BAB 588 Strategi (1)
Jiang Jun membisikkan beberapa kalimat di telinga Gu Qingyou.
Usai mendengar, Gu Qingyou menutup mulut terkejut, “Kau yakin mau bilang begitu ke kakakku?”
Jiang Jun menarik sudut bibirnya, “Percayalah, ini cara paling efektif.”
“Tapi...”
Jiang Jun mencium pipi Gu Qingyou. “Tak ada 'tapi', cara ini pasti berhasil.”
“Aku percaya akan berhasil, hanya saja saat urusan terbongkar nanti, apakah mereka akan menyalahkan kita.” Gu Qingyou bertanya dengan khawatir.
Jiang Jun tersenyum tampan, “Saat mereka saling mencintai, menurutmu masih akan menyalahkan kita?”
Gu Qingyou merenung sejenak, merasa masuk akal. “Baiklah!”
Jiang Jun menepuk bahu Gu Qingyou, lalu bangkit. “Telepon kakakmu, aku harus ke perusahaan!”
Gu Qingyou menatap pria tampan itu. “Bagaimana dengan pihak Su Mo? Menurutku yang terpenting adalah membuat Su Mo percaya.”
Jiang Jun menerima dokumen dari Ye Shuo, berjalan sambil membaca, tak lupa menjawab Gu Qingyou, “Ini tak perlu kau khawatirkan, kurasa Ibu mertua Yang Mulia sudah mengurusnya.”
Gu Qingyou terkejut, "Sejak kapan Mama-ku begitu akrab denganmu?"
Jiang Jun menarik bibirnya tersenyum, "Kau tak tahu ibu mertua semakin menyukai menantu laki-lakinya?"
Gu Qingyou, "..."
……
Setelah Nyonya Jiang Dong membawa air kembali, Gu Qingyou menyerahkan Xixi kepadanya, lalu segera menuju lantai dua.
Sesuai pesan Jiang Jun, Gu Qingyou segera menelepon Shan Yan.
Jika tidak segera dihubungi, diperkirakan Shan Yan tidak akan bisa memenuhi undangan dengan Su Mo di tepi pantai pukul delapan malam.
Telepon tersambung cepat, tapi Gu Qingyou mendengar suara Shan Yan membalik dokumen, menunjukkan kesibukannya. Ia berpura-pura meminta maaf, "Kak, tidak mengganggu kerjamu kan?"
"Kenapa tiba-tiba begitu resmi?"
Gu Qingyou terkecil tipis. "Tidak juga. Hanya tahu kau sibuk, khawatir mengganggu."
Suara lembut Shan Yan, "Tidak."
"Baiklah. Aku tidak sengaja tahu suatu hal, ragu-ragu apakah harus memberitahumu. Akhirnya memutuskan untuk bilang."
"Ya."
"Itu... kau tahu penyakit jantung Su Mo kambuh?"
Setelah mengucapkan ini, Gu Qingyou menyimak baik-baik suara dari ujung ponsel. Benar saja, ia seperti mendengar suara dokumen yang dibalik Shan Yan terhenti selama satu detik.
Beberapa lama kemudian, Shan Yan baru berkata, "Dari mana kau dapat kabar ini?"
"Waktu Su Mo menelepon Jun, aku tidak sengaja dengar... Aku tidak yakin dengar benar atau tidak, tapi sepertinya dia bilang pada Jun, hidupnya tidak bisa bertahan lebih dari setahun." Gu Qingyou berkata dengan sangat serius.
Di ujung sana, waktu terasa lama sekali sebelum Gu Qingyou akhirnya mendengar suara Shan Yan.
"Menurutku ini tak bisa dipercaya. Sepengetahuanku, kondisinya baik-baik saja sejak operasi transplantasi jantung selesai."
Benar seperti dugaan Jiang Jun, Shan Yan tak mudah diyakinkan. Mengikuti petunjuk Jiang Jun yang baru saja diajarkan padanya, Gu Qingyou memberikan pukulan telak. "Sesungguhnya risiko terbesar operasi transplantasi jantung justru muncul 3-5 tahun pasca operasi. Penolakan tubuh yang awalnya tak terdeteksi sering muncul di periode itu. Karena itulah banyak pasien transplantasi jantung yang meski operasinya sukses, tak bisa bertahan melewati lima tahun... Kupikir Su Mo mengalami kondisi seperti ini."
"Bahkan jika demikian, apa hubungannya denganku?"
"Kalau Kakak merasa tak ada hubungan, ya sudah. Awalnya aku hanya ingin memberitahu kabar yang kudengar ini, lagipula Su Mo adalah ibu dari anakmu." Gu Qingyou dalam hati tertawa geli. Reaksi Shan Yan ternyata persis seperti yang diprediksi Jiang Jun, tak meleset sehelai rambut pun.
Tepat ketika Gu Qingyou hendak menutup telepon, tiba-tiba terdengar suara Shan Yan, "Tunggu!"
"Ya, ada hal lain, Kak?" tanya Gu Qingyou dengan santai seolah tak terjadi apa-apa.
Shan Yan terdiam sejenak sebelum bersuara berat, "Apa Jiang Jun sudah menemuinya?"
"Tentu tidak... Su Mo berharap Jun bisa menemaninya di hari-hari mendatang. Jun jelas tak mungkin menyetujui permintaan itu." Jawaban Gu Qingyou penuh ketulusan.
Shan Yan berpura-pura merenung lama, "Kau tahu di mana dia sekarang?"
“Graaah! Seharusnya di Hotel Hantian... Jun memberitahuku, Su Mo mengajaknya bertemu di Hotel Hantian. Dia bilang akan terus menanti Jun, tapi kau tahu, Jun tak mungkin datang.” Gu Qingyou masih menjawab dengan datar.
“Baik.”
Shan Yan hanya merespons satu kata itu, lalu mengakhiri telepon.
Gu Qingyou mendengar suara tut... tut... tut dari ponsel yang terputus, keningnya tak bisa tidak berkerut.
Sial! Entah apakah dia akan pergi ke Hotel Hantian, masih ada perangkapnya yang belum selesai diucapkan!
Tapi sekarang jelas tak bisa menelepon Shan Yan lagi, kalau tidak akan menarik perhatiannya!
Karena itu, Gu Qingyou buru-buru menelepon Jiang Jun.
Sepertinya Jiang Jun sudah sampai di perusahaan, dari ponsel terdengar suara karyawan memanggil dengan hormat, "Direktur Utama".
“Istriku, ada apa?”
Meski ada karyawan, Jiang Jun tetap memanggilnya dengan mesra seperti ini.
Suara Gu Qingyou penuh kelembutan yang memuaskan, "Aku baru saja menelepon kakakku, tapi dia belum selesai mendengarku sudah menutup telepon. Aku tidak yakin apakah dia akan segera terbang ke Kota C."
“Sudah kau sampaikan sesuai yang kubilang?” tanya Jiang Jun.
“Ya, semua sudah kusampaikan persis seperti katamu, tanpa tertinggal satu kata pun.”
“Kalau begitu tak perlu khawatir. Dia akan segera terbang ke Kota C.”
“Benarkah?”
Jiang Jun terkikik lembut, “Tenang saja menunggu. Kabar baik akan segera masuk ke telingamu.”
Mendengar keyakinan dan kepastian Jiang Jun, Gu Qingyou yakin hasilnya tak akan meleset. Dia menghela napas lega. “Kuharap pihak ibuku juga bisa bekerja sama dengan baik.”
"Tenang saja, ibu mertua baru saja meneleponku. Katanya urusan sudah selesai."
Gu Qingyou tak bisa menahan senyum. "Suamiku, kurasa kau sangat menakutkan."
"Apa?" Jiang Jun tiba-tiba terlihat tidak senang.
Gu Qingyou menahan tawa dengan menggigit bibir. "Berurusan dengan orang licik sepertimu, kita tak pernah tahu kapan sudah terjebak dalam lubang. Saat menyadarinya, mustahil untuk merangkak keluar."
"Tak bisakah kau memilih kata yang lebih manis?"
"Apa?"
"Ini bukan licik, tapi strategi berpengalaman."
"Ini juga bukan strategi berpengalaman, lagipula usiamu baru tiga puluhan."
"Lalu apa namanya?" Jiang Jun sepert sedang dalam perjalanan ke kantor, kebetulan punya waktu untuk mengobrol dengan Gu Qingyou.
"Jebakan licik!"
Jiang Jun seketika tertawa, tak berkomentar. "Baik, aku hampir sampai di kantor. Segera ada rapat."
"Oh, baiklah. Aku tutup telepon ya."
"Ya."
Setelah menutup telepon, Gu Qingyou tiba-tiba merasa hangat di relung hatinya.
Ia merasa hari-hari seperti sekarang sungguh membahagiakan. Dirinya sepenuhnya dilindungi dan disayangi Jiang Jun, tak perlu memikirkan atau mengkhawatirkan apapun. Percakapan sehari-hari mereka hampir selalu bercanda mesra. Kehidupan seperti ini, pastilah yang disebut kebahagiaan paling didambakan semua orang di dunia.
Tiba-tiba Gu Qingyou teringat Yaru.
Entah bagaimana kondisi Yaru yang sedang merawat Que Yan di Prancis...
