Bab 561: Memaki Dokter Habis-habisan

　　　　Bab 561Memaki Dokter Habis-habisan 　　　　"Kau..." 　　　　Ia kembali mengancamnya. Saat dia melepaskan diri dari pelukannya dalam emosi, tiba-tiba ia menutupi bibirnya dengan ciuman. 　　　　Gu Qingyou seketika terpaku... 　　　　Saat Gu Qingyou tersadar, Jiang Jun sudah melepaskan bibirnya dan bangkit dari tepi ranjang. "Aku ada urusan ke perusahaan... Oh ya, aku tidak menyuruh Ye Shuo membawa Mumu dan Xixi ke sini. Karena aku ingin kau beristirahat dengan baik, jadi jika kau ingin bertemu mereka, pulihkanlah tubuhmu sebaik mungkin." 　　　　"Apa?!" 　　　　Gu Qingyou terkejut. Bukankah tadi ia menelepon Ye Shuo? 　　　　Senyum tipis mengembang di sudut bibir Jiang Jun sebelum ia membuka pintu dan meninggalkan kamar. 　　　　Pada 15 menit ini, Gu Qingyou baru menyadari bahwa Jiang Jun sama sekali tidak menelepon Ye Shuo tadi. Ia hanya merayunya agar tidak menangis. 　　　　…… 　　　　Gu Qingyou dibuat bingung oleh sikap Jiang Jun... 　　　　Setelah Jiang Jun pergi, dia terbaring di ranjang, gelisah bolak-balik. 　　　　Benarkah yang dikatakan Jiang Jun padanya? 　　　　Apakah dia merencanakan kepergiannya hanya agar Guan Yumo tak lagi membuat masalah, sementara pernyataan sebelumnya bahwa dia tak peduli padanya itu tidak benar? 　　　　Jiang Jun memiliki rasionalitas dan ketenangan luar biasa, selalu jelas membedakan setiap urusan. Jika saat ini dia hanya menahannya demi anak, pasti akan dijelaskan secara gamblang, bukan dengan alasan yang dicari-cari. 　　　　Jadi... dia sebenarnya peduli padanya? 　　　　Saat Gu Qingyou masih terpaku, terdengar ketukan lembut di pintu kamar. Dengan bingung dia menoleh, orang di luar sudah mendorong pintu masuk. 　　　　Baru saja dia mengenali Yaru, langsung dipeluk erat-erat olehnya. "Qingyou..." 　　　　Gu Qingyou hampir tersengal pelukan Yaru. Tangan yang tak terpasang infus menepuk-nepuk punggung sahabatnya. 　　　　Yaru baru tersadar, melepaskan pelukan. Gu Qingyou batuk beberapa kali sebelum napasnya kembali lancar. 　　　　"Kau ini mau mencekikku sampai mati!" suara lemah Gu Qingyou terdengar, kondisi fisiknya memang masih payah. 　　　　Yaru tersipu malu, tapi matanya yang basah berbinar bahagia. "Dasar wanita sialan... akhirnya kau kembali juga?" 　　　　Gu Qingyou hendak mengomel, mengingat dia baru pergi beberapa hari. Tapi air mata sahabatnya membuatnya merasa bersalah. Dia mengulurkan tangan. "Sudahlah... peluk aku..." 　　　　Yaru tanpa ragu membungkuk memeluknya. 　　　　Gu Qingyou menyandarkan diri di bahu Yaru, merasa sangat bersyukur bisa bertemu lagi dengan sahabatnya. Saat pergi dulu, dia mengira akan berpisah selamanya dengan keluarga dan teman-temannya. 　　　　"Bagaimana kau tahu aku di sini?" Suara Gu Qingyou terdengar serak karena haru. 　　　　Yaru perlahan melepas pelukan, mengusap air mata di matanya. "Ada yang memberitahuku." 　　　　"Ada yang?" Gu Qingyou mengernyit. 　　　　"Aku tiba-tiba dapat SMS. Pengirimnya bilang kau ada di Vila Lanxi. Setengah percaya setengah ragu, aku telepon Direktur Jiang untuk konfirmasi. Tak disangka dia bilang kau memang sudah pulang, jadi aku langsung bergegas ke sini..." Yaru berkata jujur. 　　　　Tak perlu ditebak lagi. Orang yang mengirim info lokasinya ke Yaru pastilah Que Yan. Di apartemen Chi Yifeng di New York, dia ingat juga melihatnya... 　　　　Que Yan sangat paham kekhawatiran Yaru, jadi langsung membocorkan keberadaannya. 　　　　Ini juga membuktikan meski tak berada di sisi Yaru, Que Yan diam-diam memperhatikannya. Sayang, Yaru tak menyadarinya... 　　　　Gu Qingyou menunduk malu. "Maaf, sudah membuat kalian khawatir..." 　　　　Yaru menggeleng kuat, menggenggam tangan temannya. "Yang penting kau pulang. Aku dan Bibi Shu sangat takut kehilanganmu selamanya... Tapi baru beberapa hari pergi, kok kondisimu bisa sekritis ini?" 　　　　"Aku baik-baik saja, cuma kedinginan..." Gu Qingyou menggambarkan kondisi kesehatannya dengan santai. 　　　　Yaru menarik hidungnya, "Kau masih menipuku... Sebelum naik ke atas, Direktur Jiang dan beberapa dokter sedang berdiskusi tentang kondisimu di ruang tamu. Dokter bilang tubuhmu sangat lemah, setidaknya harus istirahat total di ranjang selama 10 hari sampai dua minggu baru boleh turun, dan setelah itu harus fokus memulihkan tubuh, jika tidak kondisi fisikmu akan memburuk di masa depan..." 　　　　Gu Qingyou harus mengakui, dirinya sendiri yang membuat tubuhnya sampai seperti ini. Namun saat itu memang tekadnya untuk bertahan hidup sudah pupus, bahkan di saat tak sadarkan diri pun dia tak ingin bangun... 　　　　"Jangan khawatir, bukankah aku baik-baik saja?" Gu Qingyou berusaha keras menghibur sahabatnya. 　　　　Yaru buru-buru memasukkan tangan Qingyou ke dalam selimut, berkata serius, "Jangan banyak bicara lagi, istirahatlah yang baik. Aku akan menemanimu di sini... Nanti malam Bibi Shu juga akan datang menjengukmu." 　　　　Qingyou memang sudah kelelahan. Andai tidak tidur di pesawat selama itu, mungkin stamina tak cukup untuk bertahan sampai sekarang. Dengan patuh dia perlahan menutup mata, tapi tak lupa berpesan, "Jangan biarkan Bibi Shu datang dulu. Aku tak ingin dia khawatir. Bilang saja aku pergi ke rumah Mama, perjalanannya jauh. Aku akan menjenguknya beberapa hari lagi..." 　　　　Yaru tersekat, "Di saat seperti ini, kau masih hanya memikirkan orang lain... Tahukah kau tadi Direktur Jiang memaki para dokter di bawah kantor sampai mereka tak berkutik?" 　　　　"Ya?" 　　　　Mata Qingyou yang berat mengantuk terbuka setengah, memandang Yaru. 　　　　Bukankah Jiang Jun pergi ke perusahaan? 　　　　Yaru berkata pelan-pelan, "Tadi dokter bilang ke Direktur Jiang, kondisi tubuhmu benar-benar lemah. Walau mereka berusaha keras merawatmu, belum tentu tubuhmu bisa pulih seperti dulu. Di kemudian hari mungkin ada efek samping... Tapi Direktur Jiang memaki habis-habisan dokter-dokter itu. Dia bilang, kalau dalam sebulan tubuhmu tidak benar-benar sembuh total, mereka tak perlu lagi jadi dekan atau rektor... Aku sampai kaget, karena belum pernah lihat Direktur Jiang marah sebesar itu!" 　　　　Benarkah? 　　　　Ternyata setelah turun tanggiadia marah besar? Padahal tadi dia masih bercanda dengannya. 　　　　Apakah dia tak mau membuatnya khawatir? 　　　　Memikirkan ini, dadanya terasa hangat mengalir. 　　　　Apakah dia benar-benar masih Peduli padanya? 　　　　"Jadi jangan kira Direktur Jiang tak peduli. Aku bisa lihat, dia sangat memperhatikanmu..." Yaru menghibur. 　　　　Gu Qingyou ingin menjawab Yaru, sayang kelopak matanya sudah kolaps. "Hmm..." gumamnya, lalu tertidur... 　　　　…… 　　　　Di saat bersamaan, di pulau kecil pribadi Guan Yumo di Australia. 　　　　Mu Ying belum masuk kamar, baru berdiri di pintu, sudah mencium aroma arak yang sangat kuat menyembur dari dalam. 　　　　Mu Ying tahu alasan Guan Yumo minum, tapi tak menyangka dia minum sebanyak ini. 　　　　Menyuruh Mai Li pergi, dia masuk kamar dan memunguti botol-botol kosong yang berserakan di lantai kayu. 　　　　Guan Yumo duduk di sofa, kancing kemeja putihnya terbuka beberapa butir, penampilannya yang lusuh, tangannya memegang gelas wiski, sedang menuangkan cairan ke lehernya. 　　　　Mu Ying meletakkan botol minuman di samping, lalu duduk di sebelah Guan Yumo. 　　　　Guan Yumo menyapu pandangan kabur ke arah Mu Ying, suara beratnya bergema. "Kenapa kau di sini?" 　　　　"Lokasi pulau kecil itu diinformasikan Jiang Jun padaku. Kutebak kau masih di sini, jadi kucari kemari..." 　　　　Guan Yumo tidak menghiraukan Mu Ying, melanjutkan menuangkan wiski ke gelas kosong. 　　　　Melihat itu, Mu Ying merebut gelas dari tangan Guan Yumo. 　　　　Kepala Guan Yumo yang bersandar di sofa berputar, memandang Mu Ying dengan tatapan kabur. "Jadi kau tahu siapa orang yang sebenarnya kucintai?"