Bab 535 Sangat Bersedia Punya Anak Lagi
Jiang Jun menatapnya, suaranya lembut. "Pusing di kepala sebelum melahirkan sebenarnya pertanda sebelum persalinan, tapi kasus seperti ini jarang terjadi, mungkin terkait kondisi fisik masing-masing. Makanya Dokter Lin juga mengira itu hanya kecemasan prenatal. Aku pun awalnya tidak memperhatikan... Sampai kau pusing dan memanggilku. Kulihat keringat dingin terus mengucur di tubuhmu, setelah masuk mobil kesadaranmu semakin melemah. Baru saat itu aku menyadari kemungkinan anemia mendadak. Aku segera menyuruh Dokter Lin mempersiapkan operasi caesar... Begitu tiba di rumah sakit, operasi langsung dilakukan. Setelah pemeriksaan, dokter memastikan gejala sebelumnya memang anemia mendadak. Andai saat itu penilaianku salah, tidak segera mengantarmu ke kamar operasi, anemia mendadak bisa memicu emboli air ketuban. Akibatnya tak terbayangkan."
Mendengar kata "emboli air ketuban" dari Jiang Jun, Gu Qingyou menarik napas dingin.
Dia tahu emboli air ketuban adalah komplikasi persalinan yang terjadi secara mendadak. Begitu terjadi, akan menyebabkan kerusakan fungsi organ, gagal jantung dan paru-paru. Seketika bisa merenggut nyawa pasien. Penyakit ini jarang muncul tapi mortalitasnya sangat tinggi.
Pantas saja tadi Yaru bilang nyawanya nyaris melayang saat melahirkan.
Dokter Lin kebetulan masuk ke ruangan. Mendengar percakapan mereka, ia tersenyum. "Benar, Nyonya Jiang. Andai saat itu Direktur Jiang tidak tenang membuat keputusan, menyuruh kami bersiap darurat, bahkan satu detik keterlambatan pun bisa membuat akibatnya lebih buruk dari bayangan."
Gu Qingyou menatap kosong ke arah Jiang Jun, bertanya, "Bagaimana kau tahu anemia mendadak bisa memicu emboli air ketuban?"
Dokter Lin mendekat untuk memeriksa infusnya, sambil berkata, "Pertanyaan ini juga pernah kusampaikan pada Direktur Jiang..."
Seketika tatapan Gu Qingyou beralih ke Dokter Lin.
Sorot mata Dokter Lin memancarkan kedengkian saat memandang Gu Qingyou, "Rupanya sebelum Nyonya Jiang melahirkan, Direktur Jiang terus memantau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persalinan normal dan operasi caesar. Kebetulan beliau menemukan kasus dimana pasien mengalami emboli air ketuban akibat anemia mendadak, sehingga bisa langsung mengambil tindakan saat itu..." Di sini Dokter Lin menambahkan, "Nyonya Jiang, Direktur Jiang sangat perhatian."
Gu Qingyou memandang Jiang Jun dengan ragu, terbata-bata, "Kau... kau terus memantau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persalinan normal dan operasi caesar?"
Setelah memastikan kondisi Gu Qingyou normal, Dokter Lin segera minggir dari kamar pasien.
Ketika keheningan kembali menyelimuti kamar pasien, Jiang Jun akhirnya bersuara, "Meluangkan waktu untuk memahami hal-hal penting ini demi menjamin keselamatanmu dan si kecil, bukankah itu yang utama?"
Hidung Gu Qingyou tiba-tiba terasa pedih, kehangatan mengalir dari relung hatinya.
Dia tahu betapa sibuknya pria itu, tapi ternyata ia menyempatkan diri mempelajari prosedur persalinan untuk wanita.
Andai saja tak ada ketulusan dalam hatinya, untuk apa bersusah payah demikian?
Pada ketukan ini, Gu Qingyou ingin sekali merangkulnya, sayang bekas operasi caesar masih membatasi geraknya.
"Jun..." panggil Gu Qingyou dengan suara parau.
Jiang Jun menatapnya dengan mata yang gelap dan dalam, "Ya?"
Gu Qingyou tiba-tiba merasa berani, berkata dengan serius, "Terakhir kali di Sukresih, masih ada hal yang belum kujelaskan padamu..."
Mengingat dia peduli padanya, mengapa mereka harus saling menyiksa?
Mendengar ini, alis Jiang Jun sedikit berkerut, "Bukankah kita sudah sepakat tidak membahas hal-hal yang sudah berlalu?"
Gu Qingyou menggelengkan kepala pelan, suaranya semakin parau, "Aku tahu aku telah mengecewakanmu, tapi tetap harus kukatakan... Setelah foto dan rekaman itu muncul, awalnya aku tidak langsung ingin meninggalkanmu dan anak kita. Aku pernah berpikir untuk jujur dan menghadapi ini bersamamu, sampai kau tidak datang ke acara ulang tahun Ibu... Hal ini membuatku mengira kau sudah tak punya niat untuk rujuk, hanya mempertahankan pernikahan kita karena anak. Aku mempertimbangkan status Guan Yumo, baru memutuskan pergi. Bukan karena egois ingin lari dari semua ini..."
Jiang Jun lama terdiam, membuat Gu Qingyou tak tahu apa yang dipikirkannya. Dia melanjutkan, "Maukah kau memaafkanku? Aku tak ingin hubungan kita hanya tampak baik di luar tapi tanpa komunikasi batin... Bisakah kita kembali seperti dulu?"
"Pasien yang baru melahirkan tidak boleh menangis, ini tidak baik untuk mata." Jiang Jun mengulurkan tangan menyeka air mata di sudut mata Gu Qingyou.
Gu Qingyou tiba-tiba menggenggam tangan Jiang Jun.
Jiang Jun menghentikan gerakannya, menatapnya. "Kau tahu kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk gerakan besar."
Gu Qingyou tersekat berkata, "Rasa sakitku ini mana bisa dibandingkan dengan luka di relung hatimu? Aku sudah tahu salahku... Jun, maafkan aku, mari kita berdamai, ya?"
Seumur hidupnya, Gu Qingyou tak pernah meminta pada siapapun. Betapapun sulitnya hidup, ia tetap tegar bertahan.
Tapi sekarang...
Di hadapan pria yang paling dicintainya, ia tak sanggup lagi mempertahankan kesombongan itu.
Ia tak ingin lagi dekat namun berjarak dengannya...
Empat bulan terakhir setiap malam mereka tidur di ranjang yang sama, tapi punggungnya selalu membelakanginya. Hatinya seolah ditusuk pisau...
Ia hanya berharap ia memberi satu kesempatan lagi, dan di masa depan tak akan lagi mengecewakannya...
Jiang Jun mendesah pelan, "Setelah kau pulang dari RS, kita akan bicara serius soal ini, setuju?"
"Kau mau memberiku kesempatan membahas ini?" sorot mata Gu Qingyou berbinar.
Jiang Jun menatapnya lembut, "Masa iya aku tak mau."
Mata Gu Qingyou memerah, air mata bahagia menggenang di pelupuknya. Kali ini tangisannya adalah luapan sukacita.
……
Saat fajar menyingsing, Gu Qingyou akhirnya bertemu putrinya.
Bayi itu lahir cukup bulan, kulitnya mulus tanpa keriput, gemuk menggemaskan. Semua berebut ingin menggendong.
Melihat adegan ini, Gu Qingyou merasa lega. Tiba-tiba ia teringat mimpi aneh yang pernah dialaminya dulu.
Dalam mimpi, Jiang Jun membuat banyak lelucon karena gugup saat dirinya melahirkan. Setelahnya, semua orang berkumpul melihat anak itu dan menertawakan Jiang Jun...
Namun dalam kenyataannya, Jiang Jun tetap tenang dan terkendali. Di saat-saat berbahaya yang dialaminya, ia segera mengambil keputusan. Kini meski semua orang juga mengelilingi bayi, yang mereka bahas adalah pengalaman nyaris mati sembilan kali dirinya saat melahirkan ini.
Ini membuat Gu Qingyou menyadari, ia kembali berhutang nyawa pada Jiang Jun...
Sebelumnya Jiang Jun telah berkali-kali menyelamatkannya, bahkan demi dirinya nekat melawan Dark Angel sampai hampir lumpuh seumur hidup...
Jadi kini ia tak bisa menghitung lagi berapa banyak hutang nyawa yang ia tanggung padanya.
Saat Gu Qingyou tenggelam dalam pikiran sendiri, Qu Xiaomei tiba-tiba bertanya pada Jiang Jun, "Direktur Jiang, tadi saya dengar Nyonya Jiang Dong bilang, ia tak akan menolak lebih banyak cucu... Jadi, apakah Anda dan Qingyou masih berencana punya anak lagi?"
Gu Qingyou tersentak oleh pertanyaan Qu Xiaomei, memandang Jiang Jun.
Nyonya Jiang Dong segera menyela, "Aku hanya bercanda... Kali ini Qingyou sudah melalui situasi begitu berbahaya saat melahirkan. Aku tak ingin ia kelelahan lagi."
Saat itu Yaru mengedipkan mata pada Gu Qingyou, berkata dengan nada jenaka, "Iya dong... Aku juga penasaran apakah Direktur Jiang dan Qingyou akan punya anak lagi. Seandainya kali ini Qingyou tidak mengalami bahaya..."
Gu Qingyou tahu pertanyaan Yaru ini sengaja untuk menguji Jiang Jun. Yaru ingin tahu apakah Jiang Jun sudah memaafkannya.
Karenanya, Gu Qingyou saat ini menahan napas, juga di relung hati mengharapkan jawaban Jiang Jun.
Pada detik berikutnya, di tengah harapan orang-orang, Jiang Jun memandangnya, dengan suara lembut berkata, "Jika tidak mempermasalahkan Qingyou yang kelelahan dan bahaya saat melahirkan, aku sangat bersedia untuk memiliki anak kita lagi bersama Qingyou."
Begitu kalimat Jiang Jun terucap, aliran hangat muncul di dada Gu Qingyou.
Maksudnya - mereka akan memiliki Yi Hou, dengan kata lain dia sudah memaafkannya, benarkah?
