Bab 168 Tidak Ingin Dimanfaatkan

　　　　Bab 168 Tidak Ingin Dimanfaatkan 　　　　An Yaruo langsung cemberut ke arah Gu Qingyou. “Jangan sebut dia di depanku!” 　　　　Gu Qingyou terkesiap, “Kenapa?” 　　　　Sebenarnya Gu Qingyou selalu ingin bertemu teman An Yaruo ini, soalnya dulu saat Gu Qingyou membantu ibu melunasi utang beberapa tahun lalu, teman An Yaruo ini banyak membantunya... 　　　　An Yaruo malah semakin ganas mengunyah kentang goreng. “Gak ada apa-apa... Aku udah putus kontak sama orang ini!” 　　　　Gu Qingyou kaget, “Kok bisa? Kan kalian sudah lama bersahabat...” 　　　　An Yaruo langsung memotong sebelum Gu Qingyou selesai bicara, “Pokoknya aku udah gak ada hubungan sama dia, lagian dia juga bukan tipe orang yang aku suka...” 　　　　Setiap orang menyimpan rahasia di relung hati, seperti An Yaruo dengan teman misteriusnya itu. Bahkan terhadap Gu Qingyou sekalipun, di masa lalu An Yaruo tak pernah banyak bercerita tentang teman ini. 　　　　Gu Qingyou memilih menghormati privasi An Yaruo. "Baiklah, agar tidak terus-menerus dihujani pertanyaan dari Bibi Shu dan orang tuamu, kau benar-benar harus segera mencari pacar..." 　　　　An Yaruo menyeringai, "Jangan khawatir, nanti aku pasti akan sebahagia dirimu..." Usai berkata, An Yaruo kembali asyik bermain dengan si kecil kesayangannya. 　　　　Melihat tingkah An Yaruo yang masih seperti gadis kecil, Gu Qingyou tak kuasa menggelengkan kepala. Sulit dibayangkan seperti apa orang yang akan menemani An Yaruo di masa depan. 　　　　Tiba-tiba, ponsel Gu Qingyou berdering. 　　　　Di layar ponsel tertulis "Que Yan". Dengan tenang, Gu Qingyou menekan tombol penerimaan. "Halo..." 　　　　"Qingyou, setelah sampai di New York dan bertemu Yutong, baru kusadari bahwa dia telah menemui Jiang Jun dan mengatakan hal-hal yang kurang dipikir matang di hadapannya. Aku membawanya untuk meminta maaf padamu..." Suara Que Yan di ujung sana terdengar serius. 　　　　Ekspresi Gu Qingyou tetap lembut dan tenang, "Aku tidak marah pada Nona Huo. Aku tahu dia orang yang bersifat langsung... Lagipula, antara aku dan Jiang Jun tidak ada kesalahpahaman karena hal ini, Direktur Que tidak perlu khawatir." 　　　　"Atas nama Yutong, terima kasih atas kemurahan hatimu..." 　　　　"Tidak usah." 　　　　"Kudengar Jiang Jun menemanimu mencoba gaun pengantin, artinya kalian sudah berencana menikah. Selamat." 　　　　Tubuh Gu Qingyou tiba-tiba sedikit kaku. "Terima kasih." 　　　　“Kalau begitu aku tidak mengganggumu lagi, nanti kita bicara lagi saat bertemu di Kota C.” 　　　　“Baik.” 　　　　Setelah mengakhiri telepon, Gu Qingyou terpaku sejenak. Setelah sadar kembali, dia melihat An Yaruo juga menatapnya dengan ekspresi terpana. 　　　　Gu Qingyou bertanya terpana, “Ada apa?” 　　　　An Yaruo yang bermata besar indah itu melotot seperti lonceng tembaga, “Qing… Qingyou, orang yang tadi meneleponmu, dia… dia… apakah dia temanmu?” 　　　　Karakter An Yaruo yang biasanya sangat aktif dan bersemangat kini suaranya menjadi gagap, membuat Gu Qingyou tertawa, “Iya, dia teman Jiang Jun. Dialah mitra bisnis Kak Sheng di Prancis...” 　　　　An Yaruo langsung mengambil jus di depannya dan meneguknya sekaligus ke tenggorokan. 　　　　Melihat ekspresi pucat An Yaruo, Gu Qingyou bertanya lebih penasaran. “Ada apa?” 　　　　“Maaf Qingyou, aku masih ada urusan. Aku pulang dulu…” Tiba-tiba An Yaruo mengambil tasnya dari kursi lalu kabur secepat kilat dari restoran cepat saji. 　　　　Gu Qingyou terpaku. “Ini...” 　　　　Si kecil yang sedang mendongak tiba-tiba bertanya, “Mama, kenapa Bibi Yaru tiba-tiba kabur?” 　　　　Gu Qingyou mengangkat bahu, “Mama juga tidak tahu...” 　　　　…… 　　　　Begitu tiba di rumah, si kecil langsung melihat ayahnya turun dari lantai dua dan berlari riang. “Ayah!!” 　　　　Jiang Jun yang sedang menelepon langsung mengakhiri percakapan dengan sekretarisnya setelah melihat Gu Qingyou dan si kecil, lalu mengangkat anak yang sudah memeluk kaki panjangnya itu. 　　　　Tatapan menatap anak, Jiang Jun penuh kasih sayang bertanya, "Pergi main ke mana dengan Mama?" 　　　　Si kecil jujur mengaku, "Mama ajak aku dan Bibi Yaru makan kentang goreng dan hamburger..." 　　　　"Oh, pantas saja mukanya hampir seperti kucing belang kecil." 　　　　Gu Qingyou baru tersadar setelah mendengar ucapan Jiang Jun, melihat noda saus tomat di dekat telinga si kecil yang belum dibersihkan. Wajahnya memerah, "Aku bawa dia cuci muka..." 　　　　Nyonya Jiang Dong datang dari restoran, kebetulan mendengar percakapan ayah dan anak ini. Ia menghampiri. "Biarkan Nenek yang mandikan si kucing lapar kecil ini..." 　　　　Si kecil mengulurkan tangan patuh ke arah Nyonya Jiang Dong. 　　　　Nyonya Jiang Dong segera mengambil si kecil dari pangkuan Jiang Jun, menciumnya penuh kasihan. "Mumu suka kentang goreng? Kalau suka, Nenek akan belajar masak untukmu, tapi kucing lapar kecil ini tidak boleh makan terlalu banyak..." 　　　　Gu Qingyou memandang puas ke arah bayangan nenek dan cucu itu. Tiba-tiba, tangannya ditarik kasar hingga terjatuh ke dalam pelukan hangat yang kokoh. 　　　　Jiang Jun memeluknya, tatapan manja menyelami dalam-dalam. "Kenapa melihatku tapi tak mau menatap langsung?" 　　　　Gu Qingyou sedikit mendengar gelak tawa para pelayan di sekeliling. Pipinya membara, "Lepaskan aku, ini di ruang tamu..." 　　　　Ya ampun. 　　　　Ia ternyata berani memelukku begitu saja di depan umum. 　　　　Jiang Jun memandang wajah mungilnya yang bersemu merah dengan puas, suara beratnya yang berkarisma bergema, "Lembutkan pandanganmu padaku." 　　　　Gu Qingyou tak kuasa melawan, mengangkat bola matanya yang jernih dengan kesal menatapnya. 　　　　Jiang Jun sepertinya baru puas, menunduk hendak mencium pipi Gu Qingyou. 　　　　Gu Qingyou segera memalingkan kepala, suara rendahnya terdengar dari celah gigi, "Hei, banyak pelayan yang sedang melihat, kau mau aku tak punya muka lagi di kemudian hari ya..." 　　　　Jiang Jun seketika tertawa, lalu mengangkat kepala. 　　　　Gu Qingyou baru memutar kembali kepalanya, warna merah delima masih membara di pipinya. "Eh... kenapa kau pulang? Akhir-akhir ini kau sering libur?" 　　　　Menyadari Jiang Jun telah pulang ke rumah setiap sore selama beberapa hari berturut-turut, Gu Qingyou bertanya demikian. 　　　　"Bukan libur, cuma kalau kau dan anak ada di rumah, selama tak ada urusan di perusahaan, akan kumanfaatkan untuk pulang." Jiang Jun memandangnya dengan manja. 　　　　Ucapan hangat Jiang Jun selalu seperti madu bunga musim semi, meresap hingga relung hati Gu Qingyou. 　　　　Ia selalu menguasai jejaknya, berarti saat pulang tadi, wanita ini baru saja mengajak si kecil bermain. 　　　　Gu Qingyou mengangkat tangan, secara refleks merapikan dasi Jiang Jun. "Baru saja kau terima telepon, sekarang mau pergi lagi?" 　　　　Jiang Jun mengangguk. "Mungkin pulang agak malam nanti... Kalau terlalu larut, jangan tunggu aku." 　　　　"Ya." 　　　　"Aku ke perusahaan dulu." 　　　　"Baik." 　　　　Jiang Jun mencium lembut dahi Gu Qingyou sebelum melepaskannya dan berbalik pergi. 　　　　Gu Qingyou terdiam di tempat, menyaksikan bayangan tinggi tegap Jiang Jun yang menjauh. Tak ada yang tahu, di detik ini hatinya terasa sesak oleh rasa sakit. 　　　　…… 　　　　Di keheningan malam, Gu Qingyou bersandar di tepi ranjang, memandang foto pernikahan dirinya dengan Jiang Jun yang tergenggam di tangan. 　　　　Sungguh foto gaun pengantin dengan konsep estetis yang memukau... 　　　　Meski diambil tiga tahun silam, karena disimpan sempurna, seolah kejadian baru kemarin. 　　　　Akankah pernikahan mereka kali ini berjalan lancar? 　　　　Sejujurnya, dia tak tahu... 　　　　Terutama hari ini, keraguannya kian menjadi. 　　　　"Aku tahu Jiang Jun menemanimu mencoba gaun pengantin, artinya kalian sudah merencanakan pernikahan. Selamat ya—" Ucapan Que Yan tiba-tiba menyusup ke dalam pikirannya, memicu gelombang kesedihan di kedalaman hati. 　　　　Bagaimana mungkin Que Yan mengetahui Jiang Jun menemaninya mencoba gaun pengantin? 　　　　Artinya ada yang memberitahu Que Yan atau dia mengetahui dari berita... 　　　　Mustahil dari berita. Sekeliling Jiang Jun dijaga ketat bodyguard berpakaian preman. Jika ada yang mencoba memotet kehidupan pribadinya, pasti langsung dihentikan. 　　　　Maka hanya tersisa satu kemungkinan... 　　　　Seseorang memberitahu Que Yan tentang Jiang Jun yang menemani dirinya mencoba gaun pengantin. 　　　　Siapakah yang begitu memantau rencana pernikahan mereka sekaligus dekat dengan Que Yan? Jelas sekali itu pastilah Huo Yutong. 　　　　"Namun Huo Yutong tak mungkin tahu Jiang Jun menemaninya mencoba gaun pengantin, kecuali jika Huo Yutong menyuruh orang membuntuti Jiang Jun……" 　　　　"Jiang Jun adalah pria yang sangat licik, dikelilingi bodyguard. Jika ada yang bertindak sembunyi-sembunyi, mustahil bodyguard-nya tak menyadari. Satu-satunya penjelasan adalah Jiang Jun sengaja membiarkan penguntut itu melihat kemesraannya dengan dirinya." 　　　　"Apakah Jiang Jun melakukan ini agar Huo Yutong memberitahukan situasi kemesraan mereka kepada Su Mo?" 　　　　"Saat Jiang Jun memposisikannya sebagai peran istri, apakah dia juga memanfaatkannya untuk memprovokasi Su Mo?" 　　　　"Apakah perasaan suka yang lebih dominan padanya, atau justru rasa ingin memanfaatkannya?" 　　　　…… 　　　　"Jiang Jun kembali lewat pukul sebelas malam." 　　　　"Gu Qingyou sebenarnya belum tidur, tapi saat Jiang Jun melepas dasi di lehernya dan mendekat, dia berpura-pura tidur sambil menutup mata." 　　　　"Qingyou……" 　　　　"Jiang Jun memanggilnya lembut." 　　　　"Dia berpura-pura tidur nyenyak, menjawab dengan suara mengantuk, 'Ya……'" 　　　　"Jiang Jun menyisir helai rambut yang menutupi wajahnya dengan lembut, mencium pipinya yang halus, baru kemudian menuju kamar mandi." 　　　　"Setelah Jiang Jun masuk kamar mandi, bola mata Gu Qingyou yang tertutup perlahan terbuka, terpaku menatap langit-langit kayu." 　　　　"Ding——" 　　　　"Ponsel Jiang Jun berbunyi menandakan SMS masuk." 　　　　"Tatapan Gu Qingyou masih membeku." 　　　　"Ding——Ding——" 　　　　Tak lama kemudian terdengar dua kali bunyi SMS, akhirnya pikiran Gu Qingyou kembali tertarik, memandang mantel jas rapi milik Jiang Jun yang tergeletak di sofa. 　　　　Ding—— 　　　　Ponselnya sekali lagi mengeluarkan suara notifikasi pesan masuk. 　　　　Setelah lama terdiam, akhirnya Gu Qingyou bangkit dari ranjang, mengenakan piyama turun dari tempat tidur. 　　　　Mengambil ponsel Jiang Jun dari dalam mantel jas, Gu Qingyou langsung membuka empat SMS yang diterimanya. 　　　　Pertama——Jiang? 　　　　Kedua——Kau akan menikah? 　　　　Ketiga——Apakah kau benar-benar mencintai Gu Qingyou? 　　　　Keempat——Aku ingin bicara denganmu, bolehkah? 　　　　Meski tidak ada nama pengirim di ponsel, Gu Qingyou sudah bisa memastikan siapa yang mengirim empat SMS ini. 　　　　Benar seperti dugaannya, Jiang Jun telah membuat Su Mo terprovokasi. 　　　　Ekspresi Gu Qingyou tetap tenang, hanya berdiam diri di tempat yang sama cukup lama. 　　　　Jiang Jun keluar dari kamar mandi, mendapati Gu Qingyou sedang memegang ponselnya duduk di tepi ranjang. 　　　　Jiang Jun mendekat dan duduk di sebelahnya, "Ponselku mengganggu tidurmu?" 　　　　Gu Qingyou tidak berkata apa-apa, menyerahkan ponsel itu ke tangan Jiang Jun. "Kau harus mengeringkan rambut sebelum tidur... Aku mengantuk, aku tidur dulu." Kemudian Gu Qingyou membuka selimut dan kembali berbaring. 　　　　Jiang Jun memandangi Gu Qingyou dengan sorot mata yang dalam.