Bab 486: Kita tidak saling mengganggu lagi, ya?
Berjalan bersamanya hingga hari ini, untuk pertama kalinya ia merasakan kelelahan.
Dia bisa memahami keinginannya, tapi tak sanggup menjadi orang baik yang dia harapkan.
Memang benar ia hanya menggunakan Sheng Jingchuan sebagai batu loncatan, sejak awal tak berniat menyelamatkannya. Tak ada tenaga fisik dan waktu untuk urusan tak penting, apalagi menyelamatkannya hanya akan mendatangkan masalah di kemudian hari.
Perjanjian antara Sheng Jingchuan dan dirinya adalah transaksi tujuan masing-masing. Kekalahan Sheng Jingchuan harus diterima konsekuensinya, tak pantas menggerutu.
Di dunia ini pemenang jadi raja, pecundang jadi penjahat. Jika suatu hari Jiang Jun kalah, ia pun takkan protes.
Hanya...
Mengapa dia tak pernah bisa memahami semua yang telah ia lakukan?
Atau... pada dasarnya mereka memang dua tipe manusia berbeda.
Sejak awal, kebaikan dan legitimasi moralnya bertolak belakang dengan sikap dingin dan skenarionya... Bersama pasti akan timbul perbedaan pendapat.
Benar-benar merasa lelah.
Jiang Jun mengangkat tangan menekan kening, memanggil pelan, "Ye Shuo."
Ye Shuo di luar ruang kerja mengetuk pintu lalu masuk, menunduk hormat. "Direktur Jiang."
“Besok kau awasi ketat Qingyou, jangan biarkan dia pergi ke mana-mana, telepon siapa pun juga tak boleh dia angkat, sampai tender Proyek NT selesai.” Jiang Jun memberi perintah dengan suara lesu.
Ye Shuo segera menjawab, “Baik.”
Jiang Jun kemudian menyandarkan diri ke sandaran kursi, memandang aksesori bola kristal di meja buku, kembali tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Tunggu sampai Proyek NT dikuasai, baru nanti ia akan bicara baik-baik dengannya tentang masalah ini!
Jika di masa depan mereka terus bertengkar karena masalah seperti ini, hari-hari mereka hanya akan semakin melelahkan.
……
Di kamar Mumu, Gu Qingyou duduk di tepi ranjang, memandang wajah polos Mumu yang tertidur pulas dengan tatapan muram.
Dia tak ingin bertengkar dengannya, sama sekali tak ingin...
Dia juga bisa memahami bahwa di posisinya sekarang, memang perlu ada pengorbanan dalam kemanusiaan.
Tapi, dia benar-benar tak bisa menyetujui cara yang ia lakukan.
Memperlakukan teman dan bawahan sebagai batu loncatan, hal seperti ini takkan pernah ia lakukan.
Mungkin tak ada yang benar atau salah di antara mereka, kesalahan hanya terletak pada pertemuan tak disengaja dua manusia yang bagai awan dan tanah.
Jika yang ia nikahi hari ini adalah Su Mo, seorang yang juga lahir di keluarga pedagang, mungkin akan mengerti semua yang dilakukan Jiang Jun.
Mungkin...
Mereka saling mencintai, tapi tak cocok untuk bersama.
“Qingyou.”
Tiba-tiba mendengar suara Bibi Shu, ia menarik kembali pikirannya yang melayang, berbisik menjawab, “Aku di sini.”
Bibi Shu membuka pintu kamar tanpa suara, melangkah mendekatinya dengan langkah sangat pelan.
Gu Qingyou tersenyum pada Bibi Shu, "Bibi Shu, sudah larut begini belum tidur juga?"
Bibi Shu ikut duduk di tepi ranjang, berkata dengan penuh kasih, "Kamu pergi bersama Direktur Jiang, kenapa pulangnya tidak bersama?"
Gu Qingyou tahu tak bisa menyembunyikan dari Bibi Shu, lalu melaporkan sejujurnya, "Bibi, aku menemukan... aku dan Jiang Jun punya perbedaan pendapat besar dalam menyikapi hal yang sama. Misalnya, dia takkan pernah mengasihani yang lemah. Meski aku tahu ini hasil temperasan bertahun-tahun di dunia bisnis... bisa disebut pengalaman atau pelajaran, tapi aku tak bisa menerima caranya..."
Bibi Shu menepuk lembut punggung Gu Qingyou, memberi hiburan. "Anak bodoh, pertanyaan ini mudah dipecahkan..."
Gu Qingyou sedikit terkejut, "Bibi Shu, kau tidak sedang bercanda kan?"
Bibi Shu tertawa, "Tentu saja tidak bercanda... Solusinya adalah mulai sekarang apapun yang dia lakukan, kau tak perlu ikut campur."
Gu Qingyou membeku.
Bibi Shu memandangnya dengan sayang, "Bukankah ini solusi terbaik? Asalkan kau tak tahu pekerjaannya, tenang menjadi istrinya, ibu anaknya, apa masih akan ada pertengkaran antara kalian?"
"Tapi..."
"Tapi apa?" tanya Bibi Shu dengan kelembutan.
"Cara Bibi sebenarnya membuatku diam-diam menyetujui tindakannya."
"Ya, tepat seperti itu."
Gu Qingyou menggelengkan kepala, "Kurasa aku tak sanggup... Ini akan membuatku merasa sudah berubah menjadi seperti dia, menyetujui perilaku semacam ini."
“Bibi Shu menatapnya dalam-dalam, menasihati dengan sungguh-sungguh, "Kalau begitu aku bertanya... Dia sudah ditakdirkan menjadi pria seperti ini, kau pun tak mungkin bisa menerima jalan hidupnya. Apa kau akan memisahkan diri darinya sekarang juga?""
"Berpisah?" Wajah Gu Qingyou tiba-tiba memucat, menggelengkan kepala keras-keras, "Aku sama sekali tak pernah terpikir hal itu!"
"Benar, selama kau tak ingin berpisah dengan Direktur Jiang, satu-satunya pilihan adalah menerima beliau... Kecuali kau ingin hubungan kalian terus-menerus bertengkar seperti ini." Bibi Shu terus membujuk dengan nada rileks.
Gu Qingyou menggigit bibir bawahnya, menyelam ke dalam lautan pikirannya sendiri.
Benar, apa yang dikatakan Bibi Shu tepat...
Selama dia tak pernah berniat berpisah dari Jiang Jun, maka dia harus menerima kenyataan tentang sang suami. Jika tidak, pertengkaran mereka akan semakin sering di masa depan.
Meski menerima kenyataan ini terasa menakutkan baginya, berpisah dari Jiang Jun justru akan lebih menyiksa...
Dia mencintainya, dan sang suami pun mencintainya. Mereka tak bisa hidup terpisah lagi. Lagipula, bagaimana nasib Mumu? Bagaimana dengan janin di perutnya? Bagaimana dengan keluarga besar Jiang dan Gu?
Jadi...
Dia tak punya pilihan lain, karena sungguh tak sanggup melupakan pria yang menganggapnya sebagai mutiara berharga, penyimpan begitu banyak kenangan indah.
Memikirkan ini, Gu Qingyou perlahan menutup kelopak matanya.
Bibi Shu menggenggam tangannya, tersenyum lembut, "Sudahlah... Jangan dipikirkan terlalu dalam. Kembalilah ke kamar. Jangan sampai Direktur Jiang dan kau sama-sama tak bisa tidur malam ini."
Gu Qingyou menarik napas dalam-dalam, akhirnya mengangguk, "Bibi Shu... Terima kasih, terima kasih telah membujukku."
Bibi Shu menggelengkan kepala, berkata dengan ramah, "Kau masih muda, saat usiamu setua aku nanti, kau akan tahu tak ada hambatan yang tak bisa dilewati."
Gu Qingyou mengangkat tangan memeluk Bibi Shu. "Terima kasih... Terima kasih selalu menjadi lentera di kegelapan untukku."
Bibi Shu dengan penuh kasih mengelus rambut Gu Qingyou. "Pergilah, berbaikanlah dengan Direktur Jiang... Jangan lagi mudah berselisih."
……
Gu Qingyou kembali ke kamar, mengira Jiang Jun ada di ruang kerja, tak disangka Jiang Jun justru berdiri di depan jendela kaca kamar, bayangan tubuhnya yang gagah itu menyepi hingga menusuk hati.
Ia menutup pintu kamar dengan perlahan.
Jiang Jun mendengar suara, menoleh, tatapannya tanpa sengaja bertemu dengannya.
Gu Qingyou hendak berbicara, tapi Jiang Jun lebih cepat, "Sudah kupikirkan... Besok akan kusuruh orang menemui Sheng Jingchuan, sementara mengirimnya keluar dari London. Setelah proyek NT berhasil, baru akan kuhandle urusannya. Dan kuberi jaminan, Sheng Jingchuan tak akan masuk penjara!"
Wajah Gu Qingyou langsung berseri, ia bergegas mendekati Jiang Jun, kedua matanya berbinar, "Jun, kau serius?"
Jiang Jun menghela napas penuh ketidakberdayaan, merangkul pinggulnya yang bulat. "Kau tahu tidak... aku benar-benar tak bisa mengatasimu. Meski aku tahu tindakanku ini di masa depan pasti akan menimbulkan banyak masalah, tapi kurasa semua masalah itu pada akhirnya bisa diselesaikan. Namun jika perasaan antara kita bermasalah, maka apapun yang kulakukan sekarang tak ada artinya."
Gu Qingyou tiba-tiba matanya memerah, berkata tersekat, "Jun..."
Jiang Jun dengan lembut mengusap sudut mata Gu Qingyou, berbisik penuh kelembutan, "Sayang, jangan menangis... Aku paling takut melihatmu mengeluarkan air mata."
Gu Qingyou segera membenamkan diri ke pangkuan Jiang Jun, memeluknya erat-erat. "Maaf... tadi di pantai seharusnya aku tak menuduhmu." Air matanya tak terkendali mengalir deras.
Jiang Jun memeluk lembut Gu Qingyou, tangan satunya dengan sabar menyeka air mata di sudut matanya. "Bodoh, kita ini suami istri. Tak perlu mengucapkan kata-kata seperti ini selamanya..."
Gu Qingyou menyembunyikan wajahnya di dada Jiang Jun, tersedu-sedu pelan.
Jiang Jun terus-menerus membisikkan rayuan lembut, "Jangan nangis lagi... Sayang... Lupa bahwa aku khawatir anak kita nanti jadi hantu tangisan?"
Gu Qingyou akhirnya tersenyum di antara isakannya karena ucapan itu.
Tiba-tiba, Jiang Jun dengan lembut mengangkat dagunya, berbisik pelan, "Kita berhenti bertengkar, setuju?"
Gu Qingyou mengangguk keras, tatapan penuh penyesalan tertuju padanya. "Jun, aku juga sudah menyadari, seharusnya aku tidak perlu bertengkar denganmu karena masalah ini, karena hasil pertengkaran bukanlah yang kuinginkan..."
"Benar, aku juga tidak menginginkan hasil seperti itu." Jiang Jun menangkupkan wajahnya, menatap dalam ke pupil mata jernihnya. "Demi kamu, aku bisa berkompromi dalam segala hal. Tapi sekarang adalah masa genting, yang bisa kulakukan untuk Sheng Jingchuan hanyalah membawanya keluar sementara dari London. Setelah urusan proyek NT selesai, baru aku bisa membantunya."
"Jun, ini menyangkut Kak Sheng. Karena itu emosiku terlalu agresif, lagipula Kak Sheng pernah banyak membantuku... Tapi setelah urusan Kak Sheng kau selesaikan, mulai sekarang apapun yang kau lakukan, aku tidak akan ikut campur lagi." Ucapnya tulus.
Dia akhirnya mengerti...
Segalanya seperti kata Bibi Shu - jika dia tak bisa dipisahkan dari orang ini, maka dia harus menerimanya. Karenanya, memilih untuk setia pada perasaan mereka tanpa mempedulikan hal lain, hanya begitu cinta mereka bisa bertahan lama.
