Bab 378 Mumu Akan Menjadi Kakak
An Yaruo menelepon Gu Qingyou, namun menyadari ketidakhadiran pikirannya, "Kau seperti tidak baik-baik saja, jawabanmu lambat dan melenceng dari pertanyaan."
Gu Qingyou bersandar di sofa, mengusap keningnya. "Tubuhku agak tidak nyaman... Sudah dulu, aku ingin minum air."
"Kau baik-baik saja?" tanya An Yaruo khawatir.
“Tidak apa-apa, cuaca di Nice berubah dua hari ini, mungkin hanya flu.” Gu Qingyou bersiap memutuskan sambungan telepon.
“Graaah! Baiklah... Belakangan ini aku diawasi ketat ibu mertua, dilarang menyentuh peralatan beradiasi dan diminta mengurangi penggunaan ponsel, jadi aku tidak memberikan perhatian khusus padamu... Tapi dengan Direktur Jiang di sisimu, aku tidak perlu terlalu khawatir.”
“Ya.”
“Jaga baik-baik dirimu.”
“Tahu.”
Setelah mengakhiri percakapan dengan An Yaruo, Gu Qingyou kembali tenggelam dalam pikirannya sampai derap langkah kaki terdengar.
“Mama——”
Gu Qingyou belum sempat bangkit, Mumu yang berlari dari luar sudah memeluknya, disusul Jiang Jun yang masuk ke dalam.
“Lihat dirimu, bermain-main seperti kucing belang.” Dalam perjalanan ini, yang paling bahagia tentu sang anak.
Mumu menggeserkan diri ke pangkuan Gu Qingyou, baru teringat untuk menanyakan dengan suara kekanak-kanakan, “Mama, sudah membaik?”
Sejak bangun pagi tadi, kepalanya terasa pening tanpa sebab, sehingga sepanjang pagi Jiang Jun yang menemani anak itu.
“Mama sudah jauh lebih baik.” Gu Qingyou tak kuasa mencium anak yang penurut itu.
Jiang Jun duduk di sofa, mengusap kepala mungil Mumu. “Tunggu Ayah sebentar di sana, Ayah akan mengantarmu cuci muka.”
“Ya.”
Mumu berlari ke samping, mengambil cambuk mainan.
Jiang Jun melingkari pinggang Gu Qingyou, bertanya lembut, “Kepala masih pening?”
"Gu Qingyou menggelengkan kepala," "Begitu bangun pagi tadi kepala terasa agak berat, setelah tidur sebentar, sekarang sudah jauh lebih baik."
Jiang Jun mencium lembut di kening Gu Qingyou. "Besok aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk pemeriksaan."
"Ah, ke rumah sakit?" Dia tak mengira masalah kecil ini perlu ke rumah sakit.
Jiang Jun tersenyum tipis, memeluknya lebih erat. "Semalam kau juga tidur tidak nyenyak, tengah malam sempat mual... Aku ingat saat kau hamil dulu juga seperti ini."
Gu Qingyou membeku, baru menyadari mereka sudah lebih dari sebulan di Nice. Dihitung waktunya, memang tidak menutup kemungkinan.
Waktu benar-benar berlalu begitu cepat!
Jika benar-benar hamil secepat ini, sepertinya Tuhan juga sedang memberkati Xiao Xi.
Memikirkan ini, senyum merekah di bibirnya, matanya menatap perut bagian bawahnya.
Jiang Jun kembali mencium pipi Gu Qingyou sebelum bangkit dari sofa, membawa Mumu untuk cuci muka.
……
Keesokan harinya Jiang Jun menemani Gu Qingyou ke rumah sakit di pusat kota Nice. Hasilnya mengonfirmasi: Gu Qingyou memang sedang hamil.
Gu Qingyou langsung menelepon ibunya dengan gembira.
Namun di balik kegembiraannya, nada bicara Gu Xinmei tiba-tiba terasa berat.
Gu Qingyou menangkap gelagat ini, bertanya penuh perhatian, "Ibu, ada sesuatu yang mengganggu?"
Setelah didesak berkali-kali, Gu Xinmei akhirnya bersuara, "Qingyou, apakah sekarang Jiang Jun ada di sisimu?"
“Ia tidak di sini… Aku masih di ruang pemeriksaan, dia di luar.” Untuk menenangkan Ibu, segera menelepon ibunya.
Gu Xinmei terlihat baru menghilangkan pertimbangan, suara lembutnya terdengar, “Beberapa hari lalu, Jiang Huai mencariku.”
Gu Qingyou tiba-tiba hati terasa berat, mungkin sudah menebak maksud Direktur Jiang menemui ibunya.
Tepat seperti dugaan, Gu Xinmei melanjutkan dengan berat, “Jiang Huai membicarakan satu hal… Aku tidak tahu apakah Jiang Jun pernah menyebutkannya padamu.”
Gu Qingyou bertanya tenang, “Berkaitan dengan Dark Angel?”
Gu Xinmei terkejut, “Jiang Jun memberitahumu?”
“Ya.”
“Kalau Jiang Jun sudah bicara, aku tak perlu berbelit…” Gu Xinmei seolah menghela napas, “Karena kedahsyatan Dark Angel, Jiang Huai sangat takut Kelompok Jiang bermusuhan dengan Grup Mu. Atau, Jiang Huai merasa Jiang Jun bertaruh seluruh aset Kelompok Jiang demi dirimu itu tidak rasional… Jadi, dia berharap kau pertimbangkan bercerai dengan Jiang Jun.”
Mendengar itu, Gu Qingyou lama terdiam, warna darah di wajahnya perlahan memudar.
Gu Xinmei tertawa dingin, “Jiang Huai ini, sekarang aku bersyukur tidak bersamanya dulu… Di dunianya, ternyata perasaan bukan yang terpenting. Pantas dulu saat kami berpisah, dia bisa cepat menerima Yin Suna.”
Gu Qingyou menunduk, melirik perut bagian bawahnya, tiba-tiba mengangkat tangan membelai lembut perutnya, suara tenangnya bergema, “Perceraianku dengan Jiang Jun bukan ditentukan olehnya, tapi oleh kami berdua.”
Gu Xinmei berkata dengan tegas, "Ibu tentu setuju, itu sebabnya Jiang Huai beberapa hari lalu datang menemui Ibu membicarakan hal ini, baru sekarang Ibu memberitahumu..."
Gu Qingyou tersenyum tipis. "Sebelumnya aku sudah mengecewakan Jiang Jun, kedepannya aku tak akan mengecewakannya lagi kecuali dia yang aktif mengajukan perceraian, tapi aku yakin, dia takkan melakukannya."
"Ya, lihat saja waktu itu urusan Bibi Shu, Jiang Jun sama sekali tak marah padamu, cukup membuktikan perasaannya... Jadi sekarang Ibu tak khawatir pada Jiang Jun, yang Iku khawatirkan adalah Jiang Huai... Jika kalian pulang dari Nice, Ibu takut Jiang Huai akan memberimu Kesulitan." Suara Gu Xinmei penuh kekhawatiran.
Gu Qingyou menghibur, "Ibu tak perlu khawatir... Watak Direktur Jiang juga Ibu ketahui, meski demi Jiang Group dia bisa meninggalkan banyak hal, tapi dia takkan diam-diam menyakiti orang, apalagi Jiang Jun juga takkan mengizinkannya."
"Dengan Jiang Jun di sisimu, Ibu memang lebih tenang, tapi sebagai langkah pengamanan, setelah kalian pulang dari Nice, pindahlah ke Kediaman Keluarga Gu, agar hubunganmu dengan Jiang Huai tak Sulit." Pesan penuh kasihan Gu Xinmei.
"Ini perlu kubicarakan dulu dengan Jiang Jun."
"Ya, sekarang sedang hamil, harus hati-hati dalam segala hal... Ngomong-ngomong, apakah Jiang Jun sudah bilang kapan kalian pulang dari Nice?"
"Dia belum menyebutkan, tapi kemarin Eileen meneleponnya, kurasa beberapa hari lagi kita akan pulang."
"Baik... Ibu memang tak pernah merawatmu dengan baik, hubungan kakakmu dan Su Mo juga belum membaik, Ibu benar-benar kalah sebagai manusia." Gu Xinmei mengungkapkan penyesalan.
"Gu Qingyou menggelengkan kepala, suara lembutnya terdengar, 'Kehidupan masa lalu Anda sudah cukup sulit, aku dan Kak tidak akan menyalahkan Anda... Di hari-hari tanpa kehadiranku, harap Anda menjaga diri sendiri.'"
"'Ibu ada Xiao Mei yang merawat, kau tak perlu khawatir. Yang terpenting adalah kau merawat dirimu sendiri.'"
"'Ya.'"
……
Usai mengakhiri panggilan dengan sang ibu dan keluar dari ruang pemeriksaan, kedua kaki Gu Qingyou segera dipeluk oleh tangan mungil yang agak gemuk. "Mama, Ayah bilang aku akan segera punya adik perempuan untuk diajak main, benar kan?"
Saat itu, Jiang Jun juga menghampiri dengan tatapan penuh harap tertuju padanya.
Gu Qingyou mengusap kepala mungil Mumu, lalu perlahan berkata, "Benar... Mumu sebentar lagi akan menjadi kakak."
"Waah, aku akan jadi kakak..." Mumu riang menepuk tangan sambil melompat-lompat.
Jiang Jun memperhatikan wajah Gu Qingyou yang terlihat pucat, menopang pinggangnya dengan lembut sambil bertanya, "Ada apa? Pemeriksaan dokter tidak bermasalah kan?"
Gu Qingyou menatap Jiang Jun. "Jangan tegang, anaknya baik-baik saja. Hanya saja dokter tahu aku hamil tak lama setelah keguguran, jadi mengingatkan untuk istirahat ekstra."
"Baik, dalam dua hari kita pulang. Akan kuminta Ibu merawatmu secara pribadi." Jiang Jun dengan penuh kasih membelai rambut panjang hitam seperti sutra milik Gu Qingyou, suaranya berat.
"Jun, bagaimana rencanamu menghadapi Ayah setelah pulang?"
Mendengar sebutan Direktur Jiang, wajah Jiang Jun langsung berubah gelap, suaranya menjadi dingin, "Urusanku tidak perlu dia yang menentukan."
