Bab 553: Mengungkap Semua
Saat melihat Jiang Jun keluar selamat dari kantor pusat Dark Angel, Ye Shuo dan Que Yan menghela napas lega, lalu buru-buru menyambutnya.
"Jun, seumur hidupku belum pernah segemetar ini." Que Yan masih mengusap keringat dingin di dahinya.
Markas Dark Angel di Prancis memang tampak seperti peternakan biasa. Tapi saat melangkah masuk, bangunan hitam berteknologi tinggi itu langsung mencolok. Sistem pengenalan retina pupil di pintunya bahkan tak memberi kesempatan sekilas pun mengintip interior. Namun Jiang Jun berani masuk sendirian.
Konon, siapapun yang masuk tanpa diundang—seperti Jiang Jun hari ini—akan didengarkan alasan kedatangannya. Tapi apapun alasannya... akhirnya mereka akan keluar menjadi mayat.
“Jadi bisa dibayangkan, betapa paniknya Que Yan saat Jiang Jun masuk sendirian ke dalam markas Dark Angel.”
Jiang Jun tidak menghibur Que Yan yang terkejut, dengan tenang memerintahkan Ye Shuo, “Suruh seseorang mengantar Mu Ying kembali ke Paris.”
Ye Shuo segera melaksanakan perintah dan mengatur orang untuk itu.
Sebelum pergi, Mu Ying menatap Jiang Jun dan berkata tulus, “Kudoakan agar kau dan Gu Qingyou bisa segera bersatu kembali.”
Jiang Jun menjawab datar dengan dua kata, “Terima kasih.”
Di balik sorot mata Mu Ying terlihat kesedihan yang mendalam, tapi dia tidak berkata apa-apa lagi, hanya berbalik dan pergi mengikuti orang yang diatur Ye Shuo.
Saat duduk di mobil yang menjauh dari markas Dark Angel, Que Yan bertanya, “Urusan Qingyou sudah selesai?”
“Ya.”
Jiang Jun hanya menjawab satu kata itu. Karena kelelahan, dia kini bersandar di sandaran kursi sambil menutup matanya beristirahat.
Que Yan sangat paham bahwa Jiang Jun tidak pernah bertindak tanpa persiapan. Fakta bahwa dia bisa keluar dengan selamat dari markas Dark Angel membuktikan hal itu. Que Yan bertanya lagi, “Kalau begitu apa kita juga akan kembali ke Paris sekarang?”
Jiang Jun berkata, “Ke bandara, terbang ke Australia.”
“Baik.” Ye Shuo sedikit menambah kecepatan mobil.
Tiba-tiba, ponsel Jiang Jun bergetar.
Jiang Jun mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, baru membuka matanya. Saat melihat nomor yang terpampang di layar, alisnya berkerut dalam-dalam, seolah mendapat firasat buruk.
“Bicaralah.”
Setelah mengangkat telepon itu, ekspresi wajah Jiang Jun semakin muram, namun kelelahan di raut wajahnya lenyap seketika, sepasang mata gelap yang kejam terperangkap dalam kedalaman yang tak terukur.
Que Yan yang duduk di kursi penumpang, menyadari perubahan ekspresi Jiang Jun, bertanya penuh perhatian, "Ada apa?"
Alih-alih menjawab Que Yan, Jiang Jun mengambil laptop di sampingnya dan langsung meletakkannya di pangkuannya yang terbentang.
Membuka komputer, jari-jari panjang beruas jelas miliknya dengan cepat mengetik keyboard beberapa kali, hingga gambar dari kamera pengawas muncul di hadapannya.
Tak disangka, rekaman yang terpantau bukan lagi kamar tempat Gu Qingyou berada, melainkan sebuah ruang tamu yang dikelilingi laut di tiga sisi, di mana di sofa terlihat Guan Yumo duduk dengan ekspresi tenang.
Wajah Jiang Jun menjadi suram.
Guan Yumo menyunggingkan senyuman di bibir, "Direktur Jiang, sudah kubicarakan sebelumnya, Gu Qingyou tak pantas kau cari kembali!"
Suara dingin Jiang Jun terdengar, "Di mana dia?"
"Bagus, rupanya pengkhianat di antara bawahanku sudah memberitahumu bahwa aku telah menemukan rahasia bola kristal dan memindahkan Gu Qingyou."
Ekspresi Jiang Jun mulai berubah sangat muram, sepasang mata dingin bak bintang es memancarkan tatapan yang seolah bisa membunuh.
"Tak perlu kau tatap aku seperti itu, Direktur Jiang, karena saat ini bahkan aku pun tak tahu di mana Gu Qingyou berada." Guan Yumo berkata demikian.
Wajah tampan Jiang Jun berkedut halus, kembali bertanya, "Di mana dia?"
Guan Yumo berkata dengan tenang, "Sudah lama dikatakan bahwa Direktur Jiang adalah orang yang tak menunjukkan emosi di wajah. Setelah beberapa kali berurusan denganmu, memang terbukti bahwa Dirjen Jiang memang demikian. Jadi, kemarahan yang jelas ditunjukkan Jiang Jun saat ini pastilah karena kekhawatirannya yang besar pada Gu Qingyou."
Jiang Jun mengambil ponselnya dan memencet deretan nomor telepon.
Melihat hal itu melalui komputer, Guan Yumo tersenyum dan berkata, "Dirjen Jiang tak perlu buru-buru menyelidiki jejak Gu Qingyou. Meski aku tak tahu di mana lokasinya sekarang, aku tahu dengan siapa dia bersama saat ini."
Tatapan Jiang Jun menyala bagai obor, melotot ke arah Guan Yumo.
Guan Yumo melanjutkan dengan suara lembut, "Kurasa Bi Shufen-lah yang memberitahu Chi Yifeng tentang kepergian Gu Qingyou. Belakangan ini Chi Yifeng terus mencari jejak Gu Qingyou. Maka kali ini, kumainkan situasi dengan menyerahkan Gu Qingyou padanya... Namun, dengan niat baik kuingatkan Chi Yifeng bahwa alasan Gu Qingyou pergi adalah karena luka yang kau timpakan padanya. Bahkan kuperdengarkan rekaman ucapanmu padanya semalam dari fitur rekam ponselku... Saat melihat video itu, wajah Chi Yifeng pucat pasi bagai wajahmu saat ini... Meski tak bersuara, kurasa begitu orangku berhasil memindahkan Gu Qingyou ke sisi Chi Yifeng, dia pasti punya cara agar kau tak bisa menemukannya. Dan kau takkan pernah bisa membuka mulutnya - ingatlah, demi Gu Qingyou dia bahkan rela mengorbankan nyawanya!"
Meskipun di ujung kamera pengawas Guan Yumo berkata demikian, Jiang Jun tetap memerintahkan bawahannya melalui ponsel untuk menyelidiki jejak Chi Yifeng.
Guan Yumo melanjutkan, "Oh ya, dua sahabat karibku sudah menelepon dan memaksa saya untuk menyerahkan bukti pemaksaan terhadap Gu Qingyou kepada Anda. Meski tak tahu bagaimana Anda berunding dengan mereka, tapi harus kukatakan... Tuan Jiang, saya sangat mengagumi Anda! Sebab berani bertransaksi dengan pemimpin Dark Angel, Anda orang pertama yang masih hidup dan sukses. Suatu hari nanti pasti akan kuminta petuah rahasia kesuksesan transaksi ini!"
Jiang Jun tak melanjutkan mendengar omongan Guan Yumo. Ia langsung menekan layar laptopnya.
Que Yan dan Ye Shuo yang berada di mobil yang sama sudah tahu Gu Qingyou dipindahkan. Saat ini mereka menahan napas, tak berani bersuara, khawatir memancing amarah Jiang Jun yang sedang murung.
Tak lama kemudian, ponsel Jiang Jun bergetar.
Jiang Jun mengangkat telepon dengan wajah datar, namun tatapannya dingin menusuk. "Lapor."
"Tuan Jiang, Tuan Chi sedang di kantor pusat Grup Mu di New York," lapor bawahan.
Jiang Jun memutuskan sambungan dengan dingin. "Ganti rute ke New York."
"Siap!" Ye Shuo menginjak gas, kembali meningkatkan kecepatan.
……
Chi Yifeng sama sekali tak menyangka. Saat melihat Gu Qingyou kembali, dia terlihat pucat terbaring di ranjang pasien. Andai bukan karena infus di pergelangan tangannya dan naik-turun dada lemah yang membuktikan dia masih bernapas, Chi Yifeng pasti mengira Gu Qingyou di hadapannya sudah tiada...
Chi Yifeng mengatup kedua tinjunya dengan erat, menggigit gigi dalam kemarahan, "Aku memilih menyerah, tapi beginikah caranya ia memperlakukannya?"
Mu Rong melapor, "Yifeng, ini bukan saatnya marah. Kau bilang akan memindahkan Nona Gu, sekarang harus segera dilakukan karena Direktur Jiang mungkin sudah dalam penerbangan ke New York..."
Chi Yifeng perlahan melepaskan tinjunya, namun tangannya gemetar menahan kesabaran. "Segera atur pemindahan Qingyou... Qingyou, aku tak akan membiarkan siapa pun menyakitimu!"
