Bab 206: Rasa Puas yang Luar Biasa
Itu Jiang Jun, Jiang Jun...
Suasana mulai ramai dengan desisan suara penuh kekaguman.
Bahkan An Yaruo sampai gemetar kegirangan, menggenggam erat lengan Gu Qingyou. "Suamimu ternyata datang..."
Gu Qingyou tampak agak terkejut.
Jiang Jun berjalan tanpa menghiraukan orang lain hingga berdiri di depan Gu Qingyou. Tatapan dalamnya menyapu pandangan dari wajah hingga tubuhnya, seolah memastikan dia tidak mengalami luka dari bodyguard Mu Ying.
Melihat ekspresi dingin Jiang Jun saat ini, Gu Qingyou tak sadar memperkecil suaranya. "Kenapa kau datang?" Saat wajahnya tetap dingin, dia pun merasa takut.
Wajah Jiang Jun gelap dan dingin, namun suaranya lembut penuh kesabaran saat bicara pada Gu Qingyou. "Aku menelepon tapi tak kau angkat, lalu menghubungi kepala rumah tangga."
Tentunya sang kepala rumah tangga melaporkan kepergiannya. Karena diantar Paman Ying ke hotel, Jiang Jun tinggal bertanya pada sang supir.
Namun ini memunculkan satu masalah.
Ternyata dia lupa melapor pada suaminya tentang keberadaannya.
Gawat, masalah besar menantinya!
"Nona Mu, istriku baru saja datang. Jika ada ucapan yang kurang berkenan, harap Nona berbesar hati... Mari kita lupakan kejadian hari ini, bagaimana?"
Ucapan Jiang Jun pada Mu Ying penuh basa-basi, namun tatapannya tak sekilas pun menyapanya. Suara dinginnya bagai pecahan es menusuk gendang telinga semua yang hadir.
Ruangan seketika hening. Di bawah cahaya lampu, wajah Mu Ying pucat pasi. Tubuhnya limbung, tapi tak satu pun bodyguard berani menyangga.
Semua yang hadir sangat paham karakter Jiang Jun.
Ia dingin dan sombong, namun tak pernah marah. Jika berbicara dengan orang, pasti menjaga etika dan kesopanan. Tapi justru saat ia berbicara dengan sopan, itulah saat ketidaksenangannya memuncak.
Maka, semua yang hadir saat ini dalam hati turut cemas untuk Mu Ying.
Perlu diketahui, meski Mu Ying adalah putri sulung keluarga Mu, bahkan Grup Mu sendiri tak bisa menandingi Kelompok Jiang.
"Aku... aku..." Mu Ying tiba-tiba panik, gemetar tak karuan hingga tak bisa berkata-kata.
Jiang Jun jelas tak bermaksud menunggu jawaban Mu Ying. Ia melingkari bahu Gu Qingyou, langsung menuju pintu lokasi pertunjukan. Terhadap para fotografer yang memotret mereka, Jiang Jun tetap tak bereaksi.
Meski hanya meletakkan tangan di bahu Gu Qingyou, wanita itu merasakan perlindungan erat dari Jiang Jun. Aroma maskulinnya yang segar melingkupi sekujur tubuhnya, membungkusnya dengan kehangatan yang rapat.
An Yaruo membuat wajah jelek penuh kemenangan ke arah Mu Ying, baru kemudian menyusul mereka.
Mu Ying tetap kaku di tempatnya cukup lama.
Gu Qingyou mendengar hanya suara jepretan kamera di belakang, tak ada diskusi lagi. Dalam hati ia ingin tertawa: dunia ini memang masih menganut hukum rimba.
Saat identitasnya sebagai Nyonya Jiang belum pasti, semua orang dengan mudah menuduhnya sebagai sumber kejahatan.
Saat ini Jiang Jun hanya muncul sebentar, tapi tak ada yang berani bersuara lagi di TKP.
Tapi perasaan rasa ego yang terpuaskan secara besar-besaran ini benar-benar cukup menyenangkan.
……
An Yaruo cukup paham situasi. Setelah keluar dari Hotel Century, dia langsung kabur dengan alasan masih ada urusan.
Lagipula tujuan An Yaruo sudah tercapai saat Jiang Jun muncul tadi. Di hari-hari mendatang mungkin dia tak perlu khawatir lagi Mu Ying akan membuat masalah untuknya.
Di dalam gerbong, Gu Qingyou memandang pria yang sedang bersandar di sandaran kulit asli sambil merenung dengan mata tertutup itu dengan tatapan penuh analisis, berkata dengan suara kecil, "Kau marah karena aku tidak melapor lebih dulu tentang keberadaanku?"
"Kau tidak menaruh perkataanku di relung hati." Jiang Jun berkata datar.
Gu Qingyou memandangnya dengan sikap miring.
Apakah dia benar-benar sedang marah?
Jika benar marah, haruskah dia merayunya?
Ya, benar. Orang ini sebenarnya cukup mudah dirayu.
"Aku benar-benar lupa. Aku janji tak akan terulang lagi, ya?" Gu Qingyou menarik lengan jas Jiang Jun dengan manis, suara lembut yang bisa melelehkan Jiang Jun.
Jiang Jun perlahan membuka mata, memiringkan kepala sedikit, menatapnya dengan tatapan dalam.
Melihat Jiang Jun akhirnya bereaksi, bola mata bening dan jernih Gu Qingyou berbinar, berkata dengan manja, "Sudahlah, pasti tak akan ada lagi!"
Gu Qingyou mana tahu, mana mungkin Jiang Jun marah padanya. Saat ini dia bahkan tak sempat menyayanginya.
Apalagi, ia tidak benar-benar menarik bodyguard yang mengawalnya. Baru saja bodyguard melapor bahwa Mu Ying datang dengan niat jahat, sehingga ia segera datang ke sini dari perusahaan.
Hanya saja, demi ini ia meninggalkan sejumlah manajemen dan anggota dewan yang sedang rapat di ruang rapat.
Jiang Jun mengunci erat pinggang Gu Qingyou dengan lengannya, berkata dengan suara berat, "Kau adalah Nyonya Jiang, mulai sekarang hanya kau yang boleh menindas orang. Aku tak akan izinkan siapa pun menyakitimu lagi, paham?"
Gu Qingyou mengerutkan bibir, lalu meletakkan kepalanya di bahu Jiang Jun. "Aku juga tak menyangka karakter Nona Mu bisa serendah ini."
Jiang Jun dengan penuh kasihan menempelkan dahinya pada Gu Qingyou, berujar perlahan, "Dia akan membayar konsekuensi atas ucapan menghina yang dilontarkan padamu tahun ini."
Gu Qingyou mengangkat pandangannya.
Menangkap kilauan di matanya, Jiang Jun tersenyum lembut, "Kenapa? Memandangku seperti itu?"
Gu Qingyou berkata serius, "Sudah kuduga, ucapanmu pada Mu Ying di dalam tadi hanyalah basa-basi formal belaka."
Jiang Jun membelai rambut hitam panjang Gu Qingyou yang bak air terjun. "Aku akan memanfaatkan Mu Ying untuk membuat seluruh warga Kota C paham: Menghina kau lebih berbahaya daripada melawanku."
Gu Qingyou sangat memahami cara kerja Jiang Jun. Karena yang ditindas Mu Ying adalah An Yaruo, Qingyou tak berniat menghentikannya meski Mu Ying adalah adik Shan Yan.
Gu Qingyou segera menyandar lebih dalam ke pangkuan Jiang Jun.
Entah mengapa, sekarang dia sangat suka menempel terus padanya.
Perasaan ketika berdua bersama seperti ini benar-benar luar biasa...
Ia mencintainya, dan dia pun mencintainya.
Jiang Jun mengangkat tangannya, memeluk erat tubuhnya, lalu mencium lembut dahi mulus sang kekasih.
Gu Qingyou berkata dengan malas, "Aku merasa saat ini benar-benar terlalu bahagia."
Jiang Jun mendekatkan tubuhnya, suara parau berbisik, "Kau terlalu sulit dipuaskan... Sayang, kebahagiaan kita baru saja dimulai."
……
Sesampainya di Jiang Zhai, saat Gu Qingyou hendak turun dari mobil, tiba-tiba Jiang Jun menariknya dan menciumnya dalam-dalam.
Saat itu banyak pelayan yang sedang bekerja di taman Jiang Zhai menyaksikan adegan ini, membuat Gu Qingyou malu sampai mencubit lengan Jiang Jun.
Namun Jiang Jun tetap tak bergeming, baru melepaskannya setelah puas mencium sang kekasih.
Pipi Gu Qingyou langsung memerah membara, buru-buru mendorong pintu mobil dan turun.
Jiang Jun hanya tersenyum puas, lalu menyuruh Ye Shuo untuk mengemudi.
Gu Qingyou pun langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu mobil Jiang Jun pergi.
Sebenarnya di mobil tadi, Jiang Jun hendak mengajaknya ke perusahaan, tapi karena khawatir dengan Nyonya Jiang Dong, Gu Qingyou meminta diantar pulang.
Melihat kepala rumah tangga di ruang tamu, setelah bertanya tahu bahwa Nyonya Jiang Dong masih belum bangun, Gu Qingyou segera menuju kamar sang nyonya.
Pintu kamar dibuka oleh Direktur Jiang, ekspresinya terlihat tidak terlalu khawatir.
Gu Qingyou bertanya pelan, "Ayah, apakah tubuh Mama tidak nyaman?"
Direktur Jiang menjawab, "Mungkin kemarin kedinginan, tidak apa-apa... Tapi temani ibumu mengobrollah!"
"Baik."
Direktur Jiang pun keluar dari kamar.
Gu Qingyou melihat Nyonya Jiang Dong terduduk linglung di tepi ranjang, wajahnya terlihat linglung tak biasa. Ia pun duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Nyonya Jiang dengan lembut sambil memanggil penuh hormat, "Ibu..."
Nyonya Jiang baru tersadar saat mendengar suara Gu Qingyou. Wajahnya tetap penuh kasih seperti biasa, namun suaranya terdengar sedikit tidak natural, "Qing... Qingyou."
"Ibu, bagian mana yang tidak nyaman?" tanya Gu Qingyou penuh perhatian.
Nyonya Jiang menyandarkan tubuh ke tepi ranjang, tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Pasti Ayahmu lagi yang bilang aku sakit... Aku baik-baik saja, mungkin hanya kedinginan kemarin."
Gu Qingyou meraba dahi Nyonya Jiang. Tidak terasa suhu panas, ia menghela napas lega. "Pasti Ibu kelelahan membantu kami mempersiapkan pernikahan dua hari ini... Ibu, urusan pernikahan akan kuserahkan pada Jiang Jun untuk mempersiapkannya!"
“Tak mau, tidak bisa melawan!” Nyonya Jiang Dong segera bangkit dari tepi ranjang dengan tubuh tegak. "Mama tak lelah... Hari ini tubuh tidak nyaman, hanya kemarin kedinginan, tak apa-apa... Mama tak mau menyerahkan urusan pernikahan kalian pada Jun'er, Jun'er begitu sibuk, mana bisa mengurus detail-detail kecil pernikahan dengan teliti. Mama sudah bilang pengantin rumah kita Qingyou harus jadi yang tercantik di Kota C."
Ucapan Nyonya Jiang Dong selalu membuat hati Gu Qingyou terasa hangat seperti dialiri air suam.
Sekali lagi, Gu Qingyou merasa diri ini punya kelebihan apa hingga pantas mendapat kasih sayang seperti ini dari pasangan Direktur Jiang.
Gu Qingyou tak kuasa menahan diri untuk merangkul Nyonya Jiang Dong perlahan. "Mama, meski ibu kandungku tak memberi kasih sayang seorang ibu, tapi Tuhan tak mengabaikanku. Dia mempertemukanku dengan Mama yang lebih menyayangiku daripada ibu kandung sendiri." Suaranya terdengar serak.
Nyonya Jiang Dong menyandar pada bahu Gu Qingyou. Tanpa terasa, air mata mengalir. "Qingyou, wajar saja Mama sayang padamu..."
Gu Qingyou tak menyadarinya. Ia justru semakin erat memeluk Nyonya Jiang Dong, berkata dengan puas, "Mama, bisa bertemu Jiang Jun, bertemu Mama dan Ayah, ini adalah keberuntungan terbesarku seumur hidup."
……
Kelompok Jiang.
Setelah tahu An Yaruo berada dalam negeri, Que Yan terus-menerus setengah hati.
Jiang Jun sekali lagi menyerahkan urusan pada Que Yan, tapi tak mendapat balasan. Akhirnya kesabarannya habis. Ia menyandar pada sandaran kursi, berkata dingin, "Kau yakin Huo Yutonglah wanita yang kau siap nikahi?"
Que Yan secara refleks tersentak, tapi membeku sejenak. "...Kenapa tiba-tiba bilang begitu?"
Jiang Jun menyipitkan mata, memandanginya dengan tenang. "Dulu saat kau mengincar Huo Yutong, aku tak pernah melihatmu setengah hati seperti ini."
Que Yan seketika mendengus kecil. "Lelucon, mungkin aku suka An Yaruo yang sama sekali tidak punya kelebihan selain postur tubuhnya?"
Jiang Jun mengerutkan alis sedikit, "Apa aku bilang kau menyukai An Yaruo?"
Que Yan, "..."
Bibir Jiang Jun sedikit melengkung, suara khidmatnya melanjutkan, "Berdasarkan info dari Qingyou hari ini, An Yaruo berencana meninggalkan Kota C dalam dua hari ini... Sepertinya dia ingin tinggal di tempat yang tak akan pernah bertemu denganmu lagi."
