“Bab 237 Hingga Di Lao dan Tanah Tandus”
Gu Qingyou perlahan melepaskan diri, menatapnya dengan terkejut.
Senyuman datar di wajah Jiang Jun tetap bertahan, "Kau tak perlu khawatir, polisi takkan pernah menemukan bukti untuk menuduhku. Dengan menikahi Su Mo, aku bisa lebih tenang."
Gu Qingyou menatap Jiang Jun sejenak, lalu kembali menyembunyikan wajah di dadanya, memeluknya erat. "Mengapa sebelumnya kau tidak memberitahuku tentang ini?"
"Jika kau tahu hal ini, bagaimana mungkin kau punya perasaan baik saat menikah denganku?" Jiang Jun menunduk untuk mencuri ciuman darinya.
Wajah Gu Qingyou berubah, pipinya memerah. "Tapi sekarang kau telah menikahiku, isu masyarakat masih ada. Polisi akan terus mencari bukti."
"Lalu apa?" Jawab Jiang Jun datar, dalam sekejap kembali menjadi pribadi yang dingin dan arogan seperti biasa.
"Meski Qi Yuanheng pantas menerima ini, tapi dulu polisi tidak menemukan bukti pembuatan narkoba. Jika mereka benar-benar menemukan bahwa kau adalah bos di balik layar Perusahaan Tianqi, kau akan dalam masalah besar."
Jiang Jun tiba-tiba tertawa.
Gu Qingyou mengangkat mata penuh kebingungan, "Bagaimana kau masih bisa tertawa?"
"Qingyou, kau telah berubah."
"Ya?" Gu Qingyou tidak mengerti.
"Jika dulu, matamu akan menunjukkan ketakutan padaku. Tapi sekarang... yang ada hanya kekhawatiran." Saat ini, mata gelap Jiang Jun memancarkan cahaya yang berkilauan.
“Karena sebelumnya aku mengira manusia di dunia ini hitam-putih, tapi tiba-tiba aku menyadari ada orang yang terlihat baik seperti Qi Yuanheng—dulu filantropis paling terkenal di Tiongkok—tapi diam-diam begitu kejam. Sementara ada yang terlihat jahat seperti Mama, yang pernah melakukan hal tak termaafkan pada Ibu, tapi hatinya baik dan terus menyiksa diri atas itu... Jadi aku merasa kau sama sekali tidak mengerikan, karena semua caramu yang tak pandang cara hanya untuk melindungi orang tercinta, dan kau tak pernah melukai yang tak bersalah.”
“Kenapa?” Jiang Jun mengangkat dagu Gu Qingyou, senyuman tipis di bibirnya. “Sekarang tidak marah karena dulu kujebak Sheng Jingchuan masuk penjara?”
Gu Qingyou menatap dalam-dalam tatapan penuh kasihnya, tenang berkata, “Pertimbangan untung-rugi, tindakanmu waktu itu benar. Kalau tidak, sampai sekarang Qi Yuanheng mungkin masih berpura-pura baik sambil mengancam dunia.”
“Dulu kau tuduh aku mengirim Sheng Jingchuan ke Prancis bekerja sama dengan perusahaan Que Yan, padahal ini murni memanfaatkan bakatnya, sama sekali bukan untuk menebus...” Jiang Jun melanjutkan.
“Baiklah...” Gu Qingyou aktif melingkari leher Jiang Jun. “Aku salah, cukup?” Usai bicara, lembutnya menempel pada kebengisannya, menirukan gaya meminta biasa darinya, canggung menggosok.
Bagaimana mungkin Jiang Jun bisa memuaskan, menunduk, menciumnya dengan keras, "Aku tidak sejahat yang kau pikirkan, tapi juga tidak sebaik yang kau bayangkan. Tapi untukmu, untuk keluarga, aku akan selalu baik..."
Gu Qingyou berhenti sejenak.
Akhirnya dia benar-benar memahami pribadinya... Akhirnya tahu, di balik sikap sombong dan arogannya, tersimpan rasa rendah diri dan ketidakpercayaan diri.
Dia tidak berbeda jauh dengan manusia biasa. Hanya takdir yang membentuknya menjadi seperti ini.
Gu Qingyou mendongak menerima ciuman Jiang Jun, membiarkannya terus menuruni tubuhnya, terengah-engah berkata, "Ke depannya, aku takkan lagi peduli seperti apa dirimu, asalkan hatimu menjadi milikku, itu cukup."
Jiang Jun menghentikan gerakannya, memandangnya penuh arti, "Jadi, kau benar-benar tidak takut padaku lagi?"
"Tidak takut." Gu Qingyou menjawab, "Di dunia ini, orang terakhir yang harus kutakuti adalahmu, karena hanya kau yang paling tersayat hati karena aku."
Benar, di dunia ini dia tak takut siapa pun, satu-satunya yang ditakutinya hanyalah dia.
Akhirnya Jiang Jun tak tahan mengangkat Gu Qingyou dari kursi kulit asli, menuju sofa di ruang kerja.
Ye Shuo yang melihat adegan ini di pintu ruang kerja, segera menutup pintunya.
Sebenarnya, saat ini dia tak perlu menghipnosis diri sendiri untuk mengerti mengapa hubungan delapan tahunnya dengan Su Mo kalah dari hubungan tiga bulan lebih dengannya...
Karena cinta memang tak ada rumusnya. Saat kau jatuh cinta, ya terjatuhlah, tanpa alasan.
“Mengapa baru tiba-tiba tersadar akan fakta jatuh cinta padanya yang begitu terlambat, mungkin karena rasa cinta itu sudah muncul tanpa disadari sejak lama. Hanya saja dia terus menunggu Su Mo berdiri dengan aman di hadapannya, sebab baru saat itulah dia bisa memikirkannya dan mencintainya tanpa beban tanggung jawab maupun rasa bersalah……”
Jiang Jun perlahan menanggalkan baju luar Gu Qingyou, gerakannya penuh kelembutan, suaranya memancarkan pesan magis yang menyiratkan hasrat posesif yang tak terbantahkan.
“Aku akan memberikan kompensasi pada ibumu dan Bibi Shu, tapi mereka selamanya tak mungkin membuatku melepaskanmu.”
Gu Qingyou mengangguk, berkata tanpa keraguan sedikit pun, “Mereka juga tak bisa meyakinkanku untuk melepasmu.”
Senyum Jiang Jun memancarkan pesona yang memesona semua orang.
“Qingyou, kau harus ingat janjimu.”
Sejak saat itu, mereka takkan pernah saling melepaskan lagi, sampai akhir zaman.
……
Menjelang malam, akhirnya datang kabar dari pihak Cui Hao bahwa Gu Xinmei ternyata dirawat di rumah sakit akibat serangan penyakit mendadak.
Gu Qingyou tidak mengizinkan Jiang Jun menemani ke rumah sakit, khawatir akan memicu reaksi negatif pada Gu Xinmei.
Di kamar VIP rumah sakit, Gu Qingyou melihat sosok Gu Xinmei dengan respirator menutupi mulutnya.
“Bagaimana bisa begini?”
Gu Qingyou terjatuh duduk di sisi ranjang pasien, dengan sedih bertanya pada Qu Xiaomei yang berdiri di samping.
Qu Xiaomei menjawab, "Sejak lumpuh di usia muda, ibumu selalu menderita diabetes parah yang membutuhkan suntikan insulin setiap hari... Kemarin ibmu menolak disuntik insulin, pagi ini ketika aku masuk ke kamarnya, kudapati ibumu sudah tak sadarkan diri."
Gu Qingyou melihat jelas lengan ibunya yang sedikit bungkuk dipenuhi bekas jarum. Tenggorokannya langsung parau, "Bagaimana kondisi Ibu?"
Qu Xiaomei menjawab, "Kondisinya masih stabil untuk saat ini. Tapi jika ibumu bangun nanti tetap menolak pengobatan, aku khawatir... Tubuh ibmu tak akan bertahan lama, mengingat dasar fisiknya memang sudah lemah selama bertahun-tahun ini."
Gu Qingyou menggenggam tangan ibunya, menindih erat dengan kedua tangannya.
Saat ini, dalam pikirannya terpampang wajah getir sang ibu yang mencucurkan air mata sambil membujuknya meninggalkan Jiang Jun.
Qu Xiaomei melanjutkan, "Aku tak tahu apakah sifatmu Qingyou menurun dari ibumu. Tapi ibumu ini keras kepala sekali. Begitu memutuskan sesuatu, sulit diubah. Jadi... Mungkin kau perlu menenangkan ibumu dulu. Setelah kesehatannya membaik, barulah bersama Direktur Jiang."
Gu Qingyou menempelkan tangan ibunya ke pipinya. Tatapannya berkilauan namun suaranya tenang, "Apakah kebencian itu lebih penting bagi Mama daripada kebahagiaanku?"
Qu Xiaomei menjelaskan, "Ibumu hanya merasa perasaan Direktur Jiang padamu tidak tulus."
"Jika tidak tulus, mengapa Jiang Jun mau bersamaku?" Gu Qingyou menatap wajah ibunya. Ini pertama kalinya Ibu tak meneteskan air mata saat menghadapiku.
"Ini..."
Gu Qingyou mengangkat bola matanya, menatap Qu Xiaomei dengan tegas. "Bibi Qu, kurasa Ibu hanya dipengaruhi oleh Gu Shan Yan. Karena Shan Yan demi Su Mo, selalu memusuhi Jiang Jun."
"Klan Shan selalu menghormati ibumu, apalagi dia adalah anak angkat laki-laki ibumu. Dia tak mungkin menipu ibumu," kata Qu Xiaomei.
"Pada akhirnya, ibu kandung tak bisa menyaingi kekasih hati, apalagi Ibu bukan ibu kandung Shan Yan yang sebenarnya," bantah Gu Qingyou.
Qu Xiaomei terdiam sejenak.
Tatapan Gu Qingyou kembali ke wajah ibunya yang tampak renta akibat penyakit. "Bibi Qu, saat Ibu siuman, tolong sampaikan pesanku padanya."
"Katakanlah."
"Jika Ibu lebih mencintaiku daripada kebenciannya, percayalah padaku dan orang yang kucintai. Jika tidak, jangan lagi menggunakan dalih mencintaiku untuk melaksanakan balas dendam dalam hatinya," ucap Gu Qingyou kata demi kata dengan tenang.
Qu Xiaomei terpana, "Qingyou... Kau benar-benar ingin kusampaikan kata-kata ini pada ibumu?"
Gu Qingyou tidak ragu mengangguk. "Aku tak mungkin meninggalkan kekasihku, anakku, rumah tanggaku yang hangat... Apakah Mama mau mengakuiku atau tidak, membiarkanku merawat Mama di hari-hari mendatang, semuanya tergantung pilihan Mama."
Qu Xiaomei membeku lama, baru akhirnya menjawab, "Baik."
……
Saat Gu Qingyou keluar dari kamar pasien, dia berpapasan dengan Shan Yan yang baru tiba di rumah sakit.
Wajah Shan Yan terlihat sangat muram, hal ini membuat Gu Qingyou agak terkejut.
Bukankah trik pura-pura sakit Mama ini ide Shan Yan? Apa maksud ekspresinya seperti ini?
Ya, awalnya dia mengira Mama benar-benar menderita diabetes parah. Tapi saat dia menyentuh pergelangan tangan Mama tadi, terasa hangat.
Bibi Shu dulu pernah menderita diabetes saat ginjalnya bermasalah. Gu Qingyou tahu, setelah disuntik insulin, tangan pasien akan terasa dingin beberapa saat.
Padahal saat dia masuk kamar tadi, perawat baru saja menyuntikkan insulin kepada Mama. Secara logika, tangan Mama seharusnya tidak mungkin masih terasa hangat.
Karena penipuan Mama itulah, dia menyuruh Bibi Qu menyampaikan pesan tadi. Sebenarnya dia tahu Mama sedang sadar.
Shan Yan berhenti melangkah untuk Gu Qingyou, tapi Gu Qingyou memilih langsung melewatinya. Hal ini memaksa Shan Yan menggenggam pergelangan tangannya, namun dilepaskan kembali.
"Aku menganggapmu sebagai adik, Qingyou."
Shan Yan berkata demikian.
Gu Qingyou tidak melangkah, juga tidak menoleh, berkata dengan suhu nol derajat, "Kau memengaruhi ibuku untuk merusak hubunganku dengan Jiang Jun, sungguh tak kusangka kau begitu hina."
Shan Yan menyipitkan mata licik, "Sepertinya, Su Mo benar-benar menemui Jiang Jun semalam."
Baru saat itu Gu Qingyou memutar tubuh, melotot penuh cibir ke Shan Yan. "Ya. Kuyakin kau juga tahu tujuan lain Su Mo menemui Jiang Jun."
Wajah Shan Yan pucat pasi di detik ini, semakin suram.
Gu Qingyou tertawa dingin, "Kau takkan bisa balas dendam pada Jiang Jun. Karena aku dan Jiang Jun takkan terpisah, sementara kau dan Su Mo mustahil bersatu."
"Benarkah?" Akhirnya Shan Yan kehilangan kelembutan biasanya pada Gu Qingyou, tertawa pendek, "Jika aku dan Su Mo tak bisa bersatu, kau dan Jiang Jun juga jangan bermimpi bisa bersama!"
