Bab 647 Permintaan Tolong yang Lemah
Mu Ying merenung sejenak, lalu tersadar. Ia tersipu malu ke arah Jiang Jun, "Terima kasih petuah Direktur Jiang, sungguh ilmu yang berharga."
Sementara itu Gu Qingyou sudah paham maksud suaminya. Perempuan itu terkekeh kecil, lalu menatap lelaki yang menjadi pasangan hidupnya. "Kau malah mengajari Mu Ying cara seperti ini..."
Jiang Jun dengan tenang berkata, "Hanya pedagang yang bisa memikirkan cara seperti ini."
Gu Qingyou mengangguk, "Benar, tidak ada pedagang yang tidak licik!"
Sudut bibir Jiang Jun sedikit melengkung.
Saat itu Mu Ying mengangkat gelas anggurnya, berkata dengan tulus, "Direktur Jiang, saya menghormatimu dengan segelas anggur, terima kasih atas strategi brilian sang penasihat militer."
"Aku tidak minum alkohol." Jawab Jiang Jun, tapi mengambil segelas air lemon dan membalas hormat Mu Ying.
Mu Ying teringat Jiang Jun juga tidak minum alkohol di pernikahannya, sambil tersenyum bertanya pada Gu Qingyou, "Mustahil pedagang tidak minum alkohol, seperti kakakku... Qingyou, apakah ini karena kau yang mengatur Direktur Jiang?"
Gu Qingyou memberi Jiang Jun acungan jempol, lalu menjawab Mu Ying, "Lambungnya sangat bermasalah, aku harus memulihkannya. Jadi..." Gu Qingyou mengangkat gelas anggur di hadapannya, perlahan menyentuhkan gelasnya dengan Mu Ying. "Arak yang tidak diminum Jun ini, akan kuminumkan untuknya."
Mu Ying terharu berkata, "Sepertinya tanpa dirimu, Direktur Jiang tetap akan minum meski lambungnya berlubang. Karena dengar-dengar berhenti merokok dan minum lebih sulit daripada berhenti dari wanita... Hanya kau yang bisa membuatnya berhenti minum."
Gu Qingyou mendengar ini, menoleh memandang penuh kasih ke arah seseorang yang sedang patut-patutnya meminum air lemon, menghibur dengan lembut, "Suamiku, bertahanlah satu tahun lagi. Setelah lambungmu membaik, akan kuizinkanmu minum secukupnya."
……
Setelah makan malam ini, duduk di mobil yang dikawal anak buah Jiang Jun untuk mengantar mereka kembali ke apartemen, Qin Qian tak bisa menahan perasaan terharu, "Melihat Direktur Jiang dan Qingyou, aku benar-benar merasa kebahagiaan terbesar tak lebih dari ini."
Mu Ying bersandar lelah di sandaran kursi. "Menurutku mereka berdua adalah pasangan paling serasi di dunia ini."
Qin Qian mengangguk, "Ya... Penampilan eksternal juga cocok."
Tiba-tiba Mu Ying menatap Qin Qian dengan tatapan dalam. "Tapi aku sangat tertarik dengan ucapan Qingyou bahwa anak Tan Yan sangat mirip denganmu... Terakhir kali kau yang belum pernah ke luar negeri tiba-tiba pergi ke Kota C, bagaimana mungkin begitu kebetulan?"
Qin Qian melotot ke arah Mu Ying. "Sudah kukatakan, waktu itu tiket pesawatku direimburse teman sekamar, baru aku pergi ke Kota C. Aku bahkan menunjukkan fotoku sebagai bridesmaid padamu..."
"Masih ada keanehan dalam hal ini. Karena kau adalah tipe yang tak mau menyia-nyiakan sedetik pun, bagaimana mungkin kau rela mengambil cuti beberapa hari tanpa cari untung, pergi ribuan li jauhnya ke Kota C untuk menghadiri pernikahan teman sekamar? Lagipula, di pernikahanku kau tidak datang dengan alasan cari uang, tapi menurut penilaianku, seberapa pun keinginanmu cari uang, pasti kau akan hadir di pernikahanku. Jadi, apakah kau sengaja menghindari Tan Yan di acara itu? Karena kau tahu dia akan hadir?" Mu Ying menguji dengan teliti, berusaha mengonfirmasi sambil mengamati setiap perubahan ekspresi di wajah Qin Qian. Sayang, tak ditemukan jejak-jejak hubungan apapun.
Qin Qian hanya tersenyum tipis, "Xiao Ying, sebenarnya di waktu luangmu kamu bisa mencoba jadi ahli deduksi, karena dugaan-dugaan yang menggelayut di langit sering kali menjadi inspirasi yang dibutuhkan ahli deduksi."
Mu Ying tidak mundur, memicingkan mata setengah, melanjutkan, "Katakan, tahun itu ketika kamu menghilang, apakah untuk memiliki anak? Apakah orang itu Tan Yan?"
Qin Qian tiba-tiba menatap Mu Ying dengan serius. "Kita tumbuh besar bersama sejak kecil, perasaan kita seperti saudari kandung. Menurutmu akankah aku menyembunyikan rahasia darimu? Apalagi rahasia sebesar ini?"
Mu Ying merenung matang-matang, tapi masih curiga. "Tapi aku selalu merasa ada anak yang mirip sekali denganmu di dunia ini sungguh luar biasa..."
Qin Qian mengikuti Mu Ying yang bersandar di sandaran kursi, perlahan bertanya, "Aku juga merasa ini luar biasa, jadi aku juga penasaran seperti apa rupa bocah lelaki itu..."
Mu Ying melihat emosi Qin Qian sama sekali tidak bergelombang, saat Jiang Jun dan Gu Qingyou menyebutkan bocah itu tadi reaksi Qin Qian juga biasa saja, akhirnya mengurungkan niat menduga-duga. "Sebenarnya aku juga suka anak-anak. Jika suatu hari nanti aku punya anak sendiri, pasti akan kumanjakan..."
Qin Qian menoleh, menatap intens Mu Ying. "Akan ada. Dan aku punya firasat, tidak lama lagi akan terwujud."
"Sayang ayah anakku sekarang sedang mempersiapkan pertunangan dengan seseorang." Gumam Mu Ying lesu.
Qin Qian terkecil tipis, "Bukankah tadi Direktur Jiang sudah menjadi penasihatmu? Ngomong-ngomong, apa yang ia suruh kau lakukan? Aku tadi tidak paham..."
Mu Ying tersenyum penuh makna pada Qin Qian, "Sebentar lagi setelah tiba di rumah, kau akan tahu."
Qin Qian mengerutkan alis halus, "Benarkah?"
……
Begitu Mu Ying tiba di apartemen, ia langsung duduk di sofa, berdasarkan rencana di relung hati menelepon Guan Yumo.
Qin Qian duduk di samping Mu Ying, mengamati petunjuk apa yang diberikan Jiang Jun kepada Mu Ying.
Telepon segera tersambung, Mu Ying bertanya penuh perhatian, "Apa kau sudah sampai di Paris?"
"Pesawat mendarat dua jam yang lalu."
Mu Ying seolah bergulat dalam relung hati cukup lama, perlahan membuka mulut, "Kak, bisakah kau datang lagi ke sini?"
Suara Guan Yumo mulai dingin. "Kau mulai lagi bersikap seenaknya dan keterlaluan."
"Aku hanya... hanya membutuhkanmu." Suara Mu Ying terdengar tak berdaya dan kecewa, seolah tengah mengalami kepedihan.
Guan Yumo merasakan sesuatu melalui telepon, bertanya, "Ada masalah apa?"
"Aku tidak mau membicarakannya lewat telepon. Kumohon datanglah segera ke Milan, karena aku benar-benar... membutuhkanmu." Kilatan air mata muncul di mata Mu Ying, tentu ini bukan pura-pura, karena ia memang sangat merindukan orang di ujung telepon itu.
"Jika kau menghadapi masalah, aku bisa menyuruh orang membantumu menyelesaikannya."
"Percayalah, urusan ini hanya bisa kau selesaikan."
"Sebenarnya masalah apa?"
Mu Ying menggelengkan kepala, suaranya dipenuhi kesedihan, "Kumohon... segeralah datang ke sisiku."
Guan Yumo mengerutkan alis karena suara tersekat Mu Ying, "Xiao Ying……"
Namun Mu Ying tidak melanjutkan panggilan dengan Guan Yumo, dia langsung memutuskan sambungan.
Qin Qian yang melihatnya bertanya ragu, "Kenapa kau tidak melanjutkan percakapan? Bukankah kalian belum membahas inti urusan?"
Mu Ying menyeka hidungnya, "Percayalah, efek tanpa penjelasan jelas justru terbaik. Karena besok pasti aku bisa bertemu dia."
"Benar juga. Jika dia benar-benar mengkhawatirkanmu, bahkan sekadar menganggapmu sebagai adik, ekspresi tak berdayamu tadi sudah cukup untuk memancingnya datang."
Mata Mu Ying memerah, tapi dengan gigih melototkan bola matanya, suaranya serak, "Qian, menurutmu... bisakah kali ini aku selamanya bertahan di sisinya?"
Ekspresi Qin Qian penuh kebingungan, "Masalahnya aku sama sekali tidak tahu alasan apa yang kau punya untuk menahannya..."
Mu Ying memandang langit-langit dengan tatapan beku. "Nanti kau harus menemaniku ke rumah sakit. Di sana kau akan mengerti... Hanya saja aku tidak yap metode ini berhasil, tapi inilah satu-satunya cara yang tersisa."
Qin Qian menghiburnya, "Jika ini satu-satunya jalan, kau harus mencobanya dengan segala keberanian!"
