Bab 641 Membawanya Melihat Fakta
Mu Ying tak mengerti alasan pria ini tiba-tiba muncul di hadapannya, apalagi maksud kalimat sindirannya. Tapi ia tak ingin mencari tahu jawabannya, karena tak mau lagi memiliki sedikitpun hubungan dengan orang ini.
Karenanya, ia tak menghentikan langkahnya meski mendengar suaranya. Namun, Mai Li menghadang di depan pintu.
Ia tak berniat jahat pada Mai Li yang selama ini cukup baik padanya. Dengan tenang ia berkata, "Jangan paksa aku memanggil orang. Ini di jalanan, orang Italia suka menolong. Mereka pasti tak akan rela melihat perempuan ditindas."
Mai Li tetap sopan seperti biasa, "Nona Mu, Tuan hanya ingin berbicara dengan Anda."
Mu Ying menyeringai dingin, "Apa hubunganku dengan Pemimpin Dark Angel sampai harus merepotkan kehadiranmu?"
Mai Li langsung tercekat, pandangannya beralih meminta petunjuk pada sang tuan yang berdiri tak berekspresi di belakang Mu Ying.
"Bawa dia ke mobil."
Dengan empat kata datar, Guan Yumo langsung berbalik badan.
Mu Ying mendengar, ekspresinya membeku. Ia sedang bersiap untuk berteriak sesuai rencana sebelumnya, tiba-tiba Mai Li muncul di sampingnya, membungkuk dan berbisik di telinganya, "Nona Mu, saya tahu Nona Qin juga dipindahkan dari perusahaan Washington ke Milan. Jika Anda tidak ingin terjadi sesuatu pada Nona Qin, silakan naik mobil!"
Wajah Mu Ying langsung pucat pasi. "Mai Li?"
Mai Li tetap membungkuk dengan hormat, "Maaf, perintah Tuan tidak bisa saya langgar. Silakan Nona Mu naik mobil."
Dada Mu Ying naik turun menahan amarah. Tapi mengingat tak pernah ada yang berani melawan perintah Guan Yumo, demi mencegah Qin Qian yang tak bersalah kena getahnya, ia menutup mata sebentar lalu berbalik menuju mobil.
Guan Yumo sudah berada di dalam mobil. Hari ini ia mengenakan setelan jas abu-abu baja yang menyatu sempurna dengan aura tubuh dominannya saat ini.
Memang begitulah sifatnya. Jika ia tersenyum, akan terkesan lemah lembut. Tapi ketika wajahnya dingin, aura muram langsung menyelimuti.
Mu Ying melotot padanya, namun ekspresinya tetap datar. Langsung memerintah Mai Li, "Jalan."
Mai Li tak berani berlambat. Mesin langsung dinyalakan, mobil melesat dalam sekejap.
Saat suasana di gerbong membeku bagai mayat, Guan Yumo akhirnya berbicara dengan nada datar, "Xu Zhan tidak sepintar yang kau kira. Ada niat tersembunyi di balik kedekatannya. Jika kau mau punya pacar resmi, sebaiknya Mu Lao dan kakakmu yang memeriksanya dengan waspada."
"Mu Ying terus menatapnya, mendengarkan sampai semua ucapannya tuntas, baru kemudian membuka mulut dengan nada sinis, 'Tuan Guan, kau sangat aneh. Kita bukan saudara atau kenalan dekat. Apa hubunganmu dengan pacar yang aku pilih?'"
"Tak perlu kau bicara padaku dengan nada sarkastik seperti ini." Tatapan Guan Yumo masih lurus ke depan, suaranya datar tanpa gejolak. "Jika kau nekat, aku tak akan menghalangimu."
"Kalau begitu, tolong turunkan aku sekarang," desis Mu Ying dengan suara dingin.
Guan Yumo membuka bibir tipisnya, "Mai Li."
Mai Li seketika menghentikan mobil di pinggir jalan.
Tanpa ragu sedikit pun, Mu Ying langsung menarik gagang pintu mobil untuk turun. Namun, di detik pintu terbuka, matanya menangkap sosok Xu Zhan sedang berjalan keluar dari sebuah hotel bintang lima bersama gadis cantik yang masih sangat muda.
Tangan Mu Ying membeku di gagang pintu. Xu Zhan seolah merasakan sorotan tajam, kepalanya berbalik persis ke arahnya. Beruntung, satu detik lebih cepat ia menyembunyikan diri dengan menutup rapat pintu mobil.
Baru saat itu Mu Ying menyadari Guan Yumo sengaja membawanya ke sini. Kepalanya ruwet, tak menyangka Xu Zhan yang kemarin masih mengungkapkan isi hati dengan penuh perasaan, hari ini sudah terlihat mesra dengan gadis lain. Dari gerakan intim mereka, jelas tanpa perlu diucapkan apa yang telah terjadi semalam di dalam hotel itu.
Hingga detik ini barulah Guan Yumo menoleh, tatapan datarnya mengarah ke Mu Ying. "Aku sudah bilang sebelumnya, kau harus lebih hati-hati menilai orang, tapi sepertinya kau tidak mendengarkan ucapanku."
Wajah Mu Ying pucat, tak ada respons.
Tiba-tiba, dering ponsel membelah keheningan dalam gerbong.
Mu Ying mengeluarkan ponsel dari tasnya, melihat nomor telepon Xu Zhian di layar. Ia menarik napas dalam, berusaha tenang saat mengangkat telepon. "Kau sudah sampai?"
Suara Xu Zhian di ujung sana terdengar penuh penyesalan. "Maaf, tadi ada kecelakaan kecil, tapi aku baik-baik saja. Sebentar lagi sampai..."
"Baik, aku tunggu."
"Ya, maaf. Pertama kali kau mau aku jemput, malah terlambat begini..."
"Tidak apa."
Usai bicara, Mu Ying memutuskan sambungan. Melalui jendela mobil, ia memandang Xu Zhian.
Xu Zhian menyimpan ponsel ke saku jasnya, menempelkan pipi untuk berpamitan dengan gadis muda itu, baru kemudian menuju basement parkir hotel.
Mu Ying menyaksikan adegan ini dengan tenang. Mungkin karena memang tak ada perasaan pada Xu Zhian, hatinya tak terlalu sedih. Hanya ada keluhan kecil, toh ia tak menyangka hati manusia bisa se-munafik ini.
"Pengalaman adalah guru terbaik. Ke depannya kau harus lebih waspada."
Suara Guan Yumo masuk ke telinganya, masih selembut dulu.
Mu Ying mengangkat kepala, suaranya datar tanpa emosi. "Guan Yumo, sebenarnya apa maumu?"
Guan Yumo memandangnya, tatapannya dalam dan misterius. "Sudah kukatakan, aku masih menganggapmu sebagai adikku."
Mu Ying terkecil tipis dengan sinis, "Adik?"
Guan Yumo menatapnya dengan tatapan kejam atas reaksinya.
Mu Ying memandangnya, "Apakah Tuan Guan lupa 3 bulan yang lalu Anda hendak mengirimku ke penjara?"
Guan Yumo terdiam sejenak, lalu berkata datar, "Urusan ini kusengaja, tujuannya agar kau benar-benar melepas perasaan masa lalu."
Mu Ying tak paham maksud Guan Yumo, keningnya berkerut, "Maksudmu... kejadian hari itu, kau sengaja?"
Guan Yumo menatapnya dalam-dalam, suaranya melambat, "Ya. Apa kau benar mengira kakakmu ini tiba-tiba bermusuhan tak mengakui janji, sampai adik kesayangannya sendiri pun rela dijebloskan ke penjara?"
Dada Mu Ying tiba-tiba dipenuhi kepedihan. Mengingat situasi hari itu, matanya perih membara. Ia memaksa membuka mata lebar-lebar untuk bertahan, menahan air mata yang mengaburkan pandangan. "Mengapa kau lakukan ini?"
Nada Guan Yumo tetap tenang, "Jika urusan ini bisa membuatmu bertekad bulat melupakan masa lalu, aku rela menjadi si jahat tanpa ampun."
Mu Ying semakin melotot, tak percaya.
Menghadapi tatapan pedih Mu Ying, sorot mata Guan Yumo sedikit meredup. "Aku tahu metode ini kejam bagimu, tapi lebih baik kau menahan sakit hati sesaat untuk masa depan yang baru."
Mu Ying mendongak tanpa suara ke arah atap mobil, menahan sesak di dada sambil terengah-engah, kepedihan bergelombang muncul di dadanya.
Guan Yumo merasakan cengkeraman tak jelas di dada melihat reaksi Mu Ying saat ini, tapi logika memaksanya tetap bersikap kaku padanya.
Mu Ying memotong dengan suara dingin, "Setelah memberiku tusukan kejam itu, mengapa sekarang kau muncul di hadapanku?" Matanya melotot dengan tatapan interogasi yang menekan.
