Bab 354 Kendali
Gu Qingyou tidak memahami maksud Jiang Jun.
Tema apa?
Lalu apa maksudnya dengan menyebut masa tua Bibi Shu?
Menghadapi tatapan Gu Qingyou, pandangan Jiang Jun tertahan di wajahnya, kilauan gelap di mata yang tak terukur meredup sepersen.
Kesepahaman selama ini dalam interaksi dengan Jiang Jun membuat Gu Qingyou paham, tatapan seperti ini dari Jiang Jun adalah bentuk pencerahan.
Tiba-tiba...
Di balik sorotan matanya muncul keheranan yang luar biasa.
Apakah...
Senyuman di bibir Jiang Jun perlahan menyebar, hangat bagai angin sepoi.
Pikiran Gu Qingyou kacau balau, namun kehadirannya di samping membuat hatinya tanpa alasan merasa tenang.
Mungkinkah benar?
Apakah ia tahu Bibi Shu masih hidup, bahkan telah menyelamatkannya?
Sebelumnya ia hanya bekerja sama dalam akting sandiwara ini?
Keraguan dan pencarian jawaban terus menemukan kepastian dalam kedalaman mata hitamnya yang dipenuhi senyuman, akhirnya Gu Qingyou tersenyum beralih ke seluruh wartawan di bawah panggung, memuntahkan kata-kata ke mikrofon, "Sekali lagi terima kasih atas kehadiran semuanya dalam konferensi pers hari ini, juga rasa terima kasihku pada suamiku Tuan Jiang Jun yang telah menyempatkan diri dari kesibukannya untuk datang mendukung..."
Karena nada humoris Gu Qingyou, banyak wartawan di bawah tertawa, beberapa masih berbisik-bisik seolah tak memahami hubungan pernikahan mereka.
Gu Qingyou kembali melanjutkan, "Waktu kecil aku tinggal di sebelah Panti Asuhan Cixin. Saat itu aku sering main ke sana, sehingga mengenal Tuan Chi yang juga tinggal di panti asuhan waktu kecil... Tuan Chi memperlakukanku seperti adik, dan aku selalu menganggapnya sebagai kakak. Sayang setelah dewasa kami kehilangan kontak, sampai suatu hari bertemu secara tak sengaja. Baru kuketahui Tuan Chi telah menjadi pengacara seperti yang diimpikannya sejak kecil - membantu kaum lemah dan membela keadilan sosial. Sedangkan aku, berkat nasib baik, bertemu orang yang tulus menyayangiku sehingga hidup bahagia... Karenanya, kami sepakat mengadakan acara amal. Dengan status kami, kami ingin menggerakkan masyarakat untuk peduli pada anak yatim di Kota C dan seluruh dunia... Awalnya Tuan Chi ingin menggelarnya di Panti Asuhan Cixin, tapi kurasa acara amal biasa seperti itu kurang menarik perhatian. Akhirnya kami musyawarah dan memilih format konferensi pers untuk mendapat sorotan media... Fakta membuktikan cara ini efektif. Meski mungkin para wartawan tak mendapat berita sensasional seperti yang diharapkan, kontribusi kalian dalam menyebarkan semangat amal sungguh bermakna besar!"
Begitu Gu Qingyou selesai berbicara, dia merasakan kekuatan Jiang Jun yang sedikit mengencang di pinggangnya. Ia lalu menoleh dan menatap Jiang Jun dari kejauhan.
Senyuman dalam mata hitam pekat Jiang Jun terlihat sangat dalam, sepertinya mengagumi kemampuan adaptasi Gu Qingyou di tempat kejadian.
Gu Qingyou menunjukkan senyuman bahagia.
Namun, tak ada yang tahu, jantungnya berdegup kencang seperti genderang saat ini, tujuh naik delapan turun. Meski percaya Jiang Jun sudah menyelamatkan Bibi Shu, tapi tanpa melihat sang bibi, relung hatinya tetap tak tenang.
Jiang Jun sepertinya sangat memahami psikologis Gu Qingyou saat ini, tangannya semakin erat merangkul tubuh mungilnya, memberikan ketenangan dan perlindungan yang menyeluruh.
Tiba-tiba, seorang wartawan tak kenal takut memberanikan diri bertanya, "Mengingat acara amal hari ini bertema 'Berpegangan Tangan', bisakah Direktur Jiang dan Nyonya Jiang menanggapi kabar perceraian yang santer beredar belakangan ini?"
"Masih perlu tanggapan?" Jiang Jun mengucapkan kalimat singkat itu, lalu menatap penuh kasih ke arah wajah mempesona yang memantulkan bayangan dirinya. "Istriku, sepertinya kita perlu melakukan sesuatu untuk membuktikan perasaan kita."
"Ya?" Gu Qingyou tak mengerti maksudnya.
Jiang Jun langsung meremas tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.
Gu Qingyou mengangkat kepala, terpana memandangi Jiang Jun.
Mata gelap Jiang Jun saat ini bagai ribuan bintang di langit, berkilauan dengan cahaya kemuliaan yang menerangi pupil indahnya yang jernih namun suram.
Dia tak tahu harus berbuat apa, bulu mata panjangnya bergetar pelan.
Tiba-tiba ia menundukkan kepala, menutupi bibirnya dengan ciuman dalam-dalam.
Matanya terkunci, seluruh tubuhnya dikepung aroma khasnya yang menenangkan, rasa kesepian lenyap digantikan pelukan erat yang tak memberi celah.
Lampu blitz dan lampu yang tak dimatikan terus berkedip, dia tahu sekarang seluruh dunia sedang menonton mereka, tapi dia tetap tenggelam dalam ciuman penuh gairah dari bibir tipisnya yang tak henti menggerus.
Sementara dia yang selalu tenang dan terkendali, bagaikan padang pasir yang akhirnya menemukan sumber air yang didambakan, terus menekan bagian belakang kepalanya, tak mengizinkannya pergi. Bahkan ketika dia mulai sesak napas karena kekurangan udara di paru-paru, ia tetap bersikeras memberikan napasnya, melanjutkan ciuman ini.
Pada ketukan ini dia merasakan dengan jelas: dahaganya begitu membara, kerinduannya begitu mendalam. Bahkan bisa dirasakan, tangan yang menekan tengkuknya gemetar halus.
Entah berapa lama, barulah ia perlahan melepasnya.
Seolah dunia hanya milik berdua saat ini, matanya tak berkedip memandangnya, di balik sorotan mata tersimpan pancaran perasaan yang begitu pekat.
Di bawah panggung, hanya terdengar bunyi shutters kamera yang terus ditekan.
Pembawa acara berkata, "Perasaan Direktur Jiang dan Nyonya Jiang, sepertinya sudah tak perlu diragukan lagi..."
"Tapi cincin nikah tidak menghiasi tangan Nyonya Jiang?" Tiba-tiba seorang wartawan memberanikan diri membalas bertanya.
Jiang Jun terkecil tipis, menuntun tangan Gu Qingyou, dengan wajah ramah menghadapi semua orang. "Istriku tidak memakai cincin nikah, ini karena tema acara amal ini adalah 'Berpegangan Tangan'. Jika wartawan memotret saat cincin nikah mencuri perhatian utama, ini tentu tidak baik... Jadi, harap semua orang mengingat tema kali ini, tuntun tangan anak, berikan kehangatan pada mereka..."
Masalah rumit seperti ini diselesaikan dengan mudah oleh Jiang Jun. Gu Qingyou tak bisa menahan helaan napas lega dalam hati, sementara wartawan di bawah panggung mulai bertepuk tangan perlahan.
Di tengah gemuruh tepuk tangan dari bawah panggung, pembawa acara membuka suara, "Sekarang kami persilakan Bapak Chi Yifeng selaku penyelenggara acara ini, secara resmi membuka prolog penggalangan dana."
Baru pada detik ini Gu Qingyou teringat pada Chi Yifeng, wajahnya sedikit memucat.
Jiang Jun memeluk bahunya, mengarahkannya ke sisi panggung untuk menghindari sorotan kamera wartawan.
Saat menuju sisi panggung, Gu Qingyou menoleh memandang dalam-dalam ke arah Jiang Jun.
Jiang Jun tetap tersenyum tipis, mengencangkan pelukannya pada Gu Qingyou.
Seperti kesurupan, Chi Yifeng ternyata berjalan ke depan mikrofon, berbicara dengan tegas, "Sebelumnya Direktur Jiang dan Nyonya Jiang sudah mengatakan dengan benar, tujuan konferensi pers ini adalah untuk amal... Pertama-tama saya berterima kasih pada Direktur Jiang dan Nyonya Jiang yang bersedia bekerja sama dengan saya dalam kegiatan amal ini, dengan reputasi mereka, saya yakin acara amal ini akhirnya akan sukses... Tema 'berpegangan tangan' ini adalah keinginan tersembunyi saya sejak lama, saya percaya setiap anak belum pernah merasakan kehangatan telapak tangan orang tua mereka sendiri, mereka tak tahu betapa hangatnya tangan orang tua, jadi saya mengajak semua untuk memberikan kehangatan di telapak tangan anak-anak..."
……
Acara ini berjalan lancar sesuai proses yang telah diatur pembawa acara.
Ketika semua wartawan telah bubar, Chi Yifeng menghampiri Jiang Jun dan Gu Qingyou.
Wajah Chi Yifeng saat itu pucat pasi, tak lagi menunjukkan kesan elegan seperti sebelumnya, menyergah dengan suara dingin, "Di mana Mu Ying?"
Jiang Jun tak bermaksud menjawab Chi Yifeng, sambil menuntun tangan Gu Qingyou, berbalik hendak pergi.
Chi Yifeng tak bergerak, hanya mendengus dingin, "Kau pikir akan seperti terakhir kali, di mana segalanya berada dalam kendalimu?"
Begitu kata-kata Chi Yifeng selesai, beberapa bodyguard berbaju hitam langsung menghalangi jalan Jiang Jun dan Gu Qingyou.
Hari ini Jiang Jun tak membawa pengawal, hanya Ye Shuo yang mendampinginya. Namun sekuat apapun kemampuan individu Ye Shuo, tetap tak mampu melawan beberapa bodyguard hitam milik Chi Yifeng ini.
Chi Yifeng kemudian berputar ke depan Jiang Jun dan Gu Qingyou, tatapannya tiba-tiba menjadi dingin memandang Gu Qingyou. "Kau benar-benar percaya ucapan Jiang Jun tadi berarti dia sudah menyelamatkan Bibi Shu? Kuberitahu, dia hanya menangkap Mu Ying sehingga aku terpaksa berkompromi di atas panggung. Tapi jika kau pergi dengannya, aku jamin kau tak akan pernah melihat Bibi Shu lagi!"
