Bab 253 Ia Tidak Egois
Jiang Jun mendesah pelan, menatap rambut hitam panjang Gu Qingyou yang terjuntai seperti air terjun di bahunya. "Marah sepuasmu... Tapi aku takkan melepasmu."
Gu Qingyou menoleh tajam, mata gelapnya melotot ke arah sorot mata Jiang Jun yang sudah kembali tenang.
Dikira amarahnya sudah tersulut, namun...
Tangan Jiang Jun masuk ke saku celana, sikap tenangnya tetap elegan. "Dengan syarat kau tinggal di sini, permintaan apapun akan kupenuhi."
"Aku benar-benar tak mengerti. Jika kau butuh keluarga, masih banyak wanita lain... Mengapa kau terus memburuku?" Gu Qingyou memalingkan wajah, rona sedih mengambang di matanya.
Jiang Jun tak menjawab. Pikirannya berputar cepat, namun tak juga menemukan jawaban.
Saat Gu Qingyou hendak membuka mulut lagi, suara ketukan pelan terdengar dari pintu kamar pasien.
Gu Qingyou menekan bibirnya, mengalihkan tatapannya kembali ke anak.
"Masuk." Jiang Jun menjawab orang di luar pintu.
Pintu kamar pasien didorong perlahan dari luar, yang masuk adalah Que Yan.
"Dengar Tuan Muda sakit, saya sengaja datang menjenguk." Que Yan tetap berseloroh seperti biasa, berkata dengan rileks.
Melihat Gu Qingyou yang biasanya sangat sopan ternyata tidak menanggapi sapaan, sementara wajah tampan Jiang Jun sama sekali tak berekspresi, Que Yan sudah menduga situasi antara Jiang Jun dan Gu Qingyou tak ada kemajuan.
Sialan, jangan-jangan mereka sudah membahas perceraian?
Teringat ide untuk membuat Jiang Jun menipu Gu Qingyou berasal darinya, Que Yan tiba-tiba merasa dirinya sangat berdosa saat ini, lagipula awalnya Jiang Jun memang berencana membebaskan Gu Qingyou...
"Graaah! Qingyou, ada urusan Yaru yang ingin kubicarakan denganmu..." Que Yan tiba-tiba berkata pada Gu Qingyou.
Gu Qingyou mati-matian menyesuaikan mentalnya, baru menolehkan kepala. Dalam matanya terlihat penyesalan karena tadi tak sempat menyapa Que Yan, ia memandang Que Yan dengan ramah, "Ya, tentang urusan Yaru, aku juga ingin bicara denganmu."
Jiang Jun yang selalu tak berminat dengan urusan pribadi orang lain, berbalik meninggalkan kamar pasien.
Que Yan tersenyum.
Dengan sengaja ia menyebut Yaru, karena tahu selama disebutkan nama Yaru, Jiang Jun tak akan bertahan di kamar ini.
“Melihat Que Yan tertawa, Gu Qingyou baru menyadari bahwa alasan Que Yan tadi hanyalah buatan. Ia sedikit mengerutkan alisnya, "Kau tahu Yaru pergi ke Korea semalam?"”
Que Yan menahan senyum, menjawab dengan tegas, "Qingyou, aku hanya punya beberapa hal yang sulit kubicarakan di depan Jun, makanya aku sebut-sebut Yaru."
“Sepertinya kau tahu Yaru pergi ke Korea, dan kau tak berniat menahannya.” Mengingat ekspresi rileks dan lega yang dipaksakan An Yaruo kemarin sore, hati Gu Qingyou tersayat melihat penderitaan sahabatnya、
Wajah Que Yan langka berubah muram, “Sepertinya dia datang lagi padamu untuk curhat tentang kepedihannya.”
Gu Qingyou tak bisa memahami ucapan Que Yan, serius berkata, “Yaru hanya datang berpamitan kemarin, sama sekali tak menyebutmu. Aku-lah yang mengangkat namamu.”
Que Yan mendengus. “Perlu dia menyebut? Cuma bilang mau ke Korea, kau langsung bisa tebak apa yang terjadi... Dia cuma pakai cara pintar untuk minta bantuanmu!”
“Que Yan...” Gu Qingyou bangkit dari tepi ranjang, bingung bertanya, “Apa ada kesalahpahaman antara kalian? Yaru sama sekali bukan wanita licik seperti yang kaukira.”
Wajah Que Yan tetap dingin, “Kalau dia tak licik, hubungan kami takkan sampai ketahuan orang tuaku. Dia sengaja membeberkan semuanya karena tahu keluarganya tak akan izinkan aku bersikap sembrono, demi bisa masuk keluarga Que.”
“Que Yan, kau benar-benar terlalu banyak berpikir...”
Gu Qingyou tak menyangka kesalahpahaman antara Que Yan dan An Yaruo sedemikian dalam. Keningnya sedikit berkerut saat berkata serius, "Aku sudah mengenal Yaru bertahun-tahun. Aku sangat paham bagaimana karakternya. Dia sama sekali bukan wanita yang serakah akan uang. Lagipula kau tahu alasan dia melakukan transaksi denganmu dulu hanyalah untukku..."
"Manusia bisa berubah." Que Yan blak-blakan. "Mungkin melihatmu menikah dengan Jun, kedengkiannya muncul..."
Gu Qingyou menggelengkan kepala dengan kuat, memotong ucapan Que Yan. "Yaru tidak berubah sedikit pun sejak awal... Jika benar dia haus kekayaan, mengapa sekarang dia menolak ketika orang tuamu memaksanya menikahimu?"
"Itu cuma sandiwara pura-pura menjaga jarak!" Mata Que Yan berkilau sinar merendahkan, nada dingin. "Kau lihat saja, dia pasti akan segera kembali dari Korea dan menghubungi orang tuaku..."
"Que Yan..."
"Cukup, hari ini jangan bahas urusan Yaru." Que Yan menunjukkan ketidaksabaran, sebelum kembali ke ekspresi serius. "Aku tahu hubunganmu dengan Jun sedang renggang dua hari ini. Rencana perjalanan kalian pun sudah dibatalkan. Tapi aku ingin bicara mewakili Jun."
Mendengar nama Jiang Jun, Gu Qingyou menundukkan kelopak matanya.
Que Yan memandang Gu Qingyou dengan nada meminta maaf. "Qingyou, Jun tidak seekois yang kau kira. Sebenarnya tiga tahun lalu dia awalnya tidak berniat mencarimu. Dia ingin melepaskanmu agar kau bisa hidup tenang... Tapi saat itu aku yang membujuknya."
"Membujuk?" Tatapan bingung Gu Qingyou bertemu dengan Que Yan.
Que Yan menghela napas, mengangguk. "Saat itu Su Mo berniat rujuk dengan Jun, namun Jun punya banyak pertimbangan sehingga tak menyetujui. Menurutku, kalau Jun memang tak berniat bersatu kembali dengan Su Mo, kenapa tidak mencari dirimu? Lagipula kau sedang mengandung anak Jun... Maka di hari-hari ketika Jun sedang bergejolak, aku mengusulkan padanya untuk mencarimu."
Di sini, tatapan Que Yan kembali memancarkan penyesalan. "Jadi, Qingyou, jika kau ingin menyalahkan tipu daya Jun, lebih baik salahkan aku. Karena inisiatif buruk ini berasal dariku."
Gu Qingyou tidak menanggapi Que Yan, menunggunya melanjutkan.
Que Yan menarik napas dalam, kembali ke topik utama. "Saat itu Jun sebenarnya enggan. Karena sudah melepaskan, dia berharap kau bisa memulai hidup baru. Jadi usulanku tak benar-benar dia pedulikan... Sampai saat Tante Jiang sakit parah..."
Gu Qingyou membeku, "Ibu sakit parah?"
Suara Que Yan serak, "Ya... Qingyou, kau tak tahu. Tak lama setelah kau pergi, Tante Jiang terserang penyakit berat... Saat itu nyaris tak bisa melewati krisis, meski akhirnya berhasil diselamatkan dokter dari pintu hantu, suasana hatinya tetap muram... Jun tahu, kondisi tubuh Tante Jiang yang tiba-tiba memburuk itu semua karena kepergianmu dari Keluarga Jiang."
"Ibu dan Jiang Jun tak pernah memberitahuku..." Membayangkan kondisi Nyonya Jiang Dong saat itu, mata Gu Qingyou sedikit berkaca-kaca.
“Benar, Jiang Jun memang bukan tipe orang yang suka menjelaskan, dan Ibu Jiang juga tak akan memberitahumu hal ini, wajar jika kau tak tahu…” Que Yan mengangkat pandangannya ke arah jendela kamar pasien, di ambang jendela terletak beberapa baskom bunga kecil berwarna kuning yang terlihat sangat segar. “Saat Ibu Jiang masih belum sadarkan diri, aku berada di sisi Jun. Saat itu, aku sekali lagi mengusulkan pada Jun, kusarankan ia mencarimu…” ujar Que Yan dengan suara lembut penuh makna.
“Lalu?” tanya Gu Qingyou.
Que Yan memandang jauh ke arah bunga-bunga itu, lama sekali sebelum akhirnya menarik kembali tatapan, lalu melanjutkan, “Mungkin karena benar-benar khawatir akan kondisi Ibu Jiang, atau mungkin sebenarnya ada perasaan dalam hatinya padamu yang tak ia sadari, akhirnya ia mengikuti saranku dan memutuskan untuk mencarimu…”
“Bagaimana mungkin ia punya perasaan padaku?” gumam Gu Qingyou lesu, kilasan kesedihan melintas di bola matanya yang jernih.
“Aku selalu yakin Jun punya ikatan emosional denganmu, hanya saja ia tak pernah menyadarinya…” Que Yan menatap Gu Qingyou dengan ekspresi tegas.
Gu Qingyou tak lagi menyela.
Que Yan melanjutkan, “Ia merasa sejak memutuskan melepaskan Su Mo, tak boleh ada lagi kenangan tentangnya. Maka ia menghipnosis diri untuk melupakan semua momen indah bersama Su Mo. Namun saat hendak mencarimu, tiba-tiba ibumu muncul. Urusan selanjutnya sudah kau ketahui…”
Suara lemah Gu Qingyou terdengar, “Jadi, kedatangan Jiang Jun mencariku… bukan murni untuk dirinya sendiri?”
Que Yan menjawab, “Bisa dikatakan sama sekali bukan untuk dirinya sendiri.” Setelah selesai bicara, Que Yan mengangkat tangan dengan serius bersumpah, “Jika bukan karena bujukanku yang berulang, dan kebetulan kondisi Nyonya Jiang belum pulih… aku yakin Jun tidak akan kembali mengganggu ketenangan hidupmu...”
Perasaan getir samar menyelimuti Gu Qingyou. Ia tak tahu apakah saat ini ia sedang menanggung kepedihan, atau merasakan kesedihan.
“Karena Mumu perlu orang tua di sampingnya, karena kekhawatiran Nyonya Jiang Dong padamu dan cucu, karena kau perlu dilindungi dan dirawat, karena saat itu tak ada rival asmara di sekitarmu… Jun akhirnya memutuskan untuk menahanmu di sini!” Suara Que Yan juga mulai parau, “Jadi Jun mulai merencanakan pernikahan kalian sejak saat itu. Karena begitu ia berniat menikahimu, ia tak akan membiarkanmu menderita seumur hidup. Ia akan menyayangi dan menjagamu dengan sepenuh hati.”
Gu Qingyou tak mengerti mengapa air matanya mulai berderai saat ini, tanpa disadari mengaburkan pandangannya.
Que Yan mendesah berat, “Meski Jun menipumu, niat awalnya benar-benar untuk kebaikanmu. Ia tidak egois. Ia mengira hasil ini yang terbaik untuk semua orang, maka ia bertindak demikian...”
“Lalu apakah ia benar-benar melupakan Su Mo?” Gu Qingyou menatap Que Yan dengan pandangan pekat, bertanya dengan tersekat.
“Tentu.” Que Yan menjawab jujur, “Saat Pei Juan menghipnosis Jun, aku ada di sampingnya.”
“Mengapa ia tidak menghipnosis dirinya sendiri?” Gu Qingyou bertanya penuh keraguan, “Bukankah ia punya kemampuan hipnosis diri?”
“Karena hipnosis diri dan hipnosis orang lain berbeda……Hipnosis orang lain mungkin membuatmu melupakan hal yang ‘terlupakan’ seumur hidup, tapi hipnosis diri mungkin suatu saat ketika kau butuh dihipnosis, kau tiba-tiba akan ingat kembali hal-hal itu……” Que Yan menjawab dengan serius.
Gu Qingyou tersadar. “Jadi, dia berencana tidak pernah lagi mengingat masa lalu bersama Su Mo?”
“Benar.” Que Yan dengan tenang memuntahkan, “Dia sudah memilihmu, berarti tidak berniat lagi terlibat dengan masa lalu. Ini bisa dianggap sebagai kesungguhannya padamu.”
Setelah mendengar perkataan Que Yan, Gu Qingyou membeku lama tak bergerak.
