BAB 644 Apakah Kau Akan Menapaki Jalan Itu Lagi?
Setelah memutuskan sambungan, Qin Qian merangkul bahu Mu Ying. "Kurasa kau pasti bertemu Guan Yumo. Kalau tidak, kau tidak akan seperti ini."
Mu Ying terbata-bata, "Dia akan menikah. Pesta tunangan tiga hari lagi, pernikahannya beberapa hari kemudian."
Qin Qian menghela napas, "Bukankah kau sudah bertekad melepaskan orang ini? Jadi apapun status pernikahannya..."
Suara lemah Mu Ying memotong ucapan Qin Qian. "Aku ditipunya."
"Apa?" Qin Qian terkejut.
Mu Ying teringat kejadian hari itu——
Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Gu Qingyou di Kota C.
Ya, setelah bercerai dengan Guan Yumo, dia pergi ke Kota C. Tujuan utamanya adalah untuk bersantai. Kebetulan saat itu kakak laki-lakinya Chi Yifeng juga kembali ke Kota C untuk menangani urusan Zhong Zheng Law Firm, jadi dia ikut kakaknya ke sana.
Secara tak sengaja bertemu dengan Gu Qingyou, saat mereka sedang menyapa tiba-tiba seorang pencuri merebut tas yang ada di tangan Gu Qingyou.
Cui Hao yang selama ini diam-diam melindungi Gu Qingyou segera mengejar pencuri itu. Dia dan Gu Qingyou sama-sama kaget. Tapi karena pencuri itu menarik tas dengan sangat kasar sehingga menyenggol kaki Gu Qingyou yang langsung menjerit kesakitan sambil memegangi pinggangnya. Mu Ying segera berusaha menopangnya.
Rasa sakit di kaki Gu Qingyou semakin menjadi. Bahkan tak bisa berdiri tegak. Melihat sekeliling tak ada tempat duduk, Mu Ying khawatir menggendongnya malah akan memperparah lukanya. Akhirnya dia menyuruh Gu Qingyou duduk sebentar di tempat sambil segera menelepon Jiang Jun.
Tapi baru saja dia membantu Gu Qingyou duduk di lantai, Guan Yumo tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
Saat itu posisinya sedang berdiri dan belum sempat mengeluarkan ponsel, sedangkan Gu Qingyou terduduk lemas di lantai. Dari sudut pandang luar, seolah-olah dialah yang mendorong Gu Qingyou.
Itu adalah pertemuan pertama mereka setelah perceraian. Dia tak menyangka akan secepat ini. Di relung hatinya, dia bergumam gembira Tuhan masih menjodohkan mereka. Tapi alih-alih memperhatikan luka Gu Qingyou, pria itu malah berpura-pura dingin lalu menggenggam pergelangan tangannya dengan kasar dan langsung membawanya pergi.
Setelah melihat langsung Gu Qingyou naik ke ambulans yang ia panggil, tiba-tiba ia mengomel keji padanya, "Kau tak bisa merebutnya lalu datang ke sini mencari-cari masalah dengannya?"
Mu Ying saat itu sedang tenggelam dalam sukacita bertemu dengannya, bahkan masih tersisa senyum lembut yang tak bisa ditahan di wajahnya. Saat mendengar ucapannya, seluruh tubuhnya mengguncang hebat, wajahnya seketika memucat.
Tanpa mendengarkan penjelasannya, ia langsung mengecam dingin "fakta" bahwa Mu Ying telah mendorong hingga jatuh Gu Qingyou.
Saat itu sebenarnya dia ingin menjelaskan. Namun karena tuduhan sepihaknya, hatinya bagai terjatuh dari surga ke neraka, terasa tercabik-cabik kebengisan. Rasa sakit menyebar ke seluruh anggota badan dalam sekejap. Meski begitu, dia tetap memaksakan diri menjelaskan akar permasalahan...
Tak disangka setelah mendengar penjelasannya, ia hanya tertawa sinis. Lalu menuduhnya sengaja mengirim perampok untuk merebut tas Gu Qingyou, juga sengaja menyuruh pencuri menghantam Gu Qingyou. Bahkan dibilangnya Mu Ying berhati ular kalajengking, sampai hendak memanggil polisi untuk "membangunkannya" di kantor polisi...
Guan Yumo dalam dunianya sama sekali bukan pria seperti ini. Ia tak pernah memberi tuduhan tanpa mendengar penjelasan. Dulu setiap penjelasannya, meski tanpa investigasi pasti dipercaya. Karenanya di saat itu, hatinya seolah terbelah, rasa sakitnya hampir membuatnya tak bisa berdiri tegak.
Saat itu dia mengira Guan Yumo kehilangan rasionalitas karena Gu Qingyou. Makanya setiap kalimat yang diucapkannya tak sempat dia curigai...
Kemudian kakak kandungnya Chi Yifeng juga datang, menghentikannya mengantarnya ke kantor polisi.
Setelah kakak membawanya pergi, dia duduk di mobil kakaknya, air mata berlinang-linang jatuh.
Sejak kecil, dia tak pernah mengalami penderitaan seperti itu, apalagi yang "diberikan" olehnya.
Dia ingat saat itu kakak memeluknya, terus-menerus menghiburnya, dia bersandar di dada kakak sambil menangis histeris bagaimana mungkin ia memandangnya begitu rendah...
Pikiran sampai di sini, dia mendesah pelan dan berkata, "Dia sengaja menuduhku seperti itu agar aku benar-benar melepaskannya... Padahal faktanya dia sangat paham hal ini tak ada hubungannya denganku."
Qin Qian terkejut, tapi ekspresinya cepat kembali tenang. "Sudah kuduga, orang yang selalu menyayangimu setulus ini, selama ini memanjakkan kemanjaanmu, meski saat itu ada kesalahpahaman, tak mungkin sampai menegurmu begitu keras. Makanya dulu saat kau bilang dia mau mengantarmu ke kantor polisi, aku benar-benar tak mengerti..."
Saat ini, Mu Ying seperti burung unta menyembunyikan wajahnya di antara lutut.
Qin Qian merangkulnya dengan lembut, bertanya penuh perhatian, "Ada apa?"
Mu Ying perlahan berkata, "Aku sedang berpikir, bagaimana mungkin dia bisa sekejam ini, padahal dia tahu betul luka yang ditimbulkannya bagaikan sabetan pedang mematikan..."
Karena dia begitu peduli padanya, dan ketika menyadari dirinya di mata sang kekasih ternyata tak berarti dan hina seperti ini, bagaimana mungkin hatinya tak seperti ditusuk pisau.
Qin Qian berkata perlahan, "Aku harus membelanya kali ini... Sebenarnya dia juga bermaksud baik, karena tahu tak mungkin memberimu cinta, yang pada akhirnya hanya akan membuatmu menderita. Dia tak mau kau menyia-nyiakan hidup seperti ini, jadi lebih memilih membuatmu menahan sakit sesaat, bahkan jika itu berarti kau membencinya..."
"Dia mengira ini yang terbaik untukku, tapi bukan itu yang kuinginkan." Mu Ying berkata dengan kepedihan.
Qin Qian mengulurkan tangan dan memeluk Mu Ying dengan lembut. "Menurutku justru karena dia benar-benar menganggapmu seperti adik yang disayangi, barulah dia memikirkanmu... Kau harus tahu, dia sudah menikahimu, tujuannya hampir tercapai. Tapi demi kebahagiaanmu di kemudian hari, dia lebih memilih melepaskanmu dan memilih orang lain..."
Mu Ying perlahan mengangkat kepalanya. Rambutnya sedikit berantakan, justru semakin menonjolkan kecantikan wajahnya. Ditambah mata indah yang basah oleh air mata saat ini, kecantikannya cukup membuat semua wanita di dunia iri. "Qin Qian, dia sebentar lagi akan bertunangan. Jika benar dia menikahi Li Nuo, tak akan ada lagi kesempatan untukku. Ada cara untuk menghentikan pertunangannya?"
Tatapan Qin Qian terhenti sejenak. "Xiao Ying, kau..."
Mu Ying tahu apa yang ingin dikatakan Qin Qian. Suara seraknya terdengar dari tenggorokan, "Aku tak bisa melupakannya, sungguh tak bisa..."
Qin Qian tak tahan menegur, "Guan Yumo ini juga, sudah kejam memberikan tusukan padamu, kenapa sekarang malah memberitahu kebenaran sesungguhnya? Kalau tak bilang, mungkin kau tak akan lagi melekat padanya..."
Mu Ying menggeleng, "Dia datang bukan karena urusan itu. Dia mau memberi pencerahan bahwa Xu Zhan bukan orang baik..."
"Ah?" Ekspresi terkejut kembali muncul di wajah Qin Qian. "Xu Zhan bukan orang baik?"
Mu Ying menarik hidungnya, berkata dengan tenang mati-matian, "Aku juga bingung jelasinnya. Urusan Xu Zhan sekarang belum bisa kubicarakan jelas. Dia ceritain itu setelah kusindir... Tentu saja, mungkin karena dia mau tunangan, dan keinginanku harus dihapus, jadi baru jujur..."
Qin Qian mengerti, namun tersayat hati, "Kau akan kembali ke jalan itu lagi?"
