Bab 334 Aku Harap Kita Baik-Baik Saja
Sejak urusan Su Mo selesai, tidak pernah lagi terjadi pertengkaran antara Jiang Jun dan Gu Qingyou.
Pertengkaran kali ini akhirnya berakhir dalam kesunyian.
“Jiang Jun dan Gu Qingyou tidak turun untuk makan malam, An Yaruo yang tetap di Keluarga Jiang sudah mencurigai keanehan, lalu mengetuk pintu kamar utama di lantai dua.”
Saat itu Jiang Jun sudah meninggalkan kamar, yang membuka pintu adalah Gu Qingyou.
Dari raut wajah Gu Qingyou tidak terlihat sesuatu yang aneh, tapi An Yaruo tetap bertanya pelan, “Qingyou, kenapa kalian tidak turun makan?”
“Uh, Jiang Jun ke ruang kerja untuk urusan bisnis, kami sebentar lagi turun,” suara Gu Qingyou terdengar parau.
Melihat kelelahan yang lebih dalam di sorot matanya, An Yaruo melanjutkan, “Aku langsung tahu kalau ada yang tidak beres... Ada apa?”
Gu Qingyou menggeleng, “Tidak ada.”
“Apa ada hal yang tidak bisa kau ceritakan padaku?” Saat mengucapkan ini, An Yaruo sudah merangkul bahu Gu Qingyou.
Gu Qingyou menggigit bibir bawahnya, menarik napas dalam-dalam, baru berkata, “Menurutku Chi Yifeng bukan pembunuhnya, tapi Jiang Jun bersikeras mengirimnya ke penjara, menurut dia tak bisa bedakan hitam-putih.”
“Ah?” An Yaruo terkejut. “Kau bilang Chi Yifeng bukan pelakunya?”
Gu Qingyou berbalik, langsung menuju jendela kaca besar di kamar.
An Yaruo buru-buru menutup pintu, mendekati Gu Qingyou. “Barusan kau bilang Chi Yifeng mungkin bukan pembunuh? Benarkah ini?”
Gu Qingyou perlahan berkata, "Sore tadi Kak Sheng berbincang denganku. Ia memberitahuku bahwa ia diam-diam menyelidiki dan menemukan bahwa Bibi Shu memang pernah bersama Chairman Grup Mu. Jadi sangat mungkin Bibi Shu memiliki seorang anak. Dari foto yang didapatkan dari mantan rektor panti asuhan yang sudah pensiun, terkonfirmasi bahwa anak Bibi Shu berada di panti asuhan tersebut, dan anak itu adalah Chi Yifeng... Selain itu, di antara barang peninggalan Bibi Shu ada buku harian yang mencatat bahwa ia pernah melahirkan seorang putra."
Mendengar ini, An Yaruo terkejut lama, baru bisa menemukan suaranya kembali setelah beberapa saat, "Jadi, kemungkinan besar Chi Yifeng benar-benar anak Bibi Shu?"
Gu Qingyou menatap dengan tenang ke arah Taman Jiang Zhai yang diselimuti kegelapan malam. "Jika Chi Yifeng adalah anak Bibi Shu, berarti mustahil dialah yang melukai Bibi Shu."
"Memang... Tindakan Chi Yifeng sebelumnya yang memanfaatkan Su Mo untuk merusak hubunganmu dengan Direktur Jiang memang licik, tapi sebenarnya dia bukan orang jahat sepenuhnya. Lagipula firma hukum Zhongzheng-nya selalu melakukan kegiatan amal. Tidak mungkin dia tega melanggar norma kemanusiaan dasar seperti ini," analisis An Yaruo.
Bulu mata panjang Gu Qingyou berkedip pelan. "Karena itu aku tidak mengerti, mengapa Jiang Jun masih ingin menghancurkannya habis-habisan padahal tahu mungkin Chi Yifeng tak bersalah?"
"Tapi jika bukan Chi Yifeng yang melukai Bibi Shu, lalu siapa?" An Yaruo penuh keraguan. "Siapa yang mau menyerang seorang lemah tak berdaya seperti Bibi Shu?"
Gu Qingyou menggelengkan kepala, suara lemahnya berkata, "Aku tidak tahu... Aku hanya tahu, aku tidak mau menuduh orang baik, juga tidak mau melepaskan orang jahat."
An Yaruo berkata serius, "Jika Chi Yifeng benar-benar tak bersalah, sungguh tidak adil dia dipenjara. Dan jika Bibi Shu di alam baka tahu anaknya difitnah, mungkin..."
Gu Qingyou perlahan mengangkat pandangannya, tatapan kembali tertuju ke taman di bawah. "Selama ini kupikir tidak akan ada lagi masalah antara aku dan Jiang Jun, baru sekarang kusadari ternyata tidak... Masih terlalu banyak hal tentangnya yang belum kuketahui, cara pandang kita terhadap berbagai urusan juga sangat berbeda."
An Yaruo tampak bingung, "Maksudmu?"
Suasana hati Gu Qingyou tampak penuh beban, menarik napas dalam-dalam, "Menurutku harus dilakukan tes DNA antara Chi Yifeng dan kulit Bibi Shu, tapi Jiang Jun tidak setuju. Bahkan dia tidak hanya menolak, tapi juga bilang meskipun Chi Yifeng adalah anak kandung Bibi Shu, dia tetap akan membuat Chi Yifeng membusuk di penjara!"
"Graaah..." An Yaruo berpikir sejenak sebelum menjawab, "Meskipun sikap Direktur Jiang memang agak otoriter, tapi semua tindakannya pasti punya pertimbangan. Dia pasti tidak asal menjebak Chi Yifeng... Mungkin cara Direktur Jiang memang terlalu tegas, tapi sejak dulu memang begitu karakternya."
Gu Qingyou menoleh, "Menurutku dia bukan tegas, tapi egois!"
An Yaruo terkejut, "Kenapa bisa begitu?"
“Gu Qingyou berkata dengan datar, “Ia tahu aku dan Chi Yifeng adalah teman bermain sejak kecil. Ia tidak ingin aku berurusan lagi dengan Chi Yifeng. Jadi apapun kesalahan Chi Yifeng, ia pasti tidak akan membiarkan Chi Yifeng tenang!”
“Ini...” An Yaruo sejenak bingung memberikan masukan.
Gu Qingyou berkata serius, “Aku benar-benar ingin mengklarifikasi urusan ini, bukan mengabaikan kematian Bibi Shu dan asal menjadikan domba sebagai tumbal...”
An Yaruo merangkul Gu Qingyou, menenangkan dengan lembut, “Aku mengerti... Bagaimana kalau kau bermusyawarah lagi dengan Direktur Jiang? Bertengkar tetaplah melukai perasaan!”
Gu Qingyou terdiam sejenak, lalu mengangguk, “Aku akan lakukan... Aku juga tidak mau bertengkar dengannya.”
“Ya.” An Yaruo menghela napas lega.
……
Selama makan malam, mereka berdua menjaga kesepahaman agar Pasangan Direktur Jiang dan Mumu tidak merasakan masalah di antara mereka. Usai makan malam, Jiang Jun dan Gu Qingyou bersama-sama kembali ke kamar.
Kali ini keduanya terlihat sepakat tidak ingin melanjutkan pertengkaran sebelumnya.
Jiang Jun pertama kali bersuara, “Qingyou, aku akui memang tidak ingin kau mengingat kejadian masa kecil. Tapi sikapku terhadap Chi Yifeng bukan sekadar egoisme, lebih karena kuyakini Chi Yifeng adalah sosok berbahaya yang pasti terlibat dalam kematian Bibi Shu!”
Gu Qingyou menatap Jiang Jun, nada suaranya lembut. "Kau tahu ini bukan bermaksud melindungi Chi Yifeng, faktanya aku juga tak menyukai orang ini. Aku hanya merasa jika ada keraguan, kita harus mencari kejelasan, jangan sampai menjerat orang tak bersalah."
Jiang Jun perlahan melingkari pinggang Gu Qingyou, berkata dengan sabar. "Percayalah padaku, Chi Yifeng sama sekali tak tak bersalah."
Gu Qingyou juga mengangkat tangannya memeluk Jiang Jun, tenang berujar. "Jika Chi Yifeng adalah anak Bibi Shu, maka dia tak mungkin jadi pembunuhnya."
Jiang Jun menggelengkan kepala, mendesah pelan.
Alis Gu Qingyou berkerut halus. "Apakah kau benar-benar mengira Chi Yifeng akan melukai ibu kandungnya sendiri?"
Kedalaman mata hitam Jiang Jun bergulung-gulung, selintas dingin terpantul. "Tindakan seperti ini memang sulit diterima, tapi selain Chi Yifeng, tak ada orang lain yang ingin menyakiti Bibi Shu."
Gu Qingyou serius berkata, "Mungkin kita belum menemukan pelaku sebenarnya yang menyakiti Bibi Shu... Jika kita terobsesi menganggap Chi Yifeng sebagai pelaku, pembunuh sesungguhnya bisa bebas berkeliaran."
Jiang Jun memandangi Gu Qingyou lama, bibir tipisnya terkunci rapat.
Gu Qingyou memegang lengan Jiang Jun, tatapan memohonnya tak berkedip. "Begini saja... Besok kita lakukan tes DNA untuk Bibi Shu dan Chi Yifeng. Tentang apakah akan membebaskan Chi Yifeng, kita bicarakan setelah hasil tes keluar, setuju?"
Jiang Jun menggenggam tangan Gu Qingyou, telapak tangannya yang hangat membungkusnya dengan lembut. "Aku benar-benar tidak mau kau dan aku bertengkar karena orang-orang yang tak penting, kau tahu?"
Gu Qingyou mengangguk.
Jiang Jun segera merangkul seluruh tubuh Gu Qingyou ke dalam pelukannya, menyembunyikan wajahnya di balik rambut panjangnya yang harum, dengan suara parau berkata, "Qingyou, harapanku kita baik-baik saja."
Gu Qingyou puas bersandar di bahu Jiang Jun, perlahan menutup matanya. "Kita pasti akan baik-baik... Tak ada urusan yang bisa mempengaruhi kita."
Jiang Jun semakin erat memeluk Gu Qingyou, bernostalgia menghirup aroma familiar dari rambutnya.
……
Keesokan paginya, setelah Jiang Jun memberi tahu pihak kepolisian, sampel kulit Bibi Shu dan Chi Yifeng segera dikirim untuk tes DNA.
Selama menunggu hasil tes, Jiang Jun sibuk dengan urusan perusahaan sementara Gu Qingyou menemani Mumu yang libur akhir pekan di rumah.
Gu Qingyou tidak memberitahu Mumu tentang urusan Bibi Shu. Setelah lama bermain balok kayu, Mumu yang terlihat lelah tiba-tiba berlari mendekat, "Mama, nanti kita main ke rumah ibu mertua yuk..."
Mendengar sebutan "ibu mertua", kenangan bersama Bibi Shu di London membuat hidung Gu Qingyou terasa pedih.
