Bab 266 Sebenarnya Mau Apa?
Meski bisa melakukannya, Ye Shuo tak berani memutuskan sendiri. Ia menyampaikan metode ini pada Jiang Jun.
Namun setelah mendengar "saran" Ye Shuo, reaksi Jiang Jun datar dan langsung menolak mentah-mentah.
Setelah Ye Shuo keluar dari kantor, Que Yan masuk menyusul.
Saat itu Jiang Jun menghadap jendela kaca. Kursi kulit asli tinggi besar menutupi sebagian besar tubuhnya, membentuk bayangan yang menyelimuti posturnya, menciptakan aura kesepian yang dingin dan suram.
Que Yan melihat keadaan Jiang Jun seperti ini, tak berani bicara sembarangan seperti biasanya. Dengan serius ia berkata, "Jun, atas namamu aku sudah menghubungi 'Yin Luo' saudara kembar Qin Kai yang pernah bertemu denganmu dulu. Agar Qin Kai percaya, kau harus pergi sendiri ke Kota N untuk bertemu lagi dengan 'Yin Luo'."
"Aku paham." Jawab Jiang Jun datar.
Que Yan mengangguk, "Kau mau berangkat pagi atau sore? Kalau sore, mungkin sampai rumah sangat malam nanti."
Sampai rumah sangat malam...
Bayangan mata gelap Jiang Jun di jendela kaca tiba-tiba semakin suram. "Berangkat sekarang," katanya.
"Baik, segera kuatur." Setelah menjawab, Que Yan berbalik pergi.
Du——Du——
Jiang Jun baru menyadari betapa lamanya waktu. Rasanya sudah menunggu seabad sebelum akhirnya Gu Qingyou mengangkat telepon.
"Maaf, tadi sedang rapat. Baru sampai kantor dengar ponsel berdering."
Suara lembutnya yang jernih terdengar dari ujung sana, tapi formal seperti pada orang asing.
"Aku harus ke Kota N, pulang malam nanti." Suara Jiang Jun tetap lembut seperti biasa.
Sebenarnya tak perlu menelepon, toh bisa pulang tak terlalu malam. Tapi ia ingin Qingyou tahu keberadaannya.
"Baik, akan kukabari Ibu."
Dari balik telepon terdengar suara halaman dokumen dibalik, sepertinya ia sedang membaca berkas.
Di saat ini seharusnya Jiang Jun sudah mengakhiri telepon, lagipula tidak ada lagi yang bisa dibicarakan, tapi ia tidak melakukannya. Ia selalu berharap masih ada sepatah dua kata yang bisa masuk ke telinganya.
Namun...
Gu Qingyou benar-benar sibuk, tidak mendengar suara Jiang Jun. Dia mengira Jiang Jun sudah tidak ada di sana, lalu segera menekan tombol tutup.
Yang akhirnya masuk ke telinga Jiang Jun hanyalah bunyi tut... tut... tut dari ponsel yang mengakhiri panggilan.
……
Gu Qingyou juga tidak menyangka, saat menekan tombol tutup itu, tiba-tiba ia terpaku lama memandangi ponselnya.
Rekan kerja Xiao Zhen memperhatikan ekspresinya yang penuh arti, lalu bertanya sambil tersenyum tipis, "Pengacara Chi yang meneleponmu ya?"
Gu Qingyou tersentak kaget, segera gelengkan kepala, "Tentu saja bukan."
Xiao Zhen menyenggol siku Gu Qingyou, "Jangan bohongi aku... Semalam ada rekan yang kembali mengambil dokumen, melihat kau dan Pengacara Chi tertawa riang, akhirnya Pengacara Chi yang mengantarmu pulang... Kurasa hubungan kalian berkembang cepat!"
Gu Qingyou tidak bisa menahan tawa, tahu mungkin seluruh kantor sekarang sudah mempelajari gosipnya dengan Chi Yifeng. Dengan suara cukup keras agar semua rekan sekitar mendengar, ia menjelaskan, "Pengacara Chi kebetulan lembur semalam, melihatku naik taksi sendirian kurang aman, lalu mengantarku pulang sebagai etika kesopanan... Sebenarnya aku sudah punya pacar resmi, tadi juga pacarku yang menelepon."
Begitu kata-kata ini keluar, seketika semua rekan yang hadir terbelalak mata. Salah satu rekan wanita bertanya pelan, "Xiao Gu, benar sudah punya pacar?"
Gu Qingyou tersenyum mengangguk, "Tentu, pacarku dan aku sudah sampai tahap merencanakan pernikahan. Jadi kalian tak perlu berpikir macam-macam..." Andai nama aslinya tidak menimbulkan kecurigaan, dia ingin langsung mengumumkan status pernikahannya.
Xiao Zhen menyenggol siku Gu Qingyou, "Eh... tadi Pengacara Chi lewat setelah kau pergi. Semua ucapanmu terdengar olehnya..."
"Aku tahu." Gu Qingyou tersenyum, tetap fokus pada dokumen yang sedang dipelajarinya untuk kasus perceraian mendatang.
Mata Xiao Zhen melotot, "Kau tahu?"
"Ya." Sebenarnya saat rekan kerjanya bertanya tadi, Gu Qingyou sudah memperhatikan tatapan iri yang tiba-tiba berubah lembut ke arah belakangnya.
"Lalu kenapa..." Xiao Zhen mendekatkan bibirnya ke telinga Gu Qingyou, "Kau tetap bicara begitu? Apa pacarmu lebih hebat dari Pengacara Chi?"
Tanpa mengangkat kepala, Gu Qingyou menjawab tulus, "Entah lebih baik atau tidak, dialah pacarku."
……
Saat pulang kerja, Paman Ying menjemput. Mobil diparkir agak jauh dari Kantor Hukum Li Zhongzheng, tapi cukup ditempuh 10 menit jalan kaki.
Membukakan pintu mobil, Paman Ying berkata hormat, "Nyonya Muda, alangkah baiknya jika Tuan Muda merawat Anda di rumah."
Gu Qingyou tersenyum ramah, "Bekerja justru membuat hidupku lebih bermakna daripada dulu."
Paman Ying ikut tersenyum, tak melanjutkan bicara.
Sebenarnya seluruh anggota Keluarga Jiang bisa merasakan hubungan Gu Qingyou dan Jiang Jun yang kini sangat berbeda dari dulu. Melihat Gu Qingyou semakin jarang berinteraksi dengan Jiang Jun karena pekerjaan, Paman Ying juga merasa khawatir akan kedua anak muda ini. Itulah sebabnya tadi beliau memberikan nasihat.
Dalam perjalanan pulang ke Jiang Zhai, Gu Qingyou yang sibuk seharian baru saja ingin menutup mata untuk beristirahat ketika ponselnya tiba-tiba berdering.
Melihat nama "Nyonya Jiang Dong" muncul di layar ponsel, Gu Qingyou menjawab dengan ekspresi lembut, "Ibu..."
"Qingyou, kau sudah pulang?"
Mendengar suara panik dari ujung telepon, ekspresi Gu Qingyou langsung berubah serius. "Ada apa, Ibu? Aku sedang dalam perjalanan pulang."
"Jangan pulang dulu! Jun'er... dia kecelakaan..."
Hati Gu Qingyou serasa dihentak. Jari-jemarinya mencengkeram ponsel hingga keputihan. "Ibu, katakan apa yang terjadi?!"
Suara Nyonya Jiang kini tersedu-sedu, "Jun'er baru saja kembali dari Kota N. Saat Que Yan menyetir, dia tak hati-hati... Mobilnya bertabrakan dengan truk di depan... Saat ini mobil sudah hancur total. Mereka sudah dibawa ke rumah sakit, tapi detailnya belum diketahui karena ambulans masih dalam perjalanan..."
Mobil hancur total?!
Wajah Gu Qingyou pucat pasi bagai kertas putih. "Mereka dibawa ke rumah sakit keluarga?"
"Iya..." Suara Nyonya Jiang sudah tak terbentuk lagi oleh tangis.
Gu Qingyou tidak menyadari suaranya gemetar, "Aku dekat dengan rumah sakit, aku akan segera ke sana."
"Baik, Ayahmu dan aku juga sudah dalam perjalanan ke pusat kota..."
……
Dalam perjalanan ke Rumah Sakit Jiang Group, mobil mereka kebetulan melewati lokasi kecelakaan Jiang Jun dan Que Yan.
Meskipun mobil itu sudah hancur total akibat tabrakan dengan truk besar seperti dijelaskan Nyonya Jiang Dong, Gu Qingyou langsung mengenali plat nomor Mercedes yang biasa digunakan Jiang Jun...
Mobil Mercedes dengan performa sehebat ini bisa hancur total ditabrak truk, sudah pasti penumpangnya kemungkinan besar sudah tidak selamat...
Kabut air mata langsung mengaburkan penglihatan Gu Qingyou. Saat ini, seluruh pikirannya dipenuhi Jiang Jun. Kebenciannya sebelumnya seolah lenyap. Ia terus memanggil Paman Ying, "Tolong lebih cepat... pacu lagi!"
Dengan tetap menjaga keamanan, Paman Ying segera tiba di Rumah Sakit Jiang Group.
Setelah bertanya, Gu Qingyou mengetahui Jiang Jun dan Que Yan memang sudah berada di ruang gawat darurat lantai VVIP. Tanpa membuang waktu, ia langsung menuju lantai atas.
Namun sebelum sampai ke ruang gawat darurat Jiang Jun, di koridor Gu Qingyou sudah melihat Ye Shuo dan Eileen. Meski wajah mereka serius, tidak terlihat kekhawatiran berlebihan. Keduanya sedang berbincang.
Gu Qingyou berhenti melangkah saat mendengar suara Eileen.
"Sepertinya bukan kamu yang bertengkar dengan pacarmu, tapi Direktur Jiang dan Nyonya Jiang yang sedang berselisih... Tapi pagi tadi melihatmu keluar dengan kesepian dari kantor Direktur Jiang, kukira saran yang kubicarakan tidak diadopsi..."
Hingga saat ini, Ye Shuo tak bisa lagi menyembunyikan, menghela napas panjang, "Aku rasa Direktur Jiang juga merasa tak ada cara lain untuk terus begini dengan Nyonya, jadi…"
"Cukup, jangan dibahas lagi, jangan-jangan Nyonya datang." Saat mengucapkan ini, Eileen waspada melirik sekeliling. Gu Qingyou yang saat ini telah mundur ke sudut, membeku di tempat.
Ye Shuo menambahkan, "Semoga melalui kejadian ini, Direktur Jiang dan Nyonya bisa berdamai."
"Pasti!" Eileen menepuk bahu Ye Shuo dengan percaya diri penuh, "Percayalah padaku, tak ada masalah yang tak terselesaikan dalam situasi hidup-mati… Selama Nyonya tak tahu kecelakaan ini palsu, di hari-hari mendatang Nyonya pasti akan melupakan masa lalu dan menghargai perasaan dengan Direktur Jiang!!!"
Saat Gu Qingyou tiba-tiba tersadar, dia mendengar ucapan Eileen.
Tak disangka hingga hari ini, Jiang Jun masih berniat menggunakan cara hina untuk menipunya. Kenangan masa lalu berkelebat di pikiran Gu Qingyou, rasanya seperti luka yang baru sembuh kembali dirobek kasar.
Paman Ying yang berdiri di sampingnya turut mendengar percakapan Ye Shuo dan Eileen. Menebak kondisi hatinya, Paman Ying berusaha meredakan, "Nyonya Muda, hanya pihak yang terlibat yang paham betul kejadian ini…"
"Benarkah?" Gu Qingyou menghapus sisa-sisa air mata di sudut mata dan pipi, tatapan dinginnya tertuju ke depan, "Bukankah ini keahlian utamanya?"
Paman Ying sedikit mengernyitkan bibir, tak melanjutkan bicara.
Gu Qingyou sudah tidak perlu melihat sendiri apakah Jiang Jun baik-baik saja. Eileen dan Ye Shuo baru saja memberitahukan jawabannya. Ia menggenggam tas tangan erat-erat, lalu berbalik pergi dengan sikap dingin.
Sepanjang perjalanan kembali ke Jiang Zhai, Gu Qingyou terduduk linglung di kursi mobil, matanya memerah.
Ia benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya diinginkan pria itu?
Dia tak mencintainya, tapi ingin ia tetap di sisinya merawat orang tua dan anak. Kini keinginannya terkabul, mengapa masih melakukan ini?
Apakah karena sikap "basa-basi"-nya selama ini?
Setelah sekian banyak penipuan, sejak awal mempermainkannya seperti orang bodoh, haruskah ia terus merendahkan diri untuk menyenangkan hatinya?
Mengapa dia selalu begitu egois, menganggap remeh perasaan orang lain?
