Bab 203: Baik, Tidak Melarikan Hutang
Kondisi hati Gu Qingyou saat ini sangat mudah dipahami.
Setiap manusia memiliki keinginan, ketika keinginan itu terpenuhi, hati akan menghasilkan aliran sukacita yang sangat kuat, dan aliran sukacita ini ingin sekali dibagikan dengan orang lain.
"Nyonya Jiang Dong merasa puas dengan hasil ini, namun muncul sedikit keraguan."
Karena sebelumnya Jiang Jun pernah berkata pada Nyonya Jiang Dong "hatinya mati tapi luka masih ada", namun Gu Qingyou memberitahu Nyonya Jiang Dong bahwa Jiang Jun sudah jatuh cinta padanya sejak tiga tahun lalu.
Nyonya Jiang Dong tidak bisa tidak mencurigai perasaan Jiang Jun terhadap Gu Qingyou, meskipun orang ini adalah anak kandungnya sendiri, Nyonya Jiang Dong tidak ingin Jiang Jun menipu Gu Qingyou.
Maka, ketika Jiang Jun pulang ke rumah pada sore hari, saat Gu Qingyou sedang mengajar Mumu mengerjakan PR di lantai atas, Nyonya Jiang Dong menarik Jiang Jun ke ruang tamu kecil.
Jiang Jun menunjukkan ekspresi yang kurang memahami saat melihat wajah penuh pikiran rumit sang ibu.
Nyonya Jiang Dong langsung berkata, "Siang tadi, Qingyou bilang padaku, Su Mo tidak mati?"
Jiang Jun sama sekali tidak terkejut Qingyou memberitahu kenyataan ini pada ibunya, karena ini justru membuktikan betapa bahagia dan puasnya relung hati Qingyou.
"Benar." Jawab Jiang Jun sejujurnya.
Nyonya Jiang Dong segera menarik lengan Jiang Jun, wajahnya menjadi serius, "Jun'er, kau sebelumnya pernah bilang langsung pada Mama, kau belum bisa melepaskan trauma dari hubungan sebelumnya, bagaimana mungkin..."
Jiang Jun sudah mengerti apa yang ingin dikatakan ibunya, ia berkata dengan tenang, "Ibu, aku tidak menipu Qingyou. Setiap kalimat yang kukatakan padanya adalah jujur."
Nyonya Jiang Dong seketika membeku. "Tapi sebelumnya kau..."
Jiang Jun menyambung dengan suara berat, "Ucapan saya kepada Anda saat itu hanyalah jebakan untuk Shan Yan. Tanpa itu, Shan Yan tak mungkin percaya bahwa saya membenci Su Mo."
"Jadi semua penampilanmu selama ini hanya tipuan?" tanya Nyonya Jiang Dong terkejut. "Hanya untuk membebaskan Su Mo dari Shan Yan?"
Jiang Jun terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berucap datar, "Ada tujuan lain."
Nyonya Jiang Dong mengerutkan alis, "Tujuan apa lagi?"
Jiang Jun ragu sejenak di relung hati, namun akhirnya menceritakan semua urusan Gu Xinmei kepada Nyonya Jiang Dong.
Setelah mendengar semuanya, Nyonya Jiang Dong membeku di tempatnya, lama tak bereaksi.
Khawatir ibunya limbung, Jiang Jun merangkul bahu tipis sang ibu dengan mantap, "Selama lebih dari 20 tahun, Gu Youmei tinggal di Kota C dan mengganti namanya menjadi 'Gu Xinmei'... Mungkin membuktikan pepatah 'tempat paling berbahaya adalah yang teraman', dia berakar di sana, memulihkan tenaga sambil menanti saat balas dendam."
Setelah tersadar, Nyonya Jiang Dong menarik Jiang Jun ke sudut. Wajahnya pucat bagai kertas, suara parau bertanya, "Jadi... Qingyou adalah putri Youmei?"
Jiang Jun mengangguk. "Gu Youmei saat itu demi balas dendam, menjual anak perempuannya kepada Qu Liyuan yang juga merupakan selir Xia Dongcheng. Awalnya Qu Liyuan ingin menggunakan anak ini untuk menukar pernikahan dengan Xia Dongcheng, tapi ternyata Xia Dongcheng sama sekali tidak peduli... Karena itu sikap Qu Liyuan terhadap Qingyou selalu dingin."
Nyonya Jiang Dong tiba-tiba menutupi dadanya, karena jantungnya mulai terasa sakit yang sangat hebat.
Jiang Jun tahu ibunya akan bereaksi seperti ini, tapi dia harus memberitahu kebenaran pada ibunya. Permusuhan antara Gu Xinmei dan ibunya mungkin suatu hari nanti harus diselesaikan dengan pertemuan langsung.
Setelah lama sekali, rasa sakit di jantung Nyonya Jiang Dong baru sedikit mereda. Dengan suara parau dia berkata, "Bertahun-tahun... Aku sebenarnya selalu menyesali kejadian waktu itu, aku..." Nyonya Jiang Dong terus menggelengkan kepala dengan pilu.
Jiang Jun perlahan mengusap punggung Nyonya Jiang Dong sambil menghibur, "Karena semuanya sudah berlalu, Bu, menyesali diri sekarang juga tidak ada gunanya..."
Mata Nyonya Jiang Dong yang membeku telah dipenuhi air mata berkilau. Terpana dia bergumam, "Dunia ini benar-benar diatur oleh hukum sebab-akibat..."
"Bu." Jiang Jun kembali memegang bahu Nyonya Jiang Dong yang lemas dengan erat, serius berkata, "Akan kucarikan kesempatan untuk ibu bertemu Gu Youmei. Jika dia tetap tidak mau melepaskan kebencian ini, aku tidak akan izinkan dia menyakiti ibu atau mendekati Qingyou."
Ketika menyebut Qingyou, Nyonya Jiang Dong menggenggam lengan Jiang Jun dengan kuat, bertanya dengan suara gemetar, "Jun'er, Qingyou dia... dia..."
"Saya tidak berniat memberitahu Qingyou tentang keberadaan Gu Youmei." Jiang Jun berkata dengan tenang.
Barulah genggaman Nyonya Jiang Dong sedikit mengendur, tapi seluruh tubuhnya masih dalam kondisi lemas yang sulit ditopang. "...Setelah saya bertemu Gu Youmei, baru akan menjelaskan fakta sebenarnya pada Qingyou."
Bertahun-tahun ini, kesehatan Nyonya Jiang Dong selalu buruk, sebenarnya karena beban berat yang dipendam dalam relung hatinya.
Pada tahun-tahun itu setelah mengetahui kenyataan, Nyonya Jiang Dong berniat mencari Gu Youmei untuk menebus dosa, tapi Gu Youmei sudah menghilang... Karenanya ia menyimpan penyesalan dan menyalahkan diri selama bertahun-tahun, bagai batu besar yang terus menindihnya hingga sulit bernapas.
"Saya tidak berencana memberitahu Qingyou. Jika Gu Youmei tak mau berhenti begitu saja, saya pun tak akan segan-segan." Suara dingin Jiang Jun mengeluarkan hawa berbahaya.
Nyonya Jiang Dong tertegun, "Jun'er..."
Sorot mata gelap Jiang Jun memantulkan cahaya berbahaya, "Ibu, saya tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Ibu, juga tidak akan membiarkan perasaan antara Qingyou dan saya dirusak."
Nyonya Jiang Dong menggelengkan kepala keras-keras, "Jun'er, jangan lakukan ini, Ibu tidak takit masuk penjara..."
Jiang Jun bersuara berat, "Tapi urusan ini takkan terselesaikan meski Ibu masuk penjara."
……
Saat Jiang Jun tiba di kamar, Gu Qingyou sedang serius mengajari Mumu membaca pinyin bahasa Mandarin.
Mumu hari pertama masuk TK hari ini, namun karena perbedaan budaya Timur-Barat yang terlalu besar, saat membaca vokal "a", Mumu selalu mengucapkannya seperti huruf "A" dalam bahasa Inggris.
Untungnya guru hari ini hanya mengajarkan satu vokal ini, Gu Qingyou bisa perlahan membantu Mumu memperbaikinya.
Jiang Jun memandangi ibu dan anak yang berada di bawah cahaya lampu kamar yang lembut ini. Setelah lama, ia bersuara pelan, "Mumu..."
Si kecil yang sedang berkonsentrasi penuh mendengarkan ajaran ibu, mendengar suara ayah langsung mendongakkan kepala. Melihat benar itu ayahnya, dengan gembira meluncur dari sofa, berlari memeluk ayahnya. "Ayah, aku sudah lama tidak melihatmu!"
Dalam dunia anak-anak, satu hari sudah merupakan waktu yang sangat panjang.
Jiang Jun penuh kasihan mengangkat si kecil. "Hari ini di sekolah bermain dengan teman-teman baik tidak?"
Mendengar ini, si kecil langsung menundukkan kepala.
Keraguan terpancar di wajah Jiang Jun.
Gu Qingyou yang sedang mendekat tersenyum menjelaskan, "Bahasa Mandarin Mumu belum lancar, masih ada logat London. Teman-teman di sini merasa Mumu agak aneh, menjaga jarak..."
Oh begitu rupanya.
Ekspresi tegang Jiang Jun sedikit melonggar. "Teman-teman tidak banyak bermain dengan Mumu, ya?" tanyanya dengan penuh kelembutan seorang ayah.
Si kecil mengangguk pelan.
Jiang Jun dengan sabar berkata, "Mereka tidak tidak menyukai Mumu, melainkan karena baru pertama kali mengenal Mumu, mereka juga perlu beradaptasi... Jadi, jika Mumu besok pagi membawa biskin buatan Nenek ke sekolah untuk dibagikan ke anak-anak lain, mereka akan merasa Mumu mudah didekati, besok pasti akan bermain dengan Mumu..."
Si kecil setengah paham mengangkat pandangan, matanya bundar menatap ayah. "Ayah, benarkah?"
"Tentu saja benar." Jiang Jun merayu. "Ayah tidak pernah menipu Mumu, kan?"
"Ya ya." Ketidakbahagiaan di wajah si kecil seketika lenyap. "Kalau begitu besok aku bawa lebih banyak biskin... Aku mau semua anak bermain denganku."
"Pasti." Jiang Jun menyayangi mencium dahi si kecil.
Gu Qingyou segera merebut si kecil dari pangkuan Jiang Jun, berkata lembut, "Mumu, kamu belum bisa menghafal huruf vokal yang diajarkan Bu Guru hari ini, sekarang coba baca lagi beberapa kali..."
"Baik, Mama."
Membayangkan semua anak akan bermain dengannya besok, si kecil meluncur turun dari tubuh ibu dengan gembira, patuh berlari ke sofa, kembali belajar serius.
Gu Qingyou baru menoleh ke Jiang Jun setelah memastikan si kecil sudah mulai belajar. "Aku lihat berita hari ini, proyek di Kota H kau kalah dari Grup Mu?"
Jiang Jun melingkari Gu Qingyou. "Bisa dibilang tidak sepenuhnya kalah."
"Ya?" Gu Qingyou tak begitu mengerti.
“Kau tak perlu khawatir, suaminya punya batasan dalam segala hal.” Setelah berkata demikian, Jiang Jun menunduk ingin mencium mulut kecil Gu Qingyou.
Gu Qingyou menghindar tepat waktu, wajahnya sedikit memerah. "Anak ada di sini..."
Jiang Jun melirik anaknya dengan kesal, baru kemudian mengangkat kepala.
Gu Qingyou meletakkan kedua tangan di pinggang Jiang Jun, bertanya lagi, "Shan Yan mengira Su Mo 'mati' karena dirimu, sekarang pasti berusaha mengalahkanmu di segala hal. Kau harus waspada."
Tak bisa mencium, Jiang Jun hanya bisa menunduk sedikit, menghirup harum semerbak dari tubuh Gu Qingyou. "Rasanya menyenangkan mendapat perhatianmu."
Khawatir akan mengganggu anak yang sedang belajar, Gu Qingyou segera menggandeng tangan Jiang Jun menuju balkon kamar.
Cuaca Kota C belakangan sangat cerah. Cahaya senja menyinari tubuh mereka berdua, bagai menyelimuti dengan lingkaran cahaya. Fitur wajah tampan Jiang Jun tampak lebih tiga dimensi dalam siluet cahaya, membuat Gu Qingyou terhanyut dalam buaian. "Jiang Jun, ayo kita adakan pernikahan!"
Tak mau terlihat kekanakan, Gu Qingyou segera merapikan kerah setelan jas Jiang Jun pura-pura santai.
Jiang Jun menjawab acuh, "Oh."
Gu Qingyou mengernyitkan alis, "Oh?"
Ini jawaban macam apa?
Jiang Jun hanya tersenyum tanpa kata.
“Gu Qingyou segera melepaskan tangannya dari kerah setelan jas Jiang Jun, ”Sepertinya, kau tidak berencana mengadakan pernikahan denganku?”
Jiang Jun berpura-pura merenung beberapa detik, lalu menjawab dengan suara lembut, ”Pernikahan sudah resmi, upacara hanyalah formalitas belaka?”
“Kau... kau benar-benar melewati sungai lalu merobohkan jembatan!”
Tak menemukan pepatah untuk membantah, Gu Qingyou berbalik hendak pergi sambil kesal.
Tak disangka, tubuhnya baru saja berbalik ketika Jiang Jun tepat waktu memeluknya dari belakang.
”Hanya bercanda denganmu.”
Jiang Jun membisikkan rayuan, hembusan napas membara menyentuh telinga Gu Qingyou.
Meski tak lagi melawan, Gu Qingyou tetap cemberut, ”Aku tak peduli apakah kau mau merobohkan jembatan sekarang, yang pasti kau harus memberiku pernikahan...” Memiliki pernikahan estetis adalah mimpi setiap gadis di hati.
”Seberapa arogan?”
”Kau yang arogan, memaksaku menikah, sekarang malah mau ingkar janji...”
”Baik, aku tak akan ingkar... Kita menikah seminggu lagi, setuju?”
