Bab 635 Memberikannya pada seorang brengsek

　　　　Bab 635 Memberikannya pada seorang brengsek 　　　　Qin Qian kembali membeku, tiba-tiba, bergumam pelan, "Benar bisa melepaskan sepenuhnya seperti ini?" 　　　　Mu Ying berkata dengan datar, "Kalau sudah mau melepaskan, harus benar-benar tuntas, bukan?" 　　　　Qin Qian melihat tak ada sedikitpun kepura-puraan di mata Mu Ying, tatapannya menunjukkan keteguhan. Ia mendesah pelan, "Memang seharusnya begitu. Aku yang terlalu banyak bicara." 　　　　Mu Ying menggelengkan kepala dengan ekspresi tenang, berkata tulus, "Aku tahu kau mengira aku tak bisa melupakannya. Lagipula dulu aku mencintainya dengan gila-gilaan. Tapi kau sangat paham bagaimana dia memandangku. Luka yang dia berikan waktu itu sudah benar-benar mengubur perasaanku. Aku menyesal pernah mengenalnya, lebih menyesal lagi pernah mengorbankan nyawa untuk brengsek seperti itu... Sekarang aku sudah sadar!" 　　　　Qin Qian seketika memeluk Mu Ying, membelai lembut punggungnya. "Maaf, aku hanya berpikir ini cuma kesalahpahaman. Kukira..." 　　　　Mu Ying memotong ucapan Qin Qian. "Tak ada salah paham. Kalau waktu itu kakakku Chi Yifeng tidak datang tepat waktu, mungkin aku sudah dia masukkan ke penjara..." 　　　　"Sudah, sudah. Aku mengerti. Kita tak perlu bahas orang ini lagi..." Qin Qian menghibur dengan hati tersayat. 　　　　Mu Ying menyandarkan kepala di bahu Qin Qian, matanya terasa perih tapi hatinya sudah mati rasa. "Aku anggap tahun-tahun itu sebagai pengorbanan untuk seorang brengsek. Mulai sekarang, aku hanya berharap orang itu takkan pernah muncul lagi di hadapanku!" 　　　　"Ya, pasti." Qin Qian terus mengelus punggung kurus Mu Ying. "Tuhan sudah mendengar permintaanmu." 　　　　Mu Ying menutup mata, tetap bersandar pada Qin Qian dalam waktu yang lama. 　　　　…… 　　　　Malam ini, mungkin karena Qin Qian menyebut orang itu, Mu Ying tak kunjung bisa tidur. 　　　　Dia bolak-balik di ranjang, akhirnya memutuskan bangun untuk menuangkan segelas air. 　　　　Mengingat kejadian hari itu, Mu Ying menyunggingkan senyum sinis. 　　　　Dulu benar-benar linglung, masak bisa menyukai pria yang merendahkan dirinya sendiri... 　　　　Dia tak peduli penilaian orang - disebut sombong atau bertindak semaunya, yang penting perasaannya... 　　　　Selama ini dikiranya dialah yang paling memahami dirinya di dunia. Tahu persis dia bukan gadis nakal, sikap semaunya hanya karena statusnya sebagai putri tunggal keluarga Mu. Hal sepele pun bisa dibesar-besarkan media, terpaksa jadi putri manja. Satu-satunya kenakalan sejati adalah memakai Dark Angel memisahkan Jiang Jun dan Gu Qingyou. Tapi dia lebih tahu daripada siapapun bahwa ini semua demi dirinya. Bahkan rela menebus dosa dengan nyawa di hadapan Jiang Jun... 　　　　Tapi tak disangka, di relung hatinya, dirinya hanyalah wanita tanpa batas toleransi, moral, dan integritas. 　　　　Waktu itu sampai mengira dialah dalangnya. Salah paham saja sudah keterlaluan, malah bersiap mengirimnya ke penjara... 　　　　Dulu saling memanggil kakak-adik, bahkan pernah berhubungan intim. Benar-benar tak menyangka, saat itu dia memandangnya dengan tatapan hina dan cibir. Lebih tak terduga lagi, tega hendak meringkusnya ke bui... 　　　　Harus diketahui, kala itu jika bukan karena kakak kandungnya Chi Yifeng yang datang tepat waktu, mungkin saat ini dia sudah menjalani hukuman di penjara... 　　　　Saat itu, semua perasaannya terhadapnya musnah seketika. 　　　　Kenangan-kenangan yang pernah mereka alami bersama, semuanya berubah menjadi ironi... 　　　　Hatinya hancur berkeping-keping seperti pecahan kaca, tak mungkin lagi disatukan. 　　　　Menatap wajah kejamnya yang tak menunjukkan keraguan sedikit pun untuk memenjarakannya, dia terus-terusan tertawa sinis pada dirinya sendiri, tertawa hingga... 　　　　Hingga ketika Chi Yifeng tiba, tawanya yang seperti orang gila dan bicara sendirian membuat sang kakak panik. 　　　　Setelah dibawa pulang, di dalam mobil kakaknya, bayangan tatapan hina Guan Yumo dan wajah dinginnya yang baru saja terjadi membuatnya melepas rantai tulang selangka yang selama ini tersembunyi di balik lengan bajunya, lalu melemparkannya keras-keras keluar jendela... 　　　　Saat itu tak setetes pun air mata keluar, karena tak ada lagi ikatan perasaan. 　　　　Sejak detik itu, dia bersumpah dalam hidupnya tak akan ada lagi orang ini. Mulai sekarang mereka putus hubungan, menjadi dua orang asing yang tak saling mengenal. 　　　　Kenangan masa lalu bersama akan dia hapus seluruhnya, seolah orang ini tak pernah ada dalam sejarah hidupnya... 　　　　Mengingat semua ini, Mu Ying menutup matanya lama, lalu meneguk habis air dalam gelasnya sekaligus. 　　　　…… 　　　　Mu Ying tidak menyangka, Gu Qingyou akan meneleponnya, bahkan mengajaknya bertemu di sebuah kafe terbuka di jalanan Milan. 　　　　Maka di sore hari itu, ia mengambil cuti setengah hari dari perusahaan dan pergi memenuhi undangan tersebut. 　　　　Ketika Mu Ying tiba, Gu Qingyou sudah datang lebih awal. Ia melihat beberapa pria di sekitarnya sedang mencuri-curi pandang ke arah Gu Qingyou. 　　　　Mungkin mereka mengenali statusnya, atau terpesona oleh kecantikannya yang memesona jiwa. 　　　　Mu Ying merasa kecantikannya tak kalah, namun sejak dimanja Jiang Jun, aura Gu Qingyou semakin memancar. Seluruh tubuhnya memancarkan keanggunan yang membuat siapapun, termasuk dirinya sendiri, tak sengaja menahan detak jantung selama satu detik. 　　　　Melihat Mu Ying, Gu Qingyou melambaikan tangan. 　　　　Mu Ying membalas senyuman lalu duduk berseberangan dengannya. 　　　　Dengan kesopanan khasnya, Gu Qingyou bertanya, "Tiba-tiba meneleponmu, tidak mengganggu pekerjaanmu, kan?" 　　　　Mu Ying menggelengkan kepala sambil meletakkan tas. "Pekerjaanku cukup fleksibel... Hanya saja kehadiranmu di Milan benar-benar di luar dugaan." 　　　　Gu Qingyou tersenyum lembut, "Jangan bahas soal kedatanganku ke Milan. Sebenarnya aku sengaja mencarimu, tapi Jun tak mengizinkanku keluar sendirian. Jadi kumancing dia untuk inspeksi cabang kecil di sini, baru bisa pergi bersama... Jika dia tahu usahaku bersusah payah ke Milan hanya untuk menemuimu, pasti marah." 　　　　“Dari penuturan Gu Qingyou, Mu Ying sudah bisa merasakan betapa bahagianya Qingyou saat ini. Dengan nada iri dia berkata, ‘Di dunia ini hanya ada satu Jiang Jun, dan ia menjadi milikmu seorang.’” 　　　　Gu Qingyou mengangguk, menyetujui perkataan Mu Ying. “Sebenarnya setiap orang memiliki pasangan yang ditakdirkan untuknya, banyak yang belum bertemu atau jodohnya belum tiba.” 　　　　“Benarkah?” 　　　　“Tentu saja, lihatlah aku dan Jiang Jun... Aku pernah mengira tak mungkin ada hasilnya, bahkan kami terpisah tiga tahun, setelah itu menghadapi berbagai rintangan, tapi akhirnya aku tetap bersamanya...” 　　　　Mu Ying berkata serius, “Karena Tuhan adil pada semua orang. Dulu Dia memberimu banyak penderitaan, sekarang alam akan membalasmu dengan kebahagiaan setimpal.” 　　　　Gu Qingyou tersenyum tipis. 　　　　Mu Ying sedikit mengerutkan alis, “Apa ucapanku salah?” 　　　　Gu Qingyou menggelengkan kepala, jujur menjawab, “Kata-kata ini juga pernah Yaru ucapkan padaku, bahkan nada bicaramu mirip...” 　　　　“Ngomong-ngomong soal Yaru, sudahkah Direktur Que siuman?” Mu Ying tiba-tiba teringat. 　　　　Gu Qingyou mendesah pelan, “Masih belum ada tanda-tanda kesadaran, tapi saat Yaru berbicara, jari-jarinya sesekali memberi respons.” 　　　　Kesedihan terpancar di wajah Mu Ying. “Sudah setengah tahun berlalu, tetap seperti ini keadaannya?”