Bab 371 Tidur Sebentar
Pada detik ini, mata hitam pekat Jiang Jun menyembunyikan kedalaman pikiran.
Gu Qingyou bertanya, "Jun, kau tidak percaya padaku?"
Jiang Jun membelai rambutnya penuh kasih. "Aku percaya... Tapi aku takut jika kau mengingat masa lalu, kau akan ragu dalam menghadapi Chi Yifeng."
Gu Qingyou langsung geleng kepala, berkata sungguh-sungguh, "Aku ingin mengingat masa lalu hanya untuk meyakinkan Chi Yifeng agar menyerah... Jika dia masih bandel, aku takkan menjadi bebanmu."
Menyadari rasionalitas Gu Qingyou yang tak pernah goyah, tatapan dalam Jiang Jun mulai bergejolak.
Gu Qingyou melanjutkan, "Aku sudah bertanya pada Bibi Shu, dia bilang setelah dihipnosis olehmu, dia dihipnosis lagi oleh orang Chi Yifeng hingga ingat semua kejadian. Keracunan gas setelah itu sebenarnya sengaja dilakukan Bibi Shu sendiri... Jadi jika kau hipnosis aku, tidak akan ada efek samping."
Jiang Jun menyipitkan mata. "Kau benar-benar ingin mengingat kejadian masa lalu?"
Gu Qingyou berkata tegas, "Ya... Jun, aku ingin mengingat kejadian saat itu. Selain itu, kupikir jika aku bisa mengingat masa lalu, mungkin kita bisa menemukan jawaban apakah Bibi Shu adalah ibu kandung Chi Yifeng."
Jiang Jun menatapnya dalam-dalam. Setelah lama, baru berkata, "Baik."
Gu Qingyou memaksakan senyum. "Percayalah padaku, Jun."
Tok, tok...
Pintu ruang kerja diketuk dari luar.
Khawatir itu Nyonya Jiang Dong, Gu Qingyou buru-buru mengusap sisa air mata di sudut matanya.
Jiang Jun merangkul bahu Gu Qingyou, bersuara berat. "Masuk."
Kepala rumah tangga masuk dengan menunduk hormat. "Direktur Jiang, Nyonya memanggil Anda. Mohon turun sebentar."
"Aku tahu."
Kepala rumah tangga segera minggir.
Jiang Jun memeluk bahu Gu Qingyou penuh kasih. "Aku turun dulu. Tunggu di sini."
Gu Qingyou mengangguk patuh. "Ya."
……
Begitu tiba di lantai satu, Jiang Jun segera ditarik ibu mertuanya ke sudut ruangan.
“Jun'er, Ibu tidak sengaja mendengar percakapanmu dengan Qingyou... Ibu mengantar sup ke atas untuk kalian, tak sengaja mendengar... Benarkah kau berencana membantu Qingyou memulihkan ingatan masa kecilnya?”
Rupanya Nyonya Jiang Dong mendengar dialog Gu Qingyou dan Jiang Jun, sehingga mencari alasan memanggil Jiang Jun turun dari lantai dua.
Jiang Jun menatap ibunya, bertanya tenang, "Ibu punya pendapat apa?"
Nyonya Jiang Dong segera berbisik, "Jun'er, kulihat Chi Yifeng begitu memburu Qingyou tanpa ampun. Kalau bukan karena tumbuh bersama sejak kecil, pasti tidak akan begini... Jadi, jika kau mau bantu Qingyou pulih ingatan, kau harus waspada. Qingyou mungkin tak akan lanjutkan perasaan masa kecil dengan Chi Yifeng, tapi pasti menghalangi pertarunganmu dengannya. Begitu Qingyou beriba hati, itu bisa merugikanmu."
"Aku tahu." Jawab Jiang Jun datar.
Mendengar itu, Nyonya Jiang Dong terkejut, "Kau tahu... Masih mau bantu Qingyou pulih ingatan? Kau bisa saja cari alasan untuk mengelaknya!"
Suara Jiang Jun tetap tanpa emosi, "Aku tidak khawatir dia menghalangiku menghadapi Chi Yifeng. Aku hanya perlu dia berpihak padaku."
"Ini..."
Nyonya Jiang Dong masih ingin berkata, tapi Jiang Jun sudah berbalik menuju lantai dua. Nyonya Jiang Dong hanya bisa menghela di tempat.
Tiba-tiba, Direktur Jiang muncul dari suatu tempat, mendekati istrinya. "Urusan Jun'er dan Qingyou, lebih baik jangan kau campuri!"
Nyonya Jiang Dong memutar tubuh, memandang suaminya. "Kau tahu aku hanya memikirkan Jun'er dan Qingyou, aku takut ada komplikasi."
Direktur Jiang menepuk perlahan bahu Nyonya Jiang Dong. "Menurutku takkan ada komplikasi... Setelah melewati banyak hal, mereka sudah belajar menghargai satu sama lain."
Baru kemudian Nyonya Jiang Dong sedikit merilekskan saraf yang tegang. "Semoga saja!"
……
Mendengar suara pintu terdorong, Gu Qingyou berbalik dari jendela kaca, menatap pria gagah tampan itu. "Ibu mencari sesuatu?"
Jiang Jun menjawab, "Tidak ada, hanya membuatkan sup khusus untukku."
"Ah?" Gu Qingyou bertanya bingung, "Mengapa harus membuat sup khusus untukmu?"
Jiang Jun menarik bibirnya dalam senyum. "Kau lupa? Kita harus berusaha punya anak lagi."
Mendengar itu, pipi Gu Qingyou langsung memerah. Tanpa sadar ia menggebrak dada Jiang Jun dengan kepalan kecilnya.
Jiang Jun menggenggam tangan Gu Qingyou, senyumnya semakin cerah bagai bulan purnama.
Untuk menghindari muka merah terus-menerus, Gu Qingyou mengalihkan topik. "Ngomong-ngomong, bisakah kau lakukan hipnosis sekarang?"
Jiang Jun melepaskan genggamannya, membiarkan Gu Qingyou memeluknya. Ia menatapnya dengan patuh, "Jika kau ingin mengingat masa lalu sekarang, tentu bisa."
Gu Qingyou mendongakkan wajah mungilnya yang sempurna, mata jernihnya menatap tajam. "Suamiku, apapun yang terjadi di masa depan, takkan bisa memisahkan kita lagi."
Jiang Jun menangkup wajah mungil Gu Qingyou yang sedikit dingin, lalu memagut bibirnya dengan lembut.
……
Proses hipnosis sangat sederhana, Gu Qingyou hanya perlu berbaring di kursi dan menutup mata dengan rileks.
Gu Qingyou melakukan semua instruksi satu per satu, dan segera memasuki kondisi hipnosis.
Namun Gu Qingyou tidak tahu, dalam kondisi hipnosis itu, mulutnya terus memanggil "Kak Feng"...
……
Saat Gu Qingyou sadar, hari sudah senja.
Dia merasa seperti baru bangun dari mimpi yang sangat panjang, bahkan tubuhnya terasa lelah.
"Qingyou."
Saat suara Jiang Jun terdengar, dia tertegun sejenak, kesadarannya seolah baru kembali ke realita. "Jun."
Jiang Jun memperhatikan wajah Gu Qingyou yang agak pucat, tatapannya seperti menghindar darinya. Awalnya ingin mendudukkannya di pangkuannya, tiba-tiba urung.
"Kau butuh waktu sendiri?" tanyanya.
Gu Qingyou tidak menatap Jiang Jun, hanya mengangguk pelan. "Baik."
Jiang Jun menatap Gu Qingyou dengan intens, beberapa saat kemudian baru berbalik meninggalkan ruang kerja.
Setelah Jiang Jun pergi, Gu Qingyou kembali terhanyut dalam kenangan masa kecil. Tiba-tiba dia bangkit dari kursi, bergegas keluar ruang kerja menuju kamar tidur.
Di kamar tidur, dia membongkar semua barang miliknya satu per satu.
Akhirnya, di ritsleting lapisan tersembunyi kopernya, dia menemukan cincin dengan ukiran rumput.
Cincin rumput ini hampir identik dengan yang ditunjukkan Chi Yifeng padanya, tapi terlihat lebih terawat baik dengan warna hijau samar.
Gu Qingyou terjatuh duduk di lantai kayu, menatap kosong cincin itu.
Seketika, semua kenangan tentang cincin ini berputar dalam pikirannya seperti tayangan slide...
Matanya mulai perih, tubuhnya perlahan mengeras bagai patung.
Entah berapa lama, suara ketukan pintu kamar menggema. "Nyonya Muda..."
Kepala rumah tangga.
"Nyonya Muda..."
Saat panggilan kedua terdengar, Gu Qingyou tersentak dari lamunan. "Aku di sini!" Cincin itu cepat-cepat dimasukkan ke saku.
"Makan malam sudah siap. Pasangan Direktur Jiang meminta Nyonya turun."
"Graaah... Bilang pada Ayah-Ibu aku akan makan nanti. Aku mau istirahat dulu."
"Baik."
Begitu langkah kaki menjauh, cincin itu dikeluarkan lagi dari saku.
Kali ini diamatinya lebih seksama.
……
Di lantai satu, kepala rumah tangga melapor: "Nyonya Muda sedang tidak enak badan. Beliau akan makan setelah istirahat."
Wajah Pasangan Direktur Jiang berubah samar.
Jiang Jun hanya diam dengan raut muram.
