Bab 217 Yang Harus Datang Akhirnya Tiba
Pagi hari.
Awalnya mengira begitu membuka mata akan melihat Jiang Jun tidur di sampingnya, namun yang menyambut Gu Qingyou saat membuka mata adalah kekosongan melompong di sebelahnya.
Gu Qingyou segera bangkit dari ranjang, melirik sekeliling, namun tetap tak melihat bayangan Jiang Jun di dalam ruangan.
Aroma Jiang Jun di udara sangat samar, posisi di sampingnya pun terasa dingin menusuk - ini menandakan Jiang Jun telah lama bangkit dari tempat tidur.
Gu Qingyou tidak menyangka di pagi hari pernikahan mereka, ia bangun begitu pagi untuk apa, lalu cepat-cepat mengenakan pakaian.
Jika tidak karena melihat pemandangan di luar jendela dengan jelas, memastikan dirinya masih berada di Sucre saat ini, dan saat membuka mata tidak melihatnya, pasti dia mengira pernikahan kemarin hanyalah mimpi.
Ya, pria yang dicintainya kemarin memberikannya pernikahan yang mengharukan dan megah, inilah yang selalu diimpikannya. Dia sangat takut ini hanya mimpi belaka...
Beruntung, segala yang terlihat oleh matanya membuktikan ini nyata. Yang paling nyata tentu gaun pengantin yang dikenakannya seharian kemarin, saat ini masih tergantung di samping cermin lantai kamar ini. Dia bahkan masih bisa mengingat betapa cantiknya dirinya saat mengenakan gaun itu kemarin.
Setelah cepat-cepat membersihkan diri, Gu Qingyou membuka pintu kamar.
Ye Shuo yang menunggu di pintu memandangnya dengan ekspresi aneh. "Nyonya."
Gu Qingyou tak peduli. "Di mana Jiang Jun?"
Ye Shuo menjawab, "Direktur Jiang sedang urusan di pusat kota Sucre. Beliau meminta Nyonya dan Pasangan Direktur Jiang untuk sarapan dulu. Beliau akan segera kembali."
"Oh." Gu Qingyou menghela napas lega. "Bukan urusan bisnis penting kan?"
Ye Shuo menjawab, "Nyonya tidak perlu khawatir."
Gu Qingyou merasa Ye Shuo bersikap aneh, terutama wajah yang suram itu. "Kemarin di pernikahan aku tidak melihatmu... Bukankah kau yang mengantar kami ke bandara? Kenapa tidak ikut naik pesawat?"
Ye Shuo menunduk, menjawab sejujurnya, "Hamba ada urusan yang perlu ditangani di Kota C."
Gu Qingyou mendesah. "Kau bekerja di samping Jiang Jun juga menderita, dia selalu tak punya perasaan manusiawi."
Ye Shuo tidak berani menjawab pertanyaan ini.
Gu Qingyou kemudian tersenyum tipis, melanjutkan langkahnya.
……
Saat Gu Qingyou tiba di restoran, Pasangan Direktur Jiang dan seluruh orang-orang terdekat Keluarga Jiang sudah menanti di depan meja makan panjang.
Dia seketika membeku.
Dia mengira hanya ada Pasangan Direktur Jiang dan Mumu, atau mungkin Que Yan dan Yaru, tak disangka...
Mumu tiba-tiba berlari mendekat, memeluk kedua kakinya, memanggil dengan suara lembut, "Mama——"
Sayangnya bahkan si kecil pun tak bisa menyelamatkan kemalangannya saat ini. Dia menggendong anak itu, menghampiri Pasangan Direktur Jiang dengan hormat, tersipu malu menyapa, "Ayah, Ibu... aku terlambat bangun..."
Salam Gu Qingyou segera memancing tawa kecil para kerabat Jiang, meski mata mereka penuh restu.
Nyonya Jiang Dong juga tak menyembunyikan kasihnya, berkata, "Ini semua keluarga dekat, jangan sungkan... cepat duduk dan sarapan!"
"Ya." Gu Qingyou segera duduk di kursi sebelah Pasangan Direktur Jiang.
Mengira segalanya telah berlalu, tak disangka An Yaruo ini malah bersuara, "Iya dong, baru menikah... wajar kalau Qingyou tidurnya kemalaman..."
Gu Qingyou yang sudah canggung, wajahnya langsung memerah karena perkataan An Yaruo, lalu melontarkan tatapan pedang ke sahabatnya.
Dasar adik ini, apa hubungannya dengan Jiang Jun masih bisa disebut pengantin baru?
An Yaruo akhirnya rendah diri, tapi tak lupa membuat wajah jelek puas diri ke Gu Qingyou.
Si kecil yang sedang duduk di pangkuan Gu Qingyou berkata, "Mama, kemarin Mama cantik sekali..."
Mendengar pujian anaknya, Gu Qingyou mencium wajah putih sempurna si kecil. "Terima kasih Sayang."
Si kecil melanjutkan, "Mama, tadinya aku mau jadi flower boy, tapi tak ada adik perempuan pendamping. Andai Mama dan Ayah memberiku adik perempuan... Kemarin aku bisa jadi flower boy Ayah Ibu bareng adik."
Ucapan lugu namun tulus si kecil ini langsung membuat semua kerabat yang hadir tertawa.
An Yaruo dengan tepat berkomentar, "Mumu, mungkin adik perempuanmu sudah ada di perut Mama, jadi jangan panik ya..."
"Mama, benar kan?" Mata si kecil terbelalak penuh sukacita.
Gu Qingyou merasakan semua tatapan hadirin tertuju padanya. Dengan wajah bersemu merah, ia menunduk. Dasar An si kecil, nanti aku yang balas!
Tak kusangka, Nyonya Jiang Dong juga tidak membantunya keluar dari kesulitan saat ini, dengan penuh kasih tersenyum dan berkata, "Jun'er sangat menyukai anak perempuan, jadi... Jun'er dan Qingyou pasti akan punya anak perempuan lagi."
Para kerabat mulai menyambut baik ucapan Nyonya Jiang Dong, namun tatapan mereka masih melingkupi Gu Qingyou.
Gu Qingyou diam-diam mengangkat kepala dan melirik Nyonya Jiang Dong dengan pandangan penuh keluhan, namun tangannya justru ditepuk lembut oleh Nyonya Jiang Dong yang berkata dengan suara ramah, "Mama juga ingin menggendong cucu perempuan lagi..."
Gu Qingyou, "..."
Sebenarnya dia berencana membantu Jiang Jun memiliki anak perempuan lagi, namun keinginan ini baru dilaksanakan dalam beberapa kali terakhir, tentu belum mungkin secepat ini terwujud.
Saat diskusi tentang kapan Nyonya Jiang Dong akan menggendong cucu perempuan sedang berlangsung, tiba-tiba salah seorang kerabat Jiang berbisik, "Direktur Jiang datang..."
Topik itu terhenti sejenak, semua orang seketika menatap Jiang Jun yang baru saja masuk ke restoran.
Gu Qingyou yang malu, tetap berpura-pura serius menyantap sarapannya.
Suara lembut Jiang Jun terdengar, "Apa yang sedang didiskusikan semuanya? Terlihat sangat menyenangkan?"
Seorang kerabat Jiang dengan senyum lebar menjawab, "A-Jun, kami sedang berdiskusi dengan ibumu tentang kapan kamu dan Qingyou akan memberikannya cucu perempuan..."
“Benarkah?” Jiang Jun merangkul sandaran kursi Gu Qingyou dari belakang, membungkuk mendekat, tatapan lembut penuh manja menatap pipi merah Gu Qingyou, dengan aroma khasnya yang harum, bertanya pelan, “Bagaimana jawabanmu?”
Gu Qingyou melotot ke arah Jiang Jun.
Ia jelas tahu dirinya sedang ingin menyelinap ke lubang tanah, tapi malah ikut mengejek.
Jiang Jun terkekeh, lalu mata hitamnya yang berbinar memandang semua kerabat. “Qingyou itu kulit wajahnya tipis, kalian semua jangan menggoda dia... Mengenai keinginan Ayah Ibu untuk menggendong cucu perempuan, tentu aku akan mewujudkan harapan kalian.”
Pasangan Direktur Jiang mendengar itu tersenyum menganga, semua kerabat di sekitar juga tertawa riang.
Beruntungnya, Jiang Jun masih ada urusan yang belum selesai sehingga tidak menahan diri untuk sarapan bersama mereka. Ia mencium pipinya sebentar sebelum keluar dari restoran.
Gu Qingyou akhirnya bisa lega dan menikmati sarapan ini dengan tenang.
……
Usai sarapan, Gu Qingyou awalnya ingin menemani Mumu jalan-jalan di luar hotel, tapi Pasangan Direktur Jiang membawa Mumu pergi, menyuruhnya kembali ke kamar untuk menemani Jiang Jun.
Gu Qingyou memang merasa seperti pengantin baru dengan Jiang Jun, akhirnya menuju kamar.
Jiang Jun benar-benar sedang membaca dokumen di dalam kamar, ekspresinya serius.
"Gu Qingyou tak ingin mengganggu pekerjaannya, lalu bersiap pergi ke balkon untuk menikmati angin. Tak disangka suara Jiang Jun terdengar saat ia melangkah, "Kemarilah."
"Apa aku mengganggumu?" Gu Qingyou berjalan mendekat.
Jiang Jun merangkul kaki panjang Gu Qingyou, mendudukkannya di sofa, lalu berkata tegas, "Kau tahu urusan apa yang kuhadapi pagi ini?"
"Hmm?"
Gu Qingyou bertanya ragu, "Kau mau berdiskusi urusan bisnis denganku?"
Jiang Jun menggeleng. "Aku ada urusan pribadi penting yang harus dibicarakan."
Gu Qingyou mengerutkan kening, "Urusan pribadi apa?"
Jiang Jun tak langsung menjawab. Ia mengusap rambut panjang Gu Qingyou penuh kasihan, baru berbicara lembut, "Qingyou, kuharap kau bisa memaafkanku. Aku telah menipumu."
"Menipu?" Gu Qingyou mengangkat tangan memeluk Jiang Jun. Senyum polosnya seperti anak kecil, mata jernih berbinar di balik bulu mata panjang menatapnya, "Baiklah! Penipuan apa lagi ini? Cepat akui!"
"Sayang..." Jiang Jun tiba-tiba memanggilnya dengan tatapan dalam.
Senyuman Gu Qingyou berangsur memudar. Ia menyadari raut khidmat yang jarang terlihat di wajahnya. Tapi tetap tak bisa menebak dusta apa yang dimaksud, "Katakan dulu, baru akan kulihat apakah kuampuni!"
Mendengar nada rileksnya, membayangkan wajahnya yang akan basah oleh air mata seketika, relung hati Jiang Jun terasa seperti terbakar api.
"Sayang, bahkan ia pun tak lagi punya cara untuk menghentikan penghalang yang ditakdirkan langit di antara mereka."
"Daripada membiarkan Shan Yan yang memberitahukan faktanya, lebih baik aku yang mengatakannya langsung."
Jiang Jun akhirnya memantapkan tekad dalam relung hatinya, lalu menyodorkan dokumen yang baru saja ia baca ke tangan Gu Qingyou.
Gu Qingyou membeku sejenak sebelum menerima dokumen itu. "Data apa ini?"
Jiang Jun menjawab dengan suara berat, "Profil Gu Xinmei, Ketua Yayasan Heng Long."
"Oh, aku pernah dengar namanya... Dia sepertinya sangat hebat, katanya seorang disabilitas tapi mengendali banyak yayasan amal. Pekerjaannya yang paling ia tekuni adalah kegiatan amal." Gu Qingyou membicarakan orang yang tak penting baginya dengan riang, wajah anggunnya bahkan tersungging senyum. "Untuk apa kau menunjukkan data ini padaku?"
"Baca dulu sampai selesai!" jawab Jiang Jun.
Gu Qingyou merasakan lingkarannya di pinggang oleh Jiang Jun sedikit mengencang. Ia mengangkat pandangan, bingung menatap suaminya. Di kedalaman mata pria itu terlihat kegelapan yang suram. Akhirnya ia menyadari bahwa urusan ini mungkin serius. Ia pun menunduk dan mulai serius membaca profil Gu Xinmei.
Dokumen ini tidak berfokus pada pencapaian Gu Xinmei, melainkan menguraikan setiap tahap kisah hidupnya sejak lahir hingga kini.
Gu Qingyou membaca dengan seksama. Hingga tiba di bagian Gu Xinmei usia 27 tahun, saat ia pertama kali bertemu Xia Dongcheng.
Melihat bagian ini, Gu Qingyou mengangkat pandangan dengan terkejut, "Dia... dia juga mengenal Xia Dongcheng?"
Jiang Jun mengangguk.
Gu Qingyou melanjutkan membacanya, tiba-tiba seluruh tubuhnya membeku, matanya menatap lama pada tiga karakter "Qu Liyuan" di dokumen itu.
Jiang Jun memeluk bahu Gu Qingyou lebih erat, sementara tubuhnya perlahan kehilangan kehangatan.
"Gu Xinmei adalah ibu kandungku?" Gu Qingyou berkata dengan bengong, "Dia menjualku seharga lima puluh ribu yuan kepada Qu Liyuan?"
