Bab 518 Istri, Aku Mencintaimu
Suara Gu Qingyou akhirnya menghentikan Su Mo melanjutkan ucapannya.
Seketika, aula besar Jiang Zhai pun hening.
Gu Qingyou dengan tenang menoleh ke Su Mo, berkata datar, "Kau benar-benar ingin aku menelepon Jun? Aku ingat Jun pernah bilang, siapapun yang menggangguku lagi, dia takkan mengampuni. Jadi... kau yakin ingin menghancurkan citramu yang nyaris tak tersisa di hati Jun?"
Mendengar ini, tubuh Su Mo tertegun sejenak.
Gu Qingyou melanjutkan, "Aku tak menelepon Jun bukan karena hubungan kami bermasalah, tapi tak ingin dia tahu kau masih menggangguku. Lagipula kau adalah ibu anak kakakku. Tapi jika kau memang ingin aku telepon Jun agar berhenti menggangguku, aku siap menemani!"
Su Mo jelas terpana oleh Gu Qingyou. Ia menatap Gu Qingyou lama dengan ragu.
Tatapan tak kenal takut Gu Qingyou bertemu dengan pandangan Su Mo, tapi tak ada yang tahu hatinya saat ini sedang menggantung di tenggorokan.
"Cukup, cukup!" Nyonya Jiang Dong tiba-tiba bersuara, memecah kesunyian ruangan. "Pengawal——"
Siapa sangka, pada ketukan ini Su Mo dengan kuat melepaskan diri dari cengkeraman bodyguard yang menahannya, menatap tajam Gu Qingyou dengan tatapan menyala bagai obor. "Gu Qingyou, kau benar-benar licik dan dalam, kau pikir aku bisa ditakut-takuti olehmu? Jika kau mampu, teleponlah Jiang Jun untuk membuktikan perasaan kalian masih tetap sama! Jika tidak, akui saja semua yang kau lakukan dulu!"
Hati Gu Qingyou bergetar, dalam sekejap mata, tatapannya kehilangan keteguhan yang sebelumnya.
Su Mo menangkap secercah ketakutan di kedalaman mata jernih Gu Qingyou, menyunggingkan bibirnya. "Kutanyakan, sampai kapan lagi kau mau terus menipu Keluarga Jiang dan orang-orang di sekitarmu?"
Gu Qingyou diam membisu.
Nyonya Jiang Dong akhirnya tak bisa menahan diri, menghampiri Su Mo, berkata dengan amarah. "Kau benar-benar mau kusuruh bodyguard mengusirmu keluar?"
Menghadapi sikap dingin Nyonya Jiang Dong, rasa getir kembali membanjiri relung hati Su Mo. "Bibi, sungguh percayalah pada saya. Gu Qingyou selama ini selalu menipu kalian dengan topeng kebaikan..."
"Sekalipun begitu, bukan urusanmu untuk mengatakannya." Ucapan penutup kejam Nyonya Jiang Dong.
Mendengar itu, air mata kembali membanjiri orbit mata Su Mo. "Di mata bibi, apakah saya benar-benar sehina itu?"
Nyonya Jiang Dong tak memberi jawaban.
Su Mo tersekat melanjutkan, "Aku mencintai Jiang Jun... Jika Gu Qingyou benar-benar wanita yang pantas dilindungi Jiang Jun, aku takkan sama sekali merusak kebahagiaan mereka. Tapi Gu Qingyou berulang kali mengecewakan cinta Jiang Jun padanya, dia bahkan terus berpura-pura baik hati untuk mendapat simpati Jun. Apakah kalian benar-benar bisa menerima menantu seperti ini?"
"Cukup, Su Mo. Kau tak perlu bicara lagi." Suara Direktur Jiang terdengar tenang tiba-tiba.
Su Mo menutup matanya dengan berat hati, menghapus air mata di sudut mata.
Direktur Jiang perlahan memeluk bahu Nyonya Jiang Dong, berbisik lembut, "Suna, aku juga berharap Qingyou bisa menelepon Jun'er."
Nyonya Jiang Dong mengerutkan alis dalam-dalam, "Apa kau malah percaya orang luar ini daripada Qingyou?"
Direktur Jiang berkata tenang, "Bukan tidak percaya Qingyou. Aku hanya ingin memperjelas urusan ini. Lagipula, apa yang Su Mo katakan terlalu serius."
"Urusan serius apa?" tanya Nyonya Jiang Dong dengan nada membentak.
Direktur Jiang mendesah, "Biarkan Qingyou menelepon Jiang Jun dulu!"
"Jiang Huai..."
Direktur Jiang menggenggam erat bahu istrinya, "Dengarkan aku!"
Akhirnya, Nyonya Jiang Dong tak berbicara lagi.
Direktur Jiang lalu menoleh ke Gu Qingyou, tetap dengan nada tenang, "Qingyou, kebetulan dalam dua hari lagi adalah ulang tahun Mama-mu. Tolong tanyakan pada Jiang Jun kira-kira kapan dia pulang."
Gu Qingyou menatap Direktur Jiang, tangan yang terjuntai di kedua sisi tubuhnya tanpa disadari bergetar.
Nyonya Jiang Dong berkata, "Qingyou, sejak Ayahmu juga memaksamu untuk menelpon, teleponlah... Tapi jika fakta membuktikan lagi bahwa ini provokasi Su Mo, aku tidak hanya akan mengusir Su Mo, tapi juga akan berseteru dengan Ayahmu!"
Begitu urusan masa lalu terungkap, ini bukan lagi masalah yang bisa diselesaikan diam-diam antara dia dan Jiang Jun, karena pasti Pasangan Direktur Jiang tidak akan memaafkannya!
Jadi, apakah hubungannya dengan Jiang Jun benar-benar akan sampai di ujung jalan?
Sayangnya, sekarang dia sudah tidak punya jalan mundur lagi.
"Ibu terlalu serius, Ayah hanya ingin mengklarifikasi hal yang dikatakan Su Mo... Aku akan segera menelepon Jun." Gu Qingyou mengagumi dirinya sendiri yang masih bisa berpura-pura tenang dalam situasi seperti ini, dengan suara yang datar tanpa gelombang.
Nyonya Jiang Dong berkata iba, "Kau menderita ya..."
Kepala rumah tangga pada saat itu mengambilkan ponsel Gu Qingyou.
Gu Qingyou dengan tenang menerima ponsel itu, tapi tak ada yang melihat, tak ada yang menyadari bahwa ujung jari rampingnya sedingin es, keputusasaan telah menyedot semua tenaga dari tubuhnya, membuatnya perlahan limbung.
Di bawah tatapan semua orang, Gu Qingyou mulai menghubungi nomor Jiang Jun.
Saat itu, kepala rumah tangga berkomentar, "Ada perbedaan waktu antara Kota C dan London, apakah Direktur Jiang tidak sedang istirahat sekarang?"
"Sekarang senja di London, Jiang Jun pasti tidak sedang istirahat." Yang menjawab dengan tegas adalah Su Mo.
Kepala rumah tangga menunduk, tidak berkata apa-apa lagi.
"Telepon sudah tersambung, tapi Jiang Jun belum mengangkat."
Direktur Jiang tiba-tiba berkata, "Qingyou, buka tombol speaker!"
Gu Qingyou mengangguk, "Baik."
Selama menanti Jiang Jun mengangkat telepon, wajah Gu Qingyou sama sekali tidak berwarna darah.
Akhirnya, di tengah nafas tertahan semua orang, telepon tersambung.
Sekejap itu, jantung Gu Qingyou seolah berhenti berdetak, darahnya pun seolah membeku. "Jun." Dengan susah payah, dia memaksakan satu kata itu keluar dari mulutnya.
Saat ini, dia sudah tak berniat lagi melakukan perlawanan sekarat.
"Istri, kenapa suaramu terdengar begitu berat, masuk angin?"
Saat suara manja Jiang Jun yang penuh kelembutan menggema dari ujung sana, tubuh Gu Qingyou yang sempoyongan tiba-tiba menjadi kaku. Alisnya yang cantik berkerut pelan.
Orang-orang di ruang tamu tidak bereaksi berlebihan mendengar nada bicara Jiang Jun, hanya mata Direktur Jiang yang kedapatan silau sesaat, sementara tubuh Su Mo gemetar hebat.
Gu Qingyou hampir tak percaya pada pendengarannya sendiri. Beberapa detik kemudian barulah dia tersenyum, "Tidak masuk angin, suaraku baik-baik saja kan!"
Dari seberang terdengar suara Jiang Jun membalik dokumen. "Baguslah kalau tidak sakit... Saat aku tidak ada, jaga baik-baik dirimu, mengerti?"
Rasa getir menggenang di kedalaman hati Gu Qingyou. Sekilas, dia benar-benar mengira perasaan mereka masih utuh. "Ya, kamu juga harus ingat makan tiga kali sehari. Aku khawatir dengan lambungmu."
"Tahu."
"Kamu masih bekerja sekarang?"
Jiang Jun dengan suara sedikit lelah berkata, “Setelah sampai di London baru tahu proyek NT masih banyak masalah... Tak ada cara lain, harus meluangkan waktu untuk menyelesaikannya.”
“Ya, tak ada masalah besar itu sudah baik.”
“Jangan khawatir, ini bukan masalah besar.”
“Baik... Kalau begitu aku tak mengganggu pekerjaanmu.”
“Ya.”
“Oh ya, dalam dua hari ini ulang tahun Mama, apa kau bisa pulang tepat waktu?”
Jiang Jun sepertinya fokus pada pekerjaan, berpura-pura merenung sejenak, “Seharusnya tak ada masalah.”
Gu Qingyou mengangguk, “Tak mengganggumu lagi, aku tutup telepon.”
“Aku mencintaimu.”
Tak ada yang memperkirakan Jiang Jun akan mengucapkan tiga karakter ini saat mengakhiri telepon.
Darah Gu Qingyou yang terhalang dingin seolah mulai mengalir lagi, kehangatan perlahan meresap ke relung hati, matanya tak kuasa menahan kemembaraan. “Aku juga mencintaimu.”
Setelah itu, barulah Jiang Jun mengakhiri percakapan.
“Tak mungkin, bagaimana bisa begini...” Suara bingung ini berasal dari Su Mo, dia jelas-jelas tak berani percaya dengan kenyataan ini.
Nyonya Jiang Dong saat ini melepaskan diri dari Direktur Jiang, berkata marah berapi-api, “Sekarang kau puas?”
