Bab 357 Cemburu Meledak, Niat Membunuh
Gu Qingyou tidak bodoh, segera paham chip yang dimaksud Jiang Jun adalah Mu Ying. "Mu Ying tahu di mana Chi Yifeng mengendalikan Bibi Shu?"
Jiang Jun tersenyum ringan di bibir, "Dengan kewaspadaan Chi Yifeng, tentu dia takkan memberitahu Mu Ying. Tapi selama chip Mu Ying ada di tanganku, keluarga Mu pasti akan membocorkan jejak Bibi Shu padaku."
Alis halus Gu Qingyou berkerut, "Maksudmu... Bibi Shu sebenarnya ada di keluarga Mu?"
Jiang Jun mencibir, "Tentu saja Bibi Shu ada di keluarga Mu. Dengan kemampuan Chi Yifeng, tanpa dukungan keluarga Mu, apa kekuatannya melawanku?"
Gu Qingyou tersadar.
Benar! Selama ini dia terlalu takut Chi Yifeng menyakiti Bibi Shu, sampai lupa menganalisis jejak Bibi Shu. Bibi Shu memang pasti ada di tangan keluarga Mu!
Gu Qingyou menundukkan mata, menggigit bibir bawahnya, "Aku benar-benar bodoh."
Jiang Jun membungkuk mematuk pipi Gu Qingyou, berbisik lembut, "Yang terlibat buta, penonton jernih. Khawatirmu pada Bibi Shu pasti mengaburkan pikiran rasional."
Gu Qingyou tiba-tiba mengangkat kepala, bertanya khawatir, "Jadi... kau benar-benar membelenggu Mu Ying?"
"Masalah ini kuserahkan pada Que Yan, ia tak pernah membuatku khawatir dalam menangani urusan." Jiang Jun menjawab demikian.
"Tapi menahan orang melanggar hukum..."
Begitu Gu Qingyou selesai bicara, ponsel Jiang Jun berdering.
Topik terhenti sejenak. Jiang Jun mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, melihat panggilan dari Que Yan. Ia menekan tombol penerimaan lalu menyodorkan ponsel ke Gu Qingyou. "Jika tidak percaya, tanyakan sendiri padanya."
Gu Qingyou ragu sebentar sebelum menempelkan ponsel ke telinga. "Que Yan."
Que Yan jelas tak menyangka penerima telepon adalah Gu Qingyou. Suara terkekeh tipis terdengar, "Awalnya ingin menelepon untuk menanyakan kabarmu, tapi sepertinya tak perlu lagi..."
Wajah Gu Qingyou memerah sebentar sebelum berubah tegas, "Jiang Jun bilang kalian menggunakan Mu Ying sebagai chip transaksi?"
Que Yan seolah mendengar lelucon lucu. Tertawa panjang bergema sebelum berkata, "Bukan memakai Mu Ying sebagai jaminan, aku hanya mengundangnya untuk berwisata..."
"Ya?" Gu Qingyou masih belum paham.
Suara Que Yan penuh kepuasan diri, "Bukankah dia tertarik pada Jun? Dua hari lalu kubocorkan info bahwa Jun akan traveling karena sedih bercerai. Kuberi tahu lokasi yang akan dikunjunginya... Tak kusangka dia benar-benar pergi ke sana. Daerah itu zona blank spot begitu turun dari pesawat. Keluarga Mu yang tak bisa menghubunginya dua hari ini mengira kita yang menahannya..."
Mu Ying ternyata berminat pada Jiang Jun?
Ini...
"Pantas saja Mu Ying bersedia bekerja sama dengan Chi Yifeng berakting, waktu itu sengaja datang ke Jiang Zhai untuk membela Chi Yifeng."
"Rupanya niat sebenarnya bukan di arak, Mu Ying datang ke Jiang Zhai sebenarnya untuk mendekati Jiang Jun."
Melihat wajah Gu Qingyou sedikit muram, Jiang Jun bertanya sambil tertawa, "Ada apa?"
Gu Qingyou lebih dulu menjawab Que Yan, "Baik, aku sudah tahu... Que Yan, terima kasih sudah mengurus urusan Bibi Shu."
"Kau tak perlu mengingat kebaikan ini, asalkan orang di sekitarmu ingat... Mengabdi padanya, aku sudah berusaha maksimal." Que Yan mengejek.
Gu Qingyou tergelitik oleh ucapan Que Yan, lalu memutuskan sambungan.
Jiang Jun menatap lembut senyuman Gu Qingyou. "Sepertinya Que Yan lagi cari pujian di hadapanmu!"
Gu Qingyou tak menjawab Jiang Jun, menoleh langsung memandang ke jendela mobil.
Alis Jiang Jun berkerut. "Kenapa?"
Gu Qingyou menjawab datar, "Tak ada... Aku lelah, mau memejamkan mata sebentar."
Jiang Jun terkecil tipis, tapi tak bersuara.
Sebenarnya dialog tadi antara Que Yan dengannya ia dengar sangat jelas...
Ia sangat senang.
Sebab, jarang-jarang ia bisa melihatnya menunjukkan wajah cemburu.
……
Gu Qingyou menahan napas, baru berani mengetuk pintu kamar apartemen.
Deng deng deng terdengar derap langkah dari dalam, Gu Qingyou takut ini bukan kenyataan, lalu mengangkat pandangan ke Jiang Jun.
Jiang Jun melingkari pinggang ramping Gu Qingyou, membuatnya merasakan suhu tubuhnya.
Hati Gu Qingyou baru sedikit tenang, matanya tegang menatap pintu kamar.
Detik berikutnya, pintu kamar terbuka, A Ling berseru gembira, "Direktur Jiang, Nyonya Muda."
Jiang Jun bertanya, "Di mana Bibi Shu?"
A Ling menjawab, "Kakak Bi sedang menanti Nyonya Muda!"
Jiang Jun melepaskan pelukannya pada Gu Qingyou. Kembali dia menahan napas, melangkah pelan memasuki apartemen.
Tatapannya menyentuh bayangan kurus familiar yang berdiri di jendela kamar tidur. Gu Qingyou tiba-tiba membeku di tempat, suaranya gemetar tak percaya, "Bibi Shu?"
Bi Shufen yang sedang bersandar di jendela berbalik. Begitu melihat Gu Qingyou, air matanya langsung berlinang. "Qingyou."
Mendengar suara penuh kasih yang familiar itu, Gu Qingyou akhirnya tak bisa menahan diri. Dia menerjang maju, memeluk erat-erat Bi Shufen. "Bibi... Benar-benar tidak apa-apa..."
Bi Shufen juga memeluk erat Gu Qingyou, suaranya bergetar bahagia. "Qingyou... Bibi membuatmu khawatir."
Gu Qingyou menggeleng kuat-kuat, menyandarkan kepalanya di bahu sang bibi. Butiran air mata jatuh berderai. "Asalkan Bibi selamat... Asalkan Bibi selamat..."
"Aku baik-baik saja. Mereka hanya memberiku pil tidur setiap malam agar tetap tenang, tidak melakukan apapun..."
Meski Bibi Shu berkata demikian, Gu Qingyou tetap menarik tubuhnya mundur sedikit. Matanya mengamati dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Ini semua salahku, Bibi..."
Bibi Shu menggelengkan kepala, dengan penuh kasih mengusap air mata di wajah Gu Qingyou. "Jangan menangis, Bibi tak apa-apa..."
……
Saat Bibi Shu dan Gu Qingyou berada di kamar, Jiang Jun menuju balkon di luar ruang tamu. Ia mengeluarkan ponsel dan memutar serangkaian nomor telepon.
Panggilan segera tersambung. Suara Que Yan yang riang terdengar dari seberang. "Jun."
Jiang Jun menatap bangunan apartemen kumuh di seberang dengan pandangan datar, suaranya berat. "Vila yang kuminta kamu beli di Gunung Boming sudah selesai?"
"Urusanku, masih perlu kau repotkan?" Suara Que Yan terdengar cerah, seolah terpengaruh perbaikan hubungan Jiang Jun dan Gu Qingyou.
Jiang Jun tetap menjaga ekspresi dinginnya. "Sejak kapan kau menemukan Bibi Shu? Lebih baik kau menjaga mulut."
Baru sekarang nada Que Yan mulai serius. "Aku tentu tak akan bocorkan sepatah kata pun. Hanya saja aku tak paham... Saat Chi Yifeng baru mengancam Qingyou untuk menemui-nya di Panti Asuhan Cixin, kau sudah melacak jejak Bibi Shu. Mengapa menunggu sampai Chi Yifeng meningkatkan ancaman dan memaksa Qingyou bercerai denganmu, baru kemudian kau berpura-pura menemukan Bibi Shu?"
"Tahu mengapa aku melepaskan Chi Yifeng sebelumnya?" Jiang Jun menyelipkan tangan satunya ke saku celana, kilatan misterius melintas di mata gelapnya. Bibir tipisnya mengeluarkan pertanyaan dingin.
Suara Que Yan penuh keraguan. "Ini tidak sesuai dengan gaya bertindakmu. Selama ini aku juga terus bertanya-tanya."
Ya, sebenarnya sebelumnya Jiang Jun memancing Chi Yifeng sebagai dalang ancaman terhadap Su Mo. Que Yan mengira Jiang Jun akan membuat Chi Yifeng tak punya kesempatan bangkit lagi. Tapi siapa sangka, Jiang Jun ternyata melepaskan Chi Yifeng.
Ini benar-benar di luar perkiraan Que Yan.
Jiang Jun menyipitkan matanya sedikit sebelum menjawab, "Jika saat itu aku langsung menghadapinya, dengan sifat baik Qingyou, dia pasti tak akan setuju. Tapi kali ini berbeda. Kedepannya, meski kubuat Chi Yifeng tak bisa bangkit selamanya, Qingyou mungkin tak akan menanyakan sepatah kata pun."
Que Yan sedikit meninggikan suara, "Maksudmu... kau sengaja membiarkan Chi Yifeng bertindak ekstrim, agar Qingyou di kemudian hari tak bisa mengalah padanya?"
Jiang Jun diam, mengiyakan secara implisit.
Que Yan kembali bingung, "Tapi kenapa kau ingin Chi Yifeng tak bisa bangkit? Apakah karena hubungannya dengan Qingyou waktu kecil?"
Mata dingin Jiang Jun berkilat seperti bintang, suaranya datar, "Dia berani menginginkan wanitaku, sudah ditakdirkan berakhir seperti ini."
