Bab 427 Mengetahui Kondisi Tubuhnya
Dengan manis ia merangkul lengan Bibi Shu sambil merajuk, "Bibi, aku sudah merawat diri dengan baik, kan?"
Tak kusangka Bibi Shu memberinya tatapan lebih dalam, serius berkata, "Aku belum sempat menegurmu... tiba-tiba pergi ke Nice, bahkan tak memberi kabar. Kebetulan saat itu ada berita tentang Direktur Jiang dan wanita lain dengan gosip buruk, kukira kalian punya masalah..."
"Graaah! Ini... saat itu hanya ingin liburan mendadak, jadi lupa memberi tahu Anda." Dia berharap bisa mengelabui dengan cara ini.
Bibi Shu terlihat setengah percaya.
Dia tak ingin hal masa lalu membuat Bibi Shu khawatir lagi, lalu mengejapkan mata pada Yaru yang langsung paham, segera menyambung, "Benar... Bibi, kau tak tahu, Qingyou selalu seperti ini, punya pasangan lalu lupa pada teman. Saat berangkat aku ingin ikut, dia tak mau! Bilang mau liburan keluarga... Sayang, Direktur Jiang ada urusan mendadak, akhirnya Qingyou harus menunggu sendirian di Nice!"
Mendengar ini, Bibi Shu terkikik pelan, akhirnya percaya pada penjelasan itu.
Diam-diam dia memberi Yaru acungan jempol, sementara Yaru dengan bangas mengedipkan mata padanya.
……
Menemani Yaru di rumah sakit sampai malam, akhirnya Yaru mengusirnya pulang. "Rui'er bilang Direktur Jiang sudah dinas luar sejak semalam, mungkin malam ini kembali... Cepat pulanglah sekarang, jangan sampai Direktur Jiang pulang tak melihatmu, lalu datang ke sini membawaku."
Dia tertawa pendek, berkata sejujurnya, "Kalau dia pulang pasti akan meneleponku. Sekarang telepon belum berdering, artinya dia belum kembali... Aku akan menemanimu sampai dia menelepon!"
Yaru berkata dengan tulus, "Tak perlu, kau pulang dulu saja. Bibi Shu juga bilang mau menemaniku di sini. Aku sudah cukup ditemani satu orang..."
"Tapi aku masih ingin melihat anak angkatku lebih lama?" Dia meraih tangan Kecil Sayang yang sedang tidur. Secara insting, tangan kecil itu mengkerut, membuatnya terlihat semakin menggemaskan.
Bibi Shu juga menyambung, "Qingyou, lebih baik kau pulang saja... Lagipula Pasangan Direktur Jiang juga ada di sini. Meski tadi kau sudah menemani mereka mengobrol, kalau berlama-lama di sini, bisa jadi bahan gunjingan orang. Dibilang perhatianmu ke sahabat melebihi ke Pasangan Direktur Jiang..."
Sebenarnya tidak ada niat seperti itu dalam hatinya. Dia juga memperhatikan Pasangan Direktur Jiang. Hanya saja Yaru baru saja melewati pintu hantu, menurutnya Yaru lebih membutuhkan pendampingan saat ini.
Tapi peringatan Bibi Shu memang benar. Ini kan Rumah Sakit Jiang Group. Kalau ada desas-desus sampai ke telinga Pasangan Direktur Jiang, bisa-biba kedua orang tua itu menjadi overthinking.
Dia mencium pipi lembut Kecil Sayang sebelum berkata, "Baiklah. Karena Bibi Shu ada di sini untuk menemanimu, aku akan pulang dulu. Kalau ada kebutuhan, bilang saja ke perawat. Mereka akan memenuhi semua permintaanmu."
Yaru mengangguk pelan.
Bibi Shu memandangnya dengan penuh kasih. "Tenang saja pulang. Perawat sudah menambahkan ranjang untukku di sini. Aku bisa mengajak Yaru mengobrol santai sambil mengajarinya cara merawat bayi..."
Dia menopang bahu Bibi Shu, penuh perhatian berkata, "Anda jangan terlalu lelah, tak perlu lagi seperti dulu saat mengasuh Mumu untukku. Kalau Yaru tak mengerti, cukup kau jelaskan dengan kata-kata. Urusan lain serahkan saja pada perawat."
Bibi Shu tak kuasa bergumam, "Umurmu masih muda, tapi sudah lebih cerewet dariku."
Dia dan Yaru sama-sama terhibur oleh ucapan Bibi Shu.
Sebelum pergi, tiba-tiba teringat pada orang tua Yaru, dia bertanya, "Masihkah perlu menyembunyikan urusan anak ini dari Paman dan Bibi?"
Ekspresi Yaru langsung berubah sangat waspada, berpesan serius, "Ya. Jika Ayah Ibu meneleponmu, jangan sekali-kali kau singgung soal anak ini. Ikuti saja skenario yang pernah kuberikan..."
"Skenario apa yang dulu?" Bibi Shu bertanya penuh keraguan.
Dia menarik napas tipis, jujur menjelaskan pada Bibi Shu, "Sebenarnya Paman dan Bibi tak tahu pernikahan Yaru dengan Que Yan. Karena Yaru yakin cepat atau lambat akan bercerai, dia tak mau orang tuanya khawatir... Jadi saat mereka menanyakan kabar Yaru padaku, aku selalu menjawab sesuai pesan Yaru - bahwa Yaru masih sibuk melakukan peragaan busana ke berbagai penjuru dunia."
"Dasar anak bodoh, urusan sebesar ini kok berani kausembunyikan dari orang tuamu?" Bibi Shu tak tahan menegur.
Yaru menatap lembut sosok mungil anaknya yang terlelap di sampingnya, perlahan berkata, "Syukurlah dulu kupilih untuk merahasiakan. Kalau tidak, sekarang aku takkan punya muka untuk pulang..."
……
Gu Qingyou sampai rumah sudah pukul sembilan malam, tapi telepon Jiang Jun masih belum juga datang.
Dia tahu Jiang Jun takkan ingkar janji, mungkin saat ini masih ada urusan yang ditangani, intinya hari ini pasti akan kembali. Akhirnya dia mandi, mengambil buku, bersandar di tepi ranjang menunggu dengan sabar.
Sekitar pukul sepuluh, ponselnya akhirnya berdering.
Melihat nama "Jiang Jun" di layar ponsel, seketika dia menekan tombol penerimaan, "Halo..."
"Qingyou."
Entah mengapa, meski cuma satu hari tak bertemu, rasanya seperti seabad. Mendengar suaranya yang familiar, hidungnya tiba-tiba terasa pedih.
Dengan penuh bahaya dia menyelamatkan pasangan Direktur Jiang, tapi dia bahkan tak sempat menghiburnya setengah kalimat pun sebelum pergi...
Dia tahu pasti sedang menangani urusan terkait Grup Festar, tapi sungguh ingin mengeluh pada Tuhan yang memberi mereka begitu banyak cobaan.
Tak kunjung mendengar responnya, Jiang Jun bertanya lagi, "Ada apa? Jangan sedih. Aku akan segera pulang."
Diingatkan begitu, relung hatinya makin pedih dan semakin merindukannya. Tapi demi mencegahnya buru-buru kembali, dia berusaha tampil tenang, "Urusanmu di Kota H sudah selesai?"
Jiang Jun terdiam beberapa detik sebelum perlahan menjawab, "Maaf, mungkin masih harus tinggal beberapa hari di sini."
Dia tertegun sejenak, "Urusan di sana begitu rumit?"
Jiang Jun dengan sabar berkata, "Ya……Aku pernah bilang padamu, kelompok Suffit mengirim Stephen untuk bekerja sama denganku di Kota H, sebenarnya itu cara mereka menguji kekuatan Jiang Group. Aku kira laporan kemampuan kita yang sengaja kubocorkan ke Stephen waktu itu sudah sampai ke manajemen Suffit. Tak disangka, proyek kita di Kota H kali ini malah bermasalah……"
Dia seketika mengerutkan alis, "Maksudmu rencana kita sudah ditembus oleh manajemen Suffit?"
"Benar. Ini membuatku harus tetap di Kota H untuk membereskan urusan proyek. Jadi……mungkin pulangku akan tertunda beberapa hari."
Menyadari nada suara Jiang Jun yang berat, mungkin karena merasa bersalah telah melanggar janji, dia segera menambahkan, "Tak apa terlambat beberapa hari. Yang penting kau harus merawat diri baik-baik. SMS dariku soal jadwal makan tiga kali sehari, jangan lupa."
"Tentu aku ingat. Tenanglah, perintah Nyonya sudah kukukir kuat-kuat di hati." Katanya dengan nada mengejek.
Mendengar suara balik halaman dokumen dari telepon, agar tidak mengganggu urusan bisnisnya yang bisa membuatnya semakin larut, dia berbisik lembut, "Aku agak lelah, tidak akan mengganggumu lagi. Jaga diri baik-baik ya."
"Ya."
Setelah jawaban singkatnya, dia dengan berat hati melepaskan ponsel dari telinga, perlahan menekan tombol tutup telepon. Kemudian, bersandar di tepi ranjang, terpaku beberapa saat.
Meski saat ini ia tak berada di sisinya, selama dia baik-baik saja, itu sudah cukup.
Mengangkat gelas air yang terletak di meja samping tempat tidur, dia bersiap minum. Tiba-tiba, dering ponselnya kembali berbunyi.
Secara naluriah mengira itu panggilan Jiang Jun lagi, dia cepat-cepat mengambil ponsel. Namun saat melihat nomor telepon di layar, senyum di wajahnya membeku seketika.
Chi Yifeng?
Menekan tombol penerimaan dan menempelkan ponsel ke telinga, suaranya terdengar dingin. "Apa lagi yang kau mau?"
Suara Chi Yifeng mengalir tenang dari ujung sana. "Kau belum tahu ya? Jiang Jun sekarang di Kota H. Dia bukan urus perusahaan, tapi beristirahat di sana... Neurotoksin VX pernah dengar? Kalau belum, coba cari di internet. Kau akan tahu ini racun yang bisa melumpuhkan... Dan kuberitahu, Jiang Jun kena racun ini!"
