Bab 470 Dia Sangat Membantunya
“Aku tidak tahu nomor telepon Kakak Guan-mu.”
Jiwa Mu Ying masih terguncang. Setelah lama, baru perlahan mengangkat wajah pucatnya. "Terima kasih."
Jelas terasa Mu Ying tidak terbiasa mengucapkan kata-kata seperti ini, dua patah kata itu terdengar kaku.
Dia mengangkat bahu dengan santai. "Bahkan jika yang diculik orang lain, aku tetap akan membantu... Bagaimana, untuk menghubungi Kakak Guan kau urus sendiri nanti. Perlu kubantu laporkan ke polisi?"
Mu Ying menarik napas dalam, menekan ketakutan di relung hati. Baru setelah itu ekspresinya sedikit normal, berbisik, "Tidak perlu... Aku tahu siapa yang ingin menculikku."
Dia melihat banyak orang berkerumun di sekitarnya, untuk menghindari masalah yang tidak perlu, dia berkata, "Naik mobil dulu!"
Mu Ying juga melihat kerumunan penonton, ragu sejenak, akhirnya masuk ke mobilnya.
Dia memberikan sebotol air ke Mu Ying, dengan tegas bertanya, "Siapa sebenarnya yang menculikmu barusan?"
Mu Ying membuka tutup botol, meneguk banyak air, baru perlahan menjawab, "Orang dari keluarga Mu."
Dia sedikit mengerutkan kening, cukup terkejut.
Mu Ying mengangkat pandangan ke kaca depan mobil, berkata datar, "Beberapa orang tadi ingin membawaku paksa kembali ke keluarga Mu..."
"Kenapa?" Dia sangat terkejut.
"Karena keluarga Mu sudah menetapkan perjodohan untukku, tapi aku tidak mau menikah dengan orang itu. Beberapa hari lagi adalah hari pernikahanku, jadi mereka terpaksa menyekapku." Mu Ying menjelaskan jujur.
"Kamu kan Nona Besar keluarga Mu, tidak bisa memutuskan sendiri soal pernikahan?" Tanyanya penuh keraguan.
Mu Ying menoleh, memandangnya dengan tenang, tertawa pendek, "Orang luar hanya melihat sisi mewahku, tapi tidak tahu ketidakberdayaanku... Sebagai anggota keluarga Mu, kecuali seperti kakakku yang menguasai usaha keluarga, urusan pernikahan ditentukan oleh kaum kami."
"Oh begitu rupanya."
"Jadi sekarang kamu tahu kenapa aku harus merebut Jiang Jun darimu? Karena aku sama sekali tidak mau menikahi orang yang tidak kusukai." Mu Ying mengeluarkan dengan penuh kesedihan.
Dia diam, beberapa detik kemudian baru berkata, "Di dunia ini setiap orang memiliki kesulitannya masing-masing, tapi metode penyelesaiannya bukan hanya satu."
Mu Ying mengangkat alis, "Yang kau sebutkan adalah kesulitan, tapi bagaimana jika seseorang berada di ujung tanduk? Seperti aku... sekarang apa lagi cara untuk tidak menikah dengan orang yang kusukai?"
Dengan tulus dia berkata, "Kamu bisa berdiskusi dengan kakakmu atau mencari Kakak Guan."
Mu Ying mencibir, "Kakakku sekarang di rumah sakit, dia tidak bisa membantuku. Soal Kak Guan, meski aku memanggilnya 'Kakak', dia tetaplah orang luar, tidak bisa ikut campur urusan keputusan keluargaku."
Dia terperangkap dalam renungan singkat.
"Sudahlah, kita bukan teman, tak perlu bicara banyak-banyak denganmu." Sambil berkata demikian, Mu Ying menarik gagang pintu mobil dan langsung turun.
Dia tidak berbicara.
Mu Ying menatapnya, "Bantuanmu kali ini tidak akan sia-sia... Tenang saja, jika An Yaruo bekerja di perusahaan ekonomi Chenling nanti, aku jamin tidak akan membuat masalah untuknya."
"Kalau begitu terima kasih, Nona Mu." Katanya.
Mu Ying berbalik dan masuk ke mobilnya, melaju cepat meninggalkan tempat.
Setelah Mu Ying pergi, Cui Hao berkata, "Nyonya, Nona Mu terus mencari masalah dengan Anda, tadi Anda seharusnya tidak menyuruhku membantunya!"
Dengan serius dia bersandar di sandaran kursi, "Memberi ampun saat memungkinkan, aku hanya tidak ingin menganggap orang lain jahat."
Cui Hao mengangguk pasrah, "Nyonya memang terlalu berbaik hati."
Dia tersenyum. "Kita sekarang pergi menjemput Bibi Shu!"
"Baik."
……
Sampai di rumah sakit, Bibi Shu kebetulan baru keluar dari kamar pasien Chi Yifeng. Melihat Bibi Shu tetap tak bersuara, setelah masuk ke lift, dia bertanya pelan, "Bibi Shu, ada apa?"
Bibi Shu menarik napas dalam, pandangannya sedikit membeku ke arah layar di dalam lift. "Yifeng baru saja siuman... Tapi sikapnya padaku masih sama seperti dulu. Dia juga berpesan pada Murong, tak mengizinkan Murong membiarkanku masuk menemuinya lagi nanti."
Dia menopang bahu Bibi Shu, menghibur dengan mengusap lembut. "Semuanya perlu proses, Ibu tak perlu terlalu panik..."
Bibi Shu mengangguk, "Aku tahu... Cuma Yifeng sudah sadar, aku khawatir dia akan melakukan sesuatu lagi."
Dia menenangkan, "Ibu jangan khawatir. Sekarang dia masih di rumah sakit, tak mungkin melakukan apa-apa."
Bibi Shu memandangnya dengan rasa bersalah, berkata, "Maaf, Qingyou... Yifeng telah membuat banyak masalah untukmu dan Direktur Jiang."
Dia menggelengkan kepala, berkata tenang, "Aku percaya suatu hari nanti dia akan belajar."
Kembali ke hotel, Pasangan Direktur Jiang sedang menonton TV di ruang tamu, Mumu bermain di sampingnya. Dia mengantar Bibi Shu kembali ke kamar untuk istirahat.
Saat keluar dari kamar, Mumu memeluk pangkuannya. "Mama, kenapa pulang terlambat? Ayah sudah kembali..."
"Ah? Ayahmu sudah pulang?"
"Iya, Ayah ada di ruang kerja!"
"Dia mengusap kepala mungil Mumu dengan penuh kasih,"Aku tahu, Mama akan pulang lebih awal mulai sekarang... Sekarang Mama ada urusan dengan Ayah, kamu main saja dulu!"
"Ya." Mumu berlari gembira.
Setelah menyapa pasangan Direktur Jiang, dia menuju ruang kerja.
Tok, tok.
Suara Jiang Jun terdengar dari dalam ruang kerja. "Masuk."
Perlahan dia mendorong pintu, memanggil penuh kelembutan, "Suamiku."
Jiang Jun yang sedang fokus melihat dokumen mengangkat kepala, senyuman mengembang di wajah tampannya. "Kembali."
Dia mengangguk, menutup pintu, lalu berjalan mendekatinya.
Jiang Jun bangkit, berputar mengelilingi meja kerja, merangkul pinggangnya. "Urusan Yaru sudah selesai?"
Dia menyambut tatapan penuh kasihnya. "Sudah, aku sudah mendaftarkan Yaru. Tapi... aku bertemu Mu Ying di perusahaan ekonomi itu."
"Oh?"
Segera dia menceritakan pertemuannya dengan Mu Ying di perusahaan ekonomi, termasuk peristiwa penculikan Mu Ying.
Tak disangka, Jiang Jun terdiam cukup lama setelah mendengar cerita itu.
Dengan bingung dia bertanya, "Ada apa?"
Jiang Jun tiba-tiba menatapnya sangat dalam dan dalam, bibirnya menyungging senyum samar. "Istriku, kau benar-benar bintang keberuntunganku."
"Bintang keberuntungan?" Dia merasa heran.
Jiang Jun memeluknya duduk di sofa, memandanginya dengan kasih sayang tak terbatas. "Tahukah kau? Kau sudah membantuku mendapatkan proyek NT."
“Apa?” Dia terbelalak tak percaya. “Suamiku, kau sedang bercanda, ya?”
Jiang Jun menggelengkan kepala, ekspresinya sangat serius. “Aku tidak bercanda... Informasi yang kau dapat dari Mu Ying telah membantuku mendapatkan proyek NT.”
“Bagaimana mungkin...” Bingung sama sekali, dia tak mengerti.
Jiang Jun mengusap wajahnya dengan penuh kasih. “Istriku, sejak bertemu denganmu, duniaku terus bergerak dari kegelapan menuju cahaya.”
“Jelaskan padaku! Tadi kusebut Mu Ying dipaksa menikah, bagaimana itu bisa membantumu mendapatkan proyek NT?” Tanyanya panik.
Jiang Jun memandangnya dengan ekspresi tak terbaca. “Saat ini belum saatnya kuberi tahu, nanti kau akan paham.”
Dia menarik tangan Jiang Jun, menggenggam erat. “Baiklah, aku percaya padamu.”
Jiang Jun mencium bibirnya dengan manja. “Seminggu lagi, aku bisa menemanimu setiap hari.”
Dia mengangkat tangan memeluknya, puas bersandar di bahu suaminya.
Jiang Jun memeluknya lama sekali sebelum perlahan melepas. “Masih ada urusan bisnis yang harus kuselesaikan.”
“Ya, aku akan menemani Ayah dan Ibu mengobrol.”
“Silakan!”
……
Baru keluar dari ruang kerja, ponselnya berdering sebelum sempat mendatangi pasangan Direktur Jiang.
Melihat nama Chi Yifeng di layar ponsel, setelah ragu sejenak akhirnya diangkatnya telepon.
