnya punya nurani. Potongan kue pertama masih tahu diberikan padamu, bahkan ingat mengatakan tiga tahun yang lalu di hari seperti inilah masa tersulitmu, jadi ingin berterima kasih dengan kue ini..."
Gu Qingyou menarik selimut menutupi tubuh si Sayang, berbisik sambil tertawa, "Kurasa ini pasti diajarkan guru TK..."
"Sekalipun diajarkan, ia bisa mengingatnya, itu juga menunjukkan ketulusan. Anak-anak biasanya langsung lupa setelah berpaling." Sahut Bibi Shu.
Gu Qingyou duduk di tepi ranjang, memandang wajah tenang si Sayang yang tertidur penuh kasihan. "Kusadari sekarang ia benar-benar sudah besar..."
"Oh?" Bibi Shu sambil membereskan hadiah dari teman-teman yang diterima si Sayang malam ini di lantai kayu, bertanya, "Hari ini ia banyak bertanya lagi?"
"Iya. Sekarang ia seperti anak penuh rasa ingin tahu, selalu bertanya tentang segala keraguan, ingin memahami semua hal."
Bibi Shu memasukkan hadiah ke dalam kotak penyimpanan mainan sambil bertanya santai, "Pertanyaan apa saja yang dia ajukan ya?"
"Graaah... Dia bertanya macam-macam yang aneh-aneh, banyak pertanyaan yang bahkan aku tidak tahu harus menjawab bagaimana." Gu Qingyou menjawab demikian.
Bibi Shu tertawa kecil, "Si bocah ini sekarang sudah bisa membuatmu kebingungan..."
……
Tidak membiarkan Bibi Shu terlalu lelah, setelah memaksa Bibi Shu untuk tidur, Gu Qingyou menghabiskan lebih dari dua jam merapikan halaman rumput. Namun saat semuanya selesai, hari sudah menjelang fajar.
Mengingat kasus yang diterimanya hari ini belum dibaca, meski sangat kelelahan, Gu Qingyou tetap duduk di sofa. Dari tas kerjanya, dia mengeluarkan dokumen kasus tersebut dan melirik sekilas.
Saat melihat nama pihak yang mengalami langsung di bagian atas dokumen kasus ditulis dalam bahasa Tionghoa, Gu Qingyou membeku sejenak, lalu mengambil ponsel dan menelepon Youli.
Dia tahu Youli, gadis kecil yang gemar kehidupan malam ini, biasanya belum tidur di jam seperti ini.
Karena si kecil sedang tidur, suaranya dibuat sangat pelan. "Youli, kasus yang kita terima hari ini berasal dari Tiongkok ya?"
Ternyata Youli sedang berada di tempat seperti bar. Setelah pindah ke area yang mungkin toilet, Youli menjawab dengan tegas, "Benar, Pengacara Gu."
"Tapi aku sudah bilang ke Bos Mo, aku tidak menerima kasus dari Tiongkok." Jika menerima kasus Tiongkok berarti harus melakukan perjalanan bisnis, dan saat ini dia belum berencana kembali ke Tiongkok.
"Bos Mo bilang komisi kasus ini sangat besar. Dia membawanya untuk ditinjau Ibu Pengacara. Jika Ibu bersedia menerima, kasus ini akan menjadi tanggung jawab Ibu. Jika tidak, Bos Mo akan menyerahkan kasus ini ke pengacara lain untuk ditangani."
“Rupanya begitu... Baiklah, Youli, kau teruskan saja bermain, urusan kasus ini besok akan aku bicarakan langsung dengan Pak Mo.”
“Baik.”
Gu Qingyou segera meletakkan dokumen, lalu bangkit hendak mandi.
Saat melewati ranjang, dilihatnya si kecil menendang selimut. Meski malam musim panas, demi mencegah si kecil kedinginan, Gu Qingyou tetap menarik seprei tipis itu untuk menutupi tubuh si kecil.
Gu Qingyou mencium dahi si kecil. Saat hendak bangkit, tatapannya tertumbuk pada wajah si kecil yang mirip dengan sosok itu. Tiba-tiba ia terduduk di tepi ranjang.
Ia teringat pertanyaan yang dilontarkan si kecil hari ini.
Mama, mengapa aku tidak punya ayah?
Pertanyaan seperti ini pasti akan diajukan semua anak dari keluarga single parent. Sudah ribuan kali ia bayangkan di pikiran bagaimana harus menjawabnya di masa depan, tak disangka si kecil sudah bertanya hari ini...
Jawabannya memang sudah dipersiapkan dengan baik, tapi baru hari ini ia menyadari bahwa dalam hati anak juga ada kerinduan akan sosok ayah.
Selama ini ia selalu merasa anaknya tidak kekurangan kasih sayang, karena hampir semua perasaannya tercurah untuk si kecil. Meski dalam keluarga single parent, ia terus berharap anak merasa keluarganya hangat. Tapi rupanya betapa pun dalam kasih ibu... Di kedalaman hati anak, tetap ada ruang yang merindukan cinta ayah.
Pantas saja si kecil sangat menginginkan pesawat remot kontrol itu...
Mungkin yang diidamkan si bocah bukanlah pesawat itu, melainkan kedengkiannya karena Krass memiliki ayah. Dari ucapan si bocah juga jelas terasa bahwa ia menganggap ayahnya sendiri seharusnya adalah sosok yang mahakuasa...
Gu Qingyou menghela napas pelan, tak kuasa menahan diri untuk mencium lagi pipi si bocah. Sambil membelai dahi anak itu, ia berbisik lirih, "Sayang, Mama minta maaf padamu..."
……
Terkadang, semakin kau berusaha menghindari sesuatu, urusan itu justru semakin memburumu.
Gu Qingyou menemui Pemilik Toko Mo untuk mengajukan pembatalan kasus menguntungkan di Tiongkok. Namun saat menonton berita lokal London malam itu, ia melihat laporan tentang niat Kelompok Jiang mengakuisisi Perusahaan Mingren Inggris. Urusan ini telah menemui titik terang, dan Jiang Jun akan segera terbang ke London untuk berdiskusi langsung tentang akuisisi tersebut.
Perusahaan Mingren Inggris adalah grup pertambangan. Jika Jiang Jun sukses mengakuisisinya, ini berarti wilayah bisnisnya di masa depan akan merambah ke sektor mineral.
Beberapa tahun terakhir, perkembangan karier Jiang Jun sangat pesat. Kesuksesan proyek hotel tujuh bintang N membuat Kelompok Jiang termasyhur di kancah internasional. Kini Kelompok Jiang sudah dianggap sebagai grup nomor satu di Tiongkok.
Meski Jiang Jun datang ke London, belum tentu mereka akan bertemu. Nyatanya selama ini ia beberapa kali ke London pun mereka tak pernah bersua. Tapi dengan jarak yang semakin dekat, kegelisahan itu tetap mengintai.
Harapan kali ini Jiang Jun datang ke London masih seperti dulu, ia datang lalu pergi, sementara mereka bagai dua orang asing di dunia ini, tak pernah bersinggungan.
Bibi Shu membawa mangkuk sup keluar dari dapur, tepat melihat Gu Qingyou menghela napas. Bibi Shu mendekat, meletakkan sup di depannya. "Kenapa menghela napas?"
Saat duduk di Sofa, Bibi Shu bertanya penuh kasih.
Gu Qingyou menjawab sejujurnya, "Jiang Jun akan datang ke London beberapa hari ini, aku sedikit khawatir."
Bibi Shu menepuk lembut pangkuan Gu Qingyou, "Beberapa tahun ini juga tak ada situasi apa-apa kan? Jangan khawatir."
Gu Qingyou mengangkat mata memandang bocah kecil di kamar yang sedang fokus meneliti pesawat remote control pemberiannya kemarin. Sekilas, ia melihat bayangan Jiang Jun pada tubuh bocah itu.
Inilah alasan semalam ia termenung memandangi si bocah dari kejauhan - karena si kecil semakin mirip dengannya.
Jika anak ini terlihat oleh Jiang Jun atau orang-orang di sekitarnya, tak ada alasan yang bisa ia gunakan untuk menutupi...
Kehidupan mereka sekarang sudah nyaman dan tenang, ia tak ingin merusak kedamaian ini.
Mungkin dalam beberapa hari ini lebih baik ia mengambil cuti, mengurung diri di rumah bersama anak. Dengan begitu semuanya akan aman.
