Bab 339 Pindah dari Jiang Zhai
“Bagaimana kau bisa berkata begitu?” An Yaruo seketika naik pitam. “Perasaan Qingyou terhadap Direktur Jiang jelas terlihat oleh semua orang! Lagipula dulu Qingyou sudah begitu menderita demi Direktur Jiang, mana mungkin kau bilang Qingyou tak mencintainya?”
Que Yan menghela napas, “Jika benar mencintai seseorang, mana mungkin tidak memahami orang tersebut? Jun jelas tahu betapa pentingnya Bibi Shu bagi Qingyou. Meski tak ingin Bibi Shu menghalangi hubungan mereka, Jun takkan menggunakan cara seperti ini.”
An Yaruo mendengus, “Jujur saja, kalau bukan karena melihat perasaan Direktur Jiang pada Qingyou, aku pun takkan membujuk Qingyou untuk terus bersama beliau. Karena hingga saat ini, kecurigaan terbesar memang tertuju pada beliau. Yang paling penting... Citra Direktur Jiang di mataku selalu ambigu. Andai beliau benar-benar berbuat sesuatu pada Bibi Shu, aku pun tak akan heran.”
“Wanita ini benar-benar tak punya otak!” Que Yan tiba-tiba melepas An Yaruo dan bangkit dari sofa.
An Yaruo mengerutkan alis, melotot tajam ke arah Que Yan. “Kau bilang apa? Aku tak punya otak?”
“Bukan begitu?” Que Yan mendengus, menatap dari ketinggian wajah mungil yang familiar itu. "Qingyou merasa Jun baik, kau pun ikut merasa Jun baik. Qingyou merasa Jun tidak baik, kau pun ikut tidak setuju... Kau sama sekali tidak punya pendirian di relung hati, seperti rumput tertiup angin, ke mana angin berhembus, ke situ pula kau condong!"
"Cukup!" An Yaruo tersulut amarah oleh Que Yan, dadanya bergelombang hebat. "Sekejap bilang aku tak berotak, sekejap lagi menyebutku oportunis. Kalau memang mampu, buktikanlah bahwa Direktur Jiang tak bersalah?"
"Kebenaran akan berbicara sendiri. Menurutku Jun tak perlu membuktikan apapun." Usai berkata, Que Yan melanjutkan langkah menuju pintu.
An Yaruo mengusap perut bagian bawahnya yang sudah mulai menggembung, mengatupkan gigi geram. "Kaulah pria tak berotak itu... Sahabatmu sendiri sedang berantakan pernikahannya, kau malah bukannya mendamaikan, justru menghasut perceraian... Aku bisa terlibat dengan orang sepertimu, benar-benar sial tujuh turunan!"
Pada ketukan ini, Que Yan yang sudah sampai di pintu menoleh kembali, bibirnya merekah sedikit. "Kalimat itu semestinya kukatakan padamu... Bertemu denganmu, akulah yang mengalami kesialan sepanjang generasi."
"Que Yan!" Tak tahan lagi, An Yaruo mengambil bantal sofa dan melemparkannya dengan bengis ke arah Que Yan.
Que Yan beruntung bisa menghindar, lalu pergi tanpa menoleh sekalipun dari apartemennya.
An Yaruo berdiri di tempat sambil terengah-engah, perlahan amarahnya mereda.
Teringat Gu Xinmei sebagai ibu kandung Qingyou yang mungkin bisa membujuk, An Yaruo segera menelepon Gu Xinmei.
……
Gu Xinmei langsung pergi ke apartemen Bibi Shu tanpa menunda.
“Dulu aku bahkan pernah mengancam bunuh diri untuk memaksa kau berpisah dengan Jiang Jun, tapi kau tetap memilih percaya padanya. Mengapa sekarang kau kehilangan kepercayaan pada Jiang Jun?”
Gu Qingyou tidak menyangka ibunya mengetahui rencana perceraiannya dengan Jiang Jun. Seketika itu juga, ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan ibunya.
“Dulu aku terlalu buta, sama sekali tidak melihat sifat aslinya.” Setelah lama terdiam, akhirnya Gu Qingyou menjawab.
Gu Xinmei mengerutkan keningnya sambil menggeleng, “Kau anakku. Meski waktu kita bersama tak lama, aku tahu kau sangat mempercayai Jiang Jun. Di dunia ini, orang yang paling kau percaya dan kau pedulikan adalah dia... Tak mungkin kau membuat keputusan ini dengan mudah.”
Gu Qingyou menarik napas dalam, “Ibu, keputusanku ini tidak dibuat sembarangan.”
Gu Xinmei tetap meragukan.
Gu Qingyou menyandarkan tubuh lelahnya di sofa, perlahan berkata, “Saat Chi Yifeng menuduh Jiang Jun sebagai pembunuh, aku sama sekali tidak curiga. Sampai Kak Sheng memberitahu bahwa ia menemukan hubungan ibu-anak antara Bibi Shu dan Chi Yifeng... Selain dugaan Jiang Jun sebagai pelaku, aku tak paham mengapa Jiang Jun tak mau membebaskan Chi Yifeng? Jika Chi Yifeng adalah anak Bibi Shu, seharusnya dia tidak punya motif.”
“Kecurigaanmu masuk akal, tapi harus ada bukti yang bisa membuktikan Jiang Jun-lah dalang kematian Bibi Shu?” Gu Xinmei berbicara dengan logis.
Gu Qingyou menatap ibunya, berkata dengan serius, "Mama, aku tak mau menyelidiki kenyataan... Karena Jiang Jun melakukan segala sesuatu dengan Ketat Sempurna, dia tak mungkin akan mengungkap celah."
Gu Xinmei hanya bisa menghela napas diam-diam, sesaat tak tahu harus berkata apa, lagipula dia juga tak banyak mengenal Jiang Jun. "Tapi jika bercerai, bagaimana dengan Mumu?"
Gu Qingyou menutup matanya sejenak, lalu berkata, "Sudah kupikirkan, aku tak akan memperebutkan Mumu... Meski dia kejam pada orang tak penting, tapi dia tulus baik pada orang tua dan anak. Di masa depan dia bisa memberi Mumu banyak hal yang pasti tak bisa kuberikan..."
"Kau tega?" Gu Xinmei meraih tangan Gu Qingyou yang dingin membeku di lututnya.
Gu Qingyou perlahan mengangkat pandangan, memandang wajahnya yang lembut. "Tak tega, tapi harus kutega. Karena meski aku berjuang melawan Jiang Jun, tak mungkin dia mengizinkanku mendapatkan Mumu..."
"Qingyou..." Gu Xinmei tiba-tiba menasihati dengan sungguh-sungguh. "Begitu manusia mengambil keputusan, tak boleh menyesal... Seperti dulu Mama menyerahkan Jiang Huai pada Yin Suna, sejak saat itu Mama benar-benar kehilangan Jiang Huai... Mama tahu kau anak yang berbaik hati, tak bisa menerima Jiang Jun seperti ini. Tapi manusia tak perlu hidup terlalu jelas, selama dia peduli padamu, semuanya sudah cukup."
“Xinmei, pemikiranku berbeda denganmu.” Yang berbicara adalah Qu Xiaomei, ia melanjutkan dengan serius, “Jika Direktur Jiang benar-benar dalang kematian Bibi Shu, Qingyou tetap bersama pria seperti itu demi cinta, itu sama saja memadamkan kemanusiaan... Sungguh pengkhianatan terhadap Kakak Bi yang telah membesarkannya dulu.”
“Aku tentu tahu.” Gu Xinmei menoleh memandang Qu Xiaomei, berkata tegas, “Tapi tindakan Jiang Jun ini untuk Qingyou, mungkin dia hanya tersandung kesalahan sementara karena cinta. Bisa jadi Qingyou hanya perlu memberinya kesempatan, di masa depan dia akan memperbaiki diri.”
“Ini...” Merasa perkataan Gu Xinmei masuk akal, Qu Xiaomei segera menimpali, “Qingyou, apapun keputusanmu pasti bisa dipahami, Ibumu juga akan mendukung. Hanya saja Ibumu berharap kau bisa mempertahankan pernikahan ini.”
Gu Qingyou menundukkan kelopak mata dengan muram, berbisik serak, “Aku tidak pernah mempertimbangkan untuk mempertahankan pernikahan ini, karena itu berarti harus menjebak orang yang tak bersalah.”
“Maksudmu?” Gu Xinmei bertanya penuh keraguan.
Gu Qingyou baru mengangkat pandangannya, perlahan berkata, “Jika aku terus mempertahankan pernikahan dengan Jiang Jun, maka aku tak bisa memberi tahu polisi bahwa Chi Yifeng tak bersalah. Sebab itu akan membuat Jiang Jun tersangka. Jadi, untuk mempertahankan pernikahan, aku harus memfitnah Chi Yifeng.”
“Tidakkah kau bisa memberi tahu polisi ada pihak ketiga yang melukai Bibi Shu?” Gu Xinmei mengusulkan.
Gu Qingyou menggelengkan kepala, “Polisi sudah memberitahuku, Chi Yifeng terus mengajukan banding bahwa dia bukan pembunuh. Jadi jika kita memberi tahu polisi bahwa pelaku sebenarnya orang lain, mereka akan mulai menyelidiki Jiang Jun.”
“Tapi meski kau membebaskan Chi Yifeng, dia mungkin akan terus menggugat Jiang Jun.” Gu Xinmei berkata dengan pertimbangan.
Gu Qingyou menjawab tenang, “Dalam dua hari ini aku akan menemui Chi Yifeng... Aku akan menandatangani perjanjian dengannya, berharap dia bisa menjaga rahasia tentang Jiang Jun. Aku yakin dia akan setuju.”
“Ah, memang tidak seharusnya menjebak orang tak bersalah, apalagi Chi Yifeng adalah satu-satunya anak Bibi Shu...” Qu Xiaomei berkata dengan terharu.
Gu Xinmei diam saat ini, seolah tengah merenungkan sesuatu.
Gu Qingyou bertanya, “Ibu, masih ada yang mengganjal?”
Gu Xinmei pertama kali mendesah, lalu berkata jujur, “Ibu hanya memikirkan urusan kakakmu... Xiao Xi masih belum menemukan cara penyelamatan. Awalnya sudah kukatakan padanya bahwa kalian dan Jiang Jun akan melakukan tes kecocokan di rumah sakit. Tapi sekarang hubungan kalian memburuk, mungkin...”
“Ibu.” Gu Qingyou menggenggam erat tangan ibunya, memberi penghiburan pada sang kakek. “Tenang saja, meski aku dan Jiang Jun bercerai, aku yakin kita akan sepakat untuk menyelamatkan Xiao Xi. Karena Xiao Xi juga dianggap keluarga Jiang... Untuk anak, kami bisa melakukan bayi tabung di masa depan.”
“Tapi begini hubunganmu dengan Jiang Jun tak akan pernah terputus, lagipula kalian akan punya anak kedua...” Gu Xinmei berkata.
“Gu Qingyou sepertinya sudah mempertimbangkan masalah ini juga,” nada suaranya tetap tenang, “tidak akan... Anak kedua akan kuminta darinya, saat itu aku akan pergi membawa anak, dan takkan muncul lagi di depan keluarga Jiang.”
“Ini terlalu menyiksamu, Qingyou...”
Menghadapi tatapan iba Gu Xinmei, Gu Qingyou menggelengkan kepala, “Jika bisa menyelamatkan Xiao Xi, ini bisa kuhitung sebagai kompensasi moralku, lagipula aku sudah menutupi kesalahan Jiang Jun...”
……
Setelah bertekad bulat, Gu Qingyou kembali dari apartemen ke Jiang Zhai.
Pasangan Direktur Jiang mungkin sudah tahu tekad Gu Qingyou tak tergoyahkan, tidak membujuk lagi, tapi jelas terlihat kekecewaan pada Gu Qingyou di balik sorotan mata mereka.
Sekitar pukul sembilan malam, Jiang Jun memasuki Jiang Zhai.
Mungkin tidak menyangka Gu Qingyou ada di rumah, tubuh Jiang Jun terlihat kaku sejenak.
“Kau sudah menyuruh pengacara mengurus perceraian kita?” Gu Qingyou bangkit dari sofa, langsung menghampiri Jiang Jun, berbicara lembut.
Jiang Jun menatap Gu Qingyou dari atas, wajahnya tanpa ekspresi, membuat orang tak bisa membaca emosinya saat ini.
Melihat Jiang Jun tidak menjawab, Gu Qingyou melanjutkan, “Jika kau belum mulai mengurusnya, maka aku yang akan urus.”
“Kau benar-benar mau bercerai?” Jiang Jun bersuara, nada datar seperti biasa menangani urusan bisnis, tapi suaranya agak parau.
Gu Qingyou mengangguk tegas, “Aku sudah memutuskan.”
Jiang Jun menatap tajam dengan mata hitamnya yang muram, sorot matanya dingin bagai ruang es.
“Gu Qingyou tanpa rasa takut melanjutkan, "Aku akan pindah dari Jiang Zhai nanti... Sebelum pergi, aku ingin menemui Mumu dan menjelaskan urusan kita dengan jelas. Kuharap kau mengizinkannya."
"Sepertinya bahkan rencana untuk Mumu pun sudah kau siapkan." ujar Jiang Jun dengan nada sinis.
Gu Qingyou menundukkan kelopak mata, menghindari tatapan tajam Jiang Jun. "Lagipula aku tak bisa mendapatkan hak asuh Mumu, jadi takkan kuperjuangkan... Hartamu pun tak kuminta sepeser pun. Hanya satu syaratku: bebaskan Chi Yifeng, lepaskan orang yang tak bersalah ini."
