Bab 432: Strategi Perang Tak Kenal Tipu Muslihat
Hatinya juga perlahan tenang, menatap wajah tampannya tanpa berkedip, hingga kini baru berani memastikan semua ini nyata.
"Beritahu aku, sebenarnya apa yang terjadi?" Terhadap pemulihan mendadaknya, dia bingung sama sekali.
Tangan Jiang Jun tiba-tiba merosot menyentuh pinggangnya, menyelubungi seluruh tubuhnya dari samping dalam pelukan, wajahnya terkubur dalam lekuk bahunya.
"Kondisiku di pabrik mungkin sudah diceritakan Que Yan padamu, tapi Que Yan tidak tahu, saat Dokter Chen menyuntikkan penawar VX, dia sudah menemukan racun dalam tubuhku bukan hanya toksin saraf VX."
Dia menolehkan kepala, merapatkan rambutnya. "Bagaimana Dokter Chen bisa menemukan?"
Suara berat bernada merdu Jiang Jun terdengar, "Kebetulan, Dokter Chen beberapa hari lalu baru saja menghadiri seminar tentang toksin saraf di luar negeri. Dia sangat paham toksin saraf VX bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian dalam dua puluh menit. Tapi kondisiku jauh lebih baik daripada keracunan VX, karena saat itu tubuhku tidak langsung lumpuh, baru muncul kelumpuhan ketika Dokter Chen datang dengan penawarnya. Jadi Dokter Chen langsung menyimpulkan toksin VX dalam tubuhku diencerkan oleh racun lain, sebab VX sendiri tidak bisa diencerkan kecuali dengan toksin berbeda."
Dia tersadar, "Jadi saat itu kalian sudah mulai mencari solusi."
Jiang Jun "Hmm" menggeram, masih enggan melepaskan diri sambil menciumi tengkuknya. "Saat itu juga Dokter Chen langsung menghubungi Profesor Ke An yang pernah mengajarnya untuk datang ke Kota H. Profesor ini punya penelitian mendalam tentang semua jenis racun... Jadi kemarin jam tiga dini hari, Profesor Ke An yang baru tiba dari Amerika langsung bisa mengidentifikasi racun jenis apa lagi yang ada di tubuhku, dan berhasil menetralisir racun tersebut..."
Dengan gemetar ketakutan, dia membalikkan badan berhadapan dengannya, memeluk erat. "Tapi Profesor Su pernah bilang, residu racun saraf VX sangat sulit terdeteksi. Makanya meski sudah dilakukan operasi pembersihan, Profesor Su tetap tidak bisa memastikan apakah racun VX di tubuhmu benar-benar hilang semua. Hanya dengan melihat kondisi fisikmu setelah sadar, baru kita bisa tahu..."
"Benar." Jiang Jun serak menghisap kulit lehernya. "Jadi suamimu sangat beruntung. Di tubuhku sudah tidak ada sisa racun saraf VX sama sekali."
Ditatapnya wajahnya sambil menahan isak, suaranya parau bergetar. "Aku benar-benar hampir mati ketakutan... Jun. Aku tidak pernah sebegitu bersyukur kepada Tuhan seperti sekarang ini."
Jiang Jun tersenyum tipis, penuh kasih mengecup bibirnya lalu menatap tajam lekuk indah wajahnya. "Aku tidak percaya takdir, hanya percaya pada tekad... Aku sudah berjanji akan menemanimu sampai tua. Jadi meski kedua kakiku lumpuh total, aku pasti akan merawatmu dan anak kita dengan baik."
"Maafkan aku..."
"Kenapa tiba-tiba minta maaf?" Dibelainya pundak gadis itu penuh kelembutan.
“Barusan Chi Yifeng menelepon aku, dia menawariku dengan alasan sudah tahu racun jenis lain di tubuhmu... Aku berencana memverifikasi dulu sebelum menyetujui.” Dia menatapnya, berkata sejujurnya.
“Aku tahu.”
“Kau tahu?” Matanya menyipit penuh keheranan.
Ia menunduk, perlahan menempelkan dahinya pada dahi perempuan itu. “Di saat aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit, mana mungkin dia tidak memanfaatkan kesempatan? Apalagi, pasti dia sudah tahu dari Mu Ying tentang dua jenis racun ini, jadi pas sekali buat mengajukan syarat padamu.”
“Kau sudah menebak semua ini, jadi...” Sorot mata curiganya semakin tajam.
Dengan wajah serius ia menjelaskan, “Benar. Sebelum kau bangun tadi pagi, sebenarnya aku sudah sadar. Sengaja kubiar kau mengira aku akan lumpuh selamanya, hanya untuk menunggu Chi Yifeng menghubungimu.”
Perempuan itu menepuk dahinya sendiri, “Astaga, aku benar-benar bodoh! Tadi kau bilang profesor dari Amerika yang datang kemarin dini hari sudah menyuntikkan penawar racun, mestinya kau sudah pulih sejak itu.”
Pria itu mengangguk, “Tidurmu sangat nyenyak... Baru tiga hari sejak kita kembali dari Nice, tapi kurasa ini tiga hari paling melelahkan dalam hidupmu.” Jarinya mengelus rambut lembut sang kekasih, gestur penuh kehati-hatian layak menjaga harta karun.
Tatapannya menembus jiwa, “Aku tidak lelah... Asalkan kau baik-baik saja.”
Sebuah ciuman hangat mendarat di dahi, “Aku berjanji tak akan membuatmu khawatir lagi. Sumpah.”
Dia perlahan menutup bulu mata lebatnya yang lentik. "Aku percaya padamu... Tapi, apakah aku sekali lagi mengecewakanmu?"
"Ya?"
Dia mengangkat kepala, membuka mata, tatapan jernih berkilauannya bertemu dengan kelembutan di pandangannya. "Hampir saja aku menerima Chi Yifeng."
Dengan tenang ia berkata, "Mengapa aku harus kecewa padamu?"
"Aku berjanji takkan meninggalkanmu lagi, tapi..."
Kalimatnya terpotong oleh suara lembutnya. "Aku tahu bukan karena tak bisa menerima kelumpuhanku. Kau mengira seseorang sombong sepertiku akan lebih baik mati daripada hidup dengan kaki lumpuh... Makanya kau negoisasi dengan Chi Yifeng demi harga diriku."
Tak disangka ia begitu memahaminya. Hidungnya langsung terasa pedih. "Jun, kuharap kau tahu, hatiku selamanya milikmu. Takkan pernah berubah."
Jiang Jun menatap dalam ke pupil matanya yang jernih, suaranya parau. "Aku tahu."
Ia memeluk erat tubuhnya, memejamkan mata. "Kurasa Chi Yifeng akan tercengang lagi. Takkan sangka kakimu baik-baik saja."
Jiang Jun ikut memejamkan mata, menikmati kehadirannya. "Kali ini akan kubuat Chi Yifeng tak bisa lagi menghalangi kita."
"Aku tak mengerti maksudmu."
"Sengaja kubiarkan Chi Yifeng meneleponmu dulu sebelum kau tahu aku aman. Supaya dia semakin yakin kakiku lumpuh."
Secara refleks ia membuka mata, mendongak ke arahnya. "Mengapa harus begitu?"
Ia berkata perlahan, "Inggris akan segera membuka proyek internasional. Saat itu, perusahaan kita akan mewakili Asia bersama Grup Sfeiter yang mewakili Eropa dan grup perwakilan benua lain untuk ikut dalam tender proyek ini. Tentu saja, yang paling mungkin merebut proyek ini hanya Jiang Group dan Fiester... Jadi, aku ingin Grup Fiester mengira tubuhku lumpuh dan tak berminat ikut tender proyek ini. Sebarkan kabar ejekan bahwa Jiang Group akan keluar dari tender, sehingga harga saham Jiang Group terus turun. Sampai tender terakhir, aku akan muncul secara langsung..."
Dia tidak bodoh, seketika sudah mengerti dan berkata dengan nada mengejek, "Jurusanmu ini disebut Menempatkan diri dalam kematian untuk meraih kehidupan baru?"
Jiang Jun mengusap kepala dia, tersenyum elegan, "Jurusan ini juga disebut strategi perang tidak menolak tipu daya."
"Jadi kau ingin Chi Yifeng menjadi penyampai pesan itu?"
"Sfeiter dan Grup Mu telah mencapai kesepahaman diam-diam untuk melawan Jiang Group. Jika Chi Yifeng sendiri yang menjamin kelumpuhanku ke pihak Sfeiter, mereka akan mempercayainya sepenuhnya."
"Aku mengerti. Begitu Sfeiter gagal dalam proyek ini, mereka takkan bisa lagi bersatu melawanmu. Karena Jiang Group yang mendapatkan proyek ini akan menjadi cukup kuat. Meski bersatu, mereka takkan mampu melawan Jiang Group. Saat itu, Fiester akan melampiaskan kemarahan ke Chi Yifeng, karena dialah yang memberi informasi salah..." ujanya dengan serius.
Jiang Jun merangkulnya erat, "Aku hanya ingin bertanya, jika suatu hari Chi Yifeng takkan bisa bangkit lagi, akankah kau mengasihaninya?"
“Dia tidak punya keraguan sedikit pun,” suaranya tegas, “Sejak aku tahu ia dengan pasrah membiarkan Dark Angel menghadapimu, ia sudah bukan ‘Kak Feng’ yang kukenal semasa kecil dulu. Ia tak pantas lagi kanggap sebagai sahabat.”
Jiang Jun memeluk kepala wanita itu, mencium rambutnya lembut, “Baik.”
