Bab 565 Tak Ada Satu Pun yang Bisa Mengendalikan
Setelah dokter selesai memeriksa, Gu Qingyou keluar dari balik tirai, tampak gelisah.
Meski dia merasa tubuhnya sudah tidak ada masalah serius, dia sangat khawatir dokter akan memintanya terus memulihkan diri.
Dia sangat memahami karakter Jiang Jun. Jika dokter menyuruhnya terus beristirahat, Jiang Jun pasti akan tetap melarangnya bertemu Mumu dan Xi Xi. Akibatnya, dia akan memaksa diri merawat diri sebaik mungkin sampai benar-benar sembuh. Tapi ini bisa memakan waktu lama, sedangkan keinginannya bertemu Mumu dan Xi Xi tak bisa menunggu sedetik pun.
Maka, saat dokter bangkit dari depan komputer sambil membawa data pemeriksaan, Gu Qingyou sudah tak sabar bertanya, "Dokter, kondisi fisik saya sekarang baik-baik saja kan?"
Tak disangka, sebelum dokter sempat menjawab, Jiang Jun sudah bangkit dari sofa, memeluk bahunya, dan berkata dengan suara berat, "Dengarkan penjelasan dokter."
Gu Qingyou mencembungkan bibir, terpaksa diam.
Dia mengakui, dalam beberapa kali pemeriksaan sebelumnya, dia selalu berusaha membimbing dokter. Kali ini pun tak terkecuali. Tapi upaya membimbingnya bahkan belum dimulai, sudah dihentikan Jiang Jun!
Akhirnya, dia hanya bisa patuh berdiri di tempat, berdoa dalam hati sambil menunggu kesimpulan dokter.
Jiang Jun sedikit menggenggam bahunya, seolah memberi hiburan.
Dokter yang memegang laporan pemeriksaan menghadap Jiang Jun dengan penuh hormat, berkata tegas, "Direktur Jiang, hasilnya baik."
Mendengar ini, emosi Gu Qingyou sedikit meluap. Tak kuasa menahan diri, dia memotong ucapan dokter, "Dokter Hao, berarti saya..."
Jiang Jun meliriknya, lalu beralih memeluk pinggang rampingnya.
Gu Qingyou batuk kecil, tetap rasional, terus diam-diam dibiarkan dipeluk Jiang Jun.
Baru kemudian Jiang Jun berbicara dengan dokter, "Hasil baik yang dimaksud itu apa?"
Dokter berkata dengan serius, "Selama sebulan terakhir, Nyonya telah melakukan tiga kali pemeriksaan. Hasil setiap pemeriksaan menunjukkan kondisi tubuh Nyonya membaik secara signifikan dibanding sebelumnya. Dari sini bisa diprediksi, selama Nyonya terus menjaga proses pemulihan, di kemudian hari seharusnya tidak akan ada efek samping yang berarti. Kondisi tubuh Nyonya saat ini pun sudah cukup baik."
Wajah Gu Qingyou langsung berseri, "Dokter, maksudnya sekarang saya hanya perlu pemulihan bertahap ke depannya, tidak perlu lagi mengonsumsi obat penguat seperti sebulan terakhir ini?"
Dokter tersenyum, "Benar, Nyonya."
Gu Qingyou menggigit bibirnya, memandang penuh kemenangan ke arah pria berwajah dingin di sampingnya.
"Jadi kondisi Qingyou sekarang sudah tidak masalah serius?" tanya Jiang Jun dengan tenang.
Dokter mengangguk, "Selama lebih dari sebulan ini, Nyonya memang beristirahat dengan baik. Tubuhnya sudah pulih. Hanya untuk mencegah efek samping di kemudian hari, perlu menjaga kesehatan ke depannya."
Suara Jiang Jun penuh kehati-hatian, "Artinya aktivitas fisik tertentu sudah bisa dilakukan?"
Dokter tersenyum lebar, "Tentu, kondisi Nyonya sudah sehat."
Jiang Jun mengangguk singkat, tidak bertanya lebih lanjut.
Gu Qingyou justru bingung apa maksud Jiang Jun menanyakan ke dokter apakah dia bisa melakukan pekerjaan angkat beban. Saat dokter pergi membuat resep terakhir yang berisi ramuan tradisional kuatkan pondasi untuknya, Gu Qingyou menyela, "Apa maksudmu menanyakan ke dokter apakah aku bisa melakukan pekerjaan angkat beban?"
Jiang Jun mengangkat tangannya, mengusap kepala Gu Qingyou. "Kau akan tahu."
"Ya?"
Jiang Jun tersenyum tipis di bibir, tak memberi penjelasan.
Dokter kembali dengan resep obat. Jiang Jun memerintahkan Ye Shuo untuk mengambil obat.
Saat pulang, Jiang Jun terus memeluk pinggangnya, sama sekali tak peduli tatapan penasaran pasien atau keluarga pasien.
Gu Qingyou merasa tak nyaman.
Jiang Jun merasakan tubuhnya agak kaku, bertanya, "Ada apa?"
Gu Qingyou gelengkan kepala, diam saja.
Jiang Jun tak mengejar. Di mobil saat pulang, dia menyuruh Ye Shuo melakukan sesuatu lalu menyetir sendiri.
Gu Qingyou memelas, "Sekarang boleh aku pulang menjenguk dua hantu kecil kita kan?"
Tangan Jiang Jun menggenggam setir. Sinar mentari tengah hari menyinari wajah tampannya, semakin menonjolkan fitur wajah sempurnanya.
"Kenapa? Kau masih mau melarang?" Gu Qingyou menahan napas bertanya.
Jiang Jun menggelengkan kepala, sejenak tenggelam dalam pikirannya sendiri, baru kemudian menoleh dan menatapnya dalam-dalam. "Tak perlu peduli apa yang dipikirkan orang lain, karena tak ada yang bisa mengendalikan perasaan antara kita, bahkan ayahku sekalipun tak bisa."
Gu Qingyou membeku.
Bagaimana dia bisa tahu...
Jiang Jun menggenggam tangannya, menyelipkan jari di sela jemarinya. "Saat kau merasa tak nyaman tadi, aku langsung tahu - kau tak mau terlalu dekat denganku di Rumah Sakit Jiang Group, karena mungkin akan terdengar ke telinga Ayah."
Gu Qingyou menunduk, menggigit bibir bawahnya. "Ayah sudah menganggapku membawa banyak masalah tak perlu untukmu, kini masa laluku yang buruk terungkap lagi, apalagi sebelumnya aku menyembunyikan dari Ayah dan Ibu... Pasti Ayah tak mau kita bersama lagi."
Jiang Jun mengangkat tangannya, mencium punggung tangannya, lalu berkata datar, "Tapi apa yang bisa dia kendalikan?"
Gu Qingyou tersentak.
Selama ini dia selalu berbakti pada orang tua, tapi sekarang demi dirinya, dia terus-menerus memberontak terhadap ayahnya sendiri.
Jiang Jun masih menggenggam tangannya, tangan satunya memutar setir sambil menginjak gas. "Jangan terlalu banyak berpikir, beri aku waktu untuk menyelesaikan masalah ini. Jika tak bisa diatasi, kita akan pindah dari sini."
Gu Qingyou menoleh, menatap profil wajah Jiang Jun yang separuh terselimuti bayangan, tegas dan tenang.
Gelembung transparan kebahagiaan bermunculan di hatinya, semakin banyak, semakin banyak......
……
Kembali ke Jiang Zhai, Direktur Jiang tak perlu dikatakan, tentu tidak turun tangga, yang mengejutkannya adalah Nyonya Jiang Dong ternyata tetap menyayangi dan akrab dengannya seperti dulu. Padahal dia mengira Nyonya Jiang Dong sudah tahu masa lalunya, sekalipun bisa memahaminya, pasti akan ada jarak di antara mereka.
Karenanya, kilatan air mata terlihat di matanya saat ini. "Ibu..."
Nyonya Jiang Dong terus menggelengkan kepala, seolah tahu betapa dalam rasa bersalah dan menyalahkan diri di relung hatinya, tapi tak ingin dia mengatakannya. "Aku sudah beberapa kali ingin menemuimu," ujarnya dengan penuh kasih, "tapi Jun'er tak mengizinkan. Katanya kau juga sangat ingin menemuiku, jadi jika aku datang, tekadmu untuk merawat diri sendiri akan berkurang..."
Gu Qingyou tersedu. "Benar, dia bilang jika tubuhku belum pulih total, aku tak boleh menemui Ibu, juga tak boleh menemui anak..."
"Fakta membuktikan cara Jun'er cukup efektif... Lihatlah, sekarang penampilanmu sudah jauh lebih baik."
Gu Qingyou melirik pria yang diam di sampingnya, di balik sorotan matanya terlihat secercah rasa terima kasih.
Jiang Jun mengulurkan tangan merangkul bahu Gu Qingyou.
Tiba-tiba, Mumu yang baru selesai makan di restoran—jelas belum diberi tahu tentang kepulangan orang tuanya hari ini—terlihat berlari riang menyambut mereka.
"Ayah Ibu——"
Jiang Jun sebenarnya sudah beberapa kali kembali menjenguk anak ini, karena itu dia memberi kesempatan pelukan itu sepenuhnya pada Gu Qingyou.
Gu Qingyou berjongkok, dengan lancar memeluk tubuh mungil anak itu. "Mumu..."
