BAB 345 Mohon Dia Keluar dari Kota C
Begitu Shan Yan selesai berbicara, suara wanita yang meninggi sudah terdengar, "Direktur Jiang tidak mungkin kan? Baru saja Direktur Jiang dan Qingyou bercerai, Direktur Jiang langsung ingin menjodohkannya dengan Su Mo?"
Rupanya An Yaruo, dia selalu berada di sisi Gu Qingyou, hanya saja tidak berbicara.
Shan Yan tidak berkata-kata, meninjau ulang Gu Qingyou, seolah menunggu responnya.
"Pemikiran Direktur Jiang seperti itu wajar, lagipula yang paling dia khawatirkan sekarang adalah Xiao Xi. Tapi kurasa Jiang Jun tidak akan melakukan ini, karena dulu dia pernah bilang perasaannya pada Su Mo hanya persahabatan." Gu Qingyou dengan tenang berkata.
"Benarkah?" Shan Yan mengangkat alisnya.
Gu Qingyou tidak mengerti maksud Shan Yan, menoleh ke arahnya.
Baru kemudian Shan Yan perlahan menjelaskan, "Sepengetahuanku, Jiang Jun sudah berjanji pada Direktur Jiang, jika pencocokan donor dengan Xiao Xi berhasil, dia akan melakukan sesuai perintah Direktur Jiang."
Wajah anggun Gu Qingyou tidak menunjukkan ekspresi jelas, mulai diselimuti kesunyian.
An Yaruo buru-buru menimpali, "Kupikir Direktur Jiang sengaja menyetujui ini... Dia masih ingin memulihkan hubungan dengan Qingyou, jadi sengaja melakukan hal yang membuat Qingyou cemburu buta."
Gu Qingyou tiba-tiba tersenyum, "Sudah kubilang aku sudah bercerai dengannya, urusannya apa lagi hubungannya denganku?"
"Qingyou..." An Yaruo kembali terkejut melihat ketenangan dan sikap dinginnya.
Gu Qingyou perlahan menatap An Yaruo, dengan suara datar berkata, "Sebenarnya ini bagus, Su Mo memang belum bisa melupakan Jiang Jun, sementara di relung hati Jiang Jun mungkin juga masih ada perasaan untuk Su Mo. Mungkin mereka bisa melanjutkan hubungan sebelumnya karena sang anak."
An Yaruo menghela napas dengan penuh penyesalan.
Baru saat ini Gu Qingyou menoleh ke Shan Yan, bertanya penuh perhatian, "Kau berencana menghentikan hal ini terjadi?"
Wajah Shan Yan dingin membeku, suaranya menusuk, "Tak bisa mempertahankan hati seseorang, untuk apa menyimpan cangkang kosong? Sekarang aku hanya ingin Xiao Xi selamat."
Rupanya...
Shan Yan juga sudah meninggalkan Su Mo.
Saat ini, relung hati Gu Qingyou bagai padang gurun Sukresih, dingin membeku, hampa dan sepi.
Dia dan Jiang Jun pada akhirnya tak bisa bersatu...
Kini jelas, Su Mo-lah orang yang sesungguhnya dalam hidup Jiang Jun.
Usai tersadar dari lamunan, Shan Yan bangkit dari sofa. "Apa rencanamu ke depan?"
Gu Qingyou menjawab jujur, "Menunggu Chi Yifeng bebas bersyarat dulu, baru akan kuperhatikan."
Shan Yan mengangguk, sorot matanya menyembunyikan kepedulian. "Bagaimanapun, aku kakakmu... Jika ada kebutuhan, kau bisa mencariku."
Gu Qingyou mengangguk halus. "Akan kulakukan."
Shan Yan kemudian melanjutkan langkahnya.
Gu Qingyou teringat urusan keluarga Mu, memandang bayangan gagah itu, bertanya, "Keluarga Mu tidak memberimu kesulitan?"
Shan Yan yang sudah sampai di pintu, tak menoleh, menjawab lembut, "Bukan milikku sejak awal, tak kusimpan... Proyek Kota H sudah cukup memberiku tempat di dunia bisnis."
Mendengar itu, Gu Qingyou menghela napas lega. "Aku mungkin tak punya tenaga untuk menjenguk Ibu belakangan ini, harap kau sering mengunjunginya."
"Tenang saja." Shan Yan lalu meninggalkan apartemen.
Setelah Shan Yan keluar dari apartemen, An Yaruo menghela napas dalam. "Tak kusangka akhirnya seperti ini... Rupanya setelah berputar-putar, Jiang Jun dan Su Mo lah yang memang sepasang."
Gu Qingyou tak menjawab, langsung bangkit dari sofa. "Aku agak mengantuk, aku akan tidur lagi sebentar."
An Yaruo tampak ragu-ragu ingin bicara, setelah bergulat dalam hati, akhirnya berkata, "Qingyou, seperti yang kukatakan tadi, mungkin Direktur Jiang menyetujui permintaan Ayah Jiang hanya ingin memprovokasimu melalui Su Mo, perceraian itu mungkin hanya emosi semata... Pertimbangkan lagi, jika Direktur Jiang dan Su Mo bersatu lagi, kau akan benar-benar kehilangan dia."
Gu Qingyou yang sedang berjalan ke pintu tiba-tiba terhenti langkahnya, namun sebelum sempat menjawab An Yaruo, pintu apartemen sudah diketuk perlahan.
Melalui lubang intip, An Yaruo melihat tamu yang tak terduga, "Nyonya Jiang Dong?"
Secara insting Gu Qingyou memutar tubuhnya, wajahnya sedikit memucat.
An Yaruo segera membuka pintu dan mempersilakan Nyonya Jiang Dong masuk.
Nyonya Jiang Dong langsung duduk di sofa apartemen, wajahnya yang biasanya penuh kasih sekarang sama sekali tanpa ekspresi, dingin membeku.
Sejak mengenal Nyonya Jiang Dong, ini pertama kali Gu Qingyou melihat ekspresi sedingin itu pada wajahnya. Dengan langkah perlahan ia mendekat, memanggil dengan penuh hormat seperti biasa, "Ibu."
"Kau sudah bercerai dengan Jiang Jun, jangan panggil aku begitu lagi." Nyonya Jiang Dong bahkan tak mau melirik ke arah Gu Qingyou, berkata dengan nada datar.
Tubuh Gu Qingyou jelas-jelas terguncang, bibirnya perlahan kehilangan warna darah.
"Aku datang hari ini hanya punya satu tujuan, harap kau meninggalkan Kota C." Setelah mengucapkan ini, Nyonya Jiang Dong baru melirik Gu Qingyou, tapi di balik sorot matanya masih terlihat cibir dan merendahkan.
Gu Qingyou menundukkan kelopak mata, berkata dengan tenang, "Ibu... Nyonya Jiang Dong bisakah memberitahu alasannya?"
"Karena kau terlalu tak berperasaan." Nyonya Jiang Dong berbicara dingin.
Gu Qingyou mengangkat pandangan, bingung memandangi sang kakek. "Mengapa berkata begitu?"
"Kau tak percaya Jun'er sudah kubilang, sekarang malah bocorin ke polisi bahwa Jun'er dalang pembunuhan Bibi Shu... Tak kusangka, setelah Jun'er berusaha keras menyenangkanmu, akhirnya kau balas dendam begini." Nyonya Jiang Dong memegangi dadanya, seolah jantungnya sakit.
Gu Qingyou terkejut, "Ibu, aku sama sekali tidak..."
"Jangan panggil aku ibu lagi!" Nyonya Jiang Dong menegaskan lagi, lalu bangkit dari sofa dengan dada bergelombang emosi, untung kepala rumah tangga membantunya menenangkan diri. "Polisi sudah memanggil Jun'er untuk investigasi, katanya kau sendiri yang kasih info ke mereka."
Gu Qingyou seketika membeku di tempat.
An Yaruo mencoba membujuk, "Nyonya Jiang Dong, kurasa ini pasti tak ada hubungannya dengan Qingyou. Qingyou sama sekali tak berniat menyalahkan Direktur Jiang atas urusan Bibi Shu. Kalau tidak, Qingyou juga tak akan tiap malam terbangun karena merasa bersalah..."
“Benarkah? Sepertinya polisi tanpa alasan ingin memfitnahmu?” Kalimat Nyonya Direktur Jiang ini terdengar sinis, namun lebih banyak menyiratkan luka.
Tangan Gu Qingyou yang awalnya terkulai alami di sisi tubuhnya perlahan kehilangan kehangatan, sedikit menggulung, tanpa jawaban.
Melihat Gu Qingyou tak membela diri, An Yaruo panik berujar, “Nyonya Direktur Jiang, Qingyou adalah orang yang paling Anda kenal, memang dia sudah bercerai dengan Direktur Jiang, tapi dia pasti takkan menjerumuskan Direktur Jiang! Perasaannya pada Direktur Jiang kan Anda tahu…”
Nyonya Direktur Jiang tersenyum tipis, “Nona An, Anda keliru. Aku tak mengenal sedikitpun menantu yang dulu ini. Andai aku mengenalnya, sejak awal tak akan mendukungnya tanpa ragu untuk bersama Jun'er…”
An Yaruo akhirnya tak bisa berkata-kata.
Tatapan Nyonya Direktur Jiang kembali tertancap pada Gu Qingyou. Seolah menekan getir di leher, ia menarik napas dalam, “Awalnya Jun'er ingin merahasiakan perceraian kalian. Tapi karena kau terburu-buru menuduh Jun'er sebagai pembunuh, maka perceraian ini pasti akan terbongkar. Jadi kuminta kau meninggalkan Kota C… Jangan sangka mantan ibu mertuamu ini kejam. Ini kulakukan agar kau tak akan menyebut Jun'er sebagai pembunuh saat media mewawancaraimu tentang perceraian.”
Wajah Gu Qingyou memandang Nyonya Direktur Jiang telah pucat bagai kertas putih.
“An Yaruo tidak tega melihat Gu Qingyou dituduh, segera bersuara, "Nyonya Jiang Dong, Qingyou tak mungkin melakukan ini... Dia pasti tidak melapor ke polisi."”
Kepala rumah tangga yang diam-diam memapah Nyonya Jiang Dong akhirnya berbicara, "Nyonya Muda, pihak kepolisian memang menyatakan Anda yang melapor... Pagi tadi polisi bahkan datang ke Jiang Zhai."”
“Bagaimana mungkin..." Yang terlihat terkejut dan tercengang adalah An Yaruo.”
Tampaknya sikap arogan bukanlah keahlian Nyonya Jiang Dong. Dengan mata dipenuhi kesedihan, Nyonya Jiang Dong menggeleng pelan, "Qingyou, tolong pertimbangkan kebaikan yang pernah aku dan Direktur Jiang berikan padamu dulu... Jun'er tetaplah ayah Mumu. Sebagai ibunya, aku yakin dia tak ada hubungannya dengan kematian Bibi Shu. Sekalipun dia benar melukai Bibi Shu, demi Mumu..."”
Mata jernih Gu Qingyou berkabut, bibirnya terkunci rapat seolah terlalu kering untuk bersuara.
Kepala rumah tangga ikut membujuk, "Nyonya Muda, berpisahlah dengan baik-baik..."”
