Bab 554 Tiba di New York

　　　　Bab 554 Tiba di New York 　　　　Mai Li tak mengerti mengapa Guan Yumo menyerahkan Gu Qingyou ke Chi Yifeng. Jika sudah tahu ada sistem pelacakan GPS di bola kristal, mengapa Guan Yumo tak langsung memindahkannya dari pulau ke tempat lain, tapi malah memberikannya pada Chi Yifeng? 　　　　Menghadapi keraguan dalam hati, Mai Li tak tahan bertanya, "Tuan, hamba benar-benar tak paham." 　　　　Guan Yumo duduk menghadap jendela kaca, memegang gelas wiski berwarna amber. Dengan wajah datar ia meneguk. "Kau tak perlu paham." 　　　　Mai Li merasakan suasana hati Guan Yumo sangat buruk. Tahu bahwa banyak bicara adalah tabu bagi bawahan, ia pun tak bertanya lagi. 　　　　Guan Yumo terus menyuntikkan wiski ke lehernya, membiarkan rasa terbakar mengamuk di tenggorokan. Rasa tak nyaman itu baru sedikit mereda. 　　　　Ya, saat ini dalam pikirannya terus terbayang wajah Gu Qingyou yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang. 　　　　Hatinya tersayat rasa sakit yang samar. 　　　　Selama ini ia selalu ingin menyiksa dia hingga titik nadir, membuatnya kehilangan segalanya dan hanya bisa mengulur ajal. 　　　　Namun ketika rencana jahatnya benar-benar menjerumuskannya ke jurang ini, baru ia sadar bahwa ternyata ia tak tega. 　　　　Saat itu, memandangi wajah pucatnya yang lirih bagai benang di ranjang, dorongan untuk memeluk dan merawatnya dalam dekapan begitu kuat—ia sangat takut kalau-kalau dia tak akan pernah terbangun lagi... 　　　　Ia mencoba membayangkan: jika dunia ini benar-benar kehilangannya, akankah ia bahagia? 　　　　Sekedar imajinasi sesaat itu saja, tiba-tiba dunianya serasa muram, rasa pedih yang tak terucap merambat dari relung hati terdalam ke seluruh tubuhnya. 　　　　Tiba-tiba ia tersadar: ia takut kehilangannya, karena masih peduli... bahkan sebenarnya sejak dulu ia tak pernah berhenti peduli, tak pernah benar-benar melupakannya. 　　　　Semua tindakan balas dendamnya bukanlah kebencian, melainkan cinta—ia masih berharap dia akan kembali, maka ia nekat merusak hubungannya dengan Jiang Jun... 　　　　Tapi ia tak menyangka cintanya pada Jiang Jun ternyata sedalam itu... 　　　　Cukup sepatah kata dari Jiang Jun di telepon, tekad hidup Gu Qingyou langsung runtuh... 　　　　Dulu ia mengira dia kuat, tapi baru kini tahu betapa rentannya dia sebenarnya. 　　　　Namun dia salah paham pada Jiang Jun. Tanpa disadarinya, sebenarnya Jiang Jun peduli padanya. Andai tak peduli, Jiang Jun tak akan merencanakan sematang ini untuk menyelesaikan kegelisahannya di masa depan. Nada bicara Jiang Jun sebelumnya juga mengonfirmasi kepeduliannya, karena permintaan Jiang Jun yang begitu negas menunjukkan kesediaannya menempuh segala cara demi dirinya. Bahkan Jiang Jun tak takut bermusuhan dengannya... 　　　　Perlu diketahui, ketidaktakutan Jiang Jun bermusuhan membuktikan bahwa demi Gu Qingyou, ia rela mengorbankan nyawa... 　　　　Perasaan seperti ini, kalau bukan cinta, lalu apa lagi? 　　　　Maka, ia menyerahkan Gu Qingyou kepada Chi Yifeng... 　　　　Ya, ia merasa sudah cukup... 　　　　Ia tak sanggup lagi menyiksa dan menghukum Gu Qingyou seperti ini... 　　　　Ia memutuskan melepaskannya, membiarkannya kembali ke sisi Jiang Jun, kembali menjadi Gu Qingyou yang bahagia dan tak perlu khawatir seperti dulu... 　　　　Meski tahu akan menyesal nanti, ia tak punya pilihan lagi. Takdir telah menentukan mustahilnya melanjutkan hubungan sebelumnya. Hatinya kini sepenuhnya dikuasai Jiang Jun... 　　　　Kini yang ia inginkan hanyalah dia tetap hidup, hidup dengan baik... 　　　　"Keserakahan akan harta dan status" di masa lalunya, setelah penjelasannya, ia paham bahwa saat itu Qingyou juga tak punya pilihan... 　　　　Jadi, hanya bisa dikatakan bahwa sejak awal mereka memang tak berjodoh. 　　　　Dia takdirnya bukan miliknya, sementara ia terkutuk untuk selamanya mengubur perasaan ini dalam relung hati. 　　　　…… 　　　　Di dalam pesawat pribadi yang menuju New York, Jiang Jun duduk menyendiri di sofa luas kabin kapal, tenggelam dalam lautan pikiran. 　　　　Que Yan adalah seorang yang berwatak keras. Ia sangat ingin mengetahui isi pikiran Jiang Jun. Ia ingin tahu apakah Jiang Jun sekarang ini sudah memiliki strategi. 　　　　Akhirnya, Que Yan tak bisa menahan diri untuk memotong alur pikiran Jiang Jun, "Aku rasa saat ini Chi Yifeng pasti sedang sibuk memindahkan Qingyou... Meski Chi Yifeng tidak memiliki kemampuan Guan Yumo, tapi ia juga orang pintar. Jika ia benar-benar memindahkan Qingyou ke tempat yang tak diketahui orang, kau mungkin akan menghabiskan banyak tenaga untuk mencarinya. Semakin lama kau dan Qingyou terpisah, kesalahpahaman Qingyou padamu akan semakin dalam. Saat kau menemukan Qingyou nanti, kurasa Qingyou tak akan percaya lagi padamu..." 　　　　Jiang Jun menyandarkan kepala di sofa, matanya masih terpejam. Dengan nada datar ia berkata, "Aku dan Qingyou tidak akan terpisah. Chi Yifeng tidak mungkin bisa memindahkan Qingyou dengan lancar." 　　　　"Mengapa?" Que Yan sangat bingung melihat ketenangan Jiang Jun saat ini. Apakah Jiang Jun sebenarnya sudah punya strategi, dan strategi itu sedang dijalankan? 　　　　Benar seperti dugaan... 　　　　Suara Jiang Jun tetap tenang tanpa gejolak, "Sudah kuperintahkan orang di New York untuk menghalangi Chi Yifeng. Jika tidak ada hambatan, orang ini akan berhasil menghentikannya." 　　　　"Ah?!" Que Yan terkejut. "Apakah saat naik pesawat tadi kau sedang menelepon orang itu?" Saat itu ia mengira Jiang Jun sedang menyuruh orang melacak keberadaan Qingyou. 　　　　"Ya." Jiang Jun masih menutup matanya dengan wajah kaku, seolah sedang mempersiapkan diri untuk pertarungan yang akan datang. 　　　　Que Yan menghela napas lega, tapi di relung hatinya masih penuh keraguan: Siapakah orang yang diperintah Jiang Jun untuk menghentikan Chi Yifeng itu? 　　　　…… 　　　　Keluarga Mu memiliki sebuah kawasan terlarang di Amerika Serikat. 　　　　Tempat itu dibangun oleh leluhur keluarga Mu sebagai tempat perlindungan jika suatu saat keluarga mengalami celaka. Lokasi tempat perlindungan ini hanya diketahui oleh nahkoda keluarga Mu. Tempat ini dilengkapi segala kebutuhan hidup dan berada di area yang tidak tercatat di peta mana pun, membuat orang luar mustahil menemukannya. Oleh karena itu, Chi Yifeng memutuskan untuk memindahkan Gu Qingyou ke sana. 　　　　Meski disebut tempat perlindungan, lingkungannya sebenarnya sangat nyaman. Chi Yifeng yakin Gu Qingyou akan menyukai dan beradaptasi dengan tempat itu. 　　　　Namun Chi Yifeng tak menyangka bahwa Mu Xiao, sesepuh tertua keluarga Mu saat ini, akan datang secara pribadi ke apartemennya di pusat kota New York tepat ketika ia bersiap mengantar Gu Qingyou ke "tempat perlindungan" tersebut. 　　　　Ya, Mu Xiao adalah Paman yang disebut Mu Rong, juga paman dari ayah Chi Yifeng yaitu Mu Yuan. Chi Yifeng seharusnya memanggilnya Kakek. Sebagai sesepuh paling dihormati di keluarga Mu saat ini, bahkan Chi Yifeng selaku nahkoda Grup Mu tak bisa melawan kehendaknya. 　　　　"Yifeng, jangan lakukan hal bodoh ini. Seluruh keluarga Mu dan Grup Mu tidak mau bermusuhan dengan Jiang Jun. Aku ingin kau menahan Nyonya Jiang di sini sampai Direktur Jiang datang menjemputnya sendiri." 　　　　Sejak Chi Yifeng mengambil alih Grup Mu, ia hanya pernah bertemu Mu Xiao sekali. Saat itu, ketika semua orang gemetar menghadapi Mu Xiao yang tegas dan agung, Chi Yifeng telah menyadari bahwa posisi Mu Xiao dalam hierarki keluarga Mu adalah yang tertinggi. Kemampuannya menjadi nahkoda Grup Mu sepenuhnya bergantung pada keteguhan Mu Xiao. Andaikan saat itu Mu Xiao mendukung Mu Rong, maka nahkoda Grup Mu sekarang pastilah Mu Rong. 　　　　Dengan kata lain, jika Chi Yifeng saat ini bermusuhan dengan Mu Xiao, ia mungkin akan kehilangan posisi sebagai nahkoda Grup Mu.