Bab 186 Kehangatan Keluarga Tiga Orang
Saat Jiang Jun menggendong Mumu masuk ke mobil, Gu Qingyou terus berpikir, apakah hidup seperti burung dalam sangkar yang sepenuhnya dikendali orang lain inilah takdirnya di dunia ini?
Dulu kukira bertemu Jiang Jun adalah keberuntungan seumur hidupku, sekarang baru kusadari bahwa hidup manusia terlalu panjang, jangan terlalu cepat menarik kesimpulan tentang siapa pun.
Setelah dengan tangannya sendiri menempatkan Mumu di kursi anak, Jiang Jun melihatnya masih terpaku di depan pintu mobil dengan ekspresi penuh arti, tak kunjung melangkah masuk.
Jiang Jun berputar dari sisi lain mobil, dengan natural meletakkan tangan di pinggangnya. "Kenapa tidak masuk?"
Suara Jiang Jun-lah yang menyadarkan Gu Qingyou. Ia mengangkat bola mata jernihnya yang dipenuhi kedinginan, menatapnya datar, "Kau bisa pamer kemesraan di depan anak, tapi aku tidak."
Wajah tampan Jiang Jun tersenyum lembut, "Kau tak perlu pamer kemesraan denganku, cukup berdiri di sampingku pada saat-saat yang tepat."
“Tapi ini bisa menipu anak, namun takkan luput dari Yang Mulia. Kau yakin malam ini di pesta kita takkan hanya pura-pura rukun?” Gu Qingyou berkata dengan sinis.
“Tak apa. Sekarang seluruh dunia tahu aku Jiang Jun yang memaksamu Gu Qingyou untuk menikah. Meski pura-pura rukun, orang tetap akan memahaminya.” Setelah berkata, Jiang Jun merangkul pinggang rampingnya dengan lengan panjang, lalu bersama-sama masuk ke gerbong mobil.
Wajah Gu Qingyou sedikit kaku.
Ia menyadari setiap kali bentrok dengannya, dirinya selalu jadi pihak yang kalah.
Saat ini, si kecil duduk nyaman di kursi anak, menggoyang-goyangkan betis mungil sambil mendongakkan wajah lugunya, "Ayah Mama, ini pertama kali kalian ajak aku jalan-jalan bersama..."
Menghadapi anak, sikap Gu Qingyou sama sekali berbeda dengan kedinginannya pada Jiang Jun tadi. Dengan penuh kasih ia berkata, "Ayah sibuk bekerja. Jadi selama Ayah tidak sibuk, Mama dan Ayah akan ajak kamu main, ya?"
Sekarang ini ia sama sekali tak sanggup pamer kemesraan dengannya di depan anak. Tapi ia akan berusaha sekuat tenaga agar si kecil merasa tenang dan bahagia.
Si kecil mengangguk puas, "Ya ya."
Gu Qingyou hendak mengangkat sayang ke pangkuannya, baru sadar kursi anak masih terpasang. Alisnya berkerut seketika.
“Suara tenang Jiang Jun terdengar di saat ini,”Anak seharusnya tidak selalu duduk di pangkuan ibu, dia perlu memiliki kesadaran akan keamanan sendiri, agar kelak tahu melindungi diri.”
Gu Qingyou dengan lambat menarik kembali tangannya yang terhenti, lalu mengubah gerakannya menjadi mengusap kepala mungil si kecil.
Mobil akhirnya berhenti di depan gerbang taman bermain, Gu Qingyou hampir langsung melepaskan diri dari pelukan pinggang Jiang Jun yang telah melingkari sepanjang perjalanan, membopong si kecil turun dari sisi lain mobil.
Jika bukan karena tak ingin menunjukkan jarak yang terlalu kentara dengan Jiang Jun di depan anak, Gu Qingyou sudah melepaskan diri sejak dalam mobil.
Jiang Jun yang masih duduk di mobil, menghadapi sikap dingin Gu Qingyou saat turun tadi, hanya tersenyum tipis sebelum menyusul turun.
Ye Shuo menghadap Jiang Jun untuk melapor, “Direktur Jiang, pengunjung taman bermain ramai, apakah perlu saya mengatur proyek yang akan dimainkan Tuan Muda?”
Tatapan Jiang Jun tertuju pada bayangan ramping Gu Qingyou yang membelakangi sambil menggendong anak, “Jika setiap wahana hanya dimainkan anak sendirian, dia akan bosan. Aku akan menemani Qingyou dan anak, kau cukup perhatikan keamanan sekitar.”
“Siap.”
Ye Shuo segera memerintahkan bodyguard untuk terus memantau keamanan sekeliling.
Jiang Jun melangkah dengan kaki panjangnya mendekati ibu dan anak, suara hangatnya terdengar, “Mumu biar aku gendong, si kecil ini semakin berat.”
"Keadaan sudah begini," Gu Qingyou meski tak gembira, tetap harus melakukan tindakan kerja sama dengan Jiang Jun. Dia memeluk si kecil dan menyerahkannya ke Jiang Jun. "Waktupun sudah semakin sore, kita masuk ke dalam yuk, kalau tidak nanti tidak sempat main beberapa proyek."
"Ya."
"Wah, aku mau naik kuda putar, aku juga mau naik roller coaster, terus ada..." teriakan gembira si kecil terdengar.
Jiang Jun tak menahan diri mencium si kecil, lalu mengarahkan tatapan lembut ke Gu Qingyou.
Gu Qingyou memalingkan wajah, langsung melangkah menuju taman hiburan.
……
Kuda putar Gu Qingyou temani si kecil main bersama, tapi saat sampai di roller coaster dan kapal bajak laut, Gu Qingyou mulai ketakutan akan ketinggian, bahkan menarik si kecil ingin mundur. Tapi si kecil terlalu punya semangat mengambil risiko dan keberanian, sama sekali tidak takut, berdiri di depan roller coaster tak mau menggeser langkah, "Mama, Mama... Ayo dong, temani aku main ya..."
Gu Qingyou merasa pusing. "Mumu, kita main proyek lain yuk, lihat tuh di sana ada mesin pukul tikus, Mama temani kamu pukul tikus ya?"
Saat ini dia agak menyesal telah menolak keras pendampingan Jiang Jun tadi, sehingga sekarang terjebak dalam dilema. Dia sudah berjanji pada si kecil untuk main roller coaster dan kapal bajak laut, tapi tidak menyangka desain wahana anak-anak ini setinggi ini, sementara dia memang punya ketakutan akan ketinggian.
“Mama aku tak mau main hajar tikus, aku mau naik roller coaster……” si kecil memeluk kedua kaki Gu Qingyou, suara lembutnya mulai merajuk.
Gu Qingyou tak kuasa, hanya bisa berusaha menengahi, “Kau masih terlalu kecil, main wahana itu berbahaya……”
Si kecil mendongakkan wajah mungilnya dengan serius, berkata tegas, “Tapi tadi Bibi penjual karcir bilang, usia tiga tahun ke atas boleh main... Aku sudah tiga tahun, Mama.”
“Graaah!”
Saat itu, Jiang Jun yang baru menyelesaikan panggilan dengan sekretarisnya melangkah mendekat dengan kaki panjangnya. “Perlu bantuanku?”
Si kecil mengulurkan satu tangan memeluk ayahnya, berkata penuh iba, “Ayah, Mama tak mau aku main roller coaster, bilang itu bahaya... Padahal Bibi penjual tiket bilang aku boleh...”
Jiang Jun melirik ke arah Gu Qingyou.
Gu Qingyou menundukkan kepala, ekspresinya tampak tersenyum kecut.
Jiang Jun menatap profil wajahnya yang putih sempurna, tersenyum tipis lalu mengangkat si kecil dari depan kakinya, menghibur, “Mama bukan tak mau, cuma Mama agak takut ketinggian. Ayah yang temani kau main ya...”
“Ya ya.” Jari-jari si kecil sudah tak sabar menunjuk roller coaster. “Ayah kita harus antri, nanti tak kebagian giliran berikutnya...”
“Baik.”
Si kecil yang sedang digendong ayahnya untuk mengantre tak lupa memanggil ibunya, "Mama, Mama... Cepat ke sini, ada Ayah dan aku, kami akan melindungimu..."
Gu Qingyou terdiam cukup lama di tempatnya sebelum akhirnya mendekati ayah-anak yang tampan itu.
Sebelum roller coaster dioperasikan, Gu Qingyou sudah gemetar mencengkeram pegangan besi dengan erat.
Si kecil yang berada di tengah melihat ketakutan ibunya justru bersemangat, "Mama jangan takut, aku akan menjagamu..."
Ucapan polos sang anak berbanding terbalik dengan wajah pucat Gu Qingyou yang sama sekali tak bisa tersenyum.
Awalnya ia tak mau ikut bermain, namun harapan anak akan kebersamaan keluarga membuat hatinya luluh. Sungguh, momen seperti ini terlalu langka bagi si kecil...
Tepat di saat ini, lengan kokoh tiba-tiba menyelubungi bahunya yang gemetar.
Gu Qingyou menatapnya dengan tatapan lemah penuh keraguan.
Jiang Jun merangkul seluruh pundaknya erat, berbisik lembut, "Aku akan terus memelukmu seperti ini, tak perlu khawatir."
Si kecil mengangguk-angguk girang, "Iya iya... Mama, Ayah juga pasti akan melindungimu..."
Gu Qingyou harus mengakuinya, ketidakmampuan Jiang Jun untuk melupakan Su Mo dan tindakan memaksa pernikahan yang menyebalkan telah membuat hatinya saat ini dipenuhi kepedihan dan rasa sakit. Namun perlindungan dan kasih sayang yang pernah ia berikan di masa lalu, serta rasa aman yang hanya bisa dirasakannya melalui dirinya, masih kokoh tertanam di kedalaman hatinya.
Detik berikutnya, Gu Qingyou memalingkan pandangannya, tapi merasakan bahu yang dilindunginya perlahan berhenti gemetar.
……
Entah karena kehadiran Jiang Jun di sisinya, awalnya Gu Qingyou sangat ketakutan, namun akhirnya ia bahkan berani mengangkat tatapan dan ikut bersorak gembira bersama si kecil...
Karenanya, setelah turun dari roller coaster, Gu Qingyou mengajak anak itu bermain kapal bajak laut.
Jiang Jun terus memeluk anak itu dan Gu Qingyou, seperti sayap yang kokoh, melindungi mereka dengan erat...
Setelah mencoba semua wahana, perasaan Gu Qingyou ternyata jauh lebih rileks. Sesekali tatapan mereka bertemu, meski sorot mata yang awalnya penuh sukacita seketika berubah menjadi dingin, di dalam hatinya tetap ada kegembiraan dan kelegaan.
Tapi energi si kecil benar-benar tak ada habisnya. Setelah permainan menegangkan usai, ia malah ingin main hajar tikus...
Gu Qingyou mulai kehabisan tenaga. Beruntung Jiang Jun menyuruh Ye Shuo menemani si kecil bermain, akhirnya ia bisa beristirahat sebentar.
Jiang Jun menyandarkan tangan di saku celana, bersandar di meja tempat istirahat pengunjung taman hiburan, memandangi si kecil yang asyik bermain pukul tikus dari kejauhan. Suaranya lirih, "Aku ingat pertama kali kau hamil, saat itu aku terus membayangkan seperti apa rupa anak kita... Aku selalu berharap dia lebih mirip wajahmu, pasti akan lebih menggemaskan."
Gu Qingyou sedang duduk minum air di kursi. Ucapannya membuat wanita yang tadinya hendak meneguk air dalam-dalam itu akhirnya hanya menyesap sedikit. Sebenarnya ada yang ingin dikatakannya, tapi pada akhirnya diam juga.
Sejujurnya dia pernah meragukan banyak hal tentangnya, tapi soal kasih sayangnya pada anak, tak pernah sekalipun diragukan.
Bahkan selama tiga tahun itu dia sendirian di London membesarkan anak, tetap yakin bahwa pria itu diam-diam memperhatikan buah hati mereka dari belakang...
Keyakinan ini muncul sejak pertama kali melihat tatapannya pada bayi mereka.
Saat itu, di hadapan anak mereka, dia melihat tangan pria yang menggendong bayi itu gemetar halus. Pria itu bahkan tak berani bergerak, khawatir kekuatan tangan yang belum berpengalaman akan melukai si kecil...
Padahal, bagi pria dingin nan terkendali seperti dirinya, momen tegang seperti ini hampir tak pernah ada dalam hidupnya.
Tiba-tiba, tatapan dalam Jiang Jun beralih ke Gu Qingyou. Dengan kelembutan ia berkata, "Kita tidak bertengkar, tidak berdebat, tidak berselisih... Ciptakan rumah yang hangat untuk anak kita, setuju?"
Gu Qingyou mengangkat pandangan. Hidungnya terasa sedikit pedih, "Pernah kuimpikan seperti itu... Bukan demi perasaan, tapi demi anak... Tapi Jiang Jun, kau terlalu mengecewakanku."
“Bab 187 Penuh Kasihan”
“Bab 187 Penuh Kasihan”
Jiang Jun tenggelam dalam kesunyian.
Gu Qingyou mengangkat pandangan, memandangnya dengan kepedihan, "Mungkin ini juga bukan salahmu, lagipula kau sudah berusaha keras melepaskan Su Mo. Tapi melepaskan seseorang itu sungguh sangat sulit, terutama saat perpisahan hidup-mati, kau semakin tak mungkin mengabaikannya. Tapi yang kuminta tidak banyak, hanya kejujuranmu padaku, namun ini pun tak pernah kau lakukan."
Sorot mata Jiang Jun yang dalam terperangkap dalam kemuraman.
Gu Qingyou menarik kembali tatapannya, berdiri dari kursi.
"Semua ini salahku, aku mengabaikan kepekaan hatimu." Jiang Jun berkata pada bayangan punggung Gu Qingyou yang muram.
Suara datar Gu Qingyou menjawab perlahan, "Benar, kau hanya punya niat baik padaku, tapi tak benar-benar memahamiku." Setelah berkata demikian, ia melangkah pergi tanpa menoleh.
Di posisi yang tak terlihat oleh Gu Qingyou saat ini, Jiang Jun merenung lama.
……
Saat kembali dari taman hiburan, hari sudah senja.
Gu Qingyou menggendong si kecil yang kelelahan bermain dan tertidur, memandang sinar senja di luar jendela dengan diam.
Jiang Jun sedang menelepon pejabat tinggi pemerintah Kota H membahas proyek H, dari percakapan mereka Gu Qingyou mengetahui proyek tersebut tidak berjalan lancar.
Sesampai di rumah, Nyonya Jiang Dong segera membawa si kecil ke kamar tidur. Gu Qingyou dan Jiang Jun naik ke lantai atas untuk berganti pakaian, mempersiapkan diri menghadiri pesta malam ini.
Setelah berganti gaun pesta, saat hendak meninggalkan kamar, Gu Qingyou baru teringat cincin itu. Ia membuka laci meja samping tempat tidur dan mengeluarkan cincin yang dulu dibuangnya sembarangan ke dalamnya.
Saat mengenakan cincin itu, kenangan terkait cincin tersebut tiba-tiba merasuk jelas ke dalam pikirannya, membuat hidungnya terasa getir.
Dulu dia mengira orang yang mengenakan cincin nikah untuknya pasti adalah orang yang dicintainya dan mencintainya, tapi orang ini ternyata hanya sosok yang dia cintai...
Gu Qingyou tersenyum getir, lalu memasukkan cincin itu ke jari manis tangan kanannya.
……
Jiang Jun keluar dari kamar utama, sementara Gu Qingyou muncul dari kamar tamu. Keduanya sudah siap menghadiri pesta besar.
Melihat Gu Qingyou berdandan begitu mempesona, Jiang Jun mendadak menyesali keputusannya membawanya ke pesta makan malam ini.
Rambutnya disanggul rapi, mengenakan gaun panjang bustier biru muda yang memperlihatkan bahu mulus nan bersinar, tulang selangka seksi, dan lengan seperti teratai putih salju tanpa sedikitpun lemak.
Biasanya dia terkesan licik dan kompeten, namun malam ini feminitasnya memancar kuat, seluruh tubuhnya memancarkan pesona elegan.
Jiang Jun tak sadar tertegun, bayangan tubuhnya yang ramping dan tegap perlahan mendekat, berkata dengan suara serak, "Kau sangat cantik malam ini."
Gu Qingyou menghindari tatapan Jiang Jun, menjawab datar, "Jika aku tidak bekerja sama, kau pasti punya segudang cara untuk memaksaku, bukan?"
Pada ketukan ini, Jiang Jun diam.
Gu Qingyou memandangi lantai kayu dengan dingin. "Kenapa, merasa ucapan aku menusuk telinga lagi?"
Jiang Jun menjawab perlahan, "Aku hanya sangat ingin menggendongmu ke kamar sekarang juga."
Wajah Gu Qingyou langsung berubah pucat lalu memerah. "Tak tahu malu!" Tanpa menoleh, ia melanjutkan langkahnya.
Jiang Jun dengan santai memasukkan kedua tangannya ke saku celana, wajah tampan dengan bibir sedikit terangkat, "Ini bukan tak tahu malu, sekarang bisa disebut tugas wajib suami-istri."
Gu Qingyou mengangkat gaun pestanya, turun tanggan dengan kecepatan maksimal.
……
Di dalam mobil, karena Gu Qingyou terus menatap jendela mobil sedangkan Jiang Jun menutup matanya dengan wajah kaku, perjalanan mereka pun sunyi sepi.
Namun saat tiba di hotel tempat pesta makan malam digelar, keduanya tiba-tiba kompak. Setelah turun mobil, Gu Qingyou selalu merangkul lengan Jiang Jun.
Gu Qingyou akhirnya tak tega berpura-pura bermusuhan dengan Jiang Jun di depan umum. Ini akan merusak reputasi Keluarga Jiang. Ia juga tak mau dicap sombong oleh dunia, membuat para wanita di Kota C membencinya.
Sepanjang jalan menuju hotel, meski Ye Shuo dan bodyguard sudah berusaha menghentikan wartawan, banyak pertanyaan yang tetap sampai di telinga mereka.
Sebagian besar pertanyaan adalah tentang kapan mereka akan mengadakan pernikahan dan apakah ada rencana untuk anak kedua, namun seorang wartawan berani bertanya kepada Jiang Jun——Ada warga yang memotret Direktur Jiang dan Nyonya Jiang saat mendaftarkan pernikahan, wajah Nyonya Jiang terlihat tidak baik. Apakah Nyonya Jiang sedang tidak enak badan saat itu?”
Pertanyaan wartawan ini sangat bijaksana, dengan cara lain menanyakan apakah Jiang Jun memaksa Gu Qingyou untuk menikah.
Sesuai dengan sifat dingin dan angkuh Jiang Jun sebelumnya, ia sama sekali tidak akan menjawab pertanyaan wartawan ini. Namun tak disangka, mendengar pertanyaan ini, Jiang Jun justru merespons dengan nada tenang yang luar biasa, “Saat itu dia memang tidak enak badan, seharusnya beristirahat di rumah, tapi aku tidak ingin menunggu lagi.”
Setelah menjawab, Jiang Jun tidak lupa melayangkan tatapan penuh kasih kepada Gu Qingyou.
Di depan semua kamera, tatapan mesra ini sepenuhnya menunjukkan sikap memanjakan dan kepedulian Jiang Jun terhadap Gu Qingyou, membuat beberapa wartawan wanita di tempat itu langsung bersemangat dan merasa iri.
Gu Qingyou terkejut dengan jawaban Jiang Jun, sekaligus semakin heran karena Jiang Jun terus membiarkan dunia luar menetapkan pernikahan ini sebagai inisiatifnya. Ini benar-benar memuncakkan momen paling didambakan dalam hidup Gu Qingyou.
Tidak hanya itu, Jiang Jun bahkan menjawab beberapa pertanyaan wartawan sepanjang jalan dengan perasaan yang tampak sangat bahagia, membuat Gu Qingyou sesaat terhanyut dalam tatapan lembut dan manjanya.
……
Ini adalah kali kedua Gu Qingyou menemani Jiang Jun menghadiri pesta besar sejak bertemu Yi Hou.
Kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya, Jiang Jun tidak meninggalkannya selangkah pun sepanjang acara, sehingga Gu Qingyou hanya perlu dengan manis berdiri di sisi Jiang Jun, bahkan tidak perlu bicara.
Namun kehadiran Jiang Jun benar-benar membuat terlalu banyak orang ingin menjilat.
Awalnya ini adalah pesta makan malam yang diselenggarakan lembaga amal paling terkenal di Kota C, tapi seolah berubah menjadi pesta dimana dia dan Jiang Jun adalah tokoh utama, bahkan seperti pesta pernikahan mereka.
Semua orang yang ingin menjilat Jiang Jun mengangkat gelas mereka untuk memberi selamat atas pernikahan bahagia Jiang Jun.
Jiang Jun yang biasanya sombong, malam ini beraksi layaknya pengantin pria, hampir tidak menolak segelas pun arak perayaan yang ditawarkan.
Untunglah toleransi alkoholnya baik, beberapa gelas masuk ke perut tapi raut wajahnya tidak berubah sama sekali.
Gu Qingyou tidak seperti itu, meski kemampuan minumnya sedikit meningkat dalam beberapa tahun terakhir, tetap lemah. Setelah menemani Jiang Jun minum beberapa gelas, seluruh wajahnya memerah seperti udang, pikirannya mulai berkabut.
Dengan pasrah, dia mencubit lengan Jiang Jun.
Jiang Jun segera meminta maaf pada pejabat tinggi pemerintah yang sedang berbicara dengannya, menyerahkan gelasnya dan gelas Gu Qingyou ke pelayan, lalu bersama-sama menuju balkon di luar ruang pesta.
Gu Qingyou yang sudah limbung di balkon nyaris terjatuh, beruntung Jiang Jun cepat merangkulnya. "Bertahun-tahun berlalu, toleransi alkoholmu masih tetap dangkal seperti ini?"
Gu Qingyou merasa pusing sekali, memegang dahinya, suaranya terdengar bingung, "Entah kenapa jadi mudah mabuk begini, sebelumnya aku masih bisa minum sedikit anggur merah..."
Jiang Jun justru sedikit merekah di sudut bibirnya, lalu mencium lembut dahi Gu Qingyou. "Perlu aku temani pulang?"
Gu Qingyou merasakan bibirnya yang hangat menyentuh dahinya, secara insting ingin mendorongnya, tapi tubuhnya limbung, hanya bisa bergumam dengan suara tak jelas, "Jangan... mengambil kesempatan... menyentuhku..."
Jiang Jun dengan lembut mencengkeram dagu Gu Qingyou dan mengangkatnya. "Kau benar-benar ingin mempertahankan pernikahan tanpa 'nyawa' dengan aku..."
"Kau ini benar-benar mesum..." Karena mabuk, kata-kata yang biasanya tak berani diucapkan Gu Qingyou kini keluar tanpa filter. "Kau tidak mencintaiku... ngapain menyentuhku... Brengsek."
"Siapa bilang aku tidak mencintaimu?" Jiang Jun mengucapkan ini dengan tatapan penuh kasih pada Gu Qingyou.
Gu Qingyou membeku, sangat meragukan apa yang baru didengar telinganya, bergumam, "Penipu... kau memang penipu..."
Jiang Jun ingin merayu Gu Qingyou beberapa patah kata lagi, tiba-tiba terdengar suara berat dan dingin, "Qingyou!"
Mendengar suara yang tak menyenangkan ini, mata Jiang Jun yang redup tiba-tiba memancarkan aura dingin, dengan sikap sombong dan acuh memandang tamu yang datang, Sheng Jingchuan.
Gu Qingyou dalam keadaan bingung mendengar suara Sheng Jingchuan. Ia mengangkat kepala dan melihat bayangan samar-samar Sheng Jingchuan di depan matanya. Gu Qingyou memanggil lembut, "Kak Sheng..."
Sheng Jingchuan berusaha mendekati Gu Qingyou, namun dihalangi bodyguard Jiang Jun.
Sheng Jingchuan mengepalkan tinju penuh amarah, melototi dingin ke arah Jiang Jun. "Apa yang kau lakukan pada Qingyou? Inti dirinya tak mungkin mau menikah denganmu!"
Jiang Jun tak menyangka Sheng Jingchuan demi Gu Qingyou bahkan mengabaikan urusan perusahaan yang sedang kritis di Prancis. Sorot matanya berubah dalam seperti kedalaman laut yang tenang, memancarkan bahaya yang dingin.
Sheng Jingchuan teringat bagaimana Jiang Jun meninggalkan Gu Qingyou di Kota C tanpa peduli demi Su Mo. Karenanya ia nekat menerobos halangan bodyguard Jiang Jun, maju dengan gigih. "Qingyou... Qingyou..." Malam ini Sheng Jingchuan berniat membawa Gu Qingyou pergi dari sisi Jiang Jun dengan segala cara.
"Jelas-jelas Direktur Sheng memperkirakan tinggi diri sendiri."
Jiang Jun dengan nada datar melemparkan kalimat itu, sambil melingkari tubuh Gu Qingyou yang matanya sudah berkabut alkohol, langsung meninggalkan balkon.
Sheng Jingchuan hendak menghentikan, namun bodyguard sudah mengendalikannya.
Kepala Gu Qingyou yang digerogoti alkohol masih menyisakan secuil logika. Ia mengangkat tangan mencoba melepaskan diri dari Jiang Jun, suara rentanya terdengar. "Lepaskan aku... Kak Sheng mencariku... Lepaskan..." Namun seluruh tangannya tak berdaya.
Jiang Jun segera membawa Gu Qingyou ke ruang VIP di lokasi pesta makan malam, area khusus untuk tamu merapikan penampilan. Ye Shuo telah membersihkan area ini dari orang lain.
Di dalam ruang VIP, Gu Qingyou menyadari tubuhnya semakin limbung. Seluruh badannya bersandar di pangkuan Jiang Jun, bahkan tenaga untuk berdiri pun tak tersisa.
Ye Shuo bertanya dengan bingung, "Direktur Jiang, apakah minuman Nyonya bermasalah? Nyonya hanya minum beberapa gelas tapi mabuk separah ini..."
Jiang Jun melepas mantel jasnya dan menyelimutkan di bahu Gu Qingyou, berkata dengan tenang, "Jelas Cui Hao salah mengukur dosis..."
Ye Shuo tertegun sejenak sebelum tersadar. "Apakah Direktur tidak ingin Nyonya melihat Klan Shan?"
Jiang Jun mengangkat tubuh Gu Qingyou dan membaringkannya di sofa ruang istirahat, baru kemudian bertanya dingin, "Shan Yan sudah datang?"
Ye Shuo mengangguk. "Klan Shan tiba hampir bersamaan dengan Direktur Sheng, tapi dihentikan oleh beberapa tamu yang sedang menjilat."
Jiang Jun memberi perintah, "Panggilkan pelayan wanita untuk merawat Qingyou. Selain itu, aku tak ingin Sheng Jingchuan mengganggu lagi malam ini."
"Baik." Ye Shuo segera menangani kedua hal tersebut.
Jiang Jun menarik sedikit dasinya lalu duduk di sofa.
Gu Qingyou telah terlelap, namun mulutnya bergumam sesuatu yang tak jelas.
Jiang Jun mengecup bibir Gu Qingyou sesaat sebelum beranjak pergi.
"Saat keluar pintu, Shan Yan sudah menatap Jiang Jun dengan tatapan kejam yang dingin."
