Bab 524 Pindah ke Rumah Ibu
Saat Gu Qingyou meletakkan tangan di gagang pintu kamar, hatinya yang berdebar masih diliputi keraguan.
Mungkin ia sama sekali tidak ingin bertemu dengannya...
Tapi, bagaimana mungkin tidak bertemu saat tinggal di bawah satu atap yang sama?
Memikirkan ini, Gu Qingyou menarik napas dalam-dalam, akhirnya memutar gagang pintu.
Di dalam kamar sudah tercium aroma maskulin miliknya, segar dan harum...
Mantel jas-nya, sesuai kebiasaan lamanya, tertata rapi di punggung sofa. Tas kerja, kunci mobil, ponsel, dan beberapa barang pribadi lainnya diletakkan di meja teh kecil. Dari kamar mandi terdengar gemericik air mandinya.
Gu Qingyou duduk diam di sofa, mati-matian menekan perasaan takutnya untuk menghadapinya, memaksa diri menunggu di sini sampai ia keluar.
Bagaimanapun juga, dia harus serius meminta maaf padanya.
Entah diterima atau tidak, dia berharap ia bisa merasakan ketulusannya.
Entah berapa lama kemudian, pintu otomatis kamar mandi terbuka. Gu Qingyou tersentak dari pikiran yang tenggelam, secara insting menoleh ke arahnya.
Tanpa disengaja, tatapan mereka bertemu.
Langkah Jiang Jun terhenti sebentar. Hanya sedetik, pandangannya sudah beralih. Ia berjalan ke lemari pakaian, mengambil celana panjang bersih, lalu langsung menggantinya.
Gu Qingyou menunduk, menghindari rasa pipi memerah dan jantung berdebar. Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepala. Saat itu, Jiang Jun sedang mengancingkan kemejanya.
Perlahan dia bangkit dari sofa, menatapnya. "Kau hendak keluar?"
Jiang Jun berdiri di depan cermin lantai sambil mengikat dasi. "Kembali ke perusahaan untuk rapat."
Suara dingin dan datarnya masuk ke telinga Gu Qingyou. Jantungnya terasa sakit dan mengencang.
Setelah dengan cekatan mengenakan mantel jas, Jiang Jun mengambil ponsel dan dompet dari meja teh, lalu bersiap pergi.
Gu Qingyou bergulat dalam relung hati cukup lama, akhirnya saat Jiang Jun sampai di pintu, dia mengulurkan tangan dan menarik lengan pria itu.
Jiang Jun membelakanginya, berdiri di tempat, namun seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin.
Suara parau Gu Qingyou pecah, "Bisakah kau memberiku waktu lima menit?"
Jiang Jun tidak menjawab, namun berbalik badan.
Tatapan Gu Qingyou tertancap pada wajahnya, tatapan dinginnya menusuk hati wanita itu. Tapi sama sekali tak terlihat di hadapannya, hanya berkata tulus, "Aku sangat menyesal... Meski tahu ucapan ini tak ada artinya, aku tetap ingin serius mengatakannya sekali lagi padamu."
Sorot mata Jiang Jun menyapu wajahnya datar, nada bicara tanpa gejolak emosi, "Sudah tahu tak berarti tak perlu diucapkan... Masih ada urusan?"
Ada.
Masih begitu banyak kata yang ingin dia luapkan, tapi dia tahu, pria itu tak sudi mendengar.
Karenanya Gu Qingyou hanya menggeleng, lalu tersenyum, "Tak ada... Selain itu, kau pulang makan malam hari ini?"
Sekilas emosi kompleks melintas di mata Jiang Jun, kemudian dijawab dingin, "Tidak. Malam ini aku menginap di perusahaan."
Hati Gu Qingyou sesak. Sadar itu karena kehadirannya tak diharapkan, perlahan tangannya melepas pegangan pada lengan pria itu, terjatuh lemas di samping badan. "Kalau begitu takkan kuganggu rapatmu."
Tanpa sepatah kata lagi, Jiang Jun melangkah pergi.
Gu Qingyou tetap berdiri di tempat, memandang bayangan punggung pria itu hingga lenyap sama sekali.
……
Sore hari, di sofa ruang tamu Jiang Zhai, Nyonya Jiang Dong sekali lagi bertanya, "Qingyou, kau benar-benar ingin pulang tinggal beberapa waktu?"
Gu Qingyou merangkul tangan Nyonya Jiang Dong, dengan senyuman di wajahnya, "Mama, kau tahu nafsu makanku belakangan kurang baik. Masakan Tante Ning di tempat ibuku sangat cocok dengan seleraku, jadi aku ingin pulang tinggal beberapa hari. Setelah nafsu makanku membaik, aku akan kembali."
Nyonya Jiang Dong berkata serius, "Mama bisa memanggil koki lain yang pasti cocok dengan seleramu..."
Gu Qingyou menggelengkan kepala, menjawab tenang, "Seleraku memang aneh. Mungkin hari ini suka ini, besok sudah tidak suka lagi. Meski keluarga kita bisa mengganti koki, aku malas repot... Selain itu, kondisi tubuh ibuku juga tidak terlalu baik. Aku ingin menemaninya selama masa kehamilanku ini."
Nyonya Jiang Dong ragu-ragu, "Memang seharusnya kau menemani ibumu, tapi... Di sana tidak ada yang khusus merawatmu, Mama tetap khawatir."
"Mama jangan kuatir. Di tempat ibuku ada Tante Qu dan Tante Ning. Mereka akan merawatku. Aku juga tidak akan berkeliaran sembarangan," Gu Qingyou memberikan jaminan.
"Tapi..."
Gu Qingyou perlahan menggoyangkan lengan Nyonya Jiang Dong sambil merajuk, "Mama percayalah padaku. Aku pasti tidak akan kenapa-napa... Ibu pikir, bahkan Jun saja mempercayaiku, masakah Ibu tidak?"
Nyonya Jiang Dong menatapnya dengan curiga, "Jun'er benar-benar setuju kau tinggal di rumah ibumu beberapa waktu?"
Gu Qingyou mengangguk, "Benar... Pagi tadi di kamar aku dan Jun sudah bermusyawarah tentang urusan ini, ia sudah menyetujui."
Mendengar itu, Nyonya Jiang Dong menghela napas pasrah, "Kalau Jun'er sudah setuju, aku juga tak bisa berbuat apa-apa... Baiklah, akan kusuruh Rui'er membantumu membereskan barang!"
Gu Qingyou menyandarkan kepala di bahu Nyonya Jiang Dong, berkata riang, "Aku tahu Mama paling baik padaku!"
……
Saat Rui'er menurunkan kopernya, Gu Qingyou berdiri di depan jendela kaca kamar, mengirim SMS pada Jiang Jun——
Aku pindah ke rumah Mama untuk sementara waktu. Harap kau banyak istirahat, makan tepat waktu tiga kali sehari.
Setelah menekan tombol kirim, Gu Qingyou terpaku di depan jendela kaca cukup lama, baru kemudian meninggalkan kamar.
Gu Qingyou diantar Paman Ying ke Kediaman Keluarga Gu. Baru saja mobil masuk ke taman, Yaru sudah menyambut dari vila.
Ya, Yaru yang mengetahui kepindahannya ke Kediaman Gu, sengaja datang dari rumah Bibi Shu.
Saat Gu Qingyou turun sambil melindungi perutnya, Yaru yang menyambutnya buru-buru bertanya, "Kenapa tiba-tiba pindah ke sini?"
Gu Qingyou melirik Yaru. Yaru langsung paham keberadaan Paman Ying, sehingga tak bertanya lagi. Baru setelah mobil Paman Ying pergi, Yaru melanjutkan, "Mengapa tiba-tadi pindah ke Bibi Gu? Apakah benar tak mau berdamai dengan Direktur Jiang?"
Gu Qingyou menghela napas pelan, berkata dengan tenang, "Daripada terus menghindariku di perusahaan, lebih baik aku pindah ke sini bersama Mama. Dengan begitu setidaknya ia bisa beristirahat dengan nyaman di rumah pada malam hari."
Yaru membelalakkan matanya, "Kau bilang Direktur Jiang sudah kembali?"
Gu Qingyou mengangguk, "Baru pagi tiba."
"Dia kembali tapi tak memberitahumu?"
Baru setelah mengucapkan ini Yaru menyadari mulutnya terlalu ceplas-ceplosan, segera menutup bibirnya dengan tangan.
Gu Qingyou tersenyum pada Yaru. "Tidak apa... Sudah kukatakan sebelumnya, saat ulang tahun Nyonya Jiang Dong aku tak menunggu kepulangannya. Ini membuktikan dia tak berniat berdamai denganku."
Yaru memandangnya dengan pilu, suaranya serak, "Jadi kau benar-benar berencana meninggalkan Direktur Jiang setelah empat bulan?"
Gu Qingyou menarik napas dalam-dalam, menatap pegunungan di kejauhan sambil tersenyum tipis, "Aku tak ingin hidupnya menderita."
Dia tahu pernikahan ini dipertahankan hanya karena kedua anak mereka. Tapi seperti yang pernah diutarakan pada Yaru, jika hubungan mereka tetap buruk mesipun bersama, mempertahankan pernikahan ini tak ada artinya. Karena pada akhirnya anak-anak akan merasakannya...
Maka, daripada dipaksakan, lebih baik dilepaskan...
Usianya masih muda, begitu berbakat. Di masa depan akan ada wanita baik yang sesungguhnya untuknya. Tak perlu mengorbankan seumur hidup bersamaku.
Yaru hendak berbicara lagi, tapi tiba-tiba Tante Qu muncul dari vila. "Xiao You."
Gu Qingyou menyungging senyum. "Tante Qu."
"Xinmei memanggilmu ke kamarnya."
"Baik."
……
Gu Qingyou tahu Ibu pasti bingung dengan kepulangannya kali ini, tapi tak disangka sang ibu langsung menebak bahwa ini ada hubungannya dengan masalah hubungannya dengan Jiang Jun.
Pada ketukan ini, Gu Xinmei duduk di kursi roda, menggenggam erat tangan putrinya sambil berbisik penuh kasih, "Beritahu Ibu, sebenarnya apa yang terjadi?"
