Bab 316 Video
Saat Nyonya Jiang Dong pulih dan keluar dari rumah sakit, Gu Qingyou berencana pindah dari vila Lanxi kembali ke Jiang Zhai. Namun Jiang Jun tak setuju.
“Qingyou, tak apa... Ayahmu yang kolot itu pasti akan mengomel soal menyelamatkan Xiao Xi setiap hari jika kalian kembali. Lebih baik tinggal di Lanxi saja agar tenang.” Kali ini Nyonya Jiang Dong malah menghibur Gu Qingyou.
Gu Qingyou duduk di tepi ranjang, berkata dengan lembut, "Jiang Jun akan bertemu dengan Shan Yan dalam dua hari ini, percaya urusan Xiao Xi akan segera terselesaikan... Ibu tak perlu terlalu dipikirkan, pulihkan baik-baik kondisi tubuh Ibu."
"Ibu di rumah ada banyak yang merawat, kau tak perlu khawatir. Justru dirimu, sekarang bukan sendiri, ingat hati-hati dalam segala hal!" Nyonya Jiang Dong mengingatkan dengan penuh perhatian.
"Ya, aku tahu."
"Kalau begitu Ibu tidur sebentar." Nyonya Jiang Dong menguap lelah yang dalam.
Gu Qingyou mengangguk, membantu Nyonya Jiang Dong melepas bantal penyangga punggung, lalu membimbingnya berbaring perlahan di ranjang.
Setelah Nyonya Jiang Dong tertidur, Gu Qingyou baru keluar dari kamar.
Tak disangkanya, Direktur Jiang sedang menunggunya di pintu kamar.
Membaca maksud dari tatapan Direktur Jiang, Gu Qingyou pun mengikutinya ke balkon luas di lantai atas Jiang Zhai.
"Ayah, ada yang ingin dibicarakan?"
Gu Qingyou membuka percakapan dengan penuh hormat seperti biasa.
Direktur Jiang membelakangi Gu Qingyou, memandangi taman luas di bawah Jiang Zhai. "Qingyou, kau tahu berapa ketinggian tempat ini dari lantai kayu?"
"Graaah! Kira-kira belasan meter!" Saat menjawab, Gu Qingyou tampak kebingungan dengan pertanyaan itu.
"Jika seseorang terjatuh dari sini, percayalah meski tak remuk tulang, nyawa pasti tak tertolong." Direktur Jiang berkata dengan datar.
Wajah Gu Qingyou seketika sedikit memucat. "Ayah, mengapa Anda tiba-tiba mengatakan hal seperti ini? Aku... Aku takut."
Saat itu, Direktur Jiang memutar tubuhnya. Ekspresi wajahnya yang biasanya ramah, kini terlihat berat dan serius.
Sejak Gu Qingyou mengenal Jiang Jun, meski Direktur Jiang tidak seekspresif Nyonya Jiang Dong, beliau tetap seorang kakek yang ramah. Melihat raut wajah tegas Direktur Jiang saat ini, relung hati Gu Qingyou tiba-tiba dihantui firasat buruk.
Apakah Ayah ingin membujuknya untuk meninggalkan anak?
Saat Gu Qingyou masih menyusun dugaan dalam hati, Direktur Jiang berbicara dengan suara datar, "Qingyou, aku ingin kau bercerai dengan Jiang Jun."
Seluruh diri Gu Qingyou mengguncang hebat, membeku di tempat semula. "Ayah..."
Direktur Jiang menatap wajah pucat Gu Qingyou yang berubah seketika, lalu berkata tenang, "Aku tahu kau tidak berani percaya, tapi aku benar-benar berharap kau melakukannya."
Kedua tangan Gu Qingyou yang awalnya terkulai alami di samping tubuh perlahan menggulung, semakin erat mencengkeram kain baju. Ia menggelengkan kepala, berusaha keras menjaga rasionalitasnya. "Setidaknya beri aku alasan, Ayah."
"Alasannya tidak perlu kau ketahui. Karena jika kau tidak setuju, aku akan melompat dari sini." Suara Direktur Jiang tidak meninggalkan celah kompromi.
Wajah Gu Qingyou dipenuhi ketakutan mencekam, lama tak bisa bereaksi.
Direktur Jiang melanjutkan, "Qingyou, Ayah tahu kau anak yang baik. Aku dan ibumu sangat menyayangimu... Tapi mungkin kau dan Jun'er memang tidak berjodoh."
“Gu Qingyou matanya memerah, bola matanya cepat berkaca-kaca, dia berkata tersekat, „Aku dan Jiang Jun harus melalui begitu banyak kisah hidup baru bisa bersama, Ayah... Kau tiba-tiba mengancamku seperti ini, apakah ada kesalahan yang kulakukan, atau aku tidak layak untuk Jiang Jun?‟”
“Bukan begitu, sudah kukatakan, kau gadis baik, hanya saja aku tak mau kau bersama Jiang Jun.” Direktur Jiang berkata dengan tegas.
Gu Qingyou mengedipkan matanya beberapa kali dengan kuat, berusaha keras menahan air mata tak tumpah, perlahan dia menundukkan kepala. „Maaf, Ayah... Jika Anda tidak bisa memberiku alasan yang jelas untuk ini, aku mungkin tidak bisa memenuhi permintaan Anda.‟
“Jadi, kau siap menyaksikan aku melompat dari sini?” Direktur Jiang berkata dengan tenang.
Gu Qingyou secara refleks mengangkat kepala, bola mata berkaca-kacanya menatap wajah keras Direktur Jiang yang mulai berkeriput. „Mengapa? Setidaknya beri tahu aku satu alasan.‟
“Tak ada alasan.” Direktur Jiang tetap pada ucapan itu.
Gu Qingyou menggeleng, pandangannya semakin buram, menatap Direktur Jiang. „Ayah, aku tak bisa hidup tanpa Jiang Jun... Aku mencintainya.‟
Direktur Jiang tetap tak bereaksi, „Aku minta maaf... Jika kau masih punya rasa kasihan pada tulang tua ini, jangan beri tahu Jiang Jun. Kuharap kau segera memberiku jawaban yang memuaskan.‟ Setelah berkata demikian, Direktur Jiang langsung meninggalkan balkon.
Gu Qingyou terpaku di tempat semula, tubuh ringkihnya terhuyung-huyung.
Dia mengira ini hanya mimpi buruk, namun dering ponsel yang terus berbunyi mengingatkannya bahwa ini realitas.
Perlahan mengeluarkan ponsel dari saku, melihat tulisan "Jiang Jun" di layar, hidung Gu Qingyou terasa getir.
Apakah dia benar-benar tidak sedang bermimpi?
Mengapa Ayah tiba-tiba membuat syarat untuknya?
Dan dengan keteguhan serta kekerasan hati Ayah barusan, jika dia memberitahukan hal ini pada Jiang Jun, mungkin Ayah benar-benar akan...
Sebenarnya mengapa Ayah menyuruhnya bercerai dengan Jiang Jun?
Kenapa?
Lama sekali, Gu Qingyou baru mengangkat telepon Jiang Jun. "Halo..."
Meski sudah menyembunyikannya dengan baik, Jiang Jun yang licik tetap mendengar keanehan kecil dalam suaranya. "Kau masuk angin?"
Memikirkan harus berpisah dengan Jiang Jun, air mata Gu Qingyou mengalir deras dari orbit matanya, membuat lehernya tersekat, tak bisa bersuara.
"Qingyou?"
Tak bisa melanjutkan pembicaraan dengan Jiang Jun dalam kondisi seperti ini, dia cepat-cepat mengakhiri telepon.
Jiang Jun segera menelepon lagi, tapi ponsel Gu Qingyou sudah tidak diangkat.
……
Gu Qingyou tak menyangka Jiang Jun langsung meninggalkan urusan perusahaan dan datang ke Jiang Zhai. Untungnya dari balkon dia melihat mobil Jiang Jun masuk.
"Ada apa? Tidak enak badan?"
Di dalam kamar tidur mereka, Jiang Jun melingkari tubuhnya, bertanya lembut.
Sebelum mengetahui alasan keputusan mendadak Direktur Jiang ini, Gu Qingyou tidak menunjukkan jejak-jejak hubungan. Dia takkan berpisah dengan Jiang Jun, tapi juga takkan mengabaikan nyawa Direktur Jiang.
Lalu, Gu Qingyou mengambil dua lembar tisu dari meja teh kecil, menyeka hidungnya, dan berkata dengan penuh penyesalan, "Aku hanya terkena flu ringan, malah membuatmu repons datang dari perusahaan ke sini……"
Mendengar itu, Jiang Jun terlihat lega, dengan penuh kasih ia mengusap bahu kurus Gu Qingyou. "Teleponmu tidak diangkat terus, aku sangat khawatir."
"Aku memakai cincin bola kaca yang kau berikan, kau bisa melacak posisiku di rumah. Masih apa yang kau khawatirkan?" Setelah membuang tisu ke tempat sampah, Gu Qingyou memeluk Jiang Jun.
Jiang Jun tersenyum tipis, sedikit menunduk hingga dahinya yang mulus menyentuh dahi Gu Qingyou, berkata dengan manja, "Sebelum melihatmu dalam keadaan aman, aku tak bisa tenang."
……
Setelah Jiang Jun kembali ke perusahaan, Gu Qingyou tidak bisa menerima kenyataan bahwa Direktur Jiang memintanya bercerai dengan Jiang Jun, akhirnya menemui Direktur Jiang.
"Ayah."
Direktur Jiang yang sedang membaca koran di ruang tamu, dari tatapan Gu Qingyou sudah menebak alasan kedatangannya. Tampak bergulat dalam hati sejenak, baru ia bangkit dari sofa.
Di balkon lantai atas, Gu Qingyou membuka suara dengan tenang, "Ayah, aku tidak akan bercerai dengan Jiang Jun. Meski Ayah mengancam nyawaku sekalipun."
Kening Direktur Jiang berkerut keras, berkata dengan suara dingin, "Kau benar-benar tidak mau melakukan seperti yang kukatakan?"
"Apapun permintaan Ayah, akan kupenuhi. Tapi menyuruhku bercerai dengan Jiang Jun, aku tak sanggup." Pada detik ini, mata Gu Qingyou memancarkan cahaya kokoh dan teguh.
Direktur Jiang menatap tajam Gu Qingyou dengan tatapan suram, lama kemudian baru bersuara, "Qingyou, yang kulakukan ini bukanlah memiliki niat buruk, justru ini sebagai bentuk perhatian untukmu."
Gu Qingyou tidak mengerti ucapan Direktur Jiang, wajahnya dipenuhi keraguan.
“Qingyou, sebenarnya kau sangat mirip dengan ibumu saat masih muda, kalian berdua sama-sama berbaik hati…… Jadi ketika Suna dan aku pertama kali melihatmu, kami langsung menerimamu dan berharap kau menjadi istri Keluarga Jiang.” Direktur Jiang akhirnya berbicara dengan serius.
Gu Qingyou tidak menjawab, memilih untuk dengan sabar menyimak.
“Hingga sebagian besar alasan Jun bersamamu adalah karena kecintaan kami dan ibumu padamu……”
Menangkap alasan tersembunyi terkait Jiang Jun dari ucapan Direktur Jiang, Gu Qingyou membuka bibirnya, “Ayah, tolong bicaralah langsung padaku, mengapa Ayah ingin aku dan Jiang Jun bercerai?”
“Karena hingga hari ini, orang yang selalu dicintai dan dipedulikan Jiang Jun tetaplah Su Mo, hal ini tak pernah berubah sedikit pun.” Direktur Jiang berkata dengan tulus.
Gu Qingyou segera menggelengkan kepala, bahkan tersenyum perlahan, "Ayah, aku dulu sering meragukan, tapi sekarang aku tak akan lagi mencurigai, karena Jiang Jun mencintai aku, perasaannya terhadap Su Mo sudah lama wafat."
"Benarkah?" Direktur Jiang menghela desahan panjang.
Gu Qingyou bertanya, "Ayah, mengapa Anda menyangkal seperti ini?"
Direktur Jiang menatap Gu Qingyou, dalam matanya terpancar kelembutan, seolah ucapan selanjutnya akan menyakitkan. Ia bergulat dalam keraguan lama sebelum akhirnya mengeluarkan, "Kau tahu Jun'er kemana saja seharian kemarin?"
Gu Qingyou sempat membeku, lalu menjawab, "Ia di perusahaan. Menjelang akhir tahun, kini ia lebih sibuk dari biasa."
"Malam itu apakah ia baru pulang hampir pukul sembilan?" tanya Direktur Jiang lagi.
Suara Gu Qingyou sedikit serak, "Bagaimana Ayah tahu?"
"Shan Yan yang memberitahuku." Jawab Direktur Jiang sejujurnya.
"Ucapan Shan Yan pun tak bisa dipercaya sepenuhnya."
"Aku tahu. Tapi ia mengirimiku video yang menunjukkan Jun'er dan Su Mo di tepi pantai."
Gu Qingyou menggeleng kuat, berusaha tenang, "Aku tak percaya... Jiang Jun mustahil bersama Su Mo. Kalaupun iya, pasti bukan seperti yang kita duga. Pasti ada alasan lain."
