Bab 325 Memanfaatkan Bibi Shu sebagai Ancaman
Saat menyaksikan Ye Shuo mengantar Gu Xinmei pergi dari kejauhan, Gu Qingyou penasaran bertanya pada Jiang Jun, "Apa yang Mama bicarakan begitu lama denganmu tadi?"
"Dia memintaku untuk memperlakukanmu dengan baik."
Hati Gu Qingyou langsung dipenuhi kebahagiaan. "Bagus sekali... Akhirnya Mama menerimamu, dan tidak lagi menargetkan keluarga Jiang."
Jiang Jun menoleh, menatap wajah mungil Gu Qingyou yang cantik. "Kau sudah berdiri di sini cukup lama... Aku akan menggendongmu kembali ke kamar."
Gu Qingyou kesal melirik Jiang Jun. "Jika terus dirawat begini, sepertinya dalam beberapa hari aku akan dijadikan babi."
Jiang Jun tertawa terhibur oleh ucapan Gu Qingyou, penuh kasih merangkulnya. "Katanya jika masa nifas pertama tidak dirawat baik, tapi yang kedua bisa dilakukan dengan benar, tubuh bisa lebih sehat dari sebelumnya."
"Tapi ini paling hanya keguguran, tidak perlu masa nifas."
“Sebenarnya keguguran lebih merusak tubuh daripada melahirkan...” Jiang Jun dengan lembut menyisir rambut panjang Gu Qingyou ke belakang bahunya, berkata dengan kasih sayang tak terbatas. "Jadi setelah keguguran kali ini, aku sudah tak mau punya anak lagi. Nanti kita tes kecocokan di rumah sakit. Jika kita tak cocok, kita berhenti."
“Tapi bukannya kau ingin punya anak perempuan?” Gu Qingyou membelalakkan bola matanya yang indah, tak berkedip memandangi pria itu.
Jiang Jun menggelengkan kepala, merangkul Gu Qingyou ke dalam pelukannya. “Dengan Mumu saja sudah cukup.”
Gu Qingyou menyandar pada dada kekar Jiang Jun. Aroma maskulinnya menyusup ke lubang hidungnya. Tiba-tiba tenggorokannya serasa tercekik hingga tak bisa bersuara.
“Dia tak pernah terpikir dalam seumur hidup akan bertemu seseorang yang begitu baik padanya……”
“Dia tak pernah bersyukur pada Tuhan, namun di ketukan ini, dia sangat-sangat berterima kasih pada Yang Kuasa, karena telah mempertemukannya dengan pria itu dalam hidupnya.”
“Tepat di momen berpelukan penuh kedamaian ini, ponsel di saku jas Jiang Jun tiba-tiba bergetar.”
“Gu Qingyou yang sedang menempel di dada Jiang Jun segera melepaskan diri perlahan. "Teleponmu berdering."”
“Jelas Jiang Jun enggan mengangkat panggilan di saat seperti ini. Saat mengeluarkan ponsel, wajahnya tidak terlihat baik. Namun usai menutup telepon, raut wajahnya malah semakin suram.”
“"Ada apa?"”
“Jiang Jun memandangi ekspresi khawatir Gu Qingyou, terhenti sejenak sebelum menjawab, "Bibi Shu menghilang dari Apartemen."”
“Menghilang?”
Gu Qingyou seluruh tubuhnya menggigil hebat, tak percaya.
……
Karena yang bermasalah adalah Bibi Shu, meski Jiang Jun tak mau Gu Qingyou pergi, Gu Qingyou tetap bersikeras ikut Jiang Jun ke apartemen Bibi Shu.
Saat tiba di apartemen, perawat Ah Ling terus menyalahkan diri. "Ini salahku... Kukira Nyonya Bi sudah tidur, lalu aku juga pergi tidur sebentar, tak kusangka saat kubangun dan periksa kamarnya, dia sudah tidak ada..."
"Kakak Ling, jangan panik dulu. Kau yakin sudah mencari di semua tempat?" Gu Qingyou merangkul Ah Ling yang gemetar ketakutan, bertanya lembut.
"Iya, sudah kucari semua..." Ah Ling menangis. "Aku khawatir Nyonya Bi pergi sendiri ke lantai bawah, bahkan kucari sekitar sini, tapi tak terlihat bayangannya..."
"Kakak Ling, jangan menangis. Aku tahu kau selalu merawat Bibi Shu dengan sungguh-sungguh, kami tak akan menyalahkanmu." Gu Qingyou menenangkan.
Ah Ling mendengarnya, suara isaknya pelan-pelan mereda.
Tiba-tiba seorang bodyguard datang melapor ke Jiang Jun. "Direktur Jiang, kami sudah tanya warga sekitar, mereka bilang tak ada yang melihat Nyonya Bi."
"Bibi Shu pasti tak mungkin turun sendiri. Jangan-jangan dia diculik?" Gu Qingyou bertanya cemas pada Jiang Jun di sampingnya.
Jiang Jun memandang gagang pintu apartemen, berkata datar: "Gagang pintu tak ada bekas bobol, dan dengan kondisi kesadaran Bibi Shu sekarang mustahil dia pergi sendiri. Jadi, dia seharusnya dibawa oleh kenalan."
“Orang yang dikenal? Masak bisa Yaru, Yaru punya kunci apartemen, tapi tidak mungkin... Kalau Yaru membawa Bibi Shu, pasti dia akan memberitahu kita...” Meski kemungkinannya sangat kecil, Gu Qingyou tetap cepat-cepat menelepon An Yaruo.
Seperti yang diantisipasi Gu Qingyou, An Yaruo ternyata tidak tahu soal hilangnya Bibi Shu.
Saat menurunkan ponsel dari telinga, Gu Qingyou sudah mulai panik, wajahnya agak pucat. "Selain Yaru dan aku, tidak ada yang punya kunci apartemen... Bagaimana caranya orang itu membawa pergi Bibi Shu, dan siapa yang melakukannya?"
Jiang Jun memeluk bahu Gu Qingyou yang gemetar karena gelisah, memberi penghiburan. "Kurasa orang ini pasti yang dulu menghasut Bibi Shu untuk menghalangi hubungan kita."
Gu Qingyou membeku, "Apa menurutmu mungkin ini Konselor Chi?"
"Hari ini kubesarkan lagi ibu mertua, katanya dia tidak pernah kontak dengan Bibi Shu. Jadi sudah pasti orangnya adalah Chi Yifeng." Suara Jiang Jun berat.
"Tapi mengapa Konselor Chi mau membawa pergi Bibi Shu?" Di detik ini, terlalu banyak pertanyaan mengganggu relung hati Gu Qingyou. Dia yakin Konselor Chi adalah dalang di balik layar yang ingin merusak hubungannya dengan Jiang Jun, tapi dulu bagaimana cara Konselor Chi meyakinkan Bibi Shu untuk mengancam Jiang Jun dengan bunuh diri agar mereka berpisah?
“Kau tak perlu repotkan diri…” Jiang Jun mengusap bahu Gu Qingyou yang kurus untuk menenangkannya. “Penculikan hanya punya satu tujuan, yaitu pemerasan… Jadi apapun orang yang membawa Bibi Shu, entah itu Chi Yifeng atau bukan, sebelum tujuannya tercapai, Bibi Shu pasti aman.”
Gu Qingyou yang selalu mengedepankan logika berusaha menenangkan hatinya.
Detik berikutnya, ponsel Gu Qingyou berdering.
Dengan gemetar dia mengeluarkan ponselnya. Melihat nomor asing di layar yang mungkin terkait pemerasan, cepat-cepat dia menekan tombol penerimaan. Tapi saat hendak menyandarkannya ke telinga, Jiang Jun menghentikannya. “Biarkan aku yang angkat.”
Gu Qingyou menggeleng, berkata tenang, “Kalau telepon ini untukku, pasti tujuannya memeras… Aku tak mau ada apa-apa pada Bibi Shu.”
Ternyata seperti dugaan Jiang Jun, suara Chi Yifeng yang terdengar dari balik sambungan.
“Qingyou.”
Tanpa sisa kekaguman maupun keramahan sebelumnya, Gu Qingyou berkata dingin, “Kau yang membawa Bibi Shu?”
“Benar.” Chi Yifeng menjawab jujur.
Gu Qingyou membentak, “Mengapa kau lakukan ini?”
Chi Yifeng tak peduli pada nada bicaranya yang menusuk. Dengan kelembutan khas seperti dulu, dia berkata, “Tenang, aku tak akan menyakiti Bibi Shu. Tapi jika kau ingin dia kembali, datanglah sendirian besok ke Panti Asuhan Cixin, tempatmu tinggal waktu kecil. Aku akan menunggumu di sana.”
“Kau mau aku ke sana untuk melakukan apa?” Gu Qingyou bertanya dengan keraguan.
“Besok saat kau sampai pasti akan tahu, namun jika ada yang menemanimu datang bersama, kurasa Bibi Shu akan sulit untuk kau lihat.” Setelah berkata demikian, Chi Yifeng langsung memutuskan telepon sebelum Gu Qingyou sempat menyahut.
“Chi Yifeng, Chi Yifeng...”
Gu Qingyou memanggil beberapa kali, namun dari ujung ponsel hanya terdengar bunyi 'du...du...' tanda panggilan telah diakhiri.
Jiang Jun yang berada di samping Gu Qingyou mendengar jelas percakapan mereka. “Aku sudah menyuruh Cui Hao melacak posisi Chi Yifeng, yakin sebentar lagi akan ada kabar.”
Mata Gu Qingyou memerah sedikit, ia menggelengkan kepala. “Chi Yifeng tahu kemampuanmu, jika jejaknya bisa dilacak, pasti dia tak akan menelepon seperti ini.”
Jiang Jun menopang tubuh Gu Qingyou yang terhuyung-huyung, berkata serius, “Aku bersumpah, pasti akan membawa Bibi Shu kembali dengan selamat.”
Wajah lesu Gu Qingyou terangkat, suaranya parau bertanya, “Jadi, kau ingin aku tak usah ke Panti Asuhan Cixin besok?”
“Tentu... Tak perlu kau repotkan urusan ini, besok semuanya akan kuhandle.” Jawab Jiang Jun.
“Tapi Chi Yifeng secara khusus ingin bertemu aku. Jika melihatmu di Panti Asuhan Cixin, dia mungkin akan membahayakan Bibi Shu... Aku tak bisa mengambil risiko ini.” Gu Qingyou berkata sambil berusaha mempertahankan ketenangan.
Jiang Jun menangkup pipi Gu Qingyou yang dingin membeku dengan telapak tangan yang hangat, menghiburnya, "Sayang, kau percaya padaku? Jika kau percaya, serahkan urusan ini padaku. Bibi Shu pasti akan selamat."
"Aku tentu percaya, tapi aku tidak bisa mengambil risiko... Jiang Jun, di relung hatiku, Bibi Shu lebih penting dari ibuku dan Qu Liyuan. Aku tidak ingin dia celaka..."
Jiang Jun tersayat hati mencium pelipis Gu Qingyou, suara seraknya bergetar, "Aku tahu... aku mengerti... Tapi kau harus yakin, aku pasti bisa menyelamatkan Bibi Shu."
"Tapi..."
"Tidak ada 'tapi'!" Jiang Jun berusaha menenangkan. "Janjiku padamu di masa lalu, mana yang tidak kutepati? Jadi, percayalah padaku."
Gu Qingyou menatap Jiang Jun dengan pandangan beku, akhirnya diam seribu bahasa.
Jiang Jun menghela napas lega, berbisik lembut, "Besok kau hanya perlu menanti dengan patuh di rumah. Aku jamin besok Bibi Shu akan kembali dengan selamat."
