BAB 538CIUMAN DAN PELUKAN ADALAH HAL BIASA
Gu Qingyou menggelengkan kepala, buru-buru berkata, "Kau sebelumnya tidak berkata begitu, kau bilang kau……"
Jiang Jun menyambung ucapan Gu Qingyou, "Dulu aku bilang 'Jika bukan karena terlalu mencintaimu, aku akan meninggalkanmu', ini karena saat itu anak belum lahir, aku tidak ingin melakukan hal yang melukaimu."
Gu Qingyou terpaku, aliran kepedihan membanjiri hidungnya……
"Aku tahu kenyataan ini terlalu kejam bagimu, aku minta maaf." Jiang Jun tanpa ekspresi, secara lahiriah tak terlihat emosinya.
Gu Qingyou menatapnya kosong, "Jadi jika aku tidak sengaja menanyakan ini, kau tidak akan jujur padaku, ya?"
"Benar, lagipula pernikahan kita harus dipertahankan." Jiang Jun berkata demikian.
"Tapi pernikahan seperti ini apa artinya meski dipertahankan?" Gu Qingyou bertanya pilu, "Menurutmu perasaan kita buruk, Mumu tidak menyadarinya?"
"Menurutku ini bukan masalah, setidaknya sekarang Mumu juga belum merasakan kelainan apapun, kan?" Nada suara Jiang Jun tenang.
"Maksudmu……kita akan menjadi pasangan suami-istri tanpa hati?" Suara Gu Qingyou redup, relung hati dipenuhi kepiluan tak terhingga.
Ia menatap dalam-dalam matanya, ingin menemukan jejak ketidakikhlasan dalam tatapan dinginnya, namun tak berhasil……
Saat ini ia seolah berada di luar masalah, semua suka dukanya tak terkait dengannya.
"Selain pertukaran spiritual, segalanya seperti biasa."
Ucapannya terlalu biasa.
Segalanya seperti biasa? Gu Qingyou tertawa getir.
"Segalanya seperti biasa" yang ia ucapkan, bagi dia adalah sebuah cemoohan. Ia menertawakan konsekuensi yang harus dia tanggung sendiri hingga hari ini, sambil masih 'baik hati' menjaga muka dirinya.
"Jun... Katakan padaku, benarkah kau tak mungkin memaafkanku lagi?" Gu Qingyou menoleh, bertanya datar padanya.
Jiang Jun tak menunjukkan reaksi jelas, namun juga tidak menjawab.
"Aku tahu baik itu menyembunyikan masa lalu maupun keputusanku pergi, semuanya sangat mengecewakanmu." Gu Qingyou tersenyum getir di saat ini. "Tapi benarkah tak bisa dimaafkan? Demi perasaan kita dulu, demi anak, sungguhkah kau tak bisa memberi kesempatan lagi pada kita?" Dengan tenang, Gu Qingyou bertanya lagi padanya.
Hampir seperti permohonan, nada bicaranya terdengar.
Ekspresi Jiang Jun tetap datar, "Bukan soal maaf atau tidak. Sudah kukatakan, aku akan mencoba untuk mencintai. Tapi sebelum itu, kita tak mungkin kembali ke masa lalu."
"Kau hanya menerima diriku yang sekarang ini demi keluarga dan anak, bukan?" Gu Qingyou bertanya polos. Senyuman di wajah anggunnya tak pudar, hanya kehilangan warna darah.
Jiang Jun tetap diam.
Persetujuan diam-diam Jiang Jun menusuk dada Gu Qingyou dengan nestapa yang dalam. Tatapan tanpa emosi pria itu telah menjawab segalanya.
“Aku mengerti...” Menghindari pandangan, Gu Qingyou perlahan membalikkan tubuh ke arah sofa, membelakangi dia. "Terima kasih telah memberitahukan kenyataan padaku, bukan membuatku seperti orang bodoh yang polos mengira kita masih bisa kembali... Aku tidak akan menyalahkanmu, karena aku tahu betapa kau kecewa padaku... Aku minta maaf..." Gu Qingyou bergumam lirih, wajahnya tersenyum.
Air mata mengalir di sudut mata, diam-diam membasahi bantal sofa.
"Aku akan melihat Xi Xi, sekalian menggendongnya ke sini."
Seolah tak melihat kesedihan Gu Qingyou, Jiang Jun bangkit dari sofa.
Tapi Gu Qingyou tidak tahu, di saat Jiang Jun berdiri, ada sekejap mata tatapannya terlihat begitu rumit.
Keluar dari kamar, mungkin kebetulan bertemu Rui'er, Jiang Jun memerintahkan, "Qingyou perlu mengelap badan, bantulah dia."
Benar, karena baru selesai operasi caesar seminggu yang lalu, Gu Qingyou sekarang belum boleh mandi, hanya bisa mengelap badan.
Mendengar perintah Jiang Jun dari dalam kamar, Gu Qingyou cepat-cepat mengusap air mata, membuka matanya lebar-lebar agar air mata tak terkumpul lagi di orbit mata, membuat dirinya terlihat baik-baik saja.
Rui'er masuk dari luar, benar-benar tak menyadari kelainannya, berkata hormat, "Nyonya Muda, saya akan ambilkan air untukmu."
Gu Qingyou mengangguk.
Setelah Rui'er masuk ke kamar mandi, air mata Gu Qingyou tetap tak terkendali jatuh, tapi ia hanya bisa terus membuka matanya lebar-lebar.
Ia jelas-jelas memberitahunya bahwa masih ada harapan di antara mereka, jawabannya terhadap pertanyaan Yaru juga terdengar begitu nyata...
Mengapa semua ini hanya kebohongan belaka?
Meskipun tujuannya untuk menghiburnya, membuatnya tenang melahirkan anak, tapi apakah ia tahu betapa sakitnya hati wanita ini saat ini?
Perasaan itu bagai jantung yang sudah layu disuntikkan setetes darah olehnya, hidup kembali, tapi setelah kebangkitan itu ia justru menyiksa jantung ini dengan kejam, tak memberi jalan untuk hidup...
Dia begitu menderita, proses dari keputusasaan menuju harapan lalu kembali ke jurang keputusasaan ini benar-benar tak bisa ditahannya...
……
Pada saat yang sama.
Guan Yumo berdiri di depan jendela kaca ruang tamu, menatap permukaan laut yang gelap dan tenang di balik kelamnya malam.
Mai Li memasuki ruang tamu, melihat Guan Yumo sedang dalam keadaan merenung, tak berani membuat suara yang mengganggu.
Tapi Guan Yumo sudah tersadar, melirik bayangan Mai Li yang terpantul di jendela kaca, bertanya, "Bagaimana?"
Mai Li baru membuka mulut dengan sopan, "Tuan, maksud para pemimpin lain adalah di ujung dunia mana tak ada rumput hijau, Tuan tak perlu merugi demi kepentingan seluruh Dark Angel hanya untuk seorang wanita."
Guan Yumo mendengus ringan, "Dua orang itu benar-benar oportunis!"
Mai Li sangat paham hubungan Guan Yumo dengan dua pemimpin lain yang erat seperti saudara, jika Guan Yumo nekat, kedua pemimpin itu pada akhirnya akan menyetujui juga. Mai Li pun mencoba bertanya, "Lalu apakah Tuan masih akan melanjutkan rencana untuk menghadapi Direktur Jiang?"
Guan Yumo mengangkat sudut bibirnya, "Apakah pantas aku menciptakan musuh sehebat ini demi seorang wanita yang tak kucintai?"
Mai Li mengangkat kepalanya, "Lalu maksud Tuan menanyakan tentang dua pemimpin lainnya..."
Guan Yumo tersenyum rileks, "Aku ingin membuat mereka merasa berhutang budi padaku. Dengan begitu, nanti aku bisa dengan bebas bermalas-malasan sambil menyerahkan semua urusan Dark Angel kepada mereka berdua..."
"Langkah brilian, Tuan!" puji Mai Li penuh kekaguman.
Perlu diketahui, meski Dark Angel memiliki tiga pemimpin, tak satu pun dari mereka yang bersedia menangani urusan organisasi. Karenanya, ketiganya selalu bergiliran pergi ke Eropa untuk menjaga kewibawaan. Saat satu pemimpin bertugas, dua lainnya akan menjelajahi dunia dengan bebas...
Guan Yumo sendiri baru saja menyelesaikan tugas empat bulan di Eropa sebelum kembali ke pulau ini.
Kini dengan hutang budi yang dimiliki dua pemimpin lainnya, kecil kemungkinan mereka akan meminta Guan Yumo kembali ke Eropa dalam waktu dekat!
"Tapi sepertinya Gu Qingyou sudah berdamai dengan Jiang Jun. Ini benar-benar di luar perkiraanku... Kukira Jiang Jun takkan memaafkannya. Rupanya cinta sejati masih ada," ujar Guan Yumo dengan nada mengejek.
Mai Li mencoba bertanya, "Apakah Tuan masih berniat merusak hubungan Direktur Jiang dan Nona Gu..."
"Merusak? Justru aku sedang membantu Direktur Jiang. Wanita seperti itu tak pantas mendapatkan kesetiaan mutlak dari pria hebat sepertinya, bukan?" Senyum samar mengembang di bibir Guan Yumo.
“Tapi ada satu hal yang agak tidak biasa…” Mai Li tiba-tiba berkata.
“Oh?” Minat Guan Yumo muncul, ia berjalan ke rak minuman dan menuangkan dua gelas arak untuk diri sendiri serta Mai Li.
Saat menerima gelas, Mai Li berkata, “Aku sudah menyelidiki pelayan Keluarga Jiang. Katanya… Direktur Jiang dulu sangat memanjakan Nona Gu, pelukan dan ciuman adalah hal biasa. Tapi sejak Nona Gu pulang dari rumah sakit setelah melahirkan, sepertinya hubungan mereka tidak serumah dulu…”
