BAB 397 PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Waktu berlalu satu hari lagi. Dia dan Yaru janjian pergi bersama ke departemen kebidanan Kelompok Jiang untuk pemeriksaan kehamilan.
Baru saja turun dari mobil, mereka melihat sebuah mobil Mercedes hitam berhenti di pinggir jalan bersamaan dengan mereka.
Yaru langsung mengenali mobil itu, bergumam kesal, "Seseorang ternyata masih berbahagia."
Dia belum sempat tersadar, secara insting mengangkat pandangan, tepat melihat bayangan memanjang yang tampan turun dari mobil di seberang.
Bahkan tak melirik sekalipun, dia memberi perintah pada Cui Hao, "Aku akan meneleponmu, saat itu barulah kau datang menjemputku."
Cui Hao mengangguk, lalu melakukan pose tunduk penuh hormat kepada majikannya.
Yaru yang tak tahu situasi menyapa Jiang Jun dengan ramah, "Seandainya kau tak datang hari ini, aku sudah siap menuduhmu ingkar janji lain kali!"
Jiang Jun tersenyum, "Terima kasih telah menemani Qingyou melakukan pemeriksaan kehamilan."
"Bukan aku yang menemaninya, justru dia yang menemaniku. Kebetulan aku bisa memanfaatkan status Qingyou sebagai pemilik rumah sakit ini untuk dapatkan hak istimewa dalam pemeriksaan." Ujar Yaru sebelum menjauh darinya.
Jiang Jun mendekatinya, tersenyum lembut, "Kenapa tak memberitahuku saat kau periksa kehamilan?"
Melihat Yaru sudah berjalan beberapa langkah menjauh dan tak bisa mendengar percakapan mereka, dia melirik dingin padanya, "Perlu diberitahu? Lagipula nanti ke juga aku sendirian."
"Qingyou..." Jiang Jun memanggilnya dengan nada dalam-dalam, seolah ingin merayunya.
Dia tak memberinya kesempatan, dengan dingin melanjutkan langkah.
Jiang Jun yang bermental baja tetap mengikuti, melingkari pinggangnya, berkali-kali mengingatkannya untuk berhati-hati di jalan saat hendak menaiki anak tangga.
Yaru di depan mendengar pesan Jiang Jun, sekali tak tahan menoleh memandangnya dengan iri, berkata haru, "Wanita boleh saja tak sempurna dalam hal apa pun, tapi cara memilih pria harus jeli... Qingyou, kapan kau mau bagi ilmu memilih pria padaku?"
Dia pura-pura tertawa oleh ucapan Yaru, tapi sebenarnya tak bisa tersenyum sama sekali, otot-otot wajahnya terasa sakit ditarik paksa.
Jiang Jun yang menyebalkan itu jelas merasakan tubuhnya kaku, tapi tetap memeluk erat, enggan melepas.
Karena ini rumah sakit keluarga, dia dan Yaru segera melakukan pemeriksaan kehamilan.
Kali ini dokter memberitahu jenis kelamin anak pada Yaru. Tahu kandungannya perempuan, Yaru hampir teriak senang.
Yaru memang suka anak perempuan. Lagipula hamil perempuan berarti tak perlu banyak urusan dengan Que Yan. Anak perempuan tak bisa bantu Que Yan wariskan usaha keluarga. Mungkin nanti Que Yan beri hak asuh pada Yaru. Yaru sangat gembira...
Masih awal masa kehamilannya, jenis kelamin belum terlihat. Tapi dokter bilang janin sehat, lalu memperlihatkan gambar USG.
Gambar USG yang hanya sebesar kacang itu ditatap lama oleh Jiang Jun. Kerutan alis tampannya merekah senyum, seperti merasakan angin semi.
Gu Qingyou tahu Jiang Jun sangat mengharapkan anak ini. Sayang di hatinya hanya kekecewaan. Kini malah berharap cepat diantarkan ke Nice agar tak perlu berhadapan lagi.
"Keluar dari rumah sakit, mungkin karena terpapar bau obat di rumah sakit, dia yang sebenarnya tidak terlalu mengalami reaksi mual selama kehamilan ini tiba-tiba merasa mual. Akhirnya tidak bisa menahan diri dan muntah keras ke tempat sampah di pinggir jalan."
Jiang Jun segera menopangnya, menepuk lembut punggungnya, dan bertanya penuh perhatian, "Sangat tidak nyaman?"
Dia sangat ingin melepaskan diri darinya, tapi mual hebat seolah ingin menguras semua tenaga dari tubuhnya. Baru berhenti setelah semua isi perutnya dimuntahkan.
Setelah itu, Jiang Jun memberikan sebotol air mineral padanya.
Setelah berkumur, dia tetap menunjukkan wajah masam. Dengan wajah pucat, dia berkata, "Kau kembalilah ke perusahaan!"
"Aku tahu kau masih marah padaku, tapi biarkan aku mengantarmu pulang sekarang, ya?" Jiang Jun berusaha mengangkat tubuhnya.
Dia sudah menduga akan begini. Melepaskan tangan yang sudah menyentuh pinggangnya, dia berkata dengan jijik, "Pergi sana."
Jiang Jun memandangnya dengan ekspresi tak berdaya, "Sampai kapan kau akan terus marah padaku?"
Saat itu Yaru datang menghampiri.
Yaru tentu tidak tahu ketegangan di antara mereka. Hanya heran melihatnya mendorong Jiang Jun tadi.
"Qingyou, kau..."
Sebelum Yaru selesai bicara, Ye Shuo yang cepat tanggap langsung menyela, "Nyonya bilang bisa naik mobil sendiri pulang, suruh Direktur Jiang urus bisnis. Tapi Direktur Jiang khawatir pada Nyonya, jadi..."
Yaru tersenyum penuh pengertian, "Ternyata Qingyou tidak tega melihat suaminya harus mengurus pekerjaan sambil merawatnya ya!"
Ye Shuo menjawab, "Ben... benar."
Yaru segera menyambutnya, menyangga lengannya sambil berkata, "Direktur Jiang, reaksi seperti ini normal bagi wanita hamil. Kau tak perlu terlalu tegang... Silakan lanjutkan urusan di perusahaan, aku akan merawat Yaru."
Mengetahui keengganannya untuk membongkar kekakuan hubungan mereka di depan Yaru, Jiang Jun pun tak melanjutkan. Dengan wajah muram, ia menuju mobil pribadinya.
"Qingyou." Yaru berbisik penuh kedengkian, "Direktur Jiang sungguh penuh perhatian padamu."
“Dia tahu Jiang Jun benar-benar tulus baik padanya, tapi memikirkan caranya memanfaatkan Mu Ying, bahkan melakukan kontak seperti kekasih dengannya—meski ia menjamin tak akan ada kontak fisik maupun batin sejati dengan Mu Ying—hatinya tetap bagai debu abu-abu.”
……
Sesampai di rumah, Yaru bercerita pada Ibu bahwa Jiang Jun tidak lupa datang menemani pemeriksaan kehamilannya. Ibu pun menemukan alasan di balik raut wajahnya yang pucat saat ini.
Dengan alasan tertentu, Ibu memanggilnya masuk ke kamar.
“Qingyou, Ibu sudah bicara dengan Kakakmu. Jika kau ingin meninggalkan Jiang Jun, lakukan saja!” ujar Ibu, “Kondisi Xiao Xi tidak boleh menjadi belenggu bagimu!”
Ia mengerutkan alis, “Benarkah Ibu sudah bicara dengan Kak?”
“Ibu mengangguk, “Aku benar-benar berharap Xiao Xi bisa sembuh melalui darah tali pusat anak dalam perutmu, tapi karena menyelamatkan Xiao Xi malah membuatmu menderita seperti ini, hati Ibu tak tega.”
“Bagaimana mungkin aku membiarkan Xiao Xi dalam masalah?” Dia tak tega.
“Kapal sampai ke jembatan pasti akan lurus sendiri, mungkin saat itu para ahli medis yang dicari Shan Yan di Amerika sudah menemukan cara menyembuhkan Xiao Xi. Kebahagiaanmu saat ini adalah yang terpenting.”
“Meski tahu ucapan Ibu adalah benar, tapi bagaimana mungkin dia bisa mengabaikan nyawa tak bersalah Xiao Xi?”
“Tapi baru di detik ini dia akhirnya menyadari, Ibu mencintainya.”
“Akan kupikirkan.”
Akhirnya, dengan air mata yang mengalir diam-diam, dia berkata demikian pada Ibunya.
Sebenarnya di relung hati, tekadnya sudah bulat untuk menyelamatkan Xiao Xi. Tapi dia tak ingin Ibu merasa bersalah, maka dijawabnya begitu. Tentu dia paham, Ibu juga berharap anaknya bisa menyelamatkan Xiao Xi.
Ibu mengangguk dengan mata memerah, “Kau juga jangan menyalahkan Jiang Jun lagi... Dari kakakmu kudengar, dia bekerja sama dengan keluarga Mu Group karena tekanan dari grup Eropa. Kau harus paham, pria seringkali menanggung banyak tekanan, terkadang memang tak punya pilihan.”
“Aku tahu nasihat Ibu benar, tapi aku tak bisa memaafkannya.” Dia paham perkataan Ibu hanya untuk menghibur hatinya.
Tubuh Ibu yang duduk di kursi roda condong ke depan. Dia mendekat, lalu ibu dan anak itu berpelukan. “Dosa apa yang kulakukan di kehidupan sebelumnya, hingga di hidup ini bukan hanya diriku yang menderita, tapi juga membuat anakku ikut sengsara...”
“Bukan salahmu, Bu...”
……
Beberapa hari kemudian di sebuah hari yang cerah berangin sepoi-sepoi, dia duduk membaca di depan jendela kaca kamarnya ketika terdengar ketukan pintu.
Cui Hao. “Nyonya, Direktur Jiang memintaku mengantar Anda ke bandara sekarang.”
Buku di tangannya tiba-tiba terjatuh. Hatinya berdebar kencang.
Sekarang juga mau mengirimnya ke Nice?
Sudah sedini ini dia bersiap mengembangkan hubungan dengan Mu Ying?
Baru saat itu terdengar lagi suara Cui Hao, "Direktur Jiang akan perjalanan bisnis ke Kota H. Karena jaraknya dekat, beliau ingin mengajak Anda untuk tinggal di sana selama seminggu."
