BAB 523 DIA KEMBALI
"SMS apa?" Yaru bertanya tergesa-gesa.
"Sebelum hari ulang tahun Nyonya Jiang Dong tiba, aku sudah mengirim SMS padanya. Kukatakan——Aku akan menunggunya. Jadi kukira malam ini dia pasti akan datang ke acara ulang tahun Nyonya Jiang Dong, tapi ternyata tidak..." Suara Gu Qingyou yang dipenuhi kesedihan tercampur kesepian dan kepedihan tak berujung. "Selama bertahun-tahun sebelumnya, Jiang Jun tak pernah absen dari hari ulang tahun Nyonya Jiang Dong. Tapi hari ini dia tidak datang... Ini membuktikan, bahkan untuk hari sepenting ulang tahun ibunya pun, demi tidak melihatku, dia lebih memilih untuk tidak hadir. Lalu... apa artinya mempertahankan pernikahan ini? Dia sudah pasti takkan memaafkanku..."
"Mungkin Direktur Jiang masih butuh waktu." Yaru berusaha menghiburnya sekuat tenaga.
Gu Qingyou tersenyum perlahan, namun senyuman itu terasa begitu getir dan menyedihkan. "Kau tak mengenalnya. Dalam mengambil keputusan, dia tak pernah ragu-ragu. Jika dia berniat memaafkanku, pasti hari ini dia akan kembali, karena dia tahu aku menunggunya..."
“Urusan perasaan, bahkan orang yang paling tegas dan tenang pun perlu merenung, bukan? Seperti ketika Direktur Jiang dulu memutuskan untuk bersamamu, dia juga butuh waktu lama untuk memaafkan perbuatan Bibi Gu, kan?” Yaru berkata demikian.
Gu Qingyou menggelengkan kepala, matanya dipenuhi keputusasaan. “Sebenarnya, empat tahun lalu setelah Jun menolak Su Mo, dia sudah memutuskan untuk bersamaku… Alasan Jun tidak segera mencariku saat itu, pertama karena dia sudah tahu Ibu adalah dalang sebenarnya di balik peristiwa tahun itu. Dia ingin menghadapi Ibu seperti saat melawan Qi Yuanheng. Kedua, Jun tahu begitu Ibu mengenaliku, Ibu pasti akan memisahkan kami. Jadi dia ingin menyelesaikan semua urusan ini selagi kami belum resmi bersama…”
Rupanya begitu, batin Yaru. Pantas saja dia tak pernah mengerti bagaimana seseorang seperti Direktur Jiang bisa ragu selama tiga tahun…
“Tapi jika kau meninggalkan Direktur Jiang, bagaimana denganmu?” Yaru bertanya dengan khawatir.
Gu Qingyou perlahan tenang kembali, menjawab jujur, “Aku tak pernah memikirkan masa depan. Tapi aku tahu, jika tidak mengambil keputusan ini, Jiang Jun dan Guan Yumo pasti akan menjadi musuh. Aku tak ingin Jun memiliki lawan kehilangan kemanusiaan karena masa laluku.”
“Lalu bagaimana dengan dua anak itu?” Yaru bertanya lagi.
Hati Gu Qingyou seperti tertusuk, tapi dia sudah lama mempertimbangkan masalah ini. Dengan tenang dia berkata, “Jika hubungan suami-istri tidak harmonis, apa bedanya bersama atau berpisah? Kita pasti akan melukai anak-anak…”
“Tapi masih ada waktu empat bulan, bukan?” Yaru tidak bisa membayangkan dua orang yang awalnya saling mencintai tiba-tiba kehilangan masa depan. Dia menggenggam lengan Gu Qingyou erat, berkata dengan sungguh-sungguh, "Jika Direktur Jiang masih peduli padamu selama empat bulan ini, segala sesuatu masih bisa dipulihkan, bukan?"
"Dia tidak akan peduli lagi padaku..." Suara Gu Qingyou terdengar parau dan getir, tatapannya penuh luka. "Sejak saat dia mengetahui aku menyakiti anak pertama kami, aku sudah kehilangan dia..."
"Tidak ada yang bisa dipastikan seperti itu. Karena meskipun kau mengenalnya, kau bukanlah dirinya, kan?" Yaru menatap mata Gu Qingyou dengan tekad, memberikannya harapan. "Menurutku, jika Tuhan mempertemukanmu dengan Direktur Jiang, berarti dialah penebusan seumur hidupmu. Tuhan tidak akan menyelamatkanmu setengah jalan lalu meninggalkanmu... Seperti yang kukatakan empat tahun lalu, Tuhan itu adil. Seberapa banyak luka yang Dia berikan, sebanyak itu pula kebahagiaan yang akan dikembalikan. Dan saat ini, Tuhan belum selesai melunasi semua penderitaan yang Dia ciptakan untukmu."
Gu Qingyou tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Sebenarnya Tuhan sudah membayarku... Karena selama ini, mulai dari pernikahan kami hingga sekarang, aku sudah memiliki kebahagiaan yang bahkan tidak berani kumimpikan dulu."
……
Di waktu yang sama, London.
Untuk memudahkan Direktur Jiang bekerja, cabang kecil Jiang Group di London telah menyiapkan kantor direktur utama khusus. Saat ini, Ye Shuo dan Cui Hao berdiri di samping, memandang dengan khawatir ke arah Jiang Jun yang sedang terinfus sambil bersandar di kursi kantornya.
“Ya, Direktur Utama cabang kecil di London datang mencari Jiang Jun untuk membicarakan urusan bisnis pada siang hari, namun menemukan Jiang Jun tertidur di kursi kulit asli.”
Direktur Utama kaget, segera menelepon Ye Shuo dan memanggil dokter.
Syukurlah, setelah dokter memeriksa, dikatakan bahwa Jiang Jun hanya kelelahan berlebihan. Setelah infus untuk mengisi nutrisi dan istirahat yang cukup, tidak ada masalah besar.
Ye Shuo dan Cui Hao menjaga di kantor hingga saat ini.
Saat ini, kelopak mata Jiang Jun bergetar halus, akhirnya menunjukkan tanda-tanda akan sadar.
Pada saat Jiang Jun membuka matanya, Ye Shuo dan Cui Hao menundukkan kepala dengan hormat, serempak memanggil, “Direktur Jiang.”
Jiang Jun merasa pusing, mengangkat tangan hendak mencengkeram kening, baru menyadari pergelangan tangannya sedang terinfus. Alisnya seketika berkerut, “Apa yang terjadi?”
Ye Shuo sibuk menjawab, “Anda terus bekerja beberapa malam tanpa istirahat. Hari ini Direktur Fei mencari Anda dan menemukan Anda tertidur bersandar di sandaran kursi... Saya dan Cui Hao khawatir, lalu memanggil dokter.”
Mendengar ini, Jiang Jun langsung mencabut jarum infusnya.
Melihat hal ini, Ye Shuo memberanikan diri mengingatkan, “Direktur Jiang, lebih baik Anda melanjutkan infus dan beristirahat sebentar!”
Cui Hao juga ikut bersuara, “Kondisi Anda benar-benar terlalu lelah.”
Wajah Jiang Jun tanpa ekspresi, langsung meluruskan lengan baju kemejanya yang tergulung. “Panggil Fei Nan masuk, saya ingin tahu perkembangan proyek NT.”
“Emm, Direktur Jiang... Direktur Fei sudah pulang beristirahat satu jam yang lalu.” Jawab Ye Shuo dengan gugup.
Jiang Jun terdiam sejenak, mata gelapnya yang tajam menyapu pandangan ke Ye Shuo. “Pulang?”
Ye Shuo merunduk ketakutan, "Benar... Direktur Jiang, sekarang sudah lewat pukul empat lebih pagi."
Jiang Jun tak bisa menahan kerutan di dahinya, melirik arloji, lalu wajah tampannya membeku dingin. "Aku tertidur selama enam belas jam?"
Cui Hao menjawab, "Benar, dokter bilang Anda perlu istirahat yang cukup."
Jiang Jun mengangkat pandangan ke jam dinding, saat kembali memastikan sekarang sudah pukul empat pagi waktu London, matanya tenggelam dalam kesuraman yang rumit.
Ye Shuo memberanikan diri bertanya lagi, "Direktur Jiang, saya sudah menyuruh orang menyiapkan makan malam sejak tadi. Apa perlu saya panggilkan pelayan untuk mengantarnya sekarang?"
Jiang Jun melotot ke arah Ye Shuo. "15 jam lalu kau seharusnya sudah membangunkanku!"
Ye Shuo tak memahami maksudnya, memandang Cui Hao dengan tatapan minta tolong.
Cui Hao membalas dengan pandangan tak bersalah, mengisyaratkan bahwa dia pun tak mengerti, karena Jiang Jun tak pernah bilang harus melakukan apa 15 jam sebelumnya.
Ye Shuo lalu bertanya dengan suara kecil, "Ada perintah apa dari Direktur Jiang?"
Jiang Jun memijit pelipisnya, "Sudahlah, kalian bisa pergi!"
Ye Shuo dan Cui Hao segera mundur, tapi saat sampai di pintu, Ye Shuo bertanya, "Direktur Jiang, kalau makan malamnya perlu saya panggilkan pelayan untuk mengantar masuk?"
Jiang Jun tak begitu bernafsu, terdiam beberapa detik sebelum menjawab, "Bawa masuk saja."
Ye Shuo dan Cui Hao langsung tersenyum. "Baik."
Kantor besar itu kembali pada kesunyian awalnya. Jiang Jun menyandarkan diri di sandaran kursi, kepalanya masih terasa berat.
Ia mengusap pelipis dengan satu tangan, sementara tangan lainnya kembali mengangkat pergelangan tangan untuk melihat waktu di jam tangannya.
Di saat ini, mungkin pesta besar baru saja berakhir...
Sudahlah, mungkin memang tidak seharusnya ia kembali.
Dia butuh waktu untuk merefleksikan diri, sementara ia juga masih perlu waktu untuk melupakan semua ini...
……
Lima hari kemudian.
Saat fajar Gu Qingyou menemani Nyonya Jiang Dong berjalan-jalan di taman, tak disangka saat baru sampai di lobi, sang kepala rumah tangga sudah menyambut dengan riang.
"Nyonya, Nyonya Muda, Direktur Jiang sudah kembali."
Wajah Nyonya Jiang Dong langsung berseri, "Jun'er pulang?"
Sang kepala rumah tangga mengangguk terus-menerus, "Benar, Direktur Jiang sekarang ada di kamar, mungkin sedang mandi dan berganti pakaian."
Nyonya Jiang Dong memandang Gu Qingyou dengan penuh kasih, "Jun'er ini, tidak memberitahumu sebelumnya... Cepatlah naik ke atas, jangan temani saya lagi."
Senyum lembut mengembang di wajah Gu Qingyou sambil mengangguk.
Kepala rumah tangga tersenyum kepada Nyonya Jiang Dong, "Saya rasa Direktur Jiang ingin memberi kejutan untuk Nyonya Muda..."
