Bab 314 Suamiku Tercinta
Di dalam vila Lanxi, An Yaruo menghela napas terharu, "Tak kusangka Shan Yan ternyata kakakmu... Padahal Shan Yan selalu berada di sisi mamamu, tapi mama tak tahu ia adalah anak kandungnya sendiri."
Gu Qingyou bersandar di sofa, terlihat tak mendengar perkataan An Yaruo, masih tenggelam dalam lautan pikirannya sendiri.
"Qingyou..." An Yaruo memanggil lembut.
Gu Qingyou tersentak, dengan penuh penyesalan menjawab, "Maaf, tadi kau bilang apa?"
"Kubilang tak kusangka Shan Yan adalah kakakmu... Tapi kau terus setengah hati, sebenarnya sedang memikirkan apa?" An Yaruo menunjukkan perhatian.
"Aku hanya memikirkan kondisi Xiao Xi." Gu Qingyou menjawab jujur.
An Yaruo segera berpindah dari seberang sofa ke samping Gu Qingyou, menggandeng lengannya. "Bukankah Direktur Jiang melarangmu ikut repot-repot?"
"Aku tahu, tapi jika kita tak mau menyelamatkan nyawa, Xiao Xi yang masih muda ini mungkin akan berhenti di sini." Pupil mata Gu Qingyou yang jernih terlihat mengambang bayangan muram.
An Yaruo menunduk memandang perut bagian bawahnya yang sedikit menggembung, berdesah pilu. "Benar, Xiao Xi masih sangat kecil. Jika benar harus pergi seperti ini, sungguh sangat menyedihkan."
Gu Qingyou menghela napas panjang. "Jika Xiao Xi mengalami sesuatu… Aku rasa ini akan menjadi pukulan berat bagi Shan Yan dan Su Mo."
"Tapi mungkin bayi dalam perutmu ini tidak bermasalah?" An Yaruo bertanya dengan optimis.
Gu Qingyou menjawab secara logis, "Sebenarnya aku dan Jiang Jun sama-sama sangat paham, kemungkinan bayi ini sehat sangat kecil… Tentu, apapun kondisinya, ia tetap nyawa kecil yang tak bersalah."
"Bisakah kita menunggu sampai kamu melahirkan bayi ini lalu hamil lagi?" An Yaruo bertanya lagi.
Gu Qingyou menggelengkan kepala, "Hamil lagi berarti menunda hingga dua tahun kemudian. Saat itu, kondisi tubuh Xiao Xi mungkin sudah memburuk…"
"Ini tidak bisa, itu tidak bisa, benar-benar bikin kepala pusing." An Yaruo berkata dengan ketidakberdayaan.
Melihat ekspresi rumit sahabatnya, Gu Qingyou tersenyum lembut, "Kau tak perlu ikut gelisah. Aku yakin pasti ada solusi di akhir nanti."
An Yaruo mengangguk, serius berkata, "Serahkan semua urusan pada Direktur Jiang… Jangan terlalu banyak berpikir, ini akan mempengaruhi bayimu."
Gu Qingyou berkata tenang, "Omong-omong, bagaimana operasi Que Yan? Awalnya aku ingin menjenguknya, tapi Mama sedang dioperasi di rumah sakit, ditambah banyak kejadian akhir-akhir ini, jadi belum sempat meneleponmu."
"Que Yan sudah dioperasi kemarin, berjalan lancar." An Yaruo berkasa seperti terbebas dari beban.
"Baguslah. Sekarang dia masih di rumah sakit?"
"Ya, pagi tadi sudah bangun, tapi harus rawat inap seminggu."
Mendengar ini, Gu Qingyou melirik sahabatnya, "Lalu kenapa kau masih datang ke sini?"
An Yaruo mengangkat pandangan dengan kesal ke arah Gu Qingyou, "Kalau aku tidak datang ke sini, apakah harus ke rumah sakit menemani dia?"
Gu Qingyou menangkup wajah anggun sahabatnya, "Sayang, apa aku sudah lupa statusmu? Kau ini Nyonya Que, tidak pantas jika tidak menemani suamimu di rumah sakit."
An Yaruo melepaskan diri dari Gu Qingyou, bersandar malas di sofa, "Mungkin kondisinya akan cepat pulih jika tidak melihatku."
Gu Qingyou menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Kau dan Que Yan memang sejenis, sama-sama keras kepala tapi hati melembut, mati-matian tidak mau mengakui saling peduli."
An Yaruo mencibir, kehabisan kata-kata.
Tiba-tiba, Mumu berlari masuk dari luar, "Mama——"
Gu Qingyou membalikkan badan, membuka tangan seperti biasa untuk menyambut si kecil tampan yang berlari ke pelukannya.
Tak disangka, si kecil hanya memeluk Gu Qingyou dengan lembut lalu segera melepaskan diri, tapi patuh memanggil lagi, "Mama."
Sambil mengusap keringat di dahi Mumu yang bermain sampai berkeringat deras di taman, Gu Qingyou bertanya, "Kenapa Mumu hanya memeluk Mama sebentar?"
"Kata Papa, Mumu tidak boleh memeluk Mama kuat-kuat seperti dulu. Karena di perut Mama ada adik bayi. Kalau Mumu peluk terlalu kencang, nanti adik bayi tidak nyaman... Jadi Mumu harus peluk pelan-pelan..." Si kecil menjelaskan dengan wajah serius.
“Lihat si kecil yang penuh pengertian, Gu Qingyou merasa lega, penuh kasihan mengelus kepala mungilnya, berkata lembut, "Biarkan Kakak Rui'er mengantarmu cuci muka. Lihat wajahmu sudah seperti kucing belang."”
“Aku tahu, Mama.” Si kecil patuh menuntun tangan Rui'er, melompat-lompat pergi.
An Yaruo menopang dagu dengan kedua tangan, raut wajahnya masih menunjukkan rasa belum puas. "Mumu memang anak berbudi... Kuharap anakku nanti bisa seperti Mumu, tampan dan pintar."
“Dengan genmu dan Que Yan yang bagus, pasti akan lahir bayi lucu yang cerdas dan tampan,” kata Gu Qingyou.
An Yaruo langsung menunjukkan ketidaksukaan. "Harus mirip aku semua! Kalau mirip Que Yan, mana ada hubungannya dengan ketampanan dan kepintaran..."
Gu Qingyou menahan tawa. “Banyak gadis yang berebut seperti lalat pada Que Yan...”
An Yaruo mendengus sinis. Telepon berdering tiba-tiba. Melihat nomor asing di layar, ia menggerutu, "Belakangan ini telepon sales makin menjadi."
Tanpa sengaja menangkap nomor di layar ponsel An Yaruo, Gu Qingyou sedikit mengerutkan alis. "Konselor Chi?"
“Ah, Konselor Chi?” An Yaruo langsung melirik sekeliling. “Di mana Konselor Chi?”
Gu Qingyou menggelengkan kepala. “Dasar kamu yang tak bisa melepaskan pandangan dari pria tampan... Maksudku nomor di layar ponselmu itu sepertinya milik Konselor Chi.”
“Ah?” An Yaruo sedikit terkejut. “Aku dan Konselor Chi hanya pernah bertemu sekali waktu makan bersamamu dulu, selama itu aku dan dia tidak pernah berhubungan?”
“Mungkin aku salah lihat.” Gu Qingyou berkata.
An Yaruo segera menyodorkan ponselnya ke Gu Qingyou. “Coba kamu lihat.”
Gu Qingyou mengambil ponsel itu, menyapu pandangan sekilas. “Benar Konselor Chi.” Dia sedikit mengerutkan kening. Ingatannya cukup baik, pertama kali mencatat nomor telepon Konselor Chi di Zhongzheng, dia sudah menghafal rangkaian angka ini.
An Yaruo terperanjat, “Mengapa Konselor Chi meneleponku?”
Gu Qingyou menggelengkan kepala.
An Yaruo menambahkan, “Jangan-jangan ini untuk mencari kamu?”
Gu Qingyou merenung sejenak, baru mulai menekan kembali nomor tersebut.
“Selamat siang, Nona An.”
Dari ujung sana terdengar suara Chi Yifeng yang familiar bagi Gu Qingyou.
Gu Qingyou tersenyum, “Konselor Chi, ini aku... Aku sedang bersama Yaru, tadi dia mengira teleponmu adalah penawaran promo jadi tidak diangkat.”
Chi Yifeng tertawa lepas, “Kebetulan sekali, aku menelepon Nona An justru ingin mencari kamu.”
“Apakah ponselku tidak bisa dihubungi, Konselor?” Gu Qingyou bertanya dengan bingung.
“Iya, entah kenapa sinyalmu selalu tidak terjangkau, aku juga sedikit khawatir.” Jawab Chi Yifeng.
Gu Qingyou mengambil ponselnya dari meja teh kecil, melihat sekilas sinyal dalam kondisi baik. Setelah merenung sejenak, dia seperti memahami sesuatu.
“Mungkin ada masalah dengan ponselku...” Gu Qingyou berkata sambil meminta maaf. “Omong-omong, ada keperluan apa dengan saya?”
Chi Yifeng mengembalikan nada bicara yang biasa digunakan saat berkomunikasi dengan Gu Qingyou selama bekerja, berkata serius, "Begini... Zhong Zheng Law Firm bersiap mengadakan acara amal dengan panti asuhan di Kota C, tujuannya untuk mengumpulkan dana bagi semua panti asuhan di Kota C... Aku tahu undangan ini sangat lancang, tapi dengan statusmu, kehadiranmu pasti bisa mempengaruhi banyak orang kaya di Kota C untuk menyumbang. Jadi dengan segala kelancangan, kumohon kehadiranmu."
An Yaruo yang setia menempel di ponsel Gu Qingyou diam-diam menyadap percakapan mereka, saat ini dengan gerakan bibir tanpa suara berkata pada Gu Qingyou, "Acara amal ini juga kudengar, kurasa sangat bermakna... Jika kau datang, bisakah kau memberitahu Konselor Chi agar aku juga bisa hadir?"
Gu Qingyou merenung beberapa detik, lalu menjawab, "Konselor Chi, aku sangat bersedia membantu anak-anak panti asuhan, tapi urusan ini perlu kubicarakan dulu dengan Jiang Jun. Jadi, maaf, bisakah aku memberi jawaban nanti?"
Suara Chi Yifeng yang halus seperti giok terdengar, "Tentu saja... Yang seharusnya minta maaf adalah aku. Aku merasa gegabah menanyakan hal ini, tapi demi anak-anak panti asuhan, terpaksa dengan berat hati mengganggumu."
Gu Qingyou mengeluarkan kata-kata dari relung hati terdalam, "Konselor Chi selama bertahun-tahun setia membantu kaum lemah di masyarakat, aku benar-benar menghargaimu."
Chi Yifeng tersenyum, "Baik, aku akan menantikan informasimu."
Gu Qingyou mengangguk, "Aku akan segera memberikan jawaban kepadamu."
"Ya."
Baru saja mengakhiri telepon dengan Chi Yifeng, An Yaruo bertanya penuh keraguan, "Kau selalu merasa kasihan pada yang lemah, kenapa tidak menyetujui Konselor Chi?"
Gu Qingyou meletakkan ponsel kembali di meja teh kecil, menjawab dengan tulus, "Sekarang aku bukan diri sendiri lagi. Setiap kata dan tindakanku mewakili Keluarga Jiang, jadi setiap keputusan yang kuambil harus waspada. Aku yakin Jiang Jun juga tidak akan melarangku ikut acara seperti ini, tapi aku harus bertanya padanya dulu."
Sebenarnya jawaban Gu Qingyou bukan alasan utama. Penyebab terpenting adalah status Chi Yifeng yang harus diwaspadainya.
Meski saat ini Jiang Jun belum punya bukti kuat bahwa Chi Yifeng adalah dalang ancaman terhadap Su Mo di balik layar, tapi dia percaya pada Jiang Jun. Dia harus menjaga pertahanan terhadap Chi Yifeng.
"Benar juga... Pria itu memang pelit. Bahkan aku saja bisa melihat Konselor Chi menaruh minat padamu, apalagi Direktur Jiang. Jadi belum tentu Direktur Jiang akan mengizinkanmu ikut acara ini." Gumam An Yaruo tak karuan.
Gu Qingyou bangkit dari sofa. "Sup seharusnya sudah selesai dibuat. Aku akan ke rumah sakit menjenguk Ibu dulu."
