Bab 573 Perlakukan Dia dengan Baik (2))
"Ya."
Gu Qingyou berjalan mendekat dengan tenang.
Saat nyaris bersenggolan dengan Guan Yumo, pria itu berkata datar, "Ada satu hal yang tidak kau gamblangkan pada Direktur Jiang?"
Langkah Gu Qingyou terhenti sejenak, tapi ia memilih mengabaikan Guan Yumo karena tak ada lagi yang disembunyikan dari Jiang Jun.
Tak disangka, Guan Yumo menyeringai dingin, "Kukira setelah kejadian itu, meski tak jujur pada Direktur Jiang, kau akan menjauh. Tapi kau tetap bisa berdiri di sampingnya seolah tak terjadi apa-apa. Kesiapan psikologismu memang luar biasa!"
Kaki Gu Qingyou akhirnya terpaku di depan pintu kamar pasien Que Yan. Ia menoleh, melotot pada Guan Yumo. "Jelaskan maksudmu! Kejadian apa yang kau maksud?"
Hidupnya bersih tanpa noda, tak takut omongan orang.
Bibir Guan Yumo melengkung sinis, "Sulit kusampaikan langsung. Biarlah Direktur Jiang yang menilai sendiri!"
Gu Qingyou mengerutkan alis.
Mai Li di belakang Guan Yumo telah menghampiri Jiang Jun, menyerahkan setumpuk foto. "Direktur, silakan melihat."
Melihat foto-foto itu, firasat buruk membuncah di hati Gu Qingyou. Kejadian sebelumnya juga berawal dari foto.
Jiang Jun menerima semua foto, tapi hanya melihat lembar teratas. Tangannya tak melanjutkan membalik halaman berikutnya.
“Jun, foto apa itu?” Gu Qingyou mengerutkan alis bertanya.
Jiang Jun memandangi foto itu tanpa menjawab.
Guan Yumo melirik Gu Qingyou dengan senyum penuh makna. "Kau lupa? Malam itu kau bergulat terlalu keras sampai mencabik luka operasi caesarmu."
Gu Qingyou teringat apa yang dimaksud Guan Yumo, wajahnya langsung pucat pasi. "Kau——"
"Bagus, akhirnya kau ingat. Kukira kau akan terus berpura-pura tak mengerti." Guan Yumo menarik kembali tatapannya, beralih ke Jiang Jun.
Gu Qingyou buru-buru ingin menjelaskan, tapi suara Jiang Jun yang dingin menyambar, "Pergilah temui Que Yan dulu!"
Gu Qingyou terpana di tempat. "Jun..."
Jiang Jun mengangkat kepala, tatapannya bertemu dengan Gu Qingyou yang tenang. "Aku akan segera menyusul."
Mengingat keberadaan Guan Yumo, Gu Qingyou menggigit bibir menahan diri. Meski ingin menjelaskan sekarang, pria itu pasti akan memperkeruh suasana. Ia mendorong pintu masuk ke kamar pasien.
……
Rooftop lantai atas rumah sakit.
Guan Yumo berdiri di tepi atap, memandang langit malam yang mulai diterangi lampu kota. "Sebenarnya aku tahu Tuan Jiang takkan percaya foto-foto ini. Dengan kepercayaanmu pada Gu Qingyou, kau pasti yakin ia takkan menyembunyikan apapun lagi. Lagipula kau paham karakternya - bila benar ia bersamaku, tak mungkin ia kembali padamu!"
Jiang Jun berdiri sejajar dengannya, wajah datar. "Kalau begitu, apa maksud Tuan Guan?"
“Aku hanya ingin menggoda dia saja,” Guan Yumo tersenyum, “Soalnya, melihat dia hidup bahagia, hatiku rasanya tak enak.”
“Tapi aku tak suka Tuan Guan bercanda seperti ini,” suara Jiang Jun dingin membeku, tanpa sisa kehangatan masa lalu, “Karena jika aku tahu sebelumnya kau pernah melakukan hal seperti itu pada Qingyou, sepulang dari kantor pusat Dark Angel, aku pasti akan menagih hutang ini darimu.”
“Wah, rasa cemburu Direktur Jiang ternyata besar sekali!” Guan Yumo menoleh, memandang Jiang Jun dengan santai.
“Apakah Tuan Guan mengira aku takut pada Dark Angel sehingga tak berani melawanmu?” Suara Jiang Jun sedingin batu jatuh ke air, sorot matanya tajam bagai pedang, raut wajahnya beku, namun di balik pandangan tersembunyi amarah yang hampir meledak bagai api yang siap membakar habis segalanya.
Guan Yumo menjawab dengan tegas, “Tentu tidak. Meski aku punya Dark Angel, tapi Direktur Jiang punya kecerdasan strategis. Orang yang bisa bertahan di dunia ini dengan IQ tinggi, meski lawannya kuat, tetap bisa membuat lawannya babak belur. Apalagi, membunuh seribu musuh akan merugikan delapan ratus pasukan sendiri. Pencapaian yang kuraih selama ini susah payah, aku tak ingin kita sama-sama hancur.”
Jiang Jun tetap tenang, suaranya datar tanpa emosi, “Kalau begitu, mulai sekarang jauhi istriku.”
Guan Yumo paham betul karakter seperti Jiang Jun. Semakin tenang, semakin berbahaya. Karena dia tak berniat berkonfrontasi, lebih baik tak usah menyentuh batas kesabarannya. Lagipula, dia sudah mengembalikan Gu Qingyou ke pelukan Jiang Jun.
Guan Yumo mengangkat bahu dengan rileks. "Direktur Jiang terlalu serius. Saya dan istri Anda hanya teman lama. Waktu itu istri Anda yang minta bantuan saya, jadi saya izinkan dia menginap beberapa hari di pulau saya. Sebenarnya, melihat Anda berdua sudah berdamai, saya turut senang... Hari ini saya datang khusus untuk mengantar undangan pernikahan kami secara pribadi." Ia mengeluarkan amplop merah muda dari saku jasnya dan menyuruh Mai Li menyerahkannya.
Jiang Jun menerima undangan itu, ekspresinya mulai melunak. "Tuan Guan dan Mu Ying?"
Sudut bibir Guan Yumo naik. "Benar. Saya harus berterima kasih pada Direktur Jiang. Kalau bukan karena pujian Anda di depan Kakek Mu Xiao, mungkin dia takkan mengizinkan Mu Ying menikah dengan saya... Bisakah Anda ceritakan bagaimana cara meyakinkan Mu Xiao? Seperti kita tahu, dia sangat kolot dan gengsi dengan reputasi keluarga, bahkan melarang saya mendekati Mu Ying karena status dunia gelap saya... Bagaimana Anda berhasil?"
Jiang Jun menutup undangan merah muda itu. "Sederhana. Waktu itu saya bilang ke Mu Xiao bahwa Mu Ying sudah mengandung anak Anda. Kalau tak segera dinikahkan, sebentar lagi perutnya akan terlihat membesar!"
Guan Yumo tertawa terbahak-bahak. "Pantas saja tiba-tiba Mu Xiao buru-buru menikahkan kami... Rupanya begini ceritanya!"
"Jiang Jun memasukkan undangan pernikahan ke dalam saku jas. "Undangan ini aku terima, pada hari pernikahanmu dengan Nona Mu, Qingyou dan aku pasti akan hadir tepat waktu."
Guan Yumo mengangguk, "Terima kasih atas kehormatan Direktur Jiang. Karena tugas mengirim undangan dari tunangan saya sudah selesai, saya tidak akan mengganggu lebih lama. Harap Direktur Jiang ingat untuk menjelaskan pada istri Anda bahwa saya hanya bercanda, dan foto itu juga hasil sintetis."
Jiang Jun mengangkat alis tipis, bibirnya menyungging senyum lembut samar, "Ke depannya lelucon seperti ini sebaiknya dikurangi, benar-benar tidak pantas."
Guan Yumo tertawa terbahak-bahak, lalu berbalik dan melangkah pergi.
Jiang Jun menyelipkan kedua tangan ke dalam saku celana jas, masih menatap langit malam yang mulai diterangi lampu kota, wajahnya tanpa ekspresi.
Saat berbalik, senyum Guan Yumo sirna digantikan wajah dingin bagai embun beku. Siluet sampingnya terlihat muram, bulu matanya bergetar tak terkendali.
Baru ketika sampai di depan lift turun dari rooftop, langkah Guan Yumo berhenti.
"Perlakukan dia dengan baik."
Membelakangi Jiang Jun, kata-kata itu seolah terpaksa keluar dari mulut Guan Yumo. Terakhir, dengan wajah dingin, ia masuk ke lift.
Mendengar itu, mata hitam Jiang Jun yang dalam tetap tenang tanpa gejolak. Bibir tipisnya terkunci rapat bagai garis lurus.
……
Sepanjang perjalanan ke bandara, Mai Li yang menyetir tak tahan bertanya, "Tuan, sebenarnya jika yang Tuan sukai adalah Nona Gu, mengapa Tuan..."
Guan Yumo bersandar di sandaran kursi, seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin, dengan mata terpejam. "Jangan pernah lagi menyebut orang ini di masa depan!"
