Bab 571 Melihat (2)
“Tapi Prancis...”
“Aku tahu kau ingin bilang perusahaan Que Yan juga di Prancis, tapi kantor pusat perusahaannya di Paris, sedangkan bisnis orang tuaku di Lyon. Artinya nanti aku akan tinggal bersama orang tua di Lyon, jadi jaraknya sangat jauh... Lagipula, meski satu kota, kota begitu luas, belum tentu bertemu.”
Gu Qingyou mendesah pelan. “Apapun keputusanmu, aku pasti mendukung. Hanya... Paman dan Bibi selama ini tidak tahu urusanmu dengan Que Yan, mereka bahkan tidak tahu kau pernah menikah dan punya anak. An Xiao Ke, bagaimana kau mau menjelaskan pada orang tuamu?”
Yaru terdiam sejenak. “Sudah kupersiapkan, aku akan jujur pada mereka. Tapi aku tidak akan kasih tahu siapa ayah si anak. Paling-paling mereka marah dan sedih beberapa hari... Setelah itu aku bisa bawa An Xiao Ke tinggal bersama mereka!”
“Baiklah, menyembunyikan juga bukan solusi jangka panjang. Semakin cepat jujur semakin baik.”
“Ya, mungkin besok aku sudah harus berangkat ke Prancis.”
“Kenapa cepat sekali?”
“Jadwal yang ditetapkan orang tua memang besok. Awalnya ingin menunggumu pulang liburan dulu untuk bertemu, tapi karena sudah terlalu lama tidak menemani mereka, akhirnya putuskan berangkat besok bersama.”
“Itu... Setelah kau pergi ke Prancis, apakah kau masih akan berhubungan dengan Que Yan?” Gu Qingyou tahu bahwa dua karakter "Que Yan" adalah tabu bagi Yaru, tetapi setelah keraguan di relung hati, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya.
Yaru terdiam sejenak, berkata dengan datar, "Tidak akan berhubungan. Lagipula kami memang tidak pernah punya hubungan. Dan kurasa... Aku dan dia tak akan pernah berhubungan lagi. Kami sudah menjadi dua garis sejajar yang tak akan pernah bersinggungan."
Meski suara Yaru terdengar tenang dan kuat, tetapi sebagai sahabat selama bertahun-tahun, Gu Qingyou sangat paham—Yaru tak mungkin bisa melepas Que Yan dengan mudah.
Harus diingat, jika bukan karena mencintai Que Yan hingga sedalam itu, bagaimana mungkin Yaru mau melahirkan anak untuk Que Yan meski tahu dia tak mencintainya...
Dan siapakah yang bisa dengan mudah melepaskan orang yang begitu dalam dicintai?
Seperti saat dia meninggalkan London selama tiga tahun itu, Gu Qingyou juga pernah ingin menyerah pada Jiang Jun. Tapi saat bertemu Jiang Jun lagi setelah tiga tahun, kerinduan yang dikira sudah hilang tiba-tiba datang bagai ombak.
Benar, melepaskan orang yang kita cintai adalah hal tersulit di dunia ini.
Jadi bisa diprediksi, di masa depan pasti masih ada banyak siang dan malam yang akan membuat Yaru merasakan luka dan kesedihan saat mengingat Que Yan.
Rasa tersayat hati pada Yaru membuat Gu Qingyou tak bisa menahan diri, "Yaru, sebenarnya..."
Tak disangka, Jiang Jun tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya. Dia menggelengkan kepala padanya.
"Sebenarnya apa?" tanya Yaru.
Gu Qingyou memang tidak berniat lagi menyembunyikan hal ini dari Yaru, karena dia benar-benar tersayat hati melihat sahabatnya, namun larangan Jiang Jun menarik kembali logikanya. Detik berikutnya, dengan natural dia mengganti sebutan, "Sebenarnya lebih baik kamu mulai kembali... Pria Prancis sangat romantis, mungkin kau akan bertemu gentleman Prancis yang membuat hatimu berdebar di sana..."
Yaru tertawa terbahak. "Baiklah, semoga kata-katamu menjadi kenyataan."
"Aku tidak bisa bicara lama-lama, Jun memanggilku ada urusan..."
"Ya, nanti sampai Prancis aku akan meneleponmu."
"Baik."
Gu Qingyou memutuskan sambungan, namun matanya tak bisa menahan memerah.
Jiang Jun menekan Gu Qingyou ke pangkuannya sendiri, menghiburnya, "Aku mengerti perasaanmu, tapi sekarang kita tidak bisa memberitahu Yaru kebenaran sesungguhnya."
Suara Gu Qingyou parau, "Tindakan kita dan Que Yan ini seolah untuk kebaikan Yaru, tapi aku tahu, jika Yaru mengetahui kebenaran, dia pasti akan menyalahkan kita. Karena dibandingkan kebahagiaan di masa depan, dia lebih memilih menemani Que Yan di sisa waktunya..."
Jiang Jun memeluk erat Gu Qingyou, memberikan penghiburan. "Tentu saja, tapi kondisi Que Yan bukan main-main. Kakeknya dulu juga meninggal karena tumor ini di usia tiga puluh tahunan. Ayah Que Yan beruntung tidak mewarisinya, tapi situasi Que Yan sekarang persis sama seperti kakeknya dulu... Bayangkan, jika Que Yan tidak bisa melewati tingkat ini, mampukah Yaru yang menyaksikan kekasihnya meninggal memulai hidup baru? Aku yakin dia akan memikul kepedihan kehilangan kekasihnya dengan getir seumur hidup."
“Semua ini aku paham, tapi dua orang yang saling mencintai tak bisa bersama, hatiku sungguh tak tega... Kadang kupikir, mungkin meski hanya satu hari bersama mereka, itu sudah cukup baik.”
“Sudah lama disembunyikan, tak peduli untuk menyembunyikan dua minggu lagi.”
“Dua minggu?”
Gu Qingyou keluar dari dalam baju Jiang Jun, memandanginya penuh keraguan.
Jiang Jun bersuara lembut, “Sebenarnya, saat ke Prancis kemarin, Que Yan sudah memberitahuku bahwa dia akan menjalani operasi pengangkatan tumor dua minggu lagi... Operasi ini sangat berbahaya, tingkat keberhasilannya hanya satu persen. Tahun itu, kakek Que Yan juga meninggal dunia selama proses operasi...”
Membayangkan Que Yan mungkin akan meninggalkan dunia ini dua minggu lagi, bola mata Gu Qingyou melotot penuh keheranan, sulit mempercayai dan menerima kenyataan ini.
Jiang Jun menghela napas, “Hidup dan mati adalah takdir. Karena tak bisa dikendalikan, kita hanya bisa menerima. Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berharap Que Yan selamat.”
“Tapi Que Yan pasti bisa melewati rintangan ini, kan?” Gu Qingyou mencengkeram erat lengan Jiang Jun, berharap bisa mendapat jawaban pasti dari mulutnya.
Setelah ragu, Jiang Jun menjawab, “Ya, Que Yan akan melewati rintangan berat ini, dia pasti bisa... Setelah itu, kau bisa beri tahu Yaru tentang semuanya, mereka bertiga bisa berkumpul kembali.”
Sungguh tak tega baginya untuk merampas harapannya. Dan dia tahu, jaminannya akan memberinya keyakinan terkuat.
Gu Qingyou memeluk Jiang Jun. "Benar, Que Yan pasti baik-baik saja karena orang baik akan mendapat balasan. Que Yan dan Yaru sama-sama baik, Tuhan pasti akan mempersatukan mereka yang saling mencintai..."
……
Karena kondisi Yaru dan Que Yan, Gu Qingyou tak lagi berminat melanjutkan liburan di Hantian. Dia berencana pergi ke Prancis bersama Jiang Jun untuk menjenguk dan menemani Que Yan.
Meski akan ke Prancis, Jiang Jun tetap tidak berniat ikut tender proyek "Romantic Country". Dalam rapat dewan perusahaan, Jiang Jun telah langsung mengumumkan bahwa Jiang Group tidak akan berpartisipasi dalam tender "Romantic Country".
Hal ini jelas memicu ketidakpuasan anggota dewan lainnya di Jiang Group. Namun Jiang Jun berkata, jika ada yang tidak puas dengannya, dia bisa mundur ke posisi anggota dewan dan menyerahkan jabatan Direktur Utama kepada yang lebih kompeten.
Begitu kata-kata ini keluar dari mulut Jiang Jun, seluruh anggota dewan langsung terdiam.
Perlu diketahui, tanpa kepemimpinan Jiang Jun, mustahil Jiang Group bisa mencapai posisi internasional seperti sekarang. Jika di masa depan Jiang Group tidak dipimpin Jiang Jun, pasti akan mengalami kemunduran karena tak ada yang bisa seperti dia yang selalu membuat strategi dan keputusan paling tepat.
Tapi Jiang Jun justru berharap ada yang berani menyatakan keberatan saat itu, agar dia bisa mundur ke garis belakang dengan legitimasi dan punya lebih banyak waktu menemani Gu Qingyou di masa depan. Sayangnya tak ada yang mau mewujudkan harapannya.
Dua hari kemudian, tepat sehari setelah Yaru terbang ke Prancis, Gu Qingyou dan Jiang Jun juga menyusul ke sana.
